Anda di halaman 1dari 3

NAMA

: RINO SUJIYATMOKO
NIM : 042439091
MAKUL : Tindak Pidana Khusus
TUGAS : 3 ( Tiga )

1. Setelah konferensi lingkungan hidup 1972 di Stockholm Swedia 1972,


Indonesia membentuk UU No. 4 tahun 1982 dan UU ini telah beberapa kali
mengalami perubahan/penggantian. Apa yang menjadi dasar atau latar
belakang dari setiap perubahan atau penggantian UU tersebut dan
bagaimana pengaruhnya tindak pidana di bidang lingkungan hidup?
Jawaban:
Yang menjadi dasar atau latar belakang dari setiap perubahan atau
penggantian UU antara lain sbb :
a. Pelestarian dan pengembangan lingkungan hidup baik secara nasioal
maupun internasional;
b. Pengelolaan lingkungan hidup;
c. Pembangunan berkelanjutan terhadap kelestarian lingkungan hidup pada
tingkat nasional, regional dan internasional.
d. UU 1945 setelah perubahan secara tegas menyatakan bahwa
perkembangan ekonomi nasional diselaenggarakan berdasarkan prinsip
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
e. Kebijakan otonmi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan dan
kewenangan antar pemerintah dan pengelolaan lingkungan hiudp;
f. Pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan
iklim sehingga memperparah penurun kualitas lingkungan hidup;
g. Undang – Undang No. 23 Tahun 1997 memiliki celah-celah kewenangan
pengekan hukum administratif yang dimilki Kementerian Lingkungan
Hidup dan kewenangan penyidikan penyidik pejabat pegawai negara sipil
sehingga perlu penguatan dengan mengundangkan sebuah undang-
undang baru guna penginkatan penegakan hukum.
Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup terdapat tindakan
atau perbuatan yang melanggar Undang – Undang No. 32 Tahun 2009 yang
disebut Tindak Pidana di bidang Lingkungan Hidup. Tindak Pidana
Lingkungan Hidup diatur dalam ketentuan pidana yang diatur Undang –
Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelollan
Lingkungan Hidup.Berlakunya UU Lingkungan membawa perkembangan
baru dari perundang-undangan lingkungan, karena melalui undang-undang
ini dilakukan penguatan prinsip-prinsip perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup serta instrumen hukumnya sehingga mempunyai implikasi
terhadap sistem hukum lingkungan Indonesia.

2. Apa subjek hukum dan bagaimana sistem pertanggungjawaban hukum


pidana terhadap pelaku tindak pidana di bidang  lingkungan hidup?
Jawaban:
Subyek hukum merupakan pendukung hak dan kewajiban, di dalam Pasal 1
angka 31 dari UU Lingkungan, siapa yang dikelompokkan sebagai subyek
hukum yang dalam pasalnya Setiap orang adalah orang perseorangan atau
badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum. Subyek Hukum atau pelaku tindak pidana lingkungan hidup dapat
berupa, orang perseorangan atau korporasi.
2
Unsur-unsur tindak pidana di bidang lingkugan hidup diatur dalam UU No.32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Bahwa penegakan hukum di bidang lingkungan telah diatur segala bentuk
pelanggaran maupun kejahatan, bagi pelaku baik yang dilakukan oleh
perorangan maupun badan dengan upaya pencegahan (preventif) maupun
penindakan (represif). Penegakan hukum lingkungan sebagai suatu tindakan
dan/atau proses paksaan untuk mentaati hukum yang disarkan kepada
ketentuan, peraturan perundang-undangan dan/atau persyaratan-
persyaratan lingkungan.
Undang-Undang lingkungan menegaskan bahwa terdapat 3 langkah
penegakan hukum secara sistematis, yaitu :
a. Penegakan hukum administratif;
b. Penegakan hukum perdata;
c. Penegakan hukum pidana dengan melakukan penyidikan atau tindak
pidana lingkungan hidup.

3. Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi pekerja/buruh dan faktor apa


yang menyebabkan masih terjadinya unjuk rasa oleh pekerja/buruh?
Jawaban:
Bentuk perlindungan hukum bagi pekerja/buruh dalam Undang-Undang
Ketenagakerjaan yang meliputi :
a. Perlindungan atas hak-hak dasar pekerja atau buruh untuk berunding
dengan pengusaha;
b. Perlindungan keselamatan dan kesehatan pekerja;
c. Perlindungan khusus bagi pekerja atau buruh perempuan;
d. Perlindungan tentang upah, kesejahteraan dan jaminan sosial tenaga
kerja.
Faktor yang menyebabkan masih terjadinya unjuk rasa oleh pekerja/buruh
antra lain :
a. Perusahaan memutuskan untuk menutup usahanya sehingga secara
otomatis juga memberhentikan para pekerjanya.
b. Perusahan tidak menutup usahanya tetapi mengurangi karyawan.
c. Potensi adanya PHK dengan ciri-ciri perusahaan mulai merumahkan
para karyawan, mengurangi jam kerja dari sebelumnya 5 hari menjadi 3
hari dan menghentikan lembur;
d. PHK sepihak.

4. Bagaimana tata cara pemberhentian terhadap  pegawai negeri yang


melakukan tindak pidana, apakah dapat yang bersangkutan dapat 
diberhentikan dengan tidak hormat meskipun belum ada putusan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, berikan dasar hukum dan contoh kasus
serta analisis atas kasus dimaksud?
Jawaban:
Yang bersangkutan tidak dapat diberhentikan dengan tidak hormat karena
belum ada putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Mengenai hal ini, pengaturannya dapat ditemukan dalam Pasal 87 ayat (4)
UU ASN dan Pasal 250 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (“PP 11/2017”) sebagai berikut:
3
PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:
a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya
dengan jabatan dan/atau pidana umum;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan
berencana.
Contoh Kasus :
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari, resmi memecat dua Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang terlibat kasus korupsi.
Pemecatan dua ASN merujuk dari Surat Badan Kepegawaian Negara Nomor:
K.26-30/V.139-8/99 perihal Surat penyampaian PNS yang dihukum penjara
atau kurungan karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan contoh
keputusan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Analisa dalam kasus ini yaitu Pemecetan atau pemberhentian dengan tidak
hormat dapat dilaksanakan karena sudah terdapat putusan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.

Anda mungkin juga menyukai