Anda di halaman 1dari 20

PAPER ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

IPS SEBAGAI INTEGRASI DARI CABANG ILMU SEJARAH

Disusun Oleh :
Ghazira Rahmi Sahid 2003281 / 13
Shafira Salsabila Gunadi 2003285 / 14
Feny Nugraha 2003586 / 19
Innaka Arina Haq 2003648 / 25
Tunny Nur Ainny 2006155 / 32
Teguh Arie Prasetya 2006185 / 34
Yunita Syahrani 2008845 / 41

Dosen Pembimbing :
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd

PROGRAM STUDI PGSD


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG
TAHUN 2020
ABSTRAK

Sejarah (bahasa Yunani : ἱστορία, historia (artinya "mengusut, pengetahuan yang


diperoleh melalui penelitian"), bahasa Arab : tārīkh, bahasa Jerman: geschichte) adalah kajian
tentang masa lampau, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia. Sejarah juga dapat
mengacu pada bidang akademis yang menggunakan narasi untuk memeriksa dan menganalisis
urutan peristiwa masa lalu, dan secara objektif menentukan pola sebab dan akibat yang
menentukan mereka. Ahli sejarah terkadang memperdebatkan sifat sejarah dan kegunaannya
dengan membahas studi tentang ilmu sejarah sebagai tujuan itu sendiri dan sebagai cara untuk
memberikan "pandangan" pada permasalahan masa kini.
Sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (šajaratun) yang artinya pohon. Dalam
bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh. Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia
artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa
Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris
menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut
adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi.
Adapun pengertian sejarah menurut para ahli antara lain, menurut J.V. Bryce mengatakan
bahwa “Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh
manusia”. Menurut Patrick Gardiner “Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah
diperbuat oleh manusia”. Dan ada juga pengertian sejarah menurut Moh. Yamin ialah “Ilmu
sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara
sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan pada masa lampau
beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil
penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian
dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan”. Dan masih banyak lagi.
Paper ini juga memuat biografi singkat para Tokoh Sejarawan seperti, Francois Marie Arouet,
Henry Steele Commager, Sir Witson Leonard Spencer-Churcill, Barbara Tuchman Wertheim,
Arnold Joseph Toynbee, Henry Brooks Adams, Thukiddies, dan Oswald Spengler.
Memuat manfaat-manfaat sejarah secara Intrisik seperti sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai
cara mengetahui masa lampau, sejarah sebagai pernyataan pendapat, hingga sejarah sebagai
profesi dan manfaat sejarah secara ekstrinsik seperti sejarah sebagai pendidikan moral, sejarah
sebagai pendidikan penalaran, sejarah sebagai pendidikan politik, sejarah sebagai pendidikan
kebijakan, sejarah sebagai pendidikan keindahan, sejarah sebagai ilmu bantu, hingga sejarah
sebagai bukti.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata sejarah dalam Sejarah Nasional merujuk pada sejarah subjektif (yang terjadi
sepengetahuan manusia. Dalam bahasa Arab syajara berarti terjadi, syajarah berarto pohon,
syajarah an-nasab berarti pohon silsilah. Dalam bahasa Inggris history, bahasa Latin dan
historia, dan Yunani history atau istor berarti orang pandai.
Sebagai ilmu, sejarah terkait pada prosedur penelitian ilmiah. Sejarah juga terkait pada
penalaran yang berstandar pada fakta (bahasa Latin factus berarti apa yang sudah selesai).
Kebenaran sejarah terletak dalam kesediaan sejarawan untuk meneliti sumber sejarah secara
tuntas.
Sejarah menceritakan tentang manusia. Akan tetapi, bukan menceritakan tentang masa
lalu manusia secara keseluruhan. Manusia berupa fosil menjadi objek penelitian antropologi
ragawi dan bukan sejarah. Sejarah hanya menguursi manusia masa kini, akan tetapi manusia
masa kini menjadi objek bersama-sama beberapa ilmu social dengan minat utama seperti
sosiologi, ilmu politik dan antropologi.
Pengulangan terjadi bila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi.
Misalnya, munculnya kaum pemodal kuat. Sepanjang abad ke-19 pada masa Pemerintah
Kolonial, kaum pemodal besar telah menyengsarakan penduduk dan menimbulkan banyak
protes social. Sekarang kaum pemodal besar itu muncul lagi dan banyak menimbulkan protes.
Perubahan terjadi bila masyarakat mengalami pergeseran, sama dengan perkembangan.
Akan tetapi, asumsinya ialah adanya perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yang
relative singkat. Biasanya perubahan terjadi karena pengaruh dari luar.
Agar setiap waktu dpaat dipahami, sejarah membuat pembabakan waktu atau
periodisasi. Maksud periodisasi ialah supaya setiap babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya,
sehingga mudah dipahami. Misalnya sejarah Eropa dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu
Zaman Kalsik, Zaman Pertengahan, dan Zaman Modern. Demikian juga Indoneisa biasanya
dapat dibagi ke dalam empat periode, yaitu Prasejarah, Zaman Kuno, Zaman Islam, dan
Zaman Modern. Tentu saja periodisasi itu dibuat menurut jenis sejarah yang akan ditulis.
Misalnya, periodisasi Sejarah Politik akan berbada dengan periodisasi Sejarah Intelektual.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sejarah ?
2. Siapa saja tokoh-tokoh sejarah ?
3. Apa saja manfaat dari sejarah ?
4. Apa saja konsep dari sejarah ?
5. Apa saja hubungan sejarah dengan ilmu sosial lainnya?

