Anda di halaman 1dari 22

D

KEKUASAAN EKSEKUTIF
Kelompok 7

2001235 Luthfi Muhamad Rizki 10

2003648 Innaka Arin Haq 26

2003288 Khoridatul bahiyyah 15


KEKUASAAN EKSEKUTIF
Eksekutif berasal dari bahasa Latin, execure yang berarti melakuk
an atau melaksanakan. Kekuasaan eksekutif biasanya dipegang oleh
badan eksekutif. Di negara demokratis, badan eksekutif biasanya
terdiri atas kepala negara seperti raja atau presiden.

Eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang


yang dibuat oleh legislatif.

Dalam arti luas eksekutif adalah kepala Negara/pemerintah,


pegawai pemerintah, birokrasi, dengan tugas penegakan hokum /
aturan, menginisiasi kebijakan serta melakukan hubungan
Internasional.

Dalam arti sempit sebagai symbol persatuan Negara serta penyed


ia kepemimpinan dalam system politik.
Tipe Lembaga Eksekutif
Contohnya adalah Inggris dengan dipilihnya kepala
negara dari keluarga kerajaan.

Elective Monarcy

Hereditary Monarchy

kepala negara biasanya presiden yang dipilih oleh


badan legislatif ataupun lembaga pemilihan.
Sistem Lembaga Eksekutif
Sistem Pemerintahan Presidensial.
Sistem presidensial atau disebut juga dengan
sistem kongresional, merupakan sistem
pemerintahan negara republik di mana
kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan
terpisah dengan kekuasaan legislatif.

Sistem Pemerintahan Parlementer.


Parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan yang parlemen
nya memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini
parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana
menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan,
yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya.
Fungsi Lembaga Eksekutif
Terbagi menjadi 5 bagian :

Chief Diplomat / Kepala Commander in chief / Chief legislation / Kepala


Diplomat Panglima Tertinggi Legislasi
Merupakan fungsi eksekutif Fungsinya mengepalai Fungsi eksekutif untuk
untuk mngepalai duta-duta besar angkatan bersenjata mempromosikan diterbitkannya
yang tersebar di perwakilan suatu undang-undang.
Negara di seluruh dunia.
Fungsi Lembaga Eksekutif

Head of Government / Dispenser of appointment


Kepala Pemerintahan.

Presiden atau perdana mentri yang Merupakan fungsi eksekutif


melakukan kegiatan eksekutif untuk menandatangani
sehari-hari. Misalnya, mengangkat perjanjian dengan Negara
mentri-mentri, menjalin perjanjian d lain atau lembaga
engan Negara lain, dll. Internasional.
KEKUASAAN
EKSEKUTIF SISTEM
PEMERINTAHAN
Syarat Menjadi Presiden dan Wakil Presiden
PRESIDENSIAL

BAB III (KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA)


Pasal 6 (1)***
KEKUASAAN
EKSEKUTIF SISTEM
PEMERINTAHAN Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden
PRESIDENSIAL
BAB III (KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA)

Pasal 6A (1)*** Pasal 7*


KEKUASAAN
EKSEKUTIF SISTEM
PEMERINTAHAN Wewenang, Kewajiban dan Hak Presiden dan Wakil
PRESIDENSIAL Presiden Yang Terkandung dalam UUD NRI 1945

BAB III (KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA)

Pasal 4 (1) Pasal 5 (1)* Pasal 5 (2)* Pasal 9 (1)*


KEKUASAAN
EKSEKUTIF SISTEM
PEMERINTAHAN Wewenang, Kewajiban dan Hak Presiden dan Wakil
PRESIDENSIAL Presiden Yang Terkandung dalam UUD NRI 1945

BAB III (KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA)

Pasal 10 Pasal 11 (1)**** Pasal 11 (2)*** Pasal 12


KEKUASAAN
EKSEKUTIF SISTEM
PEMERINTAHAN Wewenang, Kewajiban dan Hak Presiden dan Wakil
PRESIDENSIAL Presiden Yang Terkandung dalam UUD NRI 1945

BAB III (KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA)

Pasal 13 (1) Pasal 13 (2)* Pasal 13 (3)* Pasal 14 (1)*


KEKUASAAN
EKSEKUTIF SISTEM
PEMERINTAHAN Wewenang, Kewajiban dan Hak Presiden dan Wakil
PRESIDENSIAL Presiden Yang Terkandung dalam UUD NRI 1945

