Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bernafas adalah kegiatan yang selalu kita lakukan, bahkan sejak lahir. Tidak hanya
manusia, Baik hewan maupun tumbuhan juga bernapas . Karena hewan dan tumbuhan juga
sama sama memerlukan oksigen untuk memenuhi kehidupannya. tumbuhan perlu bernapas
untuk bisa melalakukan proses fotosintesis, agar bisa tumbuh semakin besar dan semakin
tinggi.

Di dalam sistem pernapasan pada manusia ada organ berupa saluran udara,
pembuluh darah paru, paru-paru dan otot pernapasan. Organ-organ ini bertugas membantu
tubuh dalam pertukaran gas. Pertukaran gas pun ada dua, yaitu antara udara dengan darah
serta antara darah dengan sel-sel di seluruh tubuh. Pada intinya, organ-organ tersebut
membantu menyalurkan udara ke seluruh bagian tubuh.

Fungsi organ pernapasan, selain berperan dalam pertukaran udara dan gas, juga
menyaring, melembapkan dan menghangatkan udara yang masuk ke dalam tubuh. Lebih
jauh lagi, sistem pernapasan juga berperan dalam memelihara dan menyeimbangkan
kondisi di dalam tubuh agar tetap stabil. Dalam istilah medis kemampuan menyeimbangkan
kondisi ini disebut homeostasis.

2. Tujuan

 Tujuan Umum

Makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan aspek-aspek umum tentang struktur dan
fungsi sistem pernafasan.

 Tujuan Khusus

Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan minat pembaca untuk mengetahui lebih luas
lagi pengetahuan tentang struktur dan fungsi sistem pernafasan.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

Sistem Pernafasan

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk
pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran
yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas.
Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem
pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki
sistem pernapasan.

A. Pernafasan

Pernapasan adalah proses di mana gas dipertukarkan antara tubuh dan udara luar.
Paru-paru dan organ lain dari sistem pernapasan membawa oksigen ke dalam tubuh dan
melepaskan karbon dioksida ke atmosfer.

Dimana oksigen masuk ke dalam darah? Sel darah merah seperti truk yang
mengangkut kargo pada sistem jalan raya. Kargo mereka adalah oksigen, dan jalan raya
adalah pembuluh darah. Di mana kargo sel-sel darah merah mereka mengambil oksigen?
Jawabannya adalah paru-paru. Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan. Sistem
pernapasan adalah sistem tubuh yang membawa udara yang mengandung oksigen ke dalam
tubuh dan melepaskan karbon dioksida ke atmosfer.

2
Fungsi dari sistem pernapasan adalah pertukaran gas antara tubuh dan udara luar.
Proses ini, disebut respirasi, sebenarnya terdiri dari dua bagian. Pada bagian pertama, oksigen
di udara ditarik ke dalam tubuh dan karbon dioksida dilepaskan dari tubuh melalui saluran
pernapasan. Pada bagian kedua, sistem peredaran darah memberikan oksigen ke sel-sel tubuh
dan mengambil karbon dioksida dari sel-sel dalam kembali. Paru-paru adalah organ pada
sistem pernapasan.

Pada paru-paru di mana oksigen ditransfer dari sistem pernapasan dengan sistem peredaran
darah. Fungsi sistem pernapasan lainnya:

- memasok oksigen ke sel-sel dan menghilangkan karbon dioksida


- mempertahankan tubuh terhadap invasi mikroorganisme
- mengontrol pH darah tubuh

B. Komponen Sistem Pernafasan

3
1. Hidung dan Rongga Hidung

Hidung adalah organ terluar yang langsung bersentuhan dengan gas atau udara untuk
bernapas. Fungsi hidung adalah menghirup oksigen (O2) dan sebagai jalur keluarnya
karbon dioksida (CO2). Organ ini terletak di tulang tengkorak dan tersusun dari tulang
rawan,  tulang, otot, dan kulit. Di dalam hidung, terdapat rongga hidung yang berperan
penting dalam proses pernapasan. Rongga hidung berfungsi untuk melembabkan,
menghangatkan, dan menyaring (filter) udara yang masuk ke tubuh.

