Disusun Oleh :
Ghazira Rahmi Sahid 2003281 / 13
Shafira Salsabila Gunadi 2003285 / 14
Feny Nugraha 2003586 / 19
Innaka Arina Haq 2003648 / 25
Tunny Nur Ainny 2006155 / 32
Teguh Arie Prasetya 2006185 / 34
Yunita Syahrani 2008845 / 41
Dosen Pembimbing :
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata sejarah dalam Sejarah Nasional merujuk pada sejarah subjektif (yang terjadi
sepengetahuan manusia. Dalam bahasa Arab syajara berarti terjadi, syajarah berarto pohon,
syajarah an-nasab berarti pohon silsilah. Dalam bahasa Inggris history, bahasa Latin dan
historia, dan Yunani history atau istor berarti orang pandai.
Sebagai ilmu, sejarah terkait pada prosedur penelitian ilmiah. Sejarah juga terkait pada
penalaran yang berstandar pada fakta (bahasa Latin factus berarti apa yang sudah selesai).
Kebenaran sejarah terletak dalam kesediaan sejarawan untuk meneliti sumber sejarah secara
tuntas.
Sejarah menceritakan tentang manusia. Akan tetapi, bukan menceritakan tentang masa
lalu manusia secara keseluruhan. Manusia berupa fosil menjadi objek penelitian antropologi
ragawi dan bukan sejarah. Sejarah hanya menguursi manusia masa kini, akan tetapi manusia
masa kini menjadi objek bersama-sama beberapa ilmu social dengan minat utama seperti
sosiologi, ilmu politik dan antropologi.
Pengulangan terjadi bila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi.
Misalnya, munculnya kaum pemodal kuat. Sepanjang abad ke-19 pada masa Pemerintah
Kolonial, kaum pemodal besar telah menyengsarakan penduduk dan menimbulkan banyak
protes social. Sekarang kaum pemodal besar itu muncul lagi dan banyak menimbulkan protes.
Perubahan terjadi bila masyarakat mengalami pergeseran, sama dengan perkembangan.
Akan tetapi, asumsinya ialah adanya perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yang
relative singkat. Biasanya perubahan terjadi karena pengaruh dari luar.
Agar setiap waktu dpaat dipahami, sejarah membuat pembabakan waktu atau
periodisasi. Maksud periodisasi ialah supaya setiap babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya,
sehingga mudah dipahami. Misalnya sejarah Eropa dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu
Zaman Kalsik, Zaman Pertengahan, dan Zaman Modern. Demikian juga Indoneisa biasanya
dapat dibagi ke dalam empat periode, yaitu Prasejarah, Zaman Kuno, Zaman Islam, dan
Zaman Modern. Tentu saja periodisasi itu dibuat menurut jenis sejarah yang akan ditulis.
Misalnya, periodisasi Sejarah Politik akan berbada dengan periodisasi Sejarah Intelektual.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sejarah ?
2. Siapa saja tokoh-tokoh sejarah ?
3. Apa saja manfaat dari sejarah ?
4. Apa saja konsep dari sejarah ?
5. Apa saja hubungan sejarah dengan ilmu sosial lainnya?
C. Tujuan Penulisan
1. Memperoleh informasi tentang pengertian sejarah.
2. Memperoleh informasi siapa saja tokoh-tokoh sejarah.
3. Memperoleh informasi manfaat dari sejarah.
4. Memperoleh informasi konsep-konsep sejarah.
5. Memperoleh informasi hubungan sejarah dengan ilmu sosial lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah
Sejarah (bahasa Yunani : ἱστορία, historia (artinya "mengusut, pengetahuan yang
diperoleh melalui penelitian"), bahasa Arab : tārīkh, bahasa Jerman: geschichte) adalah kajian
tentang masa lampau, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia. Dalam bahasa
Indonesia, sejarah, babad, hikayat, riwayat, tarikh, tawarik, tambo, atau histori dapat diartikan
sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal usul
(keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Ini adalah istilah umum yang
berhubungan dengan peristiwa masa lalu serta penemuan, koleksi, organisasi, dan penyajian
informasi mengenai peristiwa ini. Istilah ini mencakup kosmik, geologi, dan sejarah makhluk
hidup, tetapi sering kali secara umum diartikan sebagai sejarah manusia. Para sarjana yang
menulis tentang sejarah disebut ahli sejarah atau sejarawan. Peristiwa yang terjadi sebelum
catatan tertulis disebut Prasejarah.
