Anda di halaman 1dari 17

KEDUDUKAN HUKUM DAN KEWENANGAN PEMERINTAH

TUGAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Disusun Oleh:

EFNAL PALIKO

ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Kami berterima kasih kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya
bahwa kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dalam bentuk presentasi
maupun makalah secara tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada dosen kami yang selalu membantu kami dalam pembelajaran. Kepada para
mahasiswa yang selalu mendukung kami, kami juga berterima kasih kepada anda
sebagai rekan kerja dalam mendapatkan pendidikan di Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya.

Makalah ini berjudul "KEDUDUKAN HUKUM DAN KEWENANGAN


PEMERINTAH" diajukan sebagai persyaratan untuk penugasan pada tahun 2020.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua sehingga
kita dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menantikan semua saran
dan kritik dari para pembaca, yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat memberikan banyak manfaat


bagi pembaca. Terima kasih.

Jakarta, 08 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

PENDAHULUAN...................................................................................................1

I.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1

I.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1

PEMBAHASAN.....................................................................................................2

II.1. Kedudukan Hukum Pemerintah................................................................2

I.1.1. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Publik...................................5

I.1.2. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Privat....................................7

I.1.3. Macam-Macam Jabatan Pemerintah..................................................8

II.2. Kewenangan Pemerintah...........................................................................9

PENUTUP.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Hukum Administrais Negara merupakan hukum yang selalu


berkaitan dengan aktivitas perilaku administrasi negara dan kebutuhan
masyarakat serta interaksi diantara keduanya. Negara Indonesia adalah
negara hukum, dimana sebagai negara hukum, setiap peneyelenggaraan
pemerintah haruslah berdasarkan negara hukum yang berlaku. Eksistensi
Hukum Administrasi Negara diharapkan dapat mengetahui batas-batas
dan hakekat kekuasaan, tujuan, dan sifat daripada kewajibankewajiban,
juga bagaimna bentuk-bentuk sanksinya bilamana terjadi pelanggaran
administrasi negara.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui tentang


kedudukan dan kewewenangan dalam suatu negara. Hal ini disebabkan
dimana pemerintah saling tumpang tindih dalam suatu organisasi atau
negara. Terkadang banyak orang salah mengartikan posisi atau jabatan
dalam suatu organisasi yang tentunya dapat merugikan orang lain. Tentu
saja ini dapat menimbulkan masalah antar individu ataupun antar
organisasi. Tentunya hal ini tidak diinginkan, sehingga dapat mengetahui
batasanbatasan yang tidak dapat dilanggar serta cara berkomunikasi yang
baik

I.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kedudukan pemerintah dalam negara hukum?


2. Bagaimana kewenangan pemerintah dalam bertindak?

1
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Kedudukan Hukum Pemerintah

Hukum merupakan suatu norma yang berkembang dalam


kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya norma ini harus dipatuhi dan
mengikat bagi setiap individu dalam suatu wilayah tertentu. Dengan
adanya norma, setiap orang dapat memperjuangkan kepentingannya
dalam batasan-batasan yang tidak melanggar aturan dan tidak merugikan
kepentingan orang lain. Sehingga dengan demikian terciptalah kehidupan
yang tertib, aman, tentram dapat terwujudkan. Menurut Satjipto Raharjo
hukum merupakan kaedah yang memuat suatu penilaian mengenai
perbuatan tertentu. Hal ini jelas tampak dalam bentuk perintah dan
larangan. Kaedah diwujudkan dalam bentuk petunjuk bertingkah laku.
Oleh karena itu kaedah hukum disebut petunjuk tingkah laku tentang apa
yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan yang disertai dengan
sanksi. Kaedah hukum tersebut bersumber dari masyarakat sendiri
maupun dari sumber lain yang diakui keberlakuannya oleh otoritas
tertinggi dalam masyarakat itu. Jika kaedah tersebut dilanggar akan
memberikan kewenangan pada otoritas tertinggi untuk menjatuhkan
sanksi. Agar dengan sanksi itu masyarakat diharapkan supaya selalu
berada dalam koridor yang baik, serta menghindarkan diri dari perbuatan
melanggar hukum, guna menciptakan kedamaian dalam masyarakat.1

Kedamaian disini merupakan suatu keadaan yang mencakup dua


hal, yaitu ketertiban atau keamanan dan ketentraman atau ketenangan.
Ketertiban atau keamanan menunjukkan pada hubungan atau komunikasi
lahiriah, jadi melihat pada proses interaksi para pribadi dalam kelompok
masyarakat. Sedangkan ketentraman atau ketenangan menunjukkan pada
1
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996), hal. 33.