C. Tujuan Penulisan
1. Memperoleh informasi tentang pengertian sejarah.
2. Memperoleh informasi siapa saja tokoh-tokoh sejarah.
3. Memperoleh informasi manfaat dari sejarah.
4. Memperoleh informasi konsep-konsep sejarah.
5. Memperoleh informasi hubungan sejarah dengan ilmu sosial lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah
Sejarah (bahasa Yunani : ἱστορία, historia (artinya "mengusut, pengetahuan yang
diperoleh melalui penelitian"), bahasa Arab : tārīkh, bahasa Jerman: geschichte) adalah kajian
tentang masa lampau, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia. Dalam bahasa
Indonesia, sejarah, babad, hikayat, riwayat, tarikh, tawarik, tambo, atau histori dapat diartikan
sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal usul
(keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Ini adalah istilah umum yang
berhubungan dengan peristiwa masa lalu serta penemuan, koleksi, organisasi, dan penyajian
informasi mengenai peristiwa ini. Istilah ini mencakup kosmik, geologi, dan sejarah makhluk
hidup, tetapi sering kali secara umum diartikan sebagai sejarah manusia. Para sarjana yang
menulis tentang sejarah disebut ahli sejarah atau sejarawan. Peristiwa yang terjadi sebelum
catatan tertulis disebut Prasejarah.
Sejarah juga dapat mengacu pada bidang akademis yang menggunakan narasi untuk
memeriksa dan menganalisis urutan peristiwa masa lalu, dan secara objektif menentukan pola
sebab dan akibat yang menentukan mereka. Ahli sejarah terkadang memperdebatkan sifat
sejarah dan kegunaannya dengan membahas studi tentang ilmu sejarah sebagai tujuan itu
sendiri dan sebagai cara untuk memberikan "pandangan" pada permasalahan masa kini.

1. Sejarah Menurut Etimologi


Sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (šajaratun) yang artinya pohon. Dalam
bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh. Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia
artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa
Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris
menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut
adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi.
Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam
literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang
mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa
Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman
geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.
Ini masuk dalam bahasa Inggris pada tahun 1390 dengan makna "hubungan kejadian,
cerita". Pada Bahasa Inggris Pertengahan, artinya adalah "cerita" secara umum. Pembatasan
terhadap arti "catatan peristiwa masa lalu" muncul pada akhir abad ke-15. Saat itu masih
dalam arti Yunani yang pada saat itu juga Francis Bacon menggunakan istilah tersebut pada
akhir abad ke-16, ketika ia menulis tentang "Sejarah Alam". baginya, historia adalah
"pengetahuan tentang objek yang ditentukan oleh ruang dan waktu", sehingga jenis
pengetahuan disediakan oleh Ingatan (sementara Ilmu disediakan oleh akal, dan puisi
disediakan oleh fantasi).
Menilik pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan
bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itu masalah
waktu penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi
masalah ini dengan membuat periodisasi.
Sekarang menunjuk kata yang berbeda untuk sejarah manusia atau bercerita secara
umum. Di Jerman, Prancis, dan sebagian bahasa Jermanik dan Romantis, kata yang sama
masih digunakan untuk pemakaian kata "sejarah" dan "cerita". Kata sifat historical dibuktikan
dari tahun 1661, dan historic dari tahun 1669.
Historian dalam pengartian sebuah "Peneliti sejarah" dibuktikan dari tahun 1531. dalam
semua bahasa Eropa, "sejarah" masih digunakan untuk pemakaian kata "apa yang terjadi
dengan laki-laki", dan "studi ilmiah yang terjadi", arti yang terakhir kadang-kadang dibedakan
dengan huruf kapital, "Sejarah", atau kata historiografi.

2. Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli


 J.V. Bryce
Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.

 W.H. Walsh
Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia.
Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia pada masa
lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti.

 Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.

 Roeslan Abdulgani
Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara
sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan pada masa lampau
beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil
penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian
dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.

 Moh. Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa
peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.

 Ibnu Khaldun (1332–1406)


Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban
manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.

 R. Moh. Ali
Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah
sebagai berikut:
1. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
2. Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar
kita.
3. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam
kenyataan di sekitar kita.

B. Tokoh Sejarah
1. Francois Marie Arouet

François-Marie Arouet (lahir 21 November 1694 –


meninggal 30 Mei 1778 pada umur 83 tahun), lebih dikenal
dengan nama penanya Voltaire, adalah penulis dan filsuf
Prancis pada Era Pencerahan. Voltaire dikenal tulisan
filsafatnya yang tajam, dukungan terhadap hak-hak manusia
dan kebebasan sipil, termasuk kebebasan beragama dan hak
mendapatkan pengadilan yang patut (Inggris: fair trial). Ia
adalah pendukung vokal terhadap reformasi sosial walaupun
Prancis saat itu menerapkan aturan sensor ketat dan ancaman
hukuman yang keras bagi pelanggarnya. Ia sering menggunakan karyanya untuk mengkritik
dogma gereja dan institusi Prancis pada saat itu. Meskipun Voltaire dianggap sebagai salah
satu tokoh yang paling berpengaruh pada zamannya, sebenarnya ia tidak mendirikan atau
mengungkapkan suatu pemikiran filsafat apapun yang berbeda dari filsuf-filsuf sezamannya.
Ia hanyalah juru bicara zaman Pencerahan (Aufklärung) lewat tulisan-tulisannya yang
terpublikasi dengan baik dan mendapatkan sambutan serta pengakuan luas dari masyarakat.
2. Henry Steele Commager

Henry Steele Commager adalah seorang


sejarawan Amerika. Sebagai salah satu intelektual
liberal paling aktif dan produktif pada masanya,
dengan 40 buku dan 700 esai dan ulasan, dia
membantu mendefinisikan liberalisme modern di
Amerika Serikat.
Teguhprasetya lahir pada tanggal 25 Oktober
1902, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika. Dan
meninggal pada tanggal 2 Maret 1998, Amherst,
Massachusetts, Amerika
Pendidikan: Universitas Chicago (1925–1928).
Buku: American History, The American Mind, Documents of American history, lainnya
Penghargaan: Beasiswa Guggenheim untuk Kemanusiaan, AS & Kanada.

3. Sir Wiston Leonard Spencer-Churcill

Sir Winston Leonard Spencer-Churchill adalah


seorang politisi, perwira militer, dan penulis Britania
Raya. Ia merupakan Perdana Menteri Britania Raya
dari tahun 1940 hingga 1945, ketika ia memimpin
Britania meraih kemenangan dalam Perang Dunia
Kedua, dan menjabat lagi dari tahun 1951 hingga
1955.
Lahir: 30 November 1874, Blenheim Palace, Britania Raya.
Meninggal: 24 Januari 1965, Kensington.
Periode: Impresionisme.
Tinggi: 1,67 m.
4. Barbara Tuchman Wertheim

Barbara Tuchman Wertheim adalah seorang


sejarawan dan penulis berkebangsaan Amerika. Dia
telah memenangkan dua Hadiah Pulitzer untuk masing-
masing karyanya The Guns Agustus, sebuah catatan
sejarah.
Lahir: 30 Januari 1912, Kota New York, New York, Amerika.
Meninggal: 6 Februari 1989, Greenwich, Connecticut,
Amerika.
Pasangan: Lester R. Tuchman (m. 1939–1963).
Anak: Jessica Mathews.
Penghargaan: Penghargaan Pulitzer untuk Non-Fiksi Umum, Jefferson Lecture, lainnya.
Pendidikan: Radcliffe College (1933), Universitas Negeri Ohio, Walden School.

5. Arnold Joseph Toynbee

Arnold Joseph Toynbee belajar pada Balliol


College, Oxford dan British Archae Logical school di
Atena: selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, ia
bekerja pada pemerintahan luar negeri Inggris, dan
menjadi utusan pada konferensi-konferensi perdamaian
di Paris pada tahun 1919–1946.Toynbee mendapatkan
gelar sebagai profesor sejarah internasional dari
Universitas London pada tahun 1919. Ia memimpin
Royal Institute of International Affairs tahun 1925 –
1955. Ia kemudian menerbitkan buku tahunan berjudul A survey of international affairs
(1920 -1946), A study of history sebanyak 12 jilid pada tahun 1934-1961. Dalam bukunya
tersebut, ia memetakan dunia, bahwa secara histori dunia terbagi dalam 26 peradaban. Ia
menyimpulkan hal tersebut dengan penelitian meliputi menjejaki pertumbuhan, kemunduran
dan kehancuran dari peradaban-peradaban tersebut. Menurutnya, pertumbuhan ialah proses
tantangan dan jawaban dan keberhasilan masyarakat, dan semua itu bergantung pada cara
mereka menjawab tantangan kemanusiaan dan lingkungan.
Karyanya termasuk sejumlah judul mengenai masalah sejarah kemasyarakatan seperti:

 Nationality and the War (1915).


 Civilization on trial (1948).
 The world and the west (1953).

6. Henry Brooks Adams

Henry Brooks Adams (lahir 16 Februari 1838 di


Boston, Amerika Serikat - meninggal 27 Maret 1918
di Washington, D.C., Amerika Serikat pada umur 80
tahun) adalah seorang sejarawan, sastrawan,
wartawan sekaligus penulis asal Amerika Serikat. Ia
menulis sebuah autobiografi yang berjudul The
Education of Henry Adams, yang memiliki kontribusi
besar dalam literatur Barat. Sebagai sejarawan,
Adams dianggap sebagai orang pertama yang
mengadakan seminar sejarah di Amerika Serikat.
Karya besar Adams dalam bidang
sejarah adalah History of the United States yang terdiri dari sembilan jilid.

7. Thukidides

Thukidides (460 SM – 395 SM) (bahasa


Yunani: Θουκυδίδης, Thoukydídēs) adalah sejarawan
dan penulis dari Alimos. Karyanya adalah Sejarah
Perang Peloponnesos yang menguraikan perang pada
abad ke- SM antara Sparta melawan Athena sampai
tahun 411 SM. Thukidides disebut sebagai bapak
"sejarah ilmiah" karena standarnya yang ketat dalam
mengumpulkan bukti serta analisisnya dalam hal
sebab akibat tanpa rujukan mengenai campur tangan
para dewa, seperti disebutkan dalam pengantar pada
karyanya. Patung kepala Thukidides di Royal Ontario
Museum, Toronto.
Dia juga disebut bapaka sekolah realisme politik, yag melihat hubungan
antabangsa berdasarkan siapa yang kuat, kettimbang siapa yang benar. Karyanya
dipelajari di perguruan tinggi militer di seluruh dunia, dan dialog Melia tetap menjadi
karya seminal dalam teori hubungan internasional.

8. Oswald Spengler

Oswald Spengler (lahir di Blankenburg-am-Harz pada 29 Mei


1880; meninggal di München pada 8 Mei 1936) adalah filsuf
sejarah dan politik Jerman. Dalam dua jilid karya utama
Splenger, Der Untergang des Abendlandes (pada tahun 1918
dan 1922) (Diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun
1926-1928: The Decline of the West), Splenger berpendapat
bahwa kunci sejarah ialah hukum masyarakat dan peradaban
yang timbul dan tenggelam dalam siklus berulang. Ia
memakai pendekatan lebih spekulatif dan kecerdasan
wawasan daripada metode sejarah. Menurutnya, pada eranya,
peradaban Barat
sedang mengalami kemunduran (surut). Atas dasar teori tersebut, ia menyimpulkan bahwa
akan ada perjuangan manusia di seluruh dunia. Sebagai sistem usulan, Splenger menolak
sistem pemerintahan demokrasi dan liberalisme, dan menyetujui sistem pemerintahan dan
politik kekuatan. Ia berpengaruh luas pada massa rakyat Jerman, tetapi tidak di kalangan
sejarawan dan ahli filsafat, dan dalam batas waktu tertentu telah membuka jalan bagi
kebangkitan Hilter.