Sejarah juga dapat mengacu pada bidang akademis yang menggunakan narasi untuk
memeriksa dan menganalisis urutan peristiwa masa lalu, dan secara objektif menentukan pola
sebab dan akibat yang menentukan mereka. Ahli sejarah terkadang memperdebatkan sifat
sejarah dan kegunaannya dengan membahas studi tentang ilmu sejarah sebagai tujuan itu
sendiri dan sebagai cara untuk memberikan "pandangan" pada permasalahan masa kini.
W.H. Walsh
Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia.
Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia pada masa
lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti.
Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
Roeslan Abdulgani
Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara
sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan pada masa lampau
beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil
penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian
dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
Moh. Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa
peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.
R. Moh. Ali
Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah
sebagai berikut:
1. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
2. Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar
kita.
3. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam
kenyataan di sekitar kita.
B. Tokoh Sejarah
1. Francois Marie Arouet
7. Thukidides
8. Oswald Spengler
C. Manfaat Sejarah
1. Manfaat Sejarah secara Intrinsik
a. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah adalah suatu ilmu yang terbuka untuk mengetahui kehidupan di masa lampau.
Sebagai sebuah ilmu, maka dalam melakukan penulisan sejarah harus digunakan prinsip-
prinsip umum yang diakui kebenarannya secara universal.
D. Konsep Sejarah
1. Perubahan
Konsep perubahan merupakan istilah yang mengacu kepada sesuatu hal yang menjadi
“tampil berbeda”. Konsep tersebut demikian pentng dalam sejarah dan pembelajaran sejarah,
mengingat sejarah itu sendiri pada hakikatnya adalah perubahan. Seorang futuris ternama
Amerika Serikat Alvin Toffler (1981) mengemukakan bahwa perubahan tidak sekedar penting
dalam kehidupan, tetapi perubahan itu sendiri adalah kehidupan.
2. Peristiwa
Konsep peristiwa memiliki arti sebgaai suatu kejadian yang menarik maupun luar biasa
karena memiliki keunikan. Dalam penelitian sejarah, peristiwa selalu menjadi objek kajian,
mengingat salah satu karakteristik ilmu sejarah adalah mencari keunikan-keunikan yang
terjadi pada peristiwa tertentu, dengan penekanan pada tradisi-tradisi relativisme.
4. Nasionalisme
Konsep nasionalisme, secara sederhana memiliki arti rasa kebangsaan, dimana
kepentingan negara dan bangsa mendapat perhatian besardalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
5. Kemerdekaan/ Kebebasan
Konsep kemerdekaan atau kebebasan adalah nilai utama dalam kehidupan politik bagi
setiap negara dan bangsa maupun umat manusia yang senantiasa diagung-agungkan,
sekalipun tidak selamanya dipraktikkan. Arti penting kemerdekaan ini dapat dilihat pada
ketentuan yang mengatur hak-hak asasi manusia, sebagaimana tercantum dalam Deklarasi
Hak-Hak Manusia Universal yang disetujui dengan suara bulat oleh Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 10 Desember 1948.
6. Kolonialisme
Konsep kolonialisme merujuk kepada bagian imperialisme dalam ekspansi bangsa-
bangsa Eropa Barat ke berbagai wilayah lainnya di dunia sejak abad ke-15 dan 16. Pada
puncak perkembangannya, kolonialisme merajalela pada abad ke-19. Dimana hampir setiap
negara di Eropa memiliki daerah jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika.
7. Revolusi
Konsep revolusi menunjuk pada suatu pengertian tentang perubahan sosial politik yang
radikal, berlangsung cepat, dan besar-besaran. Revolusi terjadi ketika berbagai kesulitan
perang dan krisis keuangan negara berhasil diatasi, namun memiliki institusi-institusi yang
rentan terhadap revolusi. Skocpol yang mengidentifikasi tiga ciri kelembagaan yang
menyebabkan kerentanan revolusi tersebut, yaitu:
1. Lembaga militer negara sangat inferior terhadap militer dari negara-negara pesaingnya.
2. Elite yang otonom mampu menentang atau menghadang implementasi kebijaksanaan yang
dijalankan pemerintah pusat.