2
keadaan bathiniah, jadi melihat pada kehidupan bathiniah masing-masing
pribadi dalam kelompok masyarakat.2

Pengertian hukum di atas dapat diartikan bahwa hukum


berfungsi sebagai mekanisme untuk melakukan integrasi terhadap
berbagai kepentingan masyarakat yang berlaku baik ada konflik maupun
tidak ada konflik. Akan tetapi harus diketahui bahwa dalam penyelesaian
konflik-konflik dalam masyarakat, bukan hanya hukum satu-satunya
norma dalam pengintegrasi, melainkan masih dapat terdapat sarana
pengintegrasi lainnya seperti norma agama, norma kesusilaan, dan norma
kesopanan. Penerapan hukum ditujukan kepada manusia dan badan
hukum di Negara Republik Indonesia ini, dimana kedua belah aspek
tersebut dikatakan sebagai subjek hukum, yang mempunyai hak dan
kewajiban yang harus dihormati dengan statusnya sebagai subjek hukum
tersebut. Sehingga dapat dikatakan dengan statusnya itu, kedudukan
hukum dari subjek hukum tercermin di dalam hak dan kewajiban yang
harus dilaksanakan dan harus dipenuhi terhadap subjek hukum dalam
penerapan pengaturan hukum itu sendiri. Dari kedudukan hukum ini
tentunya bertujuan untuk memberikan suatu keadilan, kepastian dan
kegunaan atau kemanfaatan terhadap subjek hukum. Menurut Salim dan
Erlis mengenai kedudukan hukum menyampaikan bahwa masyarakat
yang dianggap sebagai organisme tubuh manusia yang masing
mempunyai kedudukan dan fungsinya. Hukum dikonsepsikan sebagai
pola harmonisasi hubungan antara “anggota tubuh” masyarakat agara
berjalan baik dan seimbang.3

2
Purnadi Purbacaraka, dkk, Perihal Kaedah Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1933), hal. 20.
3
Salim dan Erlies, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Disertasi dan Tesis, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2014), hal.76.

3
Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa pemerintah di
samping melaksanakan aktivitas dalam bidang hukum publik, juga
sering terlibat dalam lapangan keperdataan. Dalam pergaulan hukum,
pemerintah sering tampil dengan dengan dua kepala, sebagai wakil dari
jabatan yang tunduk pada hukum publik dan wakil dari badan hukum
yang tunduk pada hukum privat.4

Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi


jabatan. Menurut Logeman (Dalam bentuk kenyataan sosialnya, negara
adalah organisasi yang berkenan dengan berbagai fungsi. Pengertian
fungsi adalah lingkungan kerja yang terperinci dalam hubungannya
secara keseluruhan. Fungsi-fungsi ini dinamakan jabatan. Negara adalah
organisasi jabatan). (Jabatan adalah suatu lembaga dengan lingkup
pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk waktu lama dan kepadanya
diberikan tugas dan wewenang).5

Menurut Bagir Manan, Jabatan adalah lingkungan pekerjaan


tetap yang berisi fungsi-fungsi tertentu yang secara keseluruhan
mencerminkan tujuan dan tata kerja suatu organisasi. Jabatan itu bersifat
tetap, sementara pemegang jabatan dapat berganti-ganti, sebagai contoh,
jabatan presiden, wakil presiden, menteri, gubernur dan lain-lain, relatif
bersifat tetap, sementara pemegang jabatan atau pejabatnya sudah
berganti-ganti.6

Hukum private dan bahan hukum publik. Menurut Chidir Ali,


ada tiga kriteria untuk menentukan status badan hukum publik yaitu:7

a. Dilihat dari pendirinya, badan hukum itu diadakan dengan


konstruksi hukum publik yang didirikan oleh penguasa dengan
undang-undang atau peraturan-peraturan lainnya
4
M. Rodhi Aulia, dkk, “Kedudukan Dan Kewenangan Dan Tindakan Hukum Pemerintah”,
(Bandung: Arsip Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati,
2011), hal. 6-7.
5
Ibid.
6
Ibid.
7
Ibid.

4
b. lingkungan kerjanya, yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan
publik,
c. badan hukum itu diberi wewenang publik seperti membuat
keputusan, ketetapan atau peraturan yang mengikat umum.