C. Manfaat Sejarah
1. Manfaat Sejarah secara Intrinsik
a. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah adalah suatu ilmu yang terbuka untuk mengetahui kehidupan di masa lampau.
Sebagai sebuah ilmu, maka dalam melakukan penulisan sejarah harus digunakan prinsip-
prinsip umum yang diakui kebenarannya secara universal.

b. Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau


Bersama dengan mitos, sejarah adalah cara untuk mengetahui masa lampau. Bangsa
yang belum mengenal lisan mengandalkan mitos dan yang sudah mengenal tulisan
mengandalkan sejarah.

c. Sejarah sebagai pernyataan pendapat


Banyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya untuk menyatakan pendapat. Di
sini terdapat dua aliran, yaitu:
1. Konsensus, karena mereka berpendapat bahwa dalam masyarakat selalu ada konsensus dan
para sejarawan bersikap konformistis.
2. Konflik, karenamenekankan seolah-olah dalam masyarakat selalu terjadi pertentangan dan
menganjurkan supaya irang bersikap kritis dalam berpikir tentang sejarah.

d. Sejarah sebagai profesi


Tidak semua lulusan sejarah dapat tertampung dalamprofesi kesejarahan. Namun,
semua tempat tentu saja memerlukanorang yang dapat menulis sejarah.

2. Manfaat Sejarah secara Ekstrinsik


a. Sejarah sebagai pendidikan moral
Sejarah yang diajarkan melalui pelajaran pada masyarakat memiliki maksud agar
Pancasila menjadi tolok ukur benar dan salah, baik dan buruk, berhak dan tidak, merdeka dan
terjajah, serta cinta dan benci.

b. Sejarah sebagai pendidikan penalaran


Seseorang yang belajar sejarah tidak akan berpikir monokausal, pikiran yang
menyatakan bahwa sebab terjadinya peristiwa hanya satu.

c. Sejarah sebagai pendidikan politik


Setiap pemerintah selalu melakukan pendidikan kewarganegaraan untuk warga
negaranya. Hal tersebut tentu untuk mengenalkan ideologi negara serta hak dan kewajiban
warga negara.

d. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan


Sejarah membuat orang bijaksana, pengalaman kegagalan dankeberhasilan memberikan
referensi bagi manusia masa sekarang untuk membuat kebijakan yang bijak. Manusia
hendaknya mengkaji setiap akibat dari perbuatannya.

e. Sejarah sebagai pendidikan keindahan


Melalui candi, tarian, nyanyian, tempat ibadah, dan bangunan keraton dapat dipahami
nilai-nilai estetika (keindahan).
f. Sejarah sebagai pendidikan masa depan
Dengan sejarah kita dapat belajar untuk semakin baik di masa depan, terutama
membaca dari sejarah-sejarah negara lain. Misalnya, sebagai negara yang mengalami
industrialisasi belakangan, Indopnesia memiliki keuntungan karena dapat belakar dari negara-
negara industrial dan pascaindustrial lainnya.

g. Sejarah sebagai ilmu bantu


Bagi ilmu-ilmu seperti sosiologi, politik, hukum, dan lainnya, sejarah dapat digunakan
sebagai ilmu bantu untuk memahami disiplin ilmu yang bersangkutan.

h. Sejarah sebagai bukti


Sejarah membuktikan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia bukanlah manusia
pemalas. Mereka terus berusaha tiada henti untuk menghadapi tantangan perubahan.

D. Konsep Sejarah
1. Perubahan
Konsep perubahan merupakan istilah yang mengacu kepada sesuatu hal yang menjadi
“tampil berbeda”. Konsep tersebut demikian pentng dalam sejarah dan pembelajaran sejarah,
mengingat sejarah itu sendiri pada hakikatnya adalah perubahan. Seorang futuris ternama
Amerika Serikat Alvin Toffler (1981) mengemukakan bahwa perubahan tidak sekedar penting
dalam kehidupan, tetapi perubahan itu sendiri adalah kehidupan.

2. Peristiwa
Konsep peristiwa memiliki arti sebgaai suatu kejadian yang menarik maupun luar biasa
karena memiliki keunikan. Dalam penelitian sejarah, peristiwa selalu menjadi objek kajian,
mengingat salah satu karakteristik ilmu sejarah adalah mencari keunikan-keunikan yang
terjadi pada peristiwa tertentu, dengan penekanan pada tradisi-tradisi relativisme.

