Anda di halaman 1dari 25

Rangkuman Presentasi

Kelompok Fisika - Alat Optik


[Mata, Cacat Mata, Lup,
Mikroskop, dan Teleskop]

Nama: Dionadya Pratisto [No. Absen 10] (Kelas X-G)

SMAN 54 Jakarta
Dionadya P.
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Bab I: Mata
I. Bagian-bagian Mata serta Fungsinnya:

1. Sklera: Merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.
2. Konjungtiva: Selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar
sklera.
3. Kornea: Struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris,
pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
4. Pupil: Daerah hitam di tengah-tengah iris.
5. Iris: Jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di
depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara
merubah ukuran pupil.
6. Lensa: Struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus;
berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
7. Retina: Lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata;
berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.
8. Saraf optikus: Kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke
otak.
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

9. Humor aqueus: Cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi
segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan
kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
10. Humor vitreus: Gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina
(mengisi segmen posterior mata).

Berikut cara kerja cahaya masuk ke otak melalui mata:

Cahaya > Kornea > Aquous Humor > Pupil > Lensa > Vitorous Humor > Retina >

Saraf Optik > Otak

Lensa mata merupakan lensa yang kenyal dan fleksibel yang dapat menyesuaikan dengan objek
yang dilihat. Karena bayangan benda harus selalu difokuskan tepat di retina, lensa mata selalu
berubah-ubah untuk menyesuaikan objek yang dilihat. Kemampuan mata untuk menyesuaikan
diri terhadap objek yang dilihat dinamakan daya akomodasi mata.

Saat mata melihat objek yang dekat, lensa mata akan berakomodasi menjadi lebih cembung
agar bayangan yang terbentuk jatuh tepat di retina. Sebaliknya, saat melihat objek yang jauh,
lensa mata akan menjadi lebih pipih untuk memfokuskan bayangan tepat di retina.

Titik terdekat yang mampu dilihat oleh mata dengan jelas disebut titik dekat mata (punctum
proximum/PP). Pada saat melihat benda yang berada di titik dekatnya, mata dikatakan
berakomodasi maksimum. Titik dekat mata disebut juga dengan jarak baca normal karena jarak
yang lebih dekat dari jarak ini tidak nyaman digunakan untuk membaca dan mata akan terasa
lelah. Jarak baca normal atau titik dekat mata adalah sekitar 25 cm.
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Adapun, titik terjauh yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas disebut titik jauh mata
(punctum remotum/PR). Pada saat melihat benda yang berada di titik jauhnya, mata berada
dalam kondisi tidak berakomodasi. Jarak titik jauh mata normal adalah di titik tak hingga (~).
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Pertanyaan dan Jawaban

1) Apa saja yang menyebabkan cacat mata?

 Membaca buku pada jarak yang tidak aman (tidak benar, seperti membaca

dalam jarak yang terlalu dekat)

 Melihat komputer pada posisi duduk yang salah, maka akan terganggu

 Karena faktor gen/keturunan dari orang tua

2) Bagaimana cara menyembuhkan penyakit astigmatisme?

 Bisa dibantu dengan menggunakan kacamata silindris, agar penderita bisa

melihat dengan jelas kembali

3) Berapakah jarak terjelas yang dapat dilihat penderita rabun jauh dan rabun

dekat?

 Jarak normal penglihatan penderita penyakit rabun jauh < 25 cm

 Jarak normal penglihatan penderita penyakit rabun dekat > 25 cm

4) Bagaimana cara menghindari cacat pada mata?

 Dengan memakan buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung

Vitamin A, contohnya seperti wortel dan apel


Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Cacat pada Mata


 Mata normal
Mata normal manusia adalah keadaan mata dimana manusia bisa melihat jarak terjauh dengan jelas
yang disebut titik jauh atau Punctum Remotum (PR). Dan mata juga masih dapat melihat jarak
terdekat yang disebut dengan titik dekat atau Punctum Proximum (PP). Intinya, mata normal itu bisa
melihat benda-benda dengan jelas, hingga jarak objek yang dilihatnya dengan mata tak terhingga.
Jadi dapat disimpulkan bahwa titik jauh mata normal tak terhingga, sedangkan ketetapan
penglihatan mata normal sedekat-dekatnya adalah 25 cm, maka titik dekat mata normal berjarak 25
cm atau yang biasa terdapat dalam bahasa rumus alat optik ialah Sn = 25 cm.
 Miopi
Sering disebut penyakit rabun jauh. Biasanya terjadi pada kalangan pelajar. Penyakit ini
mempunyai titik jauh yang lebih pendek dari titik mata normal. Objek yang terletak di jarak
dengan titik terjauh itu berusaha menjatuhkan bayangannya di depan retina, akan tetapi lensa
mata sudah tidak bisa lebih pipih lagi, sudah tidak bisa menerima bayangan dengan baik,
bayangan tidak jatuh tepat di retina melainkan bayangan masih ada di depan retina, maka
tidak bisa melihat objek tertentu dalam jarak jauh. Contohnya, saat penderita miopi ingin
melihat suatu objek, maka penderita rabun jauh itu harus mendekatkan objek tersebut ke titik
terdekat mata masing-masing. Penderita rabun jauh ini harus dibantu dengan kacamata
berlensa cekung (kacamata negatif) agar mereka dapat melihat jarak jauh dengan normal
kembali.
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

 Hipermetropi
Sering disebut penyakit rabun dekat. Penyakit ini mempunyai titik dekat yang lebih besar
dari titik dekat mata normal, tapi titik jauhnya masih tak terhingga. Maksudnya, seseorang
yang tidak dapat melihat suatu objek yang berjarak dekat dari mata, namun penderita
hipermetropi masih bisa melihat jarak jauh dengan jelas. Untuk dapat melihat objek dengan
jelas, maka objek harus digeser menjauhi mata sampai bayangan jatuh di depan retina,
makanya ketika orang tua sedang membaca Koran, mereka sering menjauhkan Koran dari
mata mereka. Akan tetapi, penglihatan penderita hipermetropi dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata berlensa cembung (kacamata positif).

Contoh Soal:

1) Si A memiliki cacat mata hipermetropi. Jika ia mempunyai jarak pandang 15 cm dan


jarak pandang bayangan 60 cm, maka berapakah kekuatan lensanya?

Dik : s = 15 cm, s’ = 60 cm

Dit : Kekuatan lensa (P)?


1 1 1
Jawab: f
=
s
+ s'

1 1 1
f
=
15
- 60
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

1 4 1
f
=
60
- 60

1 3
f = 60

60
f = 3 = 20

100 100
P = = = 0,5 dioptri
f 20

 Presbiopi
Adalah cacat mata dimana seseorang yang tidak dapat melihat objek baik pada yang berjarak
dekat maupun yang berjarak jauh. Penyakit pada mata ini biasa terjadi pada lansia. Dalam
presbiopi, titik dekat penderita akan bertambah dan titik jauhnya berkurang. Jadi dapat
disebut bahwa presbiopi merupakan gabungan dari miopi dan hipermetropi. Umumnya,
presbiopi disebabkan karena kondisi lensa mata sudah tidak bisa memipih dan tidak bisa
mencembung atau tidak dapat berakomodasi seoptimal mungkin, sehingga:

 Ketika penderita melihat suatu objek pada jarak jauh, bayangan yang dibentuk lensa mata
akan jatuh di depan retina (seperti miopi).
 Ketika penderita melihat suatu objek pada jarak dekat, bayangan yang dibentuk lensa
mata akan jatuh di belakang retina (seperti hipermetropi).

Untuk membantu penglihatan penderita presbiopi, dapat dibantu dengan menggunakan


kacamata berlensa rangkap, dimana lensa negatifnya berada di atas dan lensa positifnya
berada di bagian bawah.

Contoh Soal:

1) Seseorang hanya mampu melihat jelas pada jarak paling dekat 40 cm. Jika jarak terdekat
mata normal adalah 25 cm, maka berapakah kekuatan lensa kacamata yang harus
digunakan penderita?
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Dik : PP = 40 cm (titik dekat)

 Kerabunan dan kebutaan


Buta berarti seseorang tidak dapat melihat benda apapun sama sekali. Buta bisa saja
diakibatkan keturunan, maupun kecelakaan. Rabun berarti seseorang hanya dapat melihat
dengan samar-samar. Orang-orang yang buta maupun rabun biasanya "membaca" dengan
jari-jarinya. Ini disebut huruf Braille.
 Buta warna
Buta warna adalah suatu kondisi dimana seseorang sama sekali tidak dapat membedakan
warna. Yang dapat dilihat hanyalah warna hitam, abu-abu, dan putih. Buta warna biasanya
merupakan penyakit turunan. Artinya jika seseorang buta warna, hampir pasti anaknya juga
buta warna.
 Katarak
Katarak adalah suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi buram karena penebalan
Lensa Mata dan terjadi pada orang lanjut usia (lansia).
 Astigmatis = ketidakaturan lengkung - lengkung permukaan bias mata yang berakibat
cahaya tidak fokus pada satu titik retina(bintik kuning). Dapat dibantu dengan kacamata
slinder/Operasi refraktif.
 Rabun senja
Rabun senja adalah penyakit mata yang disebabkan karena mata kekurangan vitamin A.
Penderita biasanya tidak bisa melihat pada saat sore hari saja.

Pertanyaan dan Jawaban

1) Dik: s = 15 cm, s’ = 60 cm

Dit : Kekuatan lensa (P)?


1 1 1
Jawab: f
= s
+ s'

1 1 1
f = 15 - 60
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

1 4 1
f = 60 - 60

1 3
f = 60

60
f = 3 = 20
100 100
P = = = 0,5 dioptri
f 20

2) Apa saja penyebab penyakit, cara penanggulangan, dan cara mencegah penyakit

presbiopi?

 Penyebab penyakit ini karena gaya akomodasi masta tidak bekerja dengan baik,

sehingga titik dekatnya lebih jauh dari mata normal dan titik jauhnya lebih

pendek dari mata normal. Presbiopi tidak dapat dicegah, tetapi memiliki cara

menanggulanginya seperti menggunakan kacamata berlensa rangkap (bifokal)

bagi penderita cacat mata presbiopi.

3) Apa yang dimaksud dengan PR dalam miopi PP dalam hipermetropi. Kenapa

keduanya berbeda?

 Tentu saja keduanya berbeda, karena PR dalam miopi merupakan jarak terdekat

yang bisa dilihat dengan jelas oleh mata berakomodasi maksimum, sedangkan PR

dalam hipermetropi merupakan jarak terjauh yang bisa dilihat dengan jelas.
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Mikroskop
I. Bagian-bagian Mikroskop

1. Lensa Okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat, berfungsi untuk membentuk
bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif.

2. Lensa Objektif, berada dekat pada objek yang diamati, lensa ini membentuk bayangan
nyata, terbalik, di perbesar. Lensa ini diatur oleh revolver untuk menentukan perbesaran
lensa objektif.

3. Tabung Mikroskop (tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan
menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

4. Sekrup Pengarah Kasar (Makrometer), berfungsi untuk menaik-turunkan tabung


mikroskop secara cepat.
5. Sekrup Pengarah Halus (Mikrometer), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
6. Revolver, berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya.

7. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.

8. Kondensor, berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat diputar
dan dinaik-turunkan.

9. Kaki Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.

10. Sendi Inklinasi untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

II. Sifat Bayangan

Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis
besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu,
terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat
bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler.

Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan
sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika
seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop,
maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar.
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

III. Pembentukan Bayangan pada Mikroskop

Pada gambar dibawah, lensa yang berdekatan dengan mata adalah lensa okuler. Lensa ini
berfungdi sebagai lup. Lensa positif yang berdekatan dengan benda disebut lensa objektif. Jarak
titik api lensa objektif lebih kecil daripada jarak titik api lensa okuler. Benda yang akan diamati
dengan mikroskop diletakkan di antara F dan 2F dari lensa objektif. Bayangan yang dihasilkan
bersifat nyata, diperbesar dan terbalik. Bayangan ini akan menjadi benda bagi lensa pertama.
Bayangan ini merupakan bayangan akhir dari mikroskop yang kita lihat.

fob fok 2fob

2fob fok

IV. Perbesaran Mikroskop


Perbandingan sudut pandang melihat benda menggunakan mikroskop ( β) dengan sudut
pandang melihat benda tanpa mikroskop (α), jika benda ditempatkan di titik dekatnya.
β
Rumus perbesaran yang berlaku: M = γ =
α
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Oleh karena pada mikroskop terdapat dua lensa positif, maka perbesaran mikroskop secara
umum dapat dituliskan sebagai berikut:
M = Mob x Mok
Keterangan: M = perbesaran mikroskop
Mob = perbesaran lensa objektif
Mok = perbesaran lensa okuler yang berfungsi sebagai lup

V. Contoh Soal Mikroskop


1. Sebuah mikroskop memiliki lensa objektif dengan fokus 1,5 cm dan lensa okuler dengan
jarak fokus 5 cm. Sebuah preparat dipasang 2 cm di bawah lensa objektif. Tentukan
perbesaran mikroskop pada:
a. Mata berakomodasi maksimum
b. Mata tidak berakomodasi

Pembahasan

Diketahui : sob = 2 cm

fob = 1,5 cm

fok = 5 cm

Karena jarak titik dekat mata tidak disebutkan dalam soal, maka mata

dianggap normal (sn = 25 cm)

Ditanyakan : M mikroskop saat mata berakomodasi maksimum dan tidak berakomodasi?

Jawab :

1 1 1
= +
f ob s ob s ' ob
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

1 1 1
= -
s ' ob f ob s ob

1 1 1
= -
s ' ob 1,5 2

1 4−3
=
s ' ob 6

1 1
=
s ' ob 6

s’ob = 6 cm

a. M mata berakomodasi maksimum?

s ' ob sn
M = s ob ( f ok + 1 )

6 25
M = 2 ( 2 + 1)

M = 40,5 kali

b. M mata tidak berakomodasi?

s ' ob sn
M = ( s ) (f )
ob ok

6 25
M = 2 x 2

M = 15 kali
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Teleskop
1. Teleskop

Teleskop atau teropong adalah alat optis untuk melihat benda jauh. Diciptakan

tahun 1608 oleh Hans Lippersery, dipakai untuk keperluan perbintangan oleh

Gallileo (1609). Ada tiga macam tipe umum teleskop optik, yaitu teleskop pembias

(refraktor), teleskop pemantul (reflektor), dan teleskop gabungan. Ada juga

teleskop biasa untuk dipakai dengan kamera atau Spektroskop.

 Teleskop Pembias

Ciri-cirinya adalah ujunga tabungnya menggunakan lensa yang disebut lensa

objektif. Pada teleskop ini, cahaya dikumpulkan oleh sepasang lensa yang

terletak pada ujung Tabung, bayangan diperbesar oleh lensa yang lebih kecil

(okuler). Refraktor atau teleskop pembias ini digunakan untuk menyelidiki

secara teliti objek yang dekat. Refraktor yang ukurannya mencapai batas-batas

praktis, ialah alat-alat pada Yerkes Observatory yang memiliki celah 100

centimeter, sedangkan reflector (teleskop pemantul) terdapat di Mt. Palomar

Observatory yang mempunyai celah 500 centimeter.

 Teleskop Pemantul

Teleskop pemantul adalah teleskop yang bagian objektifnya menggunakan

cermin cekung. Pada reflector atau teropong pemantul, cahaya dikumpulkan

oleh suatu cermin yang bayangannya diperbesar oleh okuler. Reflektor ini

digunakan untuk melihat benda jauh.


Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Contohnya teleskop pemantul yang berada di observatorium Hale di atas

Gunung Palomer, California.

 Teleskop Gabungan

Teleskop gabungan adalah teleskop yang menggabungkan metode pembiasan

dengan metode pemantulan. Contohnya teleskop Schmidt.

2. Teleskop Bintang

Digunakan untuk mengamati benda-benda langit seperti bintang, planet dan satelit.

Teleskop bintang tersusun dari 2 buah lensa cembung, sebuah sebagai lensa objektif

dan satunya lagi sebagai lensa okuler. Oleh karena objek yang diamati letaknya

sangat jauh, bayangan yang dibentuk lensa objektif terletak di titik fokus objektif.

Bayangan ini merupakan objek bagi lensa okuler. Dalam hal ini, lensa okuler

berfungsi sebagai lup. Agar bayangan yang terbentuk besar dan jelas, diusahakan

fokus lensa objektif lebih besar daripada fokus lensa okuler.

a. Penggunaan Teleskop Bintang dengan Mata Berakomodasi Maksimum

Mata akan berakommodasi jika bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler

teropong jatuh di titik dekat mata (s’ok = sn)

Untuk lensa objektif:

1 1 1 1 1 1
+ ' =
s ob s ob f ob  + ' =
s ob f ob

Untuk lensa okuler:


Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

1 1 1
+ =
s ok s ' ok f ok

1 1 1
- =
s ok s n f ok

1 1 1
= +
s ok f ok s n

s n+ ¿fok
= ¿
f ok . s n

f ok . sn
sok =
s n +f ok

Perbesaran bayangannya, ditentukan dengan persamaan berikut:

BB'
tan β Sok s ' ob f ob
γ = = = =
tan α BB' s ok S ok
S ' ob
f ob
f ob ( S n+ f ok )
γ = f ok . s n =
f ok. sn
sn + f ok
f ob f ok
 γ = ( +1)
f ok P

Sehingga panjang teleskop (L): L = s’ob + sok


b. Penggunaan Teleskop Bintang dengan Mata tak Berakomodasi
Agar mata tidak berakomodasi, bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler jatuh di titik
jauh mata (sn = = s’ok). Perbesaran bayangannya diperoleh dengan cara
sebagai berikut.
Lensa objektif:
1 1 1 1 1 1
s ob + s ' ob =f  + =f
ob s ' ob ob

s’ob = fob
Lensa okuler:
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

s’ok = (titik jauh mata)


1 1 1
+
s ok s ' ok =f
ok

1 1 1
+ =
s ok f ok

sok = fok
Panjang teleskop (L): L = fob + fok
Perbesaran sudut anguler (γ ) adalah perbandingan antara sudut penglihatan menggunakan
teleskop (β) dengan sudut penglihatan tanpa menggunakan teleskop.
β tan β f ob
M = γ = = jadi, γ =
α tan α f ok

Keterangan: fob = jarak fokus lensa objektif


fok = jarak fokus lensa okuler

Contoh Soal:
Sebuah teleskop bintang memiliki lensa objektif dengan jarak fokus 175 cm dan lensa
okuler dengan jarak fokus 25 cm. Teleskop tersebut digunakan untuk mengamati benda-
benda langit yang sangat jauh. Hitunglah:
a) panjang teleskop;
b) perbesaran anguler teleskop.

Pembahasan:
Dik : fob = 175 cm
fok = 25 cm
Dit : a) panjang teleskop (L)
b) perbesaran bayangan (γ )
Jawab:
a) L = fob + fok
= 175 + 25
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

= 200 cm
Jadi, panjang teleskop adalah 200 centimeter.
f ob 175
b) γ = = = 7 kali
f ok 25

Jadi, perbesaran anguler teleskop adalah 7 kali.

3) Teleskop Bumi
Terdiri atas lensa cembung, lensa objektif lensa pembalik, dan lensa okuler. Membentuk
bayangan yang bersifat maya, tegak, dan lebih dekat. Lensa pembalik hanya berfungsi
membalik bayangan yang dibentuk lensa objektif agar menjadi tegak.
Cara kerjanya sebagai berikut:
Sinar yang mengenai lensa objektif akan dibiaskan dan menghasilkan bayangan nyata,
terbalik, dan diperkecil di lensa okuler. Selanjutnya oleh lensa okuler, bayangan ini
diperbesar sehingga bayangan akhir yang terbentuk bersifat maya, tegak, dan diperbesar.
Oleh karena itu, agar bayangan itu tegak dan sama besar, bayangan harus diletakkan pada
jarak 2f lensa pembalik.
Teleskop bumi lebih sering digunakan dengan mata berakomodasi maksimum. Perbesaran
anguler untuk mata berakomodasi maksimum adalah:
f ob
γ = f
ok

Panjang teleskop: L = fob + 4fp + fok

Teleskop / teropong bumi ada beberapa macam, antara lain:


 Teleskop sandiwara: Teleskop yang terdiri atas lensa objektif positif dan sebagai
okulernya lensa negatif dengan fob > fok. Pada teleskop sandiwara berlaku rumus
panjang teleskop sebagai berikut:

d = fob - fok
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Adapun rumus perbesaran bayangannya ialah:

f ob
M =
f ok

 Teleskop prisma: Terdiri dari teleskop pembias yang bersebelahan untuk tiap
mata. Tiap teleskop tersebut dilengkapi dengan dua buah prisma siku-siku sama
kaki. Fungsi prisma ini untuk membalikkan sinar/cahaya yang dipantulkan
sempurna dan memperpendek teropong agat praktis.
 Periskop: Ialah teleskop dalam kapal selam yang berguna untuk mengetahui
keadaan luar atau di dalam permukaan laut. Periskop terdiri atas lensa cembung
yang digunakan sebagai lensa objektif dan lensa okuler dan dua buah prisma siku-
siku sama kaki. Sinar dari benda dibiaskan oleh lensa objektif, kemudian
dipantulkan oleh prisma pertama dan kedua. Berikutnya, sinar tersebut dibiasksn
oleh lensa okuler dan akhirnya sampai ke mata. Bayangan benda oleh lensa
objektif jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler. Dengan demikian, sinar yang
keluar merupakan berkas sinar sejajar sehingga mata tidak perlu berakomodasi
pada saat melihat.
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

LUP [KACA PEMBESAR]

Kaca pembesar atau lup digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak bisa dilihat dengan
mata secara langsung. Lup menggunakan sebuah lensa cembung atau lensa positif untuk
memperbesar objek menjadi bayangan sehingga dapat dilihat dengan jelas.

Bayangan yang dibentuk oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Untuk mendapatkan
bayangan semacam ini objek harus berada di depan lensa dan terletak diantara titik pusat O
dan titik fokus F lensa. untuk menghasilkan bayangan yang diinginkan, lup dapat digunakan
dalam dua macam cara, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tidak
berakomodasi.

Lup dapat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum untuk mendapatkan perbesaran
bayangan yang diinginkan. Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk
harus tepat berada di titik dekat mata (s’ = sn = jarak titik dekat mata).
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup / kaca pembesar dengan mata berakomodasi
maksimum adalah:

Sn
P = +1
f

Keterangan:

Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk mata
normal), dan f adalah jarak fokus lup.

Menggunakan lup dalam keadaan mata berakomodasi maksimum membuat mata menjadi
cepat lelah. Agar mata relaks dan tidak cepat lelah, lup digunakan dalam keadaan mata tidak
berakomodasi. Untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang diinginkan dalam keadaan mata
tidak berakomodasi, bayangan yang terbentuk harus berada sangat jauh di depan lensa (jarak
tak hingga), dalam hal ini objek harus berada di titik fokus lensa (s = f).

Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata tidak berakomodasi adalah:

Sn
P =
f
Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Keterangan:

Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk mata normal), dan f
adalah jarak fokus lup.

Contoh Soal Lup:

1) Sebuah lup memiliki jarak fokus 2,5 cm. Tentukan perbesaran lup jika mata berakomodasi
maksimum.
Pembahasan:
Dik : f = 2,5 cm
sn = 25 cm (titik dekat mata normal)
Dit : γ mata berakomodasi maksimum?
Jawab:
Sn
γ = + 1
f
25
= + 1
2,5
= 11 kali
Jadi, perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum adalah 11 kali.

2) Sebuah arkeologi mengamati fosil dengan sebuah lup. Titik dekat orang tersebut 50 cm.
Dengan mata berakomodasi maksimum, ia memperoleh perbesaran lima kali. Tentukan
kekuatan lup tersebut!
Pembahasan:
Dik : sn = 50 cm
γ = 5 kali (berakomodasi)

Dit : Kekuatan lensa (P)?


Nama: Dionadya Pratisto (10)
Kelas X-G

Jawab:
Sn
γ = + 1
f
50
5 = + 1
f
50
5-1 =
f
50
4 =
f
50
f =
4
f = 12,5 cm

1 100
 P =  P = = 8 dioptri
f 12,5
Jadi, kekuatan lup tersebut adalah 8 dioptri.

Anda mungkin juga menyukai