I.1.1. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Publik

Hukum publik negara adalah organisasi jabatan dan


diantara jabatan-jabatan ini ada jabatan pemerintah. Menurut
pendapat H.D van Wijk/Willem Konijnenbelt, mengatakan
bahwa: ”Di dalam hukum mengenai badan hukum kita
mengenal perbedaan antara badan hukum dan organ-organnya.
Badan hukum adalah pendukung hak-hak kebendaan (harta
kekayaan). Badan hukum melakukan perbuatan melalui organ-
organnya,yang mewakilinya. Menurut Indroharto menyebutkan
bahwa lembaga-lembaga hukum politik itu memiliki kedudukan
yang mandiri dalam statusnya sebagai badan hukum perdata dan
melalui organ-organnya. Lembaga-lembaga hukum publik yang
menjadi induk dari badan atau jabatan Tata Usaha Negara ini
yang besar-besar di antaranya adalah negara,lembaga-lembaga
tertinggi dan tinggi negara, departemen, badan-badan non
departemen , provinsi , kabupaten , kota madya dan sebagainya.8
Hukum administrasi adalah mengetahui organ atau
jabatan pemerintah dalam melakukan perbuatan hukum yang
bersifat publik. Karakteristik yang terdapat pada jabatan atau
organ pemerintah menurut P.Nicolai dkk:9
a. Organ pemerintah menjalankan wewenang atas nama
dan tanggung jawab sendiri, yang dalam pengertian
modern, diletakkan sebagai pertanggungjawaban politik

8
Vilantrophis, ”Kedudukan, Kewenangan, dan Tindakan Pemerintah”, diakses dari
http://vilantrophist.blogspot.com/2014/03/kedudukan-kewenangan-dan-tindakan-
hukum_6851.html pada tanggal 08 Oktober 2020 pukul 10:00 WIB.
9
Ibid.

5
dan kepegawaian atau tanggung jawab pemerintah
sendiri di hadapan Hakim. Organ pemerintah adalah
pemikul kewajiban tanggung jawab.
b. Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan
mempertahankan norma hukum administrasi,organ
pemerintah dapat bertindak sebagai pihak tergugat
dalam proses peradilan, yaitu dalam hal ada keberatan,
banding, atau perlawanan.
c. Di samping sebagai pihak tergugat, organ pemerintahan
juga dapat tampil menjadi pihak yang tidak puas,
artinya sebagai penggugat.
d. Pada prinsipnya organ pemerintah tidak memiliki harta
kekayaan sendiri. Organ pemerintah merupakan bagian
(alat) dari badan hukum menurut hukum privat dengan
harta kekayaannya. Jabatan bupati atau wali kota adalah
organ-organ dari badan umum “kabupaten”.
Berdasarkan aturan hukum, badan umum inilah yang
dapat memiliki harta kekayaan, bukan organ
pemerintahannya. Oleh karena itu, jika ada putusan
hakim yang berupa denda atau uang paksa (dwangsom)
yang dibebankan kepada organ pemerintah atau
hukuman ganti kerugian dari kerusakan, kewajiban
membayar diserahkan kepada badan hukum yang
bersangkutan.

6
I.1.2. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Privat

Badan hukum( recthspersoon ) adalah kumpulan orang,


yaitu semua yang ada di dalam kehidupan masyarakat (dengan
berbagai pengecualian) sesuai dengan ketentuan undang-undang
dapat bertindak sebagaimana manusia, yang memiliki hak-hak
dan kewenangan-kewenangan, seperti kumpulan orang (dalam
suatu badan hukum), perseroan terbatas, perusahaan
perkapalan,perhimpunan (sukarelan) , dsb. Badan hukum adalah
sebagai subjek kewajiban dan kewenangan yang bukan manusia.
Dalam kepustakaan hukum dikenal ada beberapa unsur dari
badan hukum, yaitu:10

a. Perkumpulan orang (organisasi yang teratur)


b. Dapat melaksanakan pebuatan hukum dalam hubungan-
hubungan hukum
c. Adanya harta kekayaan yang terpisah
d. Mempunyai kepentingan sendiri
e. Mempunyai pengurus
f. Mempunyai tujuan tertentu
g. Mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban
h. Dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan

Berdasarkan hukum perdata negara, provinsi,


kabupaten adalah kumpulan dari badan-badan hukum yang
tindakan hukumnya dijalankan oleh pemerimtah. Menurut
J.B.J.M. ten berge “Pemerintah sebagaimana manusia dan badan
hukum privat terlibat dalam lalu lintas pergaulan hukum”.
Tindakan hukum pemerintah di bidang keperdataan adalah
sebagai wakil dari badan hukum (recthspersoon), yang tunduk
dan diatur dengan hukum perdata. Dengan demikian, kedudukan