3. Sebab dan Akibat


Istilah sebab merujuk kepada pengertian faktor-faktor determinan fenomena pendahulu
yang mendorong terjadinya sesuatu perbuatan, perubahan, maupun peristiwa berikutnya,
sekaligus sebagai suatu kondisi yang mendahului peristiwa. Sedangkan akibat adalah sesuatu
yang menjadikan kesudahan atau hasil suat perbuatan maupun dampak dan peristiwa.

4. Nasionalisme
Konsep nasionalisme, secara sederhana memiliki arti rasa kebangsaan, dimana
kepentingan negara dan bangsa mendapat perhatian besardalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

5. Kemerdekaan/ Kebebasan
Konsep kemerdekaan atau kebebasan adalah nilai utama dalam kehidupan politik bagi
setiap negara dan bangsa maupun umat manusia yang senantiasa diagung-agungkan,
sekalipun tidak selamanya dipraktikkan. Arti penting kemerdekaan ini dapat dilihat pada
ketentuan yang mengatur hak-hak asasi manusia, sebagaimana tercantum dalam Deklarasi
Hak-Hak Manusia Universal yang disetujui dengan suara bulat oleh Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 10 Desember 1948.

6. Kolonialisme
Konsep kolonialisme merujuk kepada bagian imperialisme dalam ekspansi bangsa-
bangsa Eropa Barat ke berbagai wilayah lainnya di dunia sejak abad ke-15 dan 16. Pada
puncak perkembangannya, kolonialisme merajalela pada abad ke-19. Dimana hampir setiap
negara di Eropa memiliki daerah jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika.

7. Revolusi
Konsep revolusi menunjuk pada suatu pengertian tentang perubahan sosial politik yang
radikal, berlangsung cepat, dan besar-besaran. Revolusi terjadi ketika berbagai kesulitan
perang dan krisis keuangan negara berhasil diatasi, namun memiliki institusi-institusi yang
rentan terhadap revolusi. Skocpol yang mengidentifikasi tiga ciri kelembagaan yang
menyebabkan kerentanan revolusi tersebut, yaitu:
1. Lembaga militer negara sangat inferior terhadap militer dari negara-negara pesaingnya.
2. Elite yang otonom mampu menentang atau menghadang implementasi kebijaksanaan yang
dijalankan pemerintah pusat.
3. Kaum petani memiliki organisasi pedesaan yang otonom.

8. Fasisme
Konsep fasisme atau facism adalah nama pengorganisasian pemerintah dan masyarakat
secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat memiliki rasa nasionalis yang
sempit, rasialis, militeristis, dan imperialis.
9. Komunisme
Pada dasarnya, konsep dari istilah komunisme merujuk kepada setiap pengaturan sosial
yang didasarkan pada kepemilikan, produksi, konsumsi, dan swapemerintahan yang diatur
secara komunal atau bersama-sama.

10. Peradaban
Konsep peradaban atau civilization merupakan konsep yang merujuk pada suatu entitas
kultural seluruh pandangan hidup manusia yang mencakup nilai, norma, institusi, dan pola
pikir terpenting dari suatu masyarakat yang terwariskan dari generasi ke generasi (Bozeman
dalam Hungtinton, 1998:41). Selain itu, peradaban menunjuk kepada suatu corak maupun
tingkatan moral yang menyangkut penilaian terhadaptotalitas kebudayaan. Jadi, peradaban
jauh melebihi luasnya dari suatu kebudayaan yang saling mempengaruhi.

11. Perbudakan
Pada hakikatnya, konsep perbudakan atau siavery adalah istilah yang meggambarkan
suatu kondisi dmana seseorang maupun kelompok tidak memiliki kedudukan dan peranan
sebagai manusia yang memiliki hak asasi sebagai manusia yang layak.

12. Waktu
Konsep waktu dalam hal ini (hari,tanggal, bulan, tahun, windu, dan ahad) merupakan
konsep esensial dalam sejarah. Begitu pentingnya mengenai waktu yang digunakan baik pada
riset historis dan empiris dalam prespektif kronologis, fungsional, strukturalis, maupun
simbolis. Secara alternatif, ilmuwan atau sejarawan dapat menggunakan penempatan subjektif
darisaat kemarin, sekarang, dan akan datang. Mengenai pentingnya pemahaman tentang
waktu, menurut Sztompka (2004: 58-59) terdapat enem fungsi waktu, yaitu :
1. Sebagai penyelaras tindakan.
2. Sebagai koordinasi.
3. Sebagai bagian dalam tahapan atau rentetan peristiwa.
4. menempati ketepatan.
5. menentukan ukuran
6. untuk membedakan suatu masa tertentu dengan lainnya.