2. Tenggorokan (Faring)

Tenggorokan, atau disebut faring, merupakan jalur terusan setelah kita menghirup
udara melalui hidung. Pada tenggorokan, organ pernapasan dilanjutkan dengan pangkal
tenggorokan (laring), trakea, dan bronkus.

3. Pangkal Tenggorokan (Laring)

Laring, yang dikenal sebagai “kotak suara”, adalah penghubung untuk faring
dan trakea. Di bagian ini, terdapat pita suara dan katup epiglottis, yang memisahkan
saluran makanan dengan saluran udara.

4. Trakea

Trakea menghubungkan laring dengan bronkus dan menjadi jalan bagi udara dari
leher ke bagian dada. Bentuknya seperti pipa. Fungsi utamanya sebagai jalur udara untuk
masuk dan keluar dari paru-paru. Organ ini tersusun atas cincin tulang rawan dan terdapat
di depan kerongkongan.   

5. Bronkus

Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Organ ini memiliki 2 percabangan


menuju paru-paru kanan dan kiri. Setelah melewati bronkus, percabangan akan diteruskan
oleh bronkiolus dan berakhir di alveolus atau gelembung udara.

6. Bronchiolus

Bronchiolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih

tipis. Bronchiolus kiri berjumlah 2, sedangkan kanan berjumlah 3, percabangan ini akan

4
membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh. Mengandung tulang rawan dan

kelenjar, lamina proporia dikelilingi otot polos, lapisan terluarnya terdiri atas jaringan ikat.

7. Alveolus

Berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara, dindingnya tipis

setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah. Alveolus berfungsi sebagai

permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk

melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.

8. Paru-paru

Paru-paru merupakan organ vital pernapasan yang dibungkus oleh lapisan bernama pleura.
Letaknya berada di rongga dada di atas diafragma. Bentuknya mirip seperti spons dan
terdiri dari 2 bagian, yaitu kiri dan kanan. Paru-paru kiri hanya memiliki 2 segmen.
Sementara paru-paru kanan mempunyai 3 segmen.

5
Tabel struktur dan fungsi organ sistem pernapasan manusia
Organ Struktur Fungsi
Rongga – Dilapisi dengan kapiler; – Menghangatkan, melembabkan dan
hidung menghangatkan udara sampai 37 ° C- menyaring udara yang masuk ke
mengeluarkan lendir; melembabkan sistem pernapasan
dan menyaring udara
– Dilapisi dengan silia; menyaring
kotoran di udara
Faring – Jalur yang menghubungkan rongga
hidung ke trakea
Epiglotis – Flap kecil dari jaringan ikat – Mencegah makanan tidak
memasuki trakea saat menelan –
mencegah udara masuk lambung saat
bernapas di
Laring – Terdiri dari tulang rawan – – Untuk menghasilkan suara untuk
mengandung pita suara; dua lipatan komunikasi
sangat elastis
Trakea – Tabung hampa dikelilingi oleh – Memungkinkan udara untuk
tulang rawan yang kuat, fleksibel melewati dari faring ke dalam paru-
berbentuk C – dilapisi dengan silia paru – cincin tulang rawan mencegah
– Dilapisi dengan sel yang trakea tidak runtuh dan
mensekresi lendir menyediakannya dengan dukungan
Paru-paru – Terdiri dari bronkus, bronkiolus – Organ utama dari sistem pernapasan
dan alveoli
Bronkus – Cabang dari trakea – tabung – Untuk membawa udara ke paru-
berongga dikelilingi oleh cincin paru
tulang rawan
– Dilapisi dengan silia dan sel
mensekresi lender
Bronkiolus – Cabang dari bronkus – bronkiolus – Untuk mengurangi ukuran dan
besar mengeluarkan lendir dan membawa udara ke alveoli
dilapisi dengan silia
Alveoli – kumpulan kantung udara kecil – Adalah situs pertukaran gas
berongga; ujung bronkiolus terkecil –
dikelilingi oleh jaringan luas kapiler
– Struktur yang sangat kecil dengan
luas permukaan yang sangat tinggi

C. Mekanisme Pernapasan Pada Manusia


6
Manusia bernapas melalui dua tahap yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi
(menghembuskan udara). Inspirasi adalah proses pengambilan udara dimana udara masuk ke
dalam tubuh. Ekspirasi adalah proses pengeluaran udara dari dalam tubuh.

Berdasarkan otot yang berperan aktif, pernapasan manusia dan mamalia dibedakan menjadi
dua yaitu:

1. Pernapasan Dada

Yang berperan adalah otot-otot antarrusuk atau interkostal untuk menggerakkan tulang-tulang
rusuk. Mekenismenya sebagai berikut:

1. Inspirasi, otot tulang rusuk bagian luar berkontraksi maka tulang rusuk terangkat
sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan dalam paru-paru
mengecil sehingga udara diluar mempunyai tekanan yang lebih besar masuk ke dalam
paru-paru.
2. Ekspirasi, bila otot-otot tulang rusuk bagian luar berelaksasi yaitu tulang rusuk dan
tulang dada turun kembali sehingga volume rongga dada mengecil. Oleh karena itu
tekanan bagian luar paru-paru lebih kecil daripada bagian dalam sehingga udara
keluar dari paru-paru.

2. Pernapasan Perut

7
Yang berperan dalam pernapasan ini adalah otot diafragma (sekat antara rongga dada dan
rongga perut)

Mekanismenya adalah sebagai berikut:

1. Inspirasi, bila otot diafragma berkontraksi sehingga mendatar, maka rongga dada
membesar. Oleh karena itu tekanan uara menjadi kecil sehingga udara masuk ke
dalam paru-paru.
2. Ekspirasi, bila otot diafragma berelaksasi, maka rongga dada mengecil. Akibatnya
tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar dari paru-paru.

D. Volume Pernapasan Pada Manusia


a. Volume tidal (tidal volume)

Volume tidal adalah volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya lebih
kurang 500 cc (cm3) atau 500 mL.

b. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume)

Volume cadangan inspirasi atau udara komplementer adalah volume udara yang


masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernapas (inspirasi) biasa, yang besarnya
lebih kurang 1.500 cc (cm3) atau 1.500 mL.

c. Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume)

Volume cadangan ekspirasi atau udara suplementer adalah volume udara yang masih
dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan napas (ekspirasi) biasa, yang
besarnya lebih kurang 1.500 cc (cm3) atau 1.500 mL.

d. Volume sisa / residu (residual volume)

8
Volume sisa/residu adalah volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru
setelah mengeluarkan napas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya lebih kurang 1.000 cc
(cm3) atau 1.000 mL.

e. Kapasitas vital (vital capacity)

Kapasitas vital adalah volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin


setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya lebih kurang 3.500 cc
(cm3) atau 3.500 mL. Jadi : kapasitas vital adalah jumlah dari volume tidal + volume
cadangan inspirasi + volume cadangan ekspirasi.

f. Volume total paru-paru (total lung volume)

Volume total paru-paru adalah volume udara yang dapat ditampung paru-paru


semaksimal mungkin, yang besarnya lebih kurang 4.500 cc (cm3) atau 4.500 mL.
Jadi : volume total paru-paru adalah jumlah dari volume sisa + kapasitas vital.

Volume udara pernapasan setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena setiap orang
memiliki volume paru-paru yang berbeda-beda juga. Volume paru-paru selain dipengaruhi
oleh faktor genetik, juga dipengaruhi oleh latihan. Para atlet, perenang, dan orang yang
berlatih yoga memiliki volume paru-paru yang lebih besar.

Demikian pula orang yang tinggal di dataran tinggi di mana kadar oksigennya rendah
cenderung memiliki volume paru-paru yang lebih besar. Laki-laki pada umumnya memiliki
volume paru-paru lebih besar dari wanita. Dalam keadaan normal biasa, manusia menghisap
dan mengeluarkan udara pernapasan kurang lebih 500 cc. Bila setengah liter ini
telah diembuskan, maka dengan mengerutkan otot perut kuat-kuat, masih dapat
mengembuskan satu setengah liter udara cadangan di dalam paru-paru.

Sebaliknya, sesudah menghirup udara setengah liter, kita masih dapat menghirup


kuat-kuat satu setengah liter udara lagi. Jadi, jumlah udara yang terdapat dalam sistem
pernapasan yaitu antara setengah dan tiga setengah liter. Jumlah udara pernapasan sekian itu
dapat dimanfaatkan secara teratur oleh para olahragawan yang terlatih. Meskipun ada 500 cc
udara yang dapat kita hirup dalam keadaan biasa, tetapi hanya 350 cc yang dapat sampai di
gelembung paru-paru, sedangkan yang 150 cc lainnya hanya sampai di saluran pernapasan
saja.

9
E. Transport Gas Pernapasan

Ventilasi
Ventilasi merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli. Proses
ini terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke paru-paru) dan ekspirasi (keluarnya udara dari
paru-paru). Ventilasi terjadi karena adanya perubahan tekanan intra pulmonal, pada saat
inspirasi tekanan intra pulmonal lebih rendah dari tekanan atmosfer sehingga udara dari
atmosfer akan terhisap ke dalam paru-paru. Sebaliknya pada saat ekspirasi tekanan
intrapulmonal menjadi lebih tinggi dari atmosfer sehingga udara akan tertiup keluar dari
paru-paru.

Perubahan tekanan intrapulmonal tersebut disebabkan karena perubahan volume


thorax akibat kerja dari otot-otot pernafasan dan diafragma. Pada saat inspirasi terjadi
kontraksi dari otot-otot insiprasi (muskulus interkostalis eksternus dan diafragma)sehingga
terjadi elevasi dari tulang-tulang kostae dan menyebabkan peningkatan volume cavum thorax
(rongga dada), secara bersamaan paru-paru juga akan ikut mengembang sehingga tekanan
intra pulmonal menurun dan udara terhirup ke dalam paru-paru.

Setelah inspirasi normal biasanya kita masih bisa menghirup udara dalam-dalam
(menarik nafas dalam), hal ini dimungkinkan karena kerja dari otot-otot tambahan isnpirasi
yaitu muskulus sternokleidomastoideus dan muskulus skalenus.

Ekspirasi merupakan proses yang pasif dimana setelah terjadi pengembangan cavum
thorax akibat kerja otot-otot inspirasi maka setelah otot-otot tersebut relaksasi maka terjadilah
ekspirasi. Tetapi setelah ekspirasi normal, kitapun masih bisa menghembuskan nafas dalam-
dalam karena adanya kerja dari otot-otot ekspirasi yaitu muskulus interkostalis internus dan
muskulus abdominis.

10
Kerja dari otot-otot pernafasan disebabkan karena adanya perintah dari pusat
pernafasan (medula oblongata) pada otak. Medula oblongata terdiri dari sekelompok neuron
inspirasi dan ekspirasi. Eksitasi neuron-neuron inspirasi akan dilanjutkan dengan eksitasi
pada neuron-neuron ekspirasi serta inhibisi terhadap neuron-neuron inspirasi sehingga
terjadilah peristiwa inspirasi yang diikuti dengan peristiwa ekspirasi. Area inspirasi dan area
ekspirasi ini terdapat pada daerah berirama medula (medulla rithmicity) yang menyebabkan
irama pernafasan berjalan teratur dengan perbandingan 2 : 3 (inspirasi : ekspirasi).

Ventilasi dipengaruhi oleh :

1. Kadar oksigen pada atmosfer


2. Kebersihan jalan nafas
3. Daya recoil & complience (kembang kempis) dari paru-paru
4. Pusat pernafasan

Fleksibilitas paru sangat penting dalam proses ventilasi. Fleksibilitas paru dijaga oleh
surfaktan. Surfaktan merupakan campuran lipoprotein yang dikeluarkan sel sekretori alveoli
pada bagian epitel alveolus dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan alveolus yang
disebabkan karena daya tarik menarik molekul air & mencegah kolaps alveoli dengan cara
membentuk lapisan monomolekuler antara lapisan cairan dan udara.

Energi yang diperlukan untuk ventilasi adalah 2 – 3% energi total yang dibentuk oleh
tubuh. Kebutuhan energi ini akan meningkat saat olah raga berat, bisa mencapai 25 kali lipat.
Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi dan diekspirasi dalam pernafasan normal.
IRV (volume cadangan inspirasi) adalah volume udara yang masih bisa dihirup paru-paru
setelah inspirasi normal. ERV (volume cadangan ekspirasi) adalah volume udara yang masih
bisa diekshalasi setelah ekspirasi normal. Sedangkan RV (volume sisa) adalah volume udara
yang masih tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat.

11
Difusi

Difusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas antara alveoli dengan darah
pada kapiler paru. Proses difusi terjadi karena perbedaan tekanan, gas berdifusi dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah. Salah satu ukuran difusi adalah tekanan parsial.

Difusi terjadi melalui membran respirasi yang merupakan dinding alveolus yang
sangat tipis dengan ketebalan rata-rata 0,5 mikron. Di dalamnya terdapat jalinan kapiler yang
sangat banyak dengan diameter 8 angstrom. Dalam paru2 terdapat sekitar 300 juta alveoli dan
bila dibentangkan dindingnya maka luasnya mencapai 70 m2 pada orang dewasa normal.

Saat difusi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida secara simultan.
Saat inspirasi maka oksigen akan masuk ke dalam kapiler paru dan saat ekspirasi
karbondioksida akan dilepaskan kapiler paru ke alveoli untuk dibuang ke atmosfer. Proses
pertukaran gas tersebut terjadi karena perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida
antara alveoli dan kapiler paru.

12
Volume gas yang berdifusi melalui membran respirasi per menit untuk setiap
perbedaan tekanan sebesar 1 mmHg disebut dengan kapasitas difusi. Kapasitas difusi oksigen
dalam keadaan istirahat sekitar 230 ml/menit. Saat aktivitas meningkat maka kapasitas difusi
ini juga meningkat karena jumlah kapiler aktif meningkat disertai dDilatasi kapiler yang
menyebabkan luas permukaan membran difusi meningkat. Kapasitas difusi karbondioksida
saat istirahat adalah 400-450 ml/menit. Saat bekerja meningkat menjadi 1200-1500,ml/menit.

Difusi,dipengaruhi oleh :
1. Ketebalan membran respirasi
2. Koefisien difusi
3. Luas permukaan membran respirasi*
4. Perbedaan tekanan parsial

Transportasi

Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang
membutuhkan melalui darah dan pengangkutan karbondioksida sebagai sisa metabolisme ke
kapiler paru. Sekitar 97 - 98,5% Oksigen ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb
(HbO2/oksihaemoglobin,) sisanya larut dalam plasma. Sekitar 5- 7 % karbondioksida larut
dalam plasma, 23 – 30% berikatan dengan Hb(HbCO2/karbaminahaemoglobin) dan 65 –
70% dalam bentuk HCO3 (ion bikarbonat). 

13
Saat istirahat, 5 ml oksigen ditransportasikan oleh 100 ml darah setiap menit. Jika
curah jantung 5000 ml/menit maka jumlah oksigen yang diberikan ke jaringan sekitar 250
ml/menit. Saat olah raga berat dapat meningkat 15 – 20 kali lipat.

Transportasi gas dipengaruhi oleh :

1. Cardiac Output
2. Jumlah eritrosit
3. Aktivitas
4. Hematokrit darah

Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada sel/jaringan. Difusi gas pada
sel/jaringan terjadi karena tekanan parsial oksigen (PO2) intrasel selalu lebih rendah dari PO2
kapiler karena O2 dalam sel selalu digunakan oleh sel. Sebaliknya tekanan parsial
karbondioksida (PCO2) intrasel selalu lebih tinggi karena CO2 selalu diproduksi oleh sel
sebagai sisa metabolisme.

Regulasi

Kebutuhan oksigen tubuh bersifat dinamis, berubah-ubah dipengaruhi oleh berbagai


faktor diantaranya adalah aktivitas. Saat aktivitas meningkat maka kebutuhan oksigen akan
meningkat sehingga kerja sistem respirasi juga meningkat. Mekanisme adaptasi sistem
respirasi terhadap perubahan kebutuhan oksigen tubuh sangat penting untuk menjaga
homeostastis dengan mekanisme sebagai berikut :

14
Sistem respirasi diatur oleh pusat pernafasan pada otak yaitu medula oblongata. Pusat
nafas terdiri dari daerah berirama medulla (medulla rithmicity) dan pons. Daerah berirama
medula terdiri dari area inspirasi dan ekspirasi. Sedangkan pons terdiri dari pneumotaxic area
dan apneustic area. Pneumotaxic area menginhibisi sirkuit inspirasi dan meningkatkan irama
respirasi. Sedangkan apneustic area mengeksitasi sirkuit inspirasi. 

Daerah berirama medula mempertahankan irama nafas I : E = 2” : 3”. Stimulasi


neuron inspirasi menyebabkan osilasi pada sirkuit inspirasi selama 2” dan inhibisi pada
neuron ekspirasi kemudian terjadi kelelahan sehingga berhenti. Setelah inhibisi hilang
kemudian sirkuit ekspirasi berosilasi selama 3” dan terjadi inhibisi pada sirkuit inspirasi.
Setelah itu terjadi kelelahan dan berhenti dan terus menerus terjadi sehingga tercipta
pernafasan yang ritmis.

F. Pengaturan Pernafasan

1.   Pengendalian Pernapasan Oleh Sistem Persarafan

15
Pengaturan pernapasan oleh persarafan dilakukan oleh korteks cerebri, medulla oblongata,
dan pons.

a.   Korteks Cerebri

Berperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter sehingga memungkinkan kita
dapat mengatur napas dan menahan napas. Misalnya pada saat bicara atau makan.

b.   Medulla oblongata

Terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan. Pada kedua
oblongata terdapat dua kelompok neuron yaitu Dorsal Respiratory Group (DRG) yang
terletak pada bagian dorsal medulla dan Ventral Respiratory Group (VRG) yang terletak pada
ventral lateral medula. Kedua kelompok neuron ini berperan dalam pengaturan irama
pernapasan. DRG terdiri dari neuron yang mengatur serabut lower motor neuron yang
mensyarafi otot-otot inspirasi seperti otot intercosta interna dan diafragma untuk gerakan
inspirasi dan sebagian kecil neuron akan berjalan ke kelompok ventral. Pada saat pernapasan
kuat, terjadi peningkatan aktivitas neuron di DRG yang kemudian menstimulasi untuk
mengaktifkan otot-otot asesoris inspirasi, setelah inspirasi selesai secara otomatis terjadi
ekspirasi dengan menstimulasi otot-otot asesoris.

Kelompol ventral (VRG) terdiri dari neuron inspirasi dan neuron ekspirasi. Pada saat
pernafasan tenang atau normal kelompok ventral tidak aktif, tetapi jika kebutuhan ventilasi
meningkat, neuron inspirasi pada kelompok ventral diaktifkan melalui rangsangan kelompok
dorsal. Impuls dari neuron inspirasi kelompok ventral akan merangsang motor neuron yang
mensyarafi otot inspirasi tambahan melalui N IX dan N X. Impuls dari neuron ekspirasi
kelompok ventral akan menyebabkan kontraksi otot-otot ekspirasi untuk ekspirasi aktif.

c.   Pons

Pada pons terdapat 2 pusat pernapasan yaitu pusat apneutik dan pusat pnumotaksis. Pusat
apneutik terletak di formasio retikularis pons bagian bawah. Fungsi pusat apneutik adalah
untuk mengkoordinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi dengan cara mengirimkan
rangsangan impuls pada area inspirasi dan menghambat ekspirasi. Sedangkan pusat
pneumotaksis terletak di pons bagian atas. Impuls dari pusat pneumotaksis adalah membatasi
durasi inspirasi, tetapi meningkatkan frekuensi respirasi sehingga irama respirasi menjadi
halus dan teratur, proses inspirasi dan ekspirasi berjalan secara teratur pula.