10
Ibid.

7
pemerintah dalam hukum privat adalah sebagai wakil dari badan
hukum keperdataan.11

I.1.3. Macam-Macam Jabatan Pemerintah

Keluasan dan keragaman kegiatan administrasi negara


ini seiring sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat
yang menuntut pengaturan dan keterlibatan administrasi negara.
Indroharto mengelompokkan organ pemerintahan atau tata
usaha negara itu diantaranya:12

a. Instansi-instansi resmi pemerintah yang berada di


bawah presiden sebagai kepala eksekutif
b. Instansi-instansi dalam lingkungan negara di luar
lingkungan kekuasaan eksekutif yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan melaksanakan urusan
pemerintahan
c. Badan-badan hukum perdata yang didirikan oleh
pemerintahan dengan maksud untuk melaksanakan
tugas-tugas pemerintah
d. Instansi-instansi yang merupakan kerja sama antara
pihak pemerintah dengan pihak swasta yang
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan
e. Lembaga-lembaga hukum swasta yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan sistem perizinan
melaksanakan tugas pemerintahan.

Dalam literatur hukum administrasi, badan hukum


keperdataan dapat dikategorikan sebagai administrasi negara,
dengan syarat sebagai berikut:13

11
Ibid.
12
Ibid.
13
Ibid.

8
a. Badan-badan itu dibentuk oleh organisasi public
b. Badan-badan tersebut menjalankan fungsi
pemerintahan
c. Peraturan perundang-undangan secara tegas
memberikan kewenangan untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan dan dalam kondisi tertentu
berwenang menerapkan sanksi administratif.

II.2. Kewenangan Pemerintah

Asas legalitas merupakan dasar dalam setiap penyelenggaraan


kenegaraan dan pemerintah. Setiap penyelenggaraan pemerintahan harus
memiliki legitimasi yaitu kewenangan yang diberikan oleh undang-
undang. Substansi asas legalitas adalah wewenang yakni kemampuan
untuk melakukan tindakan hukum tertentu. Kewenangan mempunyai
kedudukan penting dalam kajian hukum tata Negara dan hukum
administrasi.14

Menurut Bagir Manan, wewenang dalamm bahasa hukum bukan


berarti kekuasaan. Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat
atau tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak dan
kewajiban. Hak mengandung pengertian kekuasaan untuk mengatur
sendiri dan mengelola sendiri, sedangkan kewajiban secara horizontal
berarti kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana
mestinya. Dalam Negara hukum, wewenang pemerintahan itu berasal
dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.15

Pilar Negara hukum yaitu asas legalitas berdasarkan prinsip ini


tersirat bahwa wewenang pemerintahan berasal dari peraturan
perundang-undangan, artinya sumber wewenang bagi pemerintahan
adalah peraturan perundang-undangan. Kewenangan yang bersumber dari
14
Ibid.
15
Ibid.

9
peraturan perundang-undangan tersebut diperoleh melalui tiga cara, yaitu
atribusi, delegasi, dan mandate. Legislator yang kompeten untuk
memberikan atribusi wewenang pemerintahan itu dibedakan antara:16

a. yang berkedudukan sebagai original legislator


b. yang bertindak sebagai delegated legislator

Pada delegasi pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh


badan atau jabatan tata usaha Negara yang telah memperoleh wewenang
pemerintahan secara atributif kepada badan atau jabatan tata usaha
Negara lainnya. H.D. van Wijk/ Willen Konijnenbelt mendefinisikan
Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat
undang-undang kepada organ pemerintahan. Delegasi adalah pelimpahan
wewenangan pemerintahan dari satu organ kepada organ pemerintahan
lainnya. Mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan
kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya.17

Pengertian atribusi dan delegasi berdasarkan Algemene


Bepalingen van Administratief Recht adalah atribusi wewenang
dikemukakan bila undang-undang (dalam arti material) menyerahkan
wewenang tertentu kepada organ tertentu, dalam hal delegasi berarti
pelimpahan wewenang oleh organ pemerintahan yang telah diberi
wewenang kepada organ lainnya, yang akan melaksanakan wewenang
yang telah dilimpahkan itu sebagai wewenangnya sendiri.18

Dalam hal pelimpahan wewenang pemerintahan melalui


delegasi ini terdapat syarat-syarat sebagai berikut:19

a. Delegasi harus definitive dan pemberi delegasi (delegans) tidak


dapat lagi menggunakan sendiri wewenang yang telah
dilimpahkan itu.