13. Fenimisme
Istilah fenimisme adalah nama suatu gerakan emansipasi wanita dari subordinasi pria.
Menurut Maggie Humm (2000:354), semua gerakan feminis mengandung tiga unsur asumsi
pokok. Pertama, gender adalah suatu konstruksi yang menekan kaum wanita sehingga
cenderung menguntungkan pria. Kedua, konsp patriarki-dominasi kaum pria dalam lembaga-
lembaga sosial melandasi konstruk tersebut. Ketiga, pengalaman dan pengetahuan kaum
wanita harus dilibatkan untuk mengembangkan suatu masyarakatnonseksis di masa
mendatang.

14. Liberalisme
Konsep liberalisme mengacu kepada sebuah doktrin yang maknanya hanya dapat
diungkapkan melalui penggunaan kata-kata sifat yang menggambarkan nuansa-nuansa
khusus.

15. Konservatisme
Istilah konservatisme merujuk kepada doktrin yang menyakini bahwa realitas suatu
masyarakat dapat ditemukan pada perkembangan sejarahnya. Oleh karena itu, pemerintah
membatasi diri dalam campurtangan terhadap perilaku kehidupan masyarakatnya, dalam arti
tidak boleh melupakan akar-akar sejarahnya.

E. Hubungan Sejarah dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya


1. Hubungan Sejarah dengan Sosiologi
Perkembangan akhir-akhir ini banyak sekali karya sosiologiwan diterbitkan yang berupa
studi sosiologis mengenai gejala sosial atau sociofact di masa lampau, seperti Pemberontakan
Petani karya Tilly, Perubahan Sosial masa Revolusi Industri di Inggris oleh Smelzer, dan Asal
Mula Sistem Totaliter dan Demokrasi oleh Barrington Moore, yang kesemuanya itu disebut
sebagai historical sociology sejarah sosiologi. Adapun karakteristik dari historical sociology
tersebut bahwa studi sosiologis mengenai suatu kejadian atau gejala di masa lampau yang
dilakukan oleh para sosiologiwan. Di satu pihak, sekarang ini pun sedang terjadi apa yang
disebut sociological history (sejarah sosiologis) yang menunjuk kepada sejarah yang disusun
oleh sejarawan dengan pendekatan sosiologis.

2. Hubungan Sejarah dengan Antropologi

Antropolog terkemuka Evans-Pritchard, ia mengemukakan bahwa Antropologi


adalah sejarah. Karena antropologi mempelajari objek yang sama dengan sejarah,
yaitu tiga jenis fakta yang terdiri atas artifact, sociofact, dan mentifact, di mana
semuannya adalah produk historis dan hanya dapat dijelaskan eksistensinya dengan
melacak sejarah perkembangannya

3. Hubungan Antropologi Budaya dengan Sejarah


Terdapat dua hal yang penting. Pertama,makna kebudayaan telah semakin meluas
karena semakin luasnya perhatian para sejarawan, sosiologiwan, mengkritisi sastra, dan lain-
lain. Perhatian semakin dicurahkan kepada kebudayaaan popular, yakni sikap-sikap dan nilai-
nilai masyarakat awam serta pengungkapannya ke dalam kesenian rakyat, lagu-lagu rakyat,
cerita rakyat, festival rakyat, dan lain-lain.

4. Hubungan Sejarah dengan Psikologi


Ada 2 faktor atau pelaku sejarah.
a. Sebagai faktor individu, tidak lepas dari peranan faktor-faktor internal yang bersifat
psikologis, seperti motivasi, minat, konsep diri, dan sebagainya yang selalu berinteraksi
dengan faktor-faktor eksternal yang bersifat sosiologis, seperti lingkungan keluarga,
lingkungan sosial budaya,dan sebagainya.
b. Faktor yang bersifat kelompok menunjukkan aktivitas kolektif, yaitusuatu gejala yang
menjadi objek khusus psikologi sosial.Dalam berbagai peristiwa sejarah, perilaku kolektif
sangat mencolok, antara lain sewaktu ada huru hara, masa mengamuk, gerakan sosial, atau
protes yang revolusioner, semuannya menuntut penjelasan berdasarkan psikologi dari
motivasi, sikap. Di situlah psikologi berperan untuk mengungkap beberapa faktor
tersembunyi sebagai bagian proses mental.