2.   Kendali Kimia

Banyak faktor yang mempengaruhi laju dan kedalaman pernapasan yang sudah diset oleh
pusat pernapasan, yaitu adanya perubahan kadar oksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen
dalam darah arteri. Perubahan tersebut menimbulkan perubahan kimia dan menimbulkan
respon dari sensor yang disebut kemoreseptor. Ada 2 jenis kemoreseptor, yaitu kemoreseptor
pusat yang berada di medulla dan kemoreseptor perifer yang berada di badan aorta dan
karotid pada sistem arteri.

a.   Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah
arteri, cairan serebrospinal peningkatan ion hidrogen dengan merespon peningkatan frekuensi
dan kedalaman pernapasan.

16
b. Kemoreseptor perifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi oksigen,
karbon dioksida dan ion hidrogen. Misalnya adanya penurunan oksigen, peningkatan karbon
dioksida dan peningkatan ion hidrogen maka pernapasan menjadi meningkat.

3.   Pengaturan Oleh Mekanisme Non Kimiawi

Beberapa faktor non kimiawi yang mempengaruhi pengatuan pernapasan di antaranya :


pengaruh baroreseptor, peningkatan suhu tubuh, hormon epineprin, refleks hering-breuer.

a.   Baroreseptor, berada pada sinus kortikus, arkus aorta atrium, ventrikel dan pembuluh
darah besar. Baroreseptor berespon terhadap perubahan tekanan darah. Peningkatan tekanan
darah arteri akan menghambat respirasi, menurunnya tekanan darah arteri dibawah tekanan
arteri rata-rata akan menstimulasi pernapasan.

b.   Peningkatan suhu tubuh, misalnya karena demam atau olahraga maka secara otomatis
tubuh akan mengeluarkan kelebihan panas tubuh dengan cara meningkatkan ventilasi.

c.   Hormon epinephrin, peningkatan hormon epinephrin akan meningkatkan rangsangan


simpatis yang juga akan merangsang pusat respirasi untuk meningkatkan ventilasi.

d.   Refleks hering-breuer, yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekspirasi. Pada saat inspirasi
mencapai batas tertentu terjadi stimulasi pada reseptor regangan dalam otot polos paru untuk
menghambat aktifitas neuron inspirasi. Dengan demikian refleks ini mencegah terjadinya
overinflasi paru-paru saat aktifitas berat.

17
G. Spirometri

Spirometri atau spirometry juga dikenal dengan Pulmonary Function Test (PFC)


yang berfungsi untuk mengukur fungsi paru-paru manusia secara spesifik dengan
membandingkan volume paru dan dan aliran udara yang masuk dan keluar ke paru-paru, pada
dasarnya cara kerja spirometry adalah dengan mengukur jumlah dan kecepatan udara yang
di hirup dan di hembuskan.

18
Tujuan dan Cara Kerja Spirometry

Beberapa Tujuan dari Spirometry ini antara lain :

1. Mendiagnosa  penyakit paru-paru tertentu (seperti asma, bronkitis, dan


emphysema)
2. Mencari alasan dari masalah nafas yang pendek atau dyspnea.
3. Mengecek apakah bahan kimia yang terhirup pada saat sedang bekerja
mempengaruhi kinerja paru-paru
4. Mengecek kondisi fungsi paru-paru sebelum seseorang melakukan operasi
5. Mengecek efek medikasi
6. Mengecek progress dari pengobatan penyakit

Tes Spirometri ini biasanya menghasilkan FVC (kapasitas vital paksa), yang
memberitahukan dokter ahli jumlah terbesar udara yang dapat dihembuskan oleh pasien
(dengan kekuatan maksimum) setelah diberitahu untuk menghirup udara sedalam mungkin.
Jika FVC-nya menunjukan hasil yang lebih rendah dari hasil normal, dokter dapat
menyimpulkan bahwa pasien memiliki masalah penyumbatan pernapasan.