BAB III (KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA)

Pasal 15 Pasal 16
KEKUASAAN
EKSEKUTIF SISTEM
PEMERINTAHAN
BAB V (KEMENTRIAN NEGARA)
PRESIDENSIAL

Pasal 17 (2)*
KEKUASAAN
EKSEKUTIF SISTEM
PEMERINTAHAN
PRESIDENSIAL BAB VII (DEWAN PERWAKILAN RAKYAT)

Pasal 20 (4)*
Pasal 20 (2)* Pasal 22 (1)
KEKUASAAN
EKSEKUTIF SISTEM
PEMERINTAHAN
PRESIDENSIAL BAB VIII (HAL KEUANGAN)

Pasal 23 (2)***
KEKUASAAN
EKSEKUTIF SISTEM
PEMERINTAHAN
PRESIDENSIAL BAB VIIIA (BADAN PEMERIKSA KEUANGAN)

Pasal 23F (1)***


KEKUASAAN
EKSEKUTIF SISTEM
PEMERINTAHAN BAB IX (KEKUASAAN KEHAKIMAN)
PRESIDENSIAL

Pasal 24B (3)***


Pasal 24A (3)*** Pasal 24C (3)***
Pemilihan Presiden dan WaPres
Presiden dan wakil presiden yang diusulkan partai politik
atau gabungan partai politik akan di pilih dalam satu
pasang secara langsung oleh rakyat [pasal 6A (1 & 2)***]

Presiden
Pemilu
Jika presiden dan wapres mendapatkan suara
>50% dengan sedikitnya 20% di setiap provinsi
yang tersebar di lebih dari ½ jumlah provinsi Dan
[Pasal 6A(3)***] wapres

Jika tidak ada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang terpilih maka :

Pasangan calon yang memperoleh suara


Pasangan yang memperoleh
terbanyak pertama dan kedua dalam
suara terbanyak
pemilu akan dilakukan pemilihan ulang
[Pasal 6A (4)****]
Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana-
an tugas kepresidenan adalah mentri luar negri, mentri dalam negri, dan mentri
pertahanan secara bersama sama, maka :

Parpol / Gabungan Parpol


yang pasangan calon
presiden dan wapresnya Parpol / Gabungan Parpol
meraih suara terbanyak mengusulkan pasangan calon
dan kedua dalam pemilu presiden dan wapres
Presiden dan
sebelumnya
Wakil Presiden

Selambat–lambatnya 30
hari setelah itu, MPR
menyelenggarakan sidang
untuk memilih Presiden
dan Wapres
[Pasal 8 (3)****]
Pemilihan Wakil Presiden dalam Hal Terjadi
Kekosongan Wakil Presiden

Wapres
Presiden
Terpilih

Selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari,


MPR menyelenggarakan sidang
untuk memilih Wapres dari dua calon yang
diusulkan oleh Presiden.

[Pasal 8 (2)***]
Mekanisme Pengusulan Pemberhentian Presiden dan / atau
Wakil Presiden
DPR Presiden dan/atau
Pendapat DPR bahwa Presiden dan/
DPR menyelenggarakan sidang paripurna Wakil Presiden
atau Wakil Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum ataupun telah
untuk meneruskan usul pemberhentian Pre terus menjabat
siden dan/atau Wapres kepada MPR. Usul DPR tidak
tidak lagi memenuhi syarat. diterima
[Pasal 7B (5)***]
[Pasal 7B (2)***]

Pengajuan permintaan DPR kepada MK


hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang- MPR
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir terbukti
dalam sidang paripuna yang dihadiri oleh sekurang- Wajib menyelenggarakan siding untuk memutuskan
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR. usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima.
[Pasal 7B (3)***] [Pasal 7B (6)***]
Usul DPR
diterima Keputusan diambil dalam siding paripurna, dihadiri
MK sekurang-kurangnya ¾ jumlah anggota, disetujui se
Tidak terbukti
kurang-kurangnya 2/3 jumlah yang hadir, setelah Pr
Presiden dan/atau esiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan
Wajib memeriksa, mengadili dan memutuskan
paling lama 90 hari setelah permintaan diterima. Wakil Presiden menyampaikan penjelasan.
[Pasal 7B {4)***] diberhentikan [Pasal 7B (7)***]

Anda mungkin juga menyukai