5. Hubungan Sejarah dengan Geografi


Kedekatan ilmu geografi dan sejarah Herodotus mengatakan bahwa sejarah dan geografi
sudah demikian terkait, ibarat terkaitnya pelaku, waktu, dan ruang secara tepadu. Peranan
spasial dalam geografi distrukturasi berdasarkan fungsi-fungsi yang dijalankan menurut
tujuan atau kepentingan manusia selaku pemakai. Kemudian, unit-unit fisik menjadi unsur-
unsur struktural fungsional dalam sistem tertentu, ekonomi, sosial, politik, dan kultural.
Sedangkan struktur dan fungsi itu bermakna dalam konteks tertentu, yang tidak lepas dari
jiwa zaman atau gaya hidup masanya. Dengan demikian, peranan menjadi kesaksian struktur
dalam kaitannya dengan periode waktu. Di sini hubungan dimensi geografi dengan sejarah
yang tidak dapat dipisah-pisahkan secara kaku.
6. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Ekonomi
Dari pertumbuhan sistem ekonomi global yang kompleks itu menurut Kartodirdjo dapat
diekstrapolasikan beberapa tema penting antara lain:
a. Proses perkembangan ekonomi (economic development) dari sistem agraris ke sistem,
termasuk organisasi pertanian, pola perdagangan, lembaga-lembaga keuangan,
kebijaksanaan komersial, dan pemikiran (ide) ekonomi.
b. Pertumbuhan akumulasi modal mencakup peranan pertanian, pertumbuhan penduduk, dan
peranan perdagangan internasional.
c. Proses industrialisasi beserta soal-soal perubahan sosialnya.
d. Sejarah ekonomi yang bertalian erta dengan permasalahan ekonomi, seperti kenaikan
harga, konjungtur produksi agraris, ekspansi perdagangan, dan sebagainya.
e. Sejarah ekonomi kuantitatif yang mencakup antara lain Gross National Product (GNP) per
capita income.
Dengan melihat hal-hal di atas, maka jelas bahwa kompleksitas sistem ekonomi dengan
sendirinya menuntut pula pendekatan ilmu-ilmu sosial. Selanjutnya dalam perkembangan
sejarah ekonomi mengalami pula diferensiasi dan subspesialisasi, antara lain dengan
timbulnya sejarah pertanian, sejarah kota, sejarah bisnis, sejarah perburuhan, sejaraah formasi
kapital.
7. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Politik
Politik akan berhubungan dengan pola distribusi kekuasaan, dan tidak dapat melupakan
faktor kultural sebagai penentu. Sebab jenis otoritas dan struktur kekuasaan sangat
dipengaruhi oleh orientasi nilai-nilai dan pandangan hidup para pelaku sejarah. Dengan
demikian, kerangka konseptual ilmu politik menyediakan banyak alat untuk menguraikan
beragai unsur politik, aspek politik, kelakuan aktor, nilai-nilai yang melembaga sebagai
sistem politik.
BAB III
KESIMPULAN

Mempelajari sejarah bukan hanya bertujuan untuk mengetahui kejadian atau


peristiwa penting di masa lalu namun juga mengajarkan berbagai bentuk pengalaman yang
terjadi sepanjang sejarah manusia baik keberhasilan maupun kegagalan. Sehingga
mempelajari sejarah sangatlah penting bagi kita agar dapat mengetahui dan mengenal akar
sejarah diri kita, karena mau tidak mau, kita adalah hasil dan pencapaian dari peristiwa
sejarah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah : Yogyakarta : PT. Bentang Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Barbara_Wertheim_Tuchman

https://id.wikipedia.org/wiki/Voltaire

https://en.wikipedia.org/wiki/Winston_Churchill

https://en.wikipedia.org/wiki/Henry_Steele_Commager

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sejarah

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/18/210000769/pengertian-sejarah

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Oswald_Spengler

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Thukidides

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Henry_Brooks_Adams

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Arnold_Joseph_Toynbee#:~:text=Arnold%20Joseph

%20Toynbee%20

https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020/07/20/162204469/manfaat

-sejarah-intrinsik-dan-ekstrinsik

https://orinaru.wordpress.com/2012/09/28/konsep-dasar-sejarah/amp/

Sepriya, Susilawati dan Sadjaruddin. 2006. Konsep Dasar IPS. Bandung : UPI PRESS

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-

BAGJA_WALUYA/PIS/Konsep_Dasar_Sejarah.pdf

Anda mungkin juga menyukai