3. Kaum petani memiliki organisasi pedesaan yang otonom.
8. Fasisme
Konsep fasisme atau facism adalah nama pengorganisasian pemerintah dan masyarakat
secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat memiliki rasa nasionalis yang
sempit, rasialis, militeristis, dan imperialis.
9. Komunisme
Pada dasarnya, konsep dari istilah komunisme merujuk kepada setiap pengaturan sosial
yang didasarkan pada kepemilikan, produksi, konsumsi, dan swapemerintahan yang diatur
secara komunal atau bersama-sama.
10. Peradaban
Konsep peradaban atau civilization merupakan konsep yang merujuk pada suatu entitas
kultural seluruh pandangan hidup manusia yang mencakup nilai, norma, institusi, dan pola
pikir terpenting dari suatu masyarakat yang terwariskan dari generasi ke generasi (Bozeman
dalam Hungtinton, 1998:41). Selain itu, peradaban menunjuk kepada suatu corak maupun
tingkatan moral yang menyangkut penilaian terhadaptotalitas kebudayaan. Jadi, peradaban
jauh melebihi luasnya dari suatu kebudayaan yang saling mempengaruhi.
11. Perbudakan
Pada hakikatnya, konsep perbudakan atau siavery adalah istilah yang meggambarkan
suatu kondisi dmana seseorang maupun kelompok tidak memiliki kedudukan dan peranan
sebagai manusia yang memiliki hak asasi sebagai manusia yang layak.
12. Waktu
Konsep waktu dalam hal ini (hari,tanggal, bulan, tahun, windu, dan ahad) merupakan
konsep esensial dalam sejarah. Begitu pentingnya mengenai waktu yang digunakan baik pada
riset historis dan empiris dalam prespektif kronologis, fungsional, strukturalis, maupun
simbolis. Secara alternatif, ilmuwan atau sejarawan dapat menggunakan penempatan subjektif
darisaat kemarin, sekarang, dan akan datang. Mengenai pentingnya pemahaman tentang
waktu, menurut Sztompka (2004: 58-59) terdapat enem fungsi waktu, yaitu :
1. Sebagai penyelaras tindakan.
2. Sebagai koordinasi.
3. Sebagai bagian dalam tahapan atau rentetan peristiwa.
4. menempati ketepatan.
5. menentukan ukuran
6. untuk membedakan suatu masa tertentu dengan lainnya.
13. Fenimisme
Istilah fenimisme adalah nama suatu gerakan emansipasi wanita dari subordinasi pria.
Menurut Maggie Humm (2000:354), semua gerakan feminis mengandung tiga unsur asumsi
pokok. Pertama, gender adalah suatu konstruksi yang menekan kaum wanita sehingga
cenderung menguntungkan pria. Kedua, konsp patriarki-dominasi kaum pria dalam lembaga-
lembaga sosial melandasi konstruk tersebut. Ketiga, pengalaman dan pengetahuan kaum
wanita harus dilibatkan untuk mengembangkan suatu masyarakatnonseksis di masa
mendatang.
14. Liberalisme
Konsep liberalisme mengacu kepada sebuah doktrin yang maknanya hanya dapat
diungkapkan melalui penggunaan kata-kata sifat yang menggambarkan nuansa-nuansa
khusus.
15. Konservatisme
Istilah konservatisme merujuk kepada doktrin yang menyakini bahwa realitas suatu
masyarakat dapat ditemukan pada perkembangan sejarahnya. Oleh karena itu, pemerintah
membatasi diri dalam campurtangan terhadap perilaku kehidupan masyarakatnya, dalam arti
tidak boleh melupakan akar-akar sejarahnya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Barbara_Wertheim_Tuchman
https://id.wikipedia.org/wiki/Voltaire
https://en.wikipedia.org/wiki/Winston_Churchill
https://en.wikipedia.org/wiki/Henry_Steele_Commager
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sejarah
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/18/210000769/pengertian-sejarah
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Oswald_Spengler
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Thukidides
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Henry_Brooks_Adams
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Arnold_Joseph_Toynbee#:~:text=Arnold%20Joseph
%20Toynbee%20
https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020/07/20/162204469/manfaat
-sejarah-intrinsik-dan-ekstrinsik
https://orinaru.wordpress.com/2012/09/28/konsep-dasar-sejarah/amp/
Sepriya, Susilawati dan Sadjaruddin. 2006. Konsep Dasar IPS. Bandung : UPI PRESS
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/PIS/Konsep_Dasar_Sejarah.pdf