Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RINO SUJIYATMOKO

NIM : 042439091
MAKUL : Hukum Tata Negara
TUGAS : III ( Tiga )

Soal:

1. Coba saudara uraikan perbedan antara sistem Permerintahan Presidensial dengan sistem
Pemerintahan Parlementer!
2. Sistem pemerintahan apakah yang dipraktekan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945?
3. Bagaimana prosedur dan mekanisme pemakzulan presiden dalam system ketatanegaraan
Indonesia?

Jawaban :

1. Perbedan antara Sistem Permerintahan Presidensial dengan sistem Pemerintahan


Parlementer:
a. Kepala Negara dan Kepala Pemerintah.
Sistem pemerintahan presidensial, baik kepala negara atau kepala
pemerintahannya dipegang oleh seorang presiden, jadi gak ada pemisahan antara
keduannya.
Sistem pemerintahan parlementer, mempunyai presiden atau sultan atau raja
sebagai kepala negaranya.
b. Pemilihan Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.
Sistem pemerintahan presidensial, kepala negara yang sekaligus menjabat sebagai
kepala pemerintahan ini dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu.
Sistem pemerintahan parlementer, perdana menteri dipilih oleh parlemen melalui
penunjukkan secara langsung buat menjalankan fungsi eksekutif.
c. Lembaga supremasi tertinggi.
Sistem pemerintahan presidensial, gak ada istilah lembaga supremasi tertinggi atau
lembaga tertinggi negara didalamnya. Yang ada supremasi konstitusi, dimana
kedaulatan rakyat yang dijunjung tinggi.
Sistem pemerintahan parlementer, masih ada lembaga supremasi tertinggi yaitu
parlemen, dimana parlemen punya kekuasaan besar dalam negara baik sebagai
badan perwakilan atau badan legislative.
d. Kekuasan Eksekutif dan Legislatif.
Sistem pemerintahan presidensial, mengijinkan kekuasaan eksekutif dan legislatif
berjalan sejajar, artinya kekuasaaan itu sama-sama kuat jadi gak bisa saling
menjatuhkan.
Sistem pemerintahan parlementer, gak mengijinkan kesetaraan kedudukan antara
kekuasaan eksekutif dan legislatif.
e. Pembagian kekuasaan Eksekutif dan Legislatif.
Sistem pemerintahan presidensial, ada pembagian kekuasaan yang jelas antara
eksekutif dan legislatif baik secara kelembagaan atau kepersonalan anggota.
Sistem pemerintahan parlementer, pembagian kekuasaan antara eksekutif dan
legislatif gak begitu jelas.
2

f. Masa jabatan Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.


Sistem pemerintahan presidensial, dalam masa jabatan kepala negara dan
pemerintahan jelas, karena udah diatur di dalam UU.
Sistem pemerintahan parlementer, presiden dipilih secara langsung oleh parlemen
atau suatu badan pemilihan umum.
g. Tanggung jawab Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.
Sistem pemerintahan presidensial, kepala negara dan kepala pemerintahan yaitu
presiden bertanggungjawab terhadap kedaulatan rakyatnya, karena dipilih secara
langsung oleh rakyat.
Sistem pemerintahan parlementer, parlemen membuat sistem pertanggungjawaban
kabinet yaitu perdana menteri dan para menteri dilakukan secara langsung pada
parlemen.
h. Pembentukan cabinet.
Sistem pemerintahan presidensial, kabinet dipilih dan lantik sendiri oleh presiden.
Sistem pemerintahan parlementer, kabinet dibentuk oleh parlemen.
i. Peran partai politik.
Sistem pemerintahan presidensial, partai politik perannya jadi fasilitator yang
mengusung calon presiden dan wakil presiden.
Sistem pemerintahan parlementer, partai politik bisa memasukkan ideologi politik
jadi mempengaruhi kepemimpinan presiden dan wakil presiden terpilih.
j. Legitimasi.
Sistem pemerintahan presidensial, presiden ini dipilih secara langsung oleh rakyat
maka legitimasinya didapatkan dari rakyat.
Sistem pemerintahan parlementer, legitimasi didapatkan dari parlemen jadi posisi
perdana menteri dalam memerintah negara dinilai kurang kuat, karena gak mendapat
dukungan dari rakyat secara langsung.
k. Pelaksanaan program kerja.
Sistem pemerintahan presidensial, masa jabatan presiden sebagai kepala
pemerintahan sudah diatu di dalam UU jadi dalam membuat program kerjanya
pemerintah udah memikirkan dengan baik alokasi waktu pelaksanaan program kerja
yang disusunnya.
Sistem pemerintahan parlementer, masa jabatan pemerintah sangat bergantung
pada parlemen jadi gak bisa dipastikan kapan kabinet akan turun dari jabatannya.
l. Kestabilan posisi Eksekutif.
Sistem pemerintahan presidensial, masa jabatan yang jelas dalam UU dan
kekuasaan eksekutif yang sejajar dengan legislatif membuat posisi eksekutif dalam
sistem pemerintahan ini lebih stabil.
Sistem pemerintahan parlementer, kekuasaan eksekutif cenderung gak stabil
karena sangat tergantung oleh parlemen.
m. Pemilihan umum (Pemilu).
Sistem pemerintahan presidensial, pemilu diadakan buat memilih presiden beserta
wakil presiden dan anggota legislatif, baik buat kabupaten/kota, propinsi, ataupun
pusat.
Sistem pemerintahan parlementer, pemilu diakan semata-mata cuma buat memilih
anggota parlemen dan bukannya memilih presiden beserta wakil presiden, karena
keduanya dipilih dari anggota parlemen.

2. Sistem pemerintahan Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) itu
adalah sistem presidensial.
3

3. Mekanisme pemakzulan presiden setelah amandemen diatur dalam pasal 7B UUD 1945.
Mekanisme tersebut diawali dengan usul pemakzulan yang diajukan oleh DPR dengan
lebih dahulu menentukan bahwa presiden telah melakukan perbuatan hukum yang
melanggar ketentuan pasal 7A UUD 1945 (pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela) kepada MPR. Pasal 7B
UUD NRI 1945 yaitu:
a. Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih
dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan
tercela; dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
b. Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi
pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat.
c. Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah Konstitusi
hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri
oleh sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
d. Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus dengan seadil-
adilnya terhadap pendapat Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lama Sembilan
puluh hari setelah permintaan Dewan Perwakilan Rakyat itu diterima oleh Mahkamah
Konstitusi.
e. Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau
terbukti telah bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat
menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.
f. Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan
usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak Majelis
Permusyawaratan Rakyat menerima usul tersebut.

Bahwa Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian Presiden


dan/atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan
Rakyat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh
sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil
Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai