Anda di halaman 1dari 4

Cara Kerja Rem

Menghentikan laju suatu kendaraan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan menggunakan alat pengereman seperti rem cakram maupun rem tromol, tetapi ada cara
lain yang dapat digunakan untuk menghentikan laju kendaraan yaitu dengan menggunakan
bantuan engine brake. Prinsipnya dengan menurunkan gigi persneling pada gigi yang lebih
rendah akan memberikan efek pengereman, meskipun tidak sekuat jika dilakukan dengan rem.
Biasanya engine brake digunakan untuk membantu meringankan kerja dari rem. Alat
pengereman dari suatu kendaraan dibedakan menjadi dua jenis yaitu tipe drum dan tipe
piringan/cakram (Sen, 2008).
1.               Rem Cakram
Rem cakram terdiri dari piringan yang dibuat dari logam, piringan logam ini akan dijepit
oleh kanvas rem cakram (brake pad) yang didorong oleh sebuah torak yang ada dalam silinder
roda. Untuk menjepit piringan ini diperlukan tenaga yang cukup kuat. Guna untuk memenuhi
kebutuhan tenaga ini, pada rem cakram dilengkapi dengan sistem hydraulic, agar dapat
menghasilkan tenaga yang cukup kuat. Sistem hydraulic terdiri dari master silinder, silinder
roda, reservoir untuk tempat oli rem dan komponen penunjang lainnya. Pada kendaraan roda dua,
ketika handel rem ditarik, bubungan yang terdapat pada handel rem akan menekan torak yang
terdapat dalam master silinder. Torak ini kan mendorong oli rem ke arah saluran oli, yang
selanjutnya masuk ke dalam ruangan silinder roda. Pada bagian torak sebelah luar dipasang
kanvas atau brake pad, brake pad ini akan menjepit piringan metal dengan memanfaatkan
gaya/tekanan torak ke arah luar yang diakibatkan oleh tekanan oli rem tadi (Sen, 2008).
Gambar 2.2 Rem cakram (Sen, 2008).

2.               Rem Tromol


Tipe drum, rem ini terdiri dari sepasang kampas rem yang terletak pada piringan yang
tetap (tidak ikut berputar bersama roda), dan drum yang berputar bersama roda. Dalam
operasinya setiap kampas rem akan bergerak radial menekan drum sehingga terjadi gesekan
antara drum dan kampas rem (Sen, 2008).
Gambar 2.3 Rem tromol (Zainuri, 2010)
Pada rem tromol, penghentian atau pengurangan putaran roda dilakukan dengan adanya
gesekan antara kampas rem dengan tromolnya. Pada saat tuas rem tidak ditekan kampas rem
dengan tromol tidak saling kontak. Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda, tetapi
pada saat tuas rem ditekan lengan rem memutar cam pada sepatu rem sehingga kampas rem
menjadi mengembang dan bergesekan dengan tromolnya. Akibatnya putaran tromol dapat
ditahan atau dihentikan.
Rem drum mempunyai kelemahan kalau terendam air, tidak dapat berfungsi dengan baik
karena koefisen gesek berkurang secara nyata/banyak. Oleh karena itu mulai ditinggalkan dalam
dunia otomotif dan mengantinya dengan rem cakram (Sen, 2008)
Untuk mengetahui besarnya gaya gesek yang ditimbulkan oleh kampas rem tromol dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Untuk benda yang diam menggunakan rumus :
Fg = F.............................................................................................................(2-1)
Untuk benda tepat akan bergerak ( gaya gesek mencapai maksimum )
Fs = μs . N.......................................................................................................(2-2)
Untuk benda bergerak menggunakan rumus :
Fk = μk . N.......................................................................................................(2-3)
Besarnya torsi yang diserap oleh rem adalah
T = Fout . r
Dengan : Fg = Gaya Pegas ( N )
Fs = Gaya Gesek Statis (N)
Fk = Gaya Gesek Kinetik (N)
k = Konstanta Pegas ( N/mm)
N = Gaya Normal = Fout ( N )
μs = Koefisien Gesek Statis
μk = Koefisien Gesek Kinetik
r = jarak ( mm )
T = Torsi ( Nmm)

2.2.5 Pengaruh Temperatur dan Koefisien Gesek Pada Kampas Rem


Perilaku kampas rem terhadap temperature dapat menunjukkan kemampuan dari kampas
rem itu sendiri dan harga koefisien gesek (μ) yang stabil pada rentang temperatur kerjanya
merupakan suatu hal yang ideal.
Penurunan yang besar dari harga koefisien gesek pada temperatur tinggi dapat
mengakibatkan fade (pudar) dan ini dapat menurunkan daya pengereman. Dibawah ini dapat
dilihat hubungan antara koefisien gesek dengan temperatur kampas saat pengereman yang dapat
dilihat pada gambar 2.4, sedangkan hubungan antara temperature dengan laju keausan.
Sebagaimana tampak pada gambar 2.5 (Lubi, 2001).
Gambar 2.4 Hubungan antara koefisien gesek dengan temperature saat pengereman (Lubi,
2001).
Gambar 2.5 Hubungan antara laju keausan dengan temperatur (Lubi, 2001).

2.2.5.1 Kenaikan Temperatur Kampas


Pengereman merupakan salah satu bentuk perubahan energi kinetik menjadi energi panas
yang tercemin dari adanya kenaikan temperatur, baik pada kampas maupun pada drum. Pada
proses pengereman terjadi gesekan antara kampas rem dan drum karena kedua elemen tersebut
berada pada putaran yang berbeda, energi yang diserap dalam bentuk panas menyebabkan
adanya kenaikan temperatur baik pada kampas atau pada drum (Lubi, 2001).
Walaupun kenaikan temperature memerlukan selang waktu tertentu, namun hal tersebut
diasumsikan terjadi secara singkat. Temperatur kemudian turun jika rem dilepas kecuali diikuti
kembali oleh pengereman yang berikutnya, sehingga pada pengereman yang kedua temperatur
kembali mengalami kenaikan dan kembali akan menurun secara eksponensial seperti sebelumnya
jika tidak dilakukan pengereman kembali (Lubi, 2001).

2.2.5.2 Efisiensi Pengereman


Untuk mengetahui karakteristik dari kemampuan pengereman pada kendaraan, seringkali
digunakan perhitungan efisiensi pengereman. Efisiensi pengereman (breaking efficiency) adalah
didefinisikan sebagai perbandingan dari perlambatan maksimum yang dapat dicapai dalam unit
gravitasi g sebelum terjadinya lock pada ban dengan koefisien adhesi dari jalan μ, dan
dirumuskan sebagai berikut (Lubi, 2001).
................................................................................................................(2-4)
Dengan a = perlambatan maksimum (m/s2)
g = gravitasi ( m/s2)
μ = koefisien adhesi
Efisiensi pengereman mengindentifikasikan tingkat sampai sejauh mana kendaraan
tersebut memanfaatkan koefisien adhesi jalan yang tersedia selama pengereman (Lubi, 2001).

Anda mungkin juga menyukai