Anda di halaman 1dari 10

NaskahAsli

Peran Antioksidan Bagi Kesehatan

Asri Werdhasari
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Balitbangkes, Kemenkes RI
email: asriwerdhasari@yahoo.com

Abstract

Antioxidants are needed to prevent the occurrence of oxidative stress, which plays an important role in the
etiology of various degenerative diseases. This paper discusses the benefits of antioxidant. This article was
made with prior search of references using search engine Schoolar Google with key words antioxidant,
oxidative stress, Alleaceae, N-acetyl cystein, vitamin C and degenerative disease. Mechanisms of resistance of
the body to fights oxidative stress is through endogenous antioxidants. If the amount of free radicals and
reactive species in the body exceeds the ability of endogenous antioxidants, the body requires the intake of
antioxidants obtained from foods or drugs. Antioxidants are commonly consumed daily as a spice in cooking is
onions. Synthetic drug commonly used as antioxidants include N-acetyl cysteine and vitamin C. Alleaceae and
N-acetyl cysteine containing thiol groups / sulfur that act as antioxidant. Organosulfur role in cancer cells is
through the mechanism of apoptosis. Both N-acetyl cysteine and vitamin C in animals induced oxidative stress
using carbon tetrachloride, showed they play a role in the prevention of oxidative stress. Alleaceae, N-acetyl
cysteine and vitamin C plays a role in the prevention of degenerative diseases due to its antioxidant properties.

Key word: Antioxidant, Oxidative stress, Alleaceae, N-acetyl cystein, Vitamin C.

Abstrak

Antioksidan diperlukan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif, yang berperan penting dalam
etiologi terjadinya berbagai penyakit degeneratif. Tulisan ini membahas peran antioksidan bagi kesehatan.
Artikel ini dibuat dengan mencari referensi menggunakan mesin pencari Google Schoolar dengan kata kunci
antioksidan, stres oksidatif, allium, N-asetil sistein, vit C dan penyakit degeneratif. Mekanisme perlawanan
tubuh terhadap stres oksidatif adalah melalui antioksidan endogen. Apabila jumlah radikal bebas dan spesies
reaktif dalam tubuh melebihi kemampuan antioksidan endogen, maka tubuh memerlukan asupan antioksidan
yang didapat dari makanan atau obat-obatan. Antioksidan yang lazim dikonsumsi setiap hari sebagai bumbu
dalam masakan adalah bawang-bawangan. Obat sintetis yang biasa digunakan sebagai antioksidan antara lain N-
asetil sistein dan vit C. Bawang-bawangan (Alleaceae) dan N-asetil sistein mengandung gugus thiol/sulfur yang
bersifat sebagai antioksidan. Peran antioksidan organosulfur selain sebagai antikanker melalui mekanisme
apoptosis, juga sebagai antitrombosis. Baik N-asetil sistein maupun vit C pada hewan coba yang diinduksi stres
oksidatif menggunakan karbon tetraklorida, menunjukkan kedua komponen tersebut berperan dalam pencegahan
stres oksidatif. Bawang-bawangan, N-asetil sistein dan vitamin C berperan dalam pencegahan penyakit
degeneratif karena sifat antioksidan yang dimilikinya.

Kata kunci: Antioksidan, Stres oksidatif, Bawang-bawangan, N-asetil sistein, Vit C.

Pendahuluan (15,4%), diikuti tuberkulosis, hipertensi,


dan cidera (6,5-7,5%), serta diabetes
Indonesia sebagai negara berkembang
mellitus dan tumor (masing-masing
mempunyai keterbatasan dalam
5,7%).1 Oleh karena itu, penyakit
penanggulangan masalah kesehatan,
degeneratif merupakan masalah kesehatan
dimana penyakit infeksi masih tinggi,
yang serius dan menjadi penyebab
tetapi prevalensi penyakit degeneratif
kematian tertinggi di Indonesia.
makin meningkat. Menurut hasil riset
kesehatan dasar yang dilakukan oleh Stres oksidatif berperan penting dalam
Badan Litbangkes (RKD) tahun 2007, patofisiologi terjadinya proses menua dan
penyebab kematian utama adalah stroke berbagai penyakit degeneratif, seperti

