PENDAHULUAN
Perkembangan dunia teknologi saat ini makin pesat ke arah serba digital.
Era digital telah membuat manusia memasuki gaya hidup baru yang tidak bisa
dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang
terhadap pola hidup masyarakat. Salah satu yang paling utama adalah
cenderung ingin serba praktis dan cepat. Hal inilah yang menjadikan seluruh
lini bisnis berevolusi ke ranah digital untuk merangkul pasarnya secara lebih
cepat dan dekat. Banyak para pelaku bisnis yang menggunakan internet untuk
dalam hal ini mengacu pada proses sebuah perusahaan terlibat dalam
diiringi dengan penggunaan alat elektronik lainnya. Dari dua definisi diatas
dengan internet.
jasa pun turut meramaikan dunia e-commerce. Salah satunya adalah jasa
online travel agent. Kehadiran online travel agent sudah pasti memudahkan
semua orang. Bisnis online travel berkembang pesat, hingga tahun 2017
pembelian produk jasa travel mencapai 35% atau yang tertinggi dibanding
mencapai sekitar 51% dari total populasi yang ada. (sumber: siaranpers 6
Tiket.com) Hal inilah yang dimanfaatkan para pelaku bisnis, terlebih generasi
milenial memiliki aspirasi pada travel cukup tinggi, untuk membayar sebuah
daerah atau tempat bersama teman, belajar hal baru. Online travel agent bisa
memberikan pengalaman baru yang menyenangkan, mudah dan nyaman dan
Indonesia.
menentukan pilihan tentang jasa yang akan dibeli atau tidak. Pengambilan
oleh beberapa faktor baik itu yang berasal dari dalam diri konsumen maupun
online travel agent begitu ketat. Begitupula salah satu platform e-commerce di
sektor jasa yakni PT. Global Tiket Network yang lebih dikenal dengan
Business to Consumers (B2C), yaitu jenis bisnis yang dilakukan antara pelaku
kembali kepada pihak produsen, yang artinya produsen hanya menjual atau
memasarkan produk ataupun jasanya dan pihak konsumen hanya sebagai
untuk memudahkan para calon konsumen untuk beli tiket lewat internet,
user hanya membuka website Tiket.com dan memasukkan informasi dari kota
asal ke kota yang dituju, kurang dari semenit muncul lah daftar penerbangan
ekonomi, salah satunya adalah Online Travel Agent (OTA) pada sektor
masyarakat berkurang apalagi kegiatan diluar ruangan. Hal ini berimbas pada
penyakit baru, maka vaksin untuk penyakit ini masih dalam tahap
pengembangan dan masih pada tahap uji coba. Oleh karena itu, karena belum
adanya vaksin yang dapat mengobati penyakit ini, kita harus melindungi diri
keramaian, menjaga jarak dengan orang lain dan bekerja dirumah jika
aktivitas sehari hari. Hal yang sangat nampak terlihat pada sektor pariwisata,
sektor yang terkait pariwisata dan ekonomi kreatif ditunda sementara waktu
memilih untuk mengurangi aktifitas diluar ruangan atau hanya dirumah saja.
Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah kunjungan wisatawan luar negeri yang
Februari 2019.
Hal ini tentu berdampak juga terhadap Online Travel Agent (OTA).
tiket online yang diperkirakan mencapai Rp 125 triliun pada tahun 2018
anjlok sebesar 52% dari Januari 2020 hingga Februari 2020, ujar Senior
Jumat (13/3).