16
Ibid.
17
Ibid.
18
Ibid.
19
Ibid.

10
b. Delegasi harus berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan, artinya delegasi hanya dimungkinkan kalau ada
ketentuan untuk itu dalam peraturan perundang-undangan.
c. Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hubungan
hierarki kepegawaian tidak diperkenankan adanya delegasi.
d. Kewajiban memberikan keterangan (penjelasan), artinya
delegans berwenang untuk meminta penjelasan tentang
pelaksanaan wewenang tersebut.
e. Peraturan kebijakan (beleidsregel), artinya delegan memberikan
instruksi (petunjuk) tentang penggunaan wewenang tersebut.

Dalam hal atribusi, penerima wewenang dapat menciptakan


wewenang baru atau memperluas wewenang yang sudah ada dengan
tanggungjawab intern dan ekstern pelaksanaan wewenang yang
diatribusikan sepenuhnya berada pada penerima wewenang (atributaris).
Pada delegasi tidak ada penciptaan wewenang, namun hanya ada
pelimpahan wewenang dari pejabat yang satu kepada pejabat yang lain.
Tanggung jawab yuridis tidak lagi berada pada pemberi delegasi
(delegans), tetapi beralih pada penerima delegasi (delegataris). Pada
mandate, penerima mandate (mandataris) hanya bertindak untuk dan atas
nama pemberi mandate (mandans), tanggung jawab akhir keputusan yang
diambil mandataris tetap berada pada mandans.20

Dalam kepustakaan terdapat pembagian mengenai sifat


wewenang pemerintahan, yaitu bersifat terikat, fakultatif dan bebas.
Indroharto mengatakan:21

a. Wewenang pemerintahan yang bersifat terikat, yakni terjadi


apabila peraturan dasarnya menentukan kapan dan dalam
keadaan yang bagaimana wewenang tersebut dapat digunakan

20
Ibid.
21
Ibid.

11
atau peraturan dasarnya sedikit banyak menentukan tentang isi
dari keputusan yang harus diambil.
b. Wewenang fakultatif terjadi dalam hal badan atau pejabat tata
usaha Negara yang bersangkutan tidak wajib menerapkan
wewenangnya atau sedikit banyak masih ada pilihan, sekalipun
pilihan itu hanya dapat dilakukan dalam hal-hal atau keadaan-
keadaan tertentu sebagaimana ditentukan dalam peraturan
dasarnya.
c. Wewenang bebas, yakni terjadi ketika peraturan dasarnya
memberi kebebasan kepada badan atau pejabat tata usaha
Negara untuk menentukan sendiri mengenai isi dari keputusan
yang akan dikeluarkan atau peraturan dasarnya memberikan
lingkup kebebasan kepada pejabat tata Negara yang
bersabgkutan.

Meskipun kepada pemerintahan diberikan kewenangan bebas,


dalam suatu Negara hukum pada dasarnya tidak terdapat kebebasan
dalam arti yang seluas-luasnya.22

22
Ibid.

12
BAB III

PENUTUP

Hukum dalam lingkup pemerintahan suatu negara dibedakan menjadi


dua, yaitu Hukum public (hukum yang mengatur kepentingan umum/public) dan
Hukum privat (hukum yang mengatur kepentingan khusus/perdata).

Yang termasuk dalam kategori hukum publik antara lain: negara,


provinsi, kabupaten dan kota praja. Badan hukum (recthspersoon) adalah
kumpulan orang, yaitu semua yang ada di dalam kehidupan masyarakat (dengan
berbagai pengecualian) sesuai dengan ketentuan undang-undang dapat bertindak
sebagaimana manusia, yang memiliki hak-hak dan kewenangan-kewenangan,
seperti kumpulan orang (dalam suatu badan hukum), perseroan terbatas,
perusahaan perkapalan,perhimpunan (sukarelan) , dsb. Badan hukum adalah
sebagai subjek kewajiban dan kewenangan yang bukan manusia.

Berdasarkan sifatnya, wewenang pemerintah dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Wewenang pemerintah yang bersifat terikat,


2. Wewenang fakultatif,
3. Wewenang bebas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Satjipto Raharjo.1996. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Purnadi Purbacaraka, dkk. 1933. Perihal Kaedah Hukum. Bandung: Citra Aditya

Bakti, 1933.

Salim dan Erlies. 2014. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Disertasi dan

Tesis. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

M. Rodhi Aulia, dkk. Kedudukan Dan Kewenangan Dan Tindakan Hukum


Pemerintah. Makalah.
Vilantrophis (2014) Kedudukan, Kewenangan, dan Tindakan Pemerintah,
vilantrophist.blogspot.com; 10 Oktober 2020.

14

Anda mungkin juga menyukai