Illustrasi Penggunaan Alat Spirometry

Pembacaan Spirometri lainnya yaitu FEV-1 (volume penghembusan udara paksa),


yang mengukur jumlah udara yang dapat pasien keluarkan dengan paksa dari dalam paru-
parunya dalam hitungan detik. Informasi ini membantu dokter ahli menentukan dan menilai
separah apamasalah pernapasan pasien. Jika FEV-1-nya menunjukan hasil yang lebih
rendah dari pembacaan normal, pasien mungkin memiliki masalah obstuksi parah dalam
saluran udaranya sehingga mencegah pernapasan normal.

Jenis Teknologi Spirometry

Secara teknologi spirometry di bagi menjadi 3, yaitu :

1. Teknologi Turbine sensor

19
Teknologi yang dikembangkan pada tahun 1980an, menggunakan putaran
angin atau plat deflektor akhir (dengan total pisau kipas yang sama) yang membuat
aliran udara memutar sensor secara heliks melalui bagian utama dari sensor.
Teknologi ini memiliki kekurangan pada akurasi yang rendah pada low flow rates
dan cara teknologi ini merespon perubahan flow rates yang cepat.

2. Teknologi Pneumotach sensor

Teknologi sensor yang mampu mendeteksi terus menerus dalam pengukuran


bi-directional aliran napas proksimal pasien dan digunakan dalam lingkungan
perawatan kritis. Sensor dibuat dari satu bagian padat. Hal ini akanmemudahkan
pembersihkan dan untuk di produksi.

3. Teknologi Ultrasonic

Teknologi spirometer yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1970an


dan baru mulai dipasarkan pada tahun 1990an dengan ide dasar yang ringkas yaitu
untuk mengukur waktu transit dari ultrasonic pulse melalui gas yang bergerak
mengalir, dengan nadi yang berjalan searah dengan arah gas mengalir dengan waktu
yang ditembuh ketujuan lebih cepat dan nadi yang berjalan berlawanan arah dengan
arah gas akan mengalir lebih lambat. Teknologi ini sangat sesuai dengan inspiratory
dan expiratory flow measurement karena mereka lebih linear, akurat, stabil dan
kebanyakan tidak sensitif dengan temperatur, kelembapan dan komposisi gas.

BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan

20
Pernapasan adalah proses di mana gas dipertukarkan antara tubuh dan udara luar.
Paru-paru dan organ lain dari sistem pernapasan membawa oksigen ke dalam tubuh dan
melepaskan karbon dioksida ke atmosfer.

Manusia dalam bernafas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Komponen – komponen respirasi pada manusia yaitu,
rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus dan paru-paru.

Pada proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernafasan pada manusia terbagi
atas pernafasan dada dan pernafasan perut.

2. Saran

Kita sebagai manusia perlu untuk menjaga kesehatan organ pernafasan kita agar
tidak terkena penyakit dari sistem pernafasan. Jagalah dan bersihkanlah selalu lingkungan
sekitar agar kita dapat hidup sehat dengan menghirup oksigen yang besih serta terbebas
dari polusi. Hindari juga merokok karena itu akan merugikan diri sendiri di suatu hari
nanti

DAFTAR PUSTAKA

https://hisham.id/2015/08/struktur-organ-sistem-pernapasan-manusia-dan-fungsinya.html

http://humanrespiration.blogspot.com/

21
https://artasfn02.blogspot.com/2018/02/volume-pernapasan-manusia.html

http://fisologi.blogspot.com/p/transport-gas-pernafasan.html

https://slideplayer.info/slide/3332020/

https://www.bisamed.co.id/apa-itu-spirometri/

https://blog.ruangguru.com/organ-pernapasan-dan-fungsinya

22

Anda mungkin juga menyukai