Diterima: 02 Mei 2014 Direvisi: 15 Juni 2014 Disetujui: 20 Agustus 2014 59


kanker, diabetes mellitus dan kehilangan elektron, sehingga apabila dua
komplikasinya, serta aterosklerosis yang radikal bebas bertemu, mereka bisa
mendasari penyakit jantung, pembuluh memakai bersama elektron tidak
darah dan stroke. 2,3,4 Antioksidan sangat berpasangan membentuk ikatan kovalen.5
diperlukan oleh tubuh untuk mengatasi dan Molekul biologi pada dasarnya tidak ada
mencegah stres oksidatif. Berbagai bahan yang bersifat radikal. Apabila molekul non
alam asli Indonesia banyak mengandung radikal bertemu dengan radikal bebas,
antioksidan dengan berbagai bahan maka akan terbentuk suatu molekul radikal
aktifnya. Penggunaan bahan alam asli yang baru.5 Dapat dikatakan, radikal bebas
Indonesia sebagai antioksidan diperlukan bersifat tidak stabil dan selalu berusaha
untuk meningkatkan kualitas kesehatan mengambil elektron dari molekul di
masyarakat dengan biaya relatif sekitarnya, sehingga radikal bebas bersifat
terjangkau. Berbagai obat-obatan sintetis toksik terhadap molekul biologi/sel.
yang mengandung antioksidan antara lain Radikal bebas dapat mengganggu produksi
N-Asetil Sistein (NAC) dan vitamin C. DNA, lapisan lipid pada dinding sel,
Tujuan dari penulisan ini adalah mempengaruhi pembuluh darah, produksi
membahas peran antioksidan sebagai prostaglandin, dan protein lain seperti
konsumsi yang penting bagi kesehatan. enzim yang terdapat dalam tubuh.6
Metode Radikal bebas yang mengambil
elektron dari DNA dapat menyebabkan
Penelusuran kepustakaan dilakukan perubahan struktur DNA sehingga
melalui internet dengan menggunakan kata timbullah sel-sel mutan. Bila mutasi ini
kunci antioksidan, stres oksidatif, allium, terjadi berlangsung lama dapat menjadi
N-asetil sistein, vit C dan penyakit kanker. Radikal bebas juga berperan dalam
degeneratif. Kepustakaan diambil dari proses menua, dimana reaksi inisiasi
jurnal gratis dan laman situs ilmiah yang radikal bebas di mitokondria menyebabkan
membahas tentang antioksidan. diproduksinya Reactive Oxygen Species
(ROS) yang bersifat reaktif. Radikal bebas
Hasil
dapat dihasilkan dari hasil metabolisme
Berdasarkan penelusuran kepustakaan, tubuh dan faktor eksternal seperti asap
antioksidan sangat bermanfaat bagi rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat
kesehatan dalam pencegahan proses menua kimiawi dalam makanan dan polutan lain.
dan penyakit degeneratif.2,3,4 Antioksidan
Tubuh manusia dapat menetralisir
dapat melawan radikal bebas yang terdapat
radikal bebas bila jumlahnya tidak
dalam tubuh, yang didapat dari hasil
berlebihan. Mekanisme pertahanan tubuh
metabolisme tubuh, polusi udara, cemaran
dari radikal bebas adalah berupa
makanan, sinar matahari, dsb. Berbagai
antioksidan di tingkat sel, membran, dan
tanaman yang ada di Indonesia dan lazim
ekstra sel.
dikonsumsi ternyata ada yang mengandung
antioksidan, seperti tanaman bawang- Antioksidan
bawangan dan lain sebagainya. Obat- Berdasarkan sumbernya, antioksidan
obatan sintetis ada juga yang bersifat dibagi menjadi antioksidan endogen, yaitu
sebagai antioksidan, antara lain N-asetil enzim-enzim yang bersifat antioksidan,
sistein dan vit C. seperti: Superoksida Dismutase (SOD),
Radikal bebas katalase (Cat), dan glutathione peroksidase
(Gpx); serta antioksidan eksogen, yaitu
Radikal bebas adalah sekelompok
yang didapat dari luar tubuh/makanan.
bahan kimia baik berupa atom maupun
Berbagai bahan alam asli Indonesia
molekul yang memiliki elektron tidak
banyak mengandung antioksidan dengan
berpasangan pada lapisan luarnya atau

60 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia . Vol.3.2.2014: 59-68


Peran Anti Oksidan Bagi Kesehatan.....(Asri W..)

berbagai bahan aktifnya, antara lain lingkungan, menjadi hidrogen peroksida


vitamin C, E, pro vitamin A, organosulfur, (H2O2), yang masih bersifat reaktif. SOD
.-tocopherol, flavonoid, thymoquinone, terdapat di dalam sitosol dan mitokondria.5
statin, niasin, phycocyanin, dan lain-lain. Peroksida dikatalisis oleh enzim katalase
Berbagai bahan alam, baik yang sudah dan glutation peroksidase (GPx). Katalase
lama digunakan sebagai makanan sehari- mampu menggunakan sartu molekul H2O2
hari atau baru dikembangkan sebagai sebagai substrat elektron donor dan satu
suplemen makanan, mengandung berbagai molekul H2O2 menjadi substrat elektron
antioksidan tersebut. akseptor, sehingga 2 molekul H2O2
menjadi 2 H2O dan O2.8 Di dalam eritrosit
Antioksidan diperlukan untuk
dan jaringan lain, enzim glutation
mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif
peroksidase (GPx) mengkatalisis destruksi
adalah kondisi ketidakseimbangan antara
H2O2 dan lipid hidroperoksida dengan
jumlah radikal bebas yang ada dengan
menggunakan glutation tereduksi (GSH),
jumlah antioksidan di dalam tubuh.
melindungi lipid membran dan
Radikal bebas merupakan senyawa yang
hemoglobin dari serangan oksidasi oleh
mengandung satu atau lebih elektron tidak
H2O2, sehingga mencegah terjadinya
berpasangan dalam orbitalnya, sehingga
hemolisis yang disebabkan oleh serangan
bersifat sangat reaktif dan mampu
peroksida.8 GSH akan dioksidasi menjadi
mengoksidasi molekul di sekitarnya (lipid,
GS-SG. Agar GSH terus tersedia untuk
protein, DNA, dan karbohidrat).
membantu kerja enzim GPx, maka GS-SG
Antioksidan bersifat sangat mudah
ini harus direduksi lagi menjadi GSH.
dioksidasi, sehingga radikal bebas akan
Fungsi ini diperankan oleh enzim glutation
mengoksidasi antioksidan dan melindungi
reduktase (GRed).8
molekul lain dalam sel dari kerusakan
akibat oksidasi oleh radikal bebas atau H2O2 yang tidak dikonversi menjadi
oksigen reaktif H2O, dapat membentuk radikal hidroksil
reaktif (OHù) apabila bereaksi dengan ion
logam transisi (Fe2+/Cu+). OHù bersifat
lebih reakif dan berbahaya karena dapat
menyebabkan kerusakan sel melalui
peroksidasi lipid, protein dan DNA. Di
pihak lain, tubuh tidak mempunyai enzim
yang dapat mengubah OHù menjadi
molekul yang aman bagi sel.
Tubuh manusia dapat menetralisir
radikal bebas bila jumlahnya tidak
berlebihan, dengan mekanisme pertahanan
(Sumber: GP Eckert. Available in:
www.biozentrumuni.frankfrut.de/Pharm antioksidan endogen. Bila antioksidan
akologie/index.html) endogen tidak mencukupi, tubuh
membutuhkan antioksidan dari luar.
Gambar 1. Mekanisme Antioksidan Berbagai tanaman maupun obat sintetis
Endogen Sebagai Pertahanan Tubuh7 dapat berperan sebagai antioksidan, antara
lain bawang-bawangan, spirulina dan N-
Gambar 1. menerangkan mekanisme asetil sistein (NAC).
pertahanan tubuh yang diperankan oleh Bawang-bawangan
antioksidan endogen. Enzim superoksida Keluarga bawang mengandung
dismutase (SOD) akan mengubah radikal organosulfur yang bersifat antioksidan.
superoksida (O2-ù) yang dihasilkan dari Allium sativum (garlic), Allium cepa
respirasi serta yang berasal dari

61
(onion) dan Allium porrum (bawang pre) Gambar 2 menginformasikan struktur
adalah keluarga bawang-bawangan molekul komponen Allicaceae. Tiosulfinat
(Alliaceae atau Liliaceae). (allisin [2], ajoene [3], z-ajoene [4], 2-
vinil-1,3-dithiin [5], 3-vinil-1,2-dithiin [6],
A. sativum mengandung alliin yang
dialil disulfida [7], dan dialil trisulfida [8])
dengan cepat akan menjadi allisin. Allisin
bukan komponen yang terdapat secara
dan turunannya akan dimetabolisme
alami, namun merupakan hasil degradasi
menjadi Alil metil sulfida (AMS), yang
kandungan alaminya, yaitu sistein
merupakan metabolit aktif.9 Turunan
sulfoksida (alliin[1]). Ketika bawang
allisin anatara lain: ajoene, z-ajoene, 2-
dipotong atau proses lain, alliin terlepas
vinil-1,3-dithiin, 3-vinil-1,2-dithiin, dialil
dari kompartemennya dan berinteraksi
disulfida, dan dialil trisulfida. Allinase,
dengan enzim alliinase kemudian
enzim yang terdapat pada onion dan garlic
membentuk allicin. Allisin bukan produk
mempunyai efek antioksidan, antibakteri
yang stabil, ia akan mengalami reaksi
dan antiinflamasi. Onion dan garlic juga
menghasilkan turunannya [3-8].9
dimanfaatkan sebagai pencegah
thrombosis dan kanker karena kandungan Organosulfur pada Allium mening-
organosulfurnya. katkan aktifitas glutation transferase (GST)
dan glutation peroksidase (GPx), serta
menghambat penurunan rasio glutation
reduksi dan oksidasi.10 Peningkatan
aktivitas GPx ini juga terjadi pada
pemberian dialil sulfida (DAS), dialil
disulfida (DADS) dan dialliltrisulfida
(DTS).10 Terjadi pula penghambatan
peroksidasi lipid yang disebabkan oleh
CCl4. Peran sebagai antioksidan ini juga
berdampak sebagai antikanker dan
antitrombosis, seperti diketahui stres
oksidatif mendasari terbentuknya sel-sel
kanker dan terjadinya trombosis.
Sel endotel yang diambil dari vena
umbilikus manusia diinkubasi dengan 1
mmol/L DAS, 200 µmol/L DADS, or 100
µmol/L dialiltrisulfida (DATS) selama 16
jam, kemudian ditambahkan 40 mg/L ox-
LDL selama 24 jam. Induksi ox-LDL
Sumber: J. Agric. Food Chem. 2005; 53 (6): 1974± terhadap sel dan permukaan sel untuk
1983 mengekspresikan E-selectin dan molekul
adhesi sel vascular (VCAM-1) dihambat
oleh allilsulfida dengan efek DATS >
Gambar 2. Gugus Sulfur pada DADS > DAS.11 Tingkatan kemampuan
Onion dan Garlic9 melawan metisilin resistan S. aereus
(MRSA), candida dan Aspergillus pada
dialiltetrasulfida > trisulfida > disulfide.12
Peran organosulfur pada sel kanker
adalah melalui mekanisme apoptosis. Alkil
trisulfid yang terdapat pada berbagai
Allium dapat bereaksi dengan mikrotubul
dan menyebabkan siklus sel berhenti.

62 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia . Vol.3.2.2014: 59-68


Peran Anti Oksidan Bagi Kesehatan.....(Asri W..)

Sembilan macam alkil sulfide ditambahkan dengan banyaknya ikatan sulfida ini juga
pada kultur sel kanker kolon pada diperlihatkan pada efek antibakterial dan
manusia, HT-29. DATS menginduksi antifungal.
pemisahan mikrotubul setelah 30-60 menit Pengaruh asupan komponen organo-
dan menyebabkan siklus sel berhenti sulfur telah terbukti secara epidemiologi
setelah 4 jam. Hal ini terjadi karena gugus dan eksperimental terhadap pencegahan
S pada DATS bereaksi dengan asam amino dan pengobatan kanker. Namun,
sistein pada protein mikrotubul sehingga bagaimana mekanismenya dapat memilih
menyebabkan pemisahan mikrotubul secara selektif antara sel neoplasma dan sel
karena terjadi depolimerisasi. Namun, normal belum diketahui secara pasti.
kemampuan depolimerisasi ini tidak Molekul target yang penting dalam
semata-mata karena gugus S-nya, tapi juga pencegahan dan terapi kanker adalah
dipengaruhi oleh rantai sampingnya. Efek enzim-enzim yang berperan dalam
DATS dan DPTS dibandingkan dengan metabolisme, transport dan repair, yang
terhadap polimerisasi mikrotubul, ternyata secara kuat mempengaruhi kematian sel,
DPTS memperlihatkan efek yang lebih proliferasi dan pembentukan metastasis.
lemah daripada DATS. Depolimerisasi Maka, efeknya tidak terbatas pada program
mikrotubul terjadi setelah 30 menit oleh kematian sel, tetapi juga berkaitan dengan
DATS, tapi setelah 120 menit oleh DPTS. respon imun dan proses inflamasi.
Tapi tidak ada efek pada pemberian gugus .DQGXQJDQ VXOIXU VHEDJDL ³SKDUPD-
alkil saja.13 FRSKRUH´ GDSDW PHQJDODPL UHDNVL UHGXNVL
DATS mempengaruhi siklus sel dan oksidasi, interaksi elektrostatik, dan
menyebabkan siklus sel terhenti pada fase membuat ROS sebagai mekanisme dalam
G2/M. Pemberian DATS meningkatkan perannya sebagai antikanker. ROS
persentase populasi sel dalam siklus fase berfungsi memicu molekul sinyal untuk
G2/M dan mencapai maksimum pada menginisiasi terjadinya apoptosis sel
perlakuan 8-12 jam, kemudian menurun kanker.14
perlahan. Hal ini menandakan bahwa Efek perlindungan dari onion oil yang
hambatan siklus sel oleh alkenil trisulfid diekstraksi dari A. cepa diujikan pada sel
bersifat sementara, berarti pula sel kanker paru A 549.15 Onion oil
mempunyai mekanisme pembersihan mengandung komponen propyl sulfonat
sulfida. IC50 hambatan pertumbuhan oleh lebih banyak dari allyl. Onion oil pada
DATS sebesar 11,0 + 1,4µM, sementara konsentrasi 25 mg/l secara bermakna
IC50 hambatan pertumbuhan oleh DPTS menginduksi apoptosis, atas indikasi
sebesar 25,2 + 3,5µM, menunjukkan kandungan DNA pada fase sub-G1, juga
DPTS lebih lemah dari DATS. Potensi
menyebabkan cycle cell arrest pada fase
hambatan pertumbuhan ini berkaitan
G2/M. Aksi onion oil mungkin melalui
dengan kemampuan disruption mikrotubul
mekanisme pembuatan ROS, karena
dan hambatan polimerisasi tubulin.13
hambatan pada siklus sel ini dicegah oleh
Adesi sel human leukemia (HL-60) pemberian glutation dan antioksidan N-
pada sel endotel dan produksi peroksidasi asetilsistein. Kollapsnya potensial
seluler dihambat 27-33% dan 43-50% oleh membran mitokondria menyebabkan
DADS dan DATS (p<0,05). Hal ini disfungsi mitokondria yang mungkin
membuktikan bahwa supresi ox-LDL, berperan pada oxidative burst dan
yang menginduksi ekspresi E-selektin, apoptosis yang diinduksi oleh onion oil.
dilakukan oleh DADS dan DATS. Ekspresi fosfo-cdc2 dan fosfo-siklin B1
Sehingga diperkirakan banyaknya ikatan dihambat regulasinya oleh onion oil, yang
sulfida mempengaruhi tingginya aktivitas menyebabkan terhentinya siklus sel.
antioksidan. Tingginya aktivitas sebanding Secara umum onion oil dapat mencegah

63
pertumbuhan sel kanker melalui bahan aktif yang sama dengan onion dan
15
mekanisme cycle cell arrest. Hasil garlic, namun perhatian terhadap manfaat
eksperimen ini terlihat pada gambar 2. spesies ini sebagai antioksidan masih
kurang. Mungkin karena kandungan
organosulfurnya yang tidak setinggi onion
dan garlic.
Tabel 2. Perbandingan Komponen
Organo Sulfur pada A.
ampelopra-sum12

(Sumber: Journal Nutrition,2006;136:608-13)

Gambar 2. Pengaruh Onion Oil


Terhadap Siklus Sel15
Pada gambar di atas, terlihat bahwa bila Dari tabel di atas terlihat bahwa
onion oil diberikan pada dosis rendah (3,1 persentase total sulfida dan jumlah
dan 6,3mg/l) tidak memberikan efek yang kandungan masing-masing senyawa
bermakna terhadap siklus sel. Namun, bila sulfida pada bawang daun lebih rendah
diberikan dalam dosis tinggi (12,5 dan daripada garlic dan hal ini sebanding
25ng/l) akan memperlihatkan efek yang dengan kemampuannya dalam melawan
bermakna terhadap siklus sel, terutama bakteri dan jamur. Konsentrasi minimal
hambatan terhadap fase G2/M. Kematian fungisidal (MFC) ekstrak air garlic
sel juga diperlihatkan terjadi pada terhadap A.Niger (325mg/mL) lebih
pemberian onion oil dengan konsentrasi > rendah dari ekstrak air onion dan leek
6,3mg/l, hal ini terlihat pada tabel 1. (>900).16
Tabel 1. Analisis Flow Sitometri Pada N-Asetilsistein (NAC)
G2/M Arrest dan Apoptosis NAC merupakan antioksidan standar
Pada Sel A549 yang yang sering digunakan dalam klinik dan
Diinduksi Oleh Onion Oil15 penelitian.17 NAC telah digunakan dalam
klinik sejak tahun 1960 sebagai mukolitik
pada penyakit gangguan pernapasan.
Efektifitas NAC sebagai mukolitik telah
dikenal luas pada banyak negara di dunia
sejak tahun 1970 sebab NAC mengandung
komponen tiol (sulfhidril) yang dapat
memecahkan jembatan disulfida pada
protein mukus (mucoprotein), sehingga
mengurangi viskositas dan mukus mudah
Catatan: Nilai rata-rata + SEM, n=3. Tanda
dikeluarkan.18 Setelah digunakan secara
bintang menunjukkan perbedaan dengan kontrol
DMSO *P<0,05, **P<0,01 luas sebagai mukolitik, baru diketahui
NAC mempunyai sifat sebagai antioksidan
Tidak seperti onion dan garlic, dan menjadi prekursor antioksidan.
walaupun A. porrum juga mengandung

64 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia . Vol.3.2.2014: 59-68


Peran Anti Oksidan Bagi Kesehatan.....(Asri W..)

NAC merupakan prekursor asam amino pemberian NAC.19 Pemberian CCl4 secara
sistein dan glutation tereduksi (GSH). bermakna menaikkan aktivitas enzim
Secara langsung gugus tiol pada NAC juga aspartat transferase (AST), alkali fosfatase
dapat bertindak sebagai antioksidan. $/3 VHUWD -glutamil transferase (GGT)
Pemberian NAC menghasilkan di plasma, namun pemberiannya bersama
peningkatan kadar sistein endogen, NAC menyebabkan penurunan aktivitas
sehingga menstimulasi sintesis glutation enzim-enzim tersebut secara bermakna.
saat kebutuhan meningkat, memperkuat Status antioksidan yang ditandai oleh
aktivitas enzim yang bergantung pada kadar antioksidan di plasma (vitamin C, E,
glutation dan meningkatkan aktivitas GSH), enzim antioksidan di jaringan
antioksidan.18 (superoksida dismutase / SOD, katalase/
Kamalakkannan melaporkan bahwa CAT, glutation peroksidase/GPx) dan
pemberian NAC dengan dosis 150 mg/kg produk peroksidasi lipid (asam tiobar-
BB pada hewan coba yang diinduksi biturat/TBARS, hiroksiperoksidase/ HP) di
karbon tetraklorida (CCl4) menyebabkan jaringan menunjukkan bahwa pada
penurunan aktivitas enzim petanda pemberian CCl4 terjadi penurunan status
kerusakan hati di dalam plasma dan antioksidan dan peningkatan produk
peroksidasi lipid yang menunjukkan status peroksidasi lipid, sementara bila diberikan
antioksidan. Dua jenis penanda kerusakan bersama dengan NAC terlihat perbaikan
sel ini tidak berbeda bermakna antara tikus yang bermakna mendekati kontrol
kontrol normal dengan tikus yang normal.19 Hal ini dijelaskan dalam Tabel 1
diinduksi CCl4 bersamaan dengan dan 3.

Tabel 3. Pengaruh Pemberian NAC dan CCl 4 Terhadap Kerusakan Jaringan Hati19

Kelompok ALP (IU/L) GGT (IU/L) AST (IU/L)


a a
Normal 72,61 + 5,13 0,57 + 0,04 73,12 + 6,47a
Normal + NAC 70,18 + 7,49a 0,54 + 0,06a 71,24 + 5,33a
CCl4 193,1 + 16,28b 1,65 + 0,11b 139,0 + 9,42b
CCl4 + NAC 89,04 + 5,44c 0,70 + 0,04c 83,39 + 5,49c
Catatan: Nilai di atas adalah mean+ SD. Subscript a,b,c menunjukkan perbedaan yang bermakna
dengan p< 0,05.

Pada Tabel 3 terlihat bahwa pada hingga hampir mendekati normal, walau
pemberian CCl4 terjadi peningkatan masih tetap lebih tinggi daripada normal.
aktivitas enzim-enzim intrasel hati di Efek protektif ini juga ditunjukkan dengan
plasma yang mengindikasikan kerusakan pemberian NAC pada tikus yang tidak
jaringan hati yang hebat setelah pemberian diinduksi CCl4. Pemberian NAC pada
CCl4. Kerusakan sel hati menyebabkan tikus normal juga menurunkan ekstravasasi
enzim-enzim endogen keluar dari sel hati enzim intrasel hati ke plasma. Ekstravasasi
dan terdapat dalam jumlah besar di ini berkaitan dengan terjadinya peroksidasi
plasma. Pemberian NAC bersamaan lipid yang merusak membran plasma.
dengan CCl4 menunjukkan efek protektif Tabel 2 menggambarkan pengaruh NAC
sel hati yang ditunjukkan oleh penekanan dan CCl4 terhadap peroksidasi lipid dan
peningkatan aktivitas enzim di plasma

65
Tabel 4. Pengaruh Pemberian NAC dan CCl4 GTZ Terhadap Status
Antioksidan dan Peroksidasi Lipid19

Kel TBARS HP GSH (mg/ SOD Cat (µmol


(nM/mL) (x10-5 dL) (U/mg H2O2
mM/dL) protein) menit/mg
protein)
Normal 0,14+0,01 7,13+0,52 23,25 + 1,89 15,64 + 1,29 61,31 + 4,23
N+ NAC 0,11+0,01 6,34+0,33 24,30 + 1,64 16,94 + 1,31 57,62 + 5,04
CCl4 0,52+0,06 28,64+1,84 10,71 + 1,29 6,17 + 5,32 44,36 + 4,97
CCl4+NAC 0,27+0,04 13,58+1,30 20,43 + 2,17 13,90 + 1,04 57,61 + 4,17

menggambarkan status antioksidan pada peningkatan, hal ini disebabkan peran


jaringan hati Pada tabel 4 terlihat bahwa NAC sebagai prekursor glutation.
hasil peroksidasi lipid (TBARS dan HP) Pengaruh NAC lebih jelas lagi terlihat
menurun pada pemberian NAC pada tikus pada pemberian NAC bersamaan dengan
normal yang menunjukkan sedikit sekali CCl4. Kadar GSH pada kelompok CCl4 +
kejadian peroksidasi lipid di dalam sel hati NAC meningkat jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan yang tidak diberikan dibandingkan pemberian CCl4 tanpa
NAC. Sebaliknya, angka ini meningkat diberikan NAC. Hal yang sama juga
bermakna pada pemberian CCl4 karena diperlihatkan pada aktivitas enzim SOD
banyaknya peroksidasi lipid yang terjadi. dan katalase. Penurunan enzim yang
Sebab CCl4 dapat menginduksi stres bermakna pada pemberian CCl4
oksidatif sehingga menimbulkan menunjukkan banyaknya enzim yang
peroksidasi lipid dan keracunan hati. terpakai sebagai scavenger radikal bebas
Dalam retikulum endoplasma hati, CCl4 dan peningkatannya pada pemberian NAC
dimetabolisme oleh sitokrom P450 2E1 menunjukkan NAC juga bersifat sebagai
(CYP2E1) menjadi radikal bebas scavenger radikal bebas. Hal tersebut juga
triklorometil (CCl3*). Radikal terjadi pada pemberian vit C dengan dosis
triklorometil dengan oksigen akan 0,03-0,2 mg/g BB tikus sebelum diinduksi
membentuk radikal triklorometilperoksi CCl4 dapat mempertahankan GSH eritrosit
yang dapat menyerang lipid membran untuk tetap tinggi dan mencegah
retikulum endoplasma dengan kecepatan penurunan kadar GSH jaringan hati.21
yang melebihi radikal bebas triklorometil.
Peran antioksidan NAC juga
Selanjutnya triklorometilperoksi
mencegah terjadinya kehilangan massa
menyebabkan peroksidasi lipid sehingga
tulang. Tulang diresorbsi osteoklast yang
mengganggu homeostasis Ca2+, dan
diaktifasi oleh ROS. ROS yang dihasilkan
akhirnya menyebabkan kematian sel.20
oleh sitokin seperti TNF-. GDQ EHEHUDSD
Namun, pemberian NAC bersamaan
sitokin yang lain meregulasi enzim
dengan induksi CCl4 memperlihatkan efek
NADPH oksidase yang terdapat pada
protektif sehingga kadar produk
osteoklast. Sehingga osteoklast aktif
peroksidasi lipid dalam jaringan hati
meresorbsi tulang. Maka, ROS potensial
berkurang. Hal ini menunjukkan NAC
memberi dampak yang besar terhadap
mempunyai efek antioksidan atau sebagai
kehilangan massa tulang.22 Lean JM
scavenger radikal bebas yang dihasilkan
melaporkan bahwa pemberian NAC
oleh CCl4.20
meningkatkan konsentrasi glutation,
Kadar GSH pada pemberian NAC mencegah kehilangan massa tulang pada
pada tikus normal juga menunjukkan tikus dengan ovarektomi. Tikus yang

66 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia . Vol.3.2.2014: 59-68


Peran Anti Oksidan Bagi Kesehatan.....(Asri W..)

diinduksi dengan L-buthionine-(S,R)- 2. Setiati S. Radikal bebas, antioksidan, dan


sulphoximine (BSO), suatu inhibitor proses menua. Tinjauan Pustaka. Medika
2003; 6:366-9.
sintesis glutation menunjukkan penurunan
antioksidan tiol dan menyebabkan 3. Shihabi A, Li WG, Miller Jr FG, Weintraub
kehilangan massa tulang.22 NL. Antioxidant therapy for atherosclerotic
vascular disease: the promise and the pitfalls.
Kesimpulan Am J Physiol Heart Circ Physiol [serial
online]. 2002 [disitasi bulan Maret 2009]; 282
Bawang-bawangan merupakan (3): 797-802.
bahan alam yang bersifat antioksidan yang
terbukti dapat mencegah dan 4. Giacco F, Brownlee M. Oxidative Stress and
mengeliminasi pertumbuhan sel kanker Diabetic Complications. Circ Res [serial
melalui mekanisme apoptosis.Keluarga online]. 2010 [disitasi tanggal 29 July
2013];107:1058-70.
bawang-bawangan, seperti: A.cepa,
A.sativum, dan A. Ampeloprasum 5. Halliwell B, Gutteridge JMC. Free radicals in
mempunyai efek antioksidan, biology and medicine. 4th eds. New York:
antitrombosis dan antimikroba.Kandungan Oxford; 2007.
sulfida pada garlic > onion > bawang
6. Droge W. Free radicals in the physiological
daun. N-asetil sistein me-ngandung gugus control of cell function. Physiol Rev [serial
thiol/sulfur yang bersifat sebagai online]. 2002 [disitasi bulan Maret 2009];
antioksidan N-asetil sistein maupun vit C 82:47-95.
pada hewan coba yang diinduksi stres
oksidatif menggunakan karbon 7. Eckert GP. Pic. Available in:
www.biozentrumuni.frankfrut.de/Pharmakolo
tetraklorida, menunjukkan kedua gie/index.html
komponen tersebut berperan dalam
pencegahan stres oksidatif. 8. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwll
VW. +DUSHU¶V ,OOXVWUDWHG Biochemistry.
Saran 26theds. New York: Lange Medical
Books/McGraw-Hill; 2003.
Mengkonsumsi antioksidan setiap hari
baik berupa sediaan antioksidan maupun 9. Lawson LD, Wang ZJ. Allicin and Allicin-
bahan alam yang mengandung antioksidan Derived Garlic Compounds Increase Breath
sangat perlu untuk mencegah stres Acetone through Allyl Methyl Sulfide: Use in
oksidatif yang terjadi pada proses Measuring Allicin Bioavailability. J. Agric.
Food Chem. 2005; 53 (6): 1974±1983.
degeneratif. Masih perlu penelitian lebih
lanjut untuk menjawab bagaimana 10. Tsai CW, Yang JJ, Chen HW, Sheen LY, Lii
mekanisme selektif antikanker oleh zat-zat CK. Garlic Organosulfur Compounds
aktif dalam bahan alam yang mengandung Upregulate the Expression of the Class of
antioksidan. Glutathione S-Transferase in Rat Primary
Hepatocytes. J. Nutr. 2005; 135:2560-2565.

Ucapan Terima Kasih 11. Lei YP, Chen HW, Sheen LY, Lii CK. Diallyl
Terima kasih penulis sampaikan kepada Disulfide and Diallyl Trisulfide Suppress
reviewer dan editor yang telah memberi Oxidized LDL±Induced Vascular Cell
koreksi sehingga penulis dapat Adhesion Molecule and E-Selectin Expression
through Protein Kinase A± and B±Dependent
memperbaiki tulisan ini Signaling Pathways. 2008;J. Nutr. 138:996-
1003.
Daftar Rujukan
12. Tsao SM, Yin MC. In-vitro antimicrobial
1. Badan Litbangkes Depkes RI. Laporan Riset activity of four diallil sulphides occurring
Kesehatan Dasar 2007. Jakarta; 2008: 275-8. naturally in garlic and chinese leek oil. J.
Med. Microbiol. 2001; 50:646-649.

67
13. Powolny AA, Singh SV. Multitargeted 18. Ward S, ed. Role of N-Acetylcystein in the
prevention and therapy of cancer by diallyl Treatment of Acute Respiratory Disorders.
trisulfide and related Allium vegetable- Wolters Kluwer Health, 2005.
derived organosulfur compounds.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/eutils 19. Kamalakkannan N, Rukkumani R, Aruna K,
/elink.fcgi?dbfrom=pubmed&retmode=ref Varma PS, Viswanathan P, Padmanabhan V.
&cmd=prlinks&id=18579286. Protective Effect of N-Acetyl Cystein in
Carbon Tetrachloride Induced Hepetotoxixity
14. Antosiewicz J, Ziolkowski W, Kar S, in Rats. Iranian Journal of Pharmacology and
Powolny AA, Singh SV. Role of Reactive Therapeutic. 2005; 4;118-123.
Oxygen Intermediates in Cellular Responses
to Dietary Cancer Chemopreventive Agents. 20. Panjaitan RGP, Handharyani E, Chairul,
Planta Med. 2008 October; 74(13): 1570± Masriani,Zakiah Z, Manalu W. Pengaruh
1579. pemberian karbon tetraklorida terhadap fungsi
hati dan ginjal tikus. Makara kesehatan. [serial
15. Wu XJ, Stahl T, Hu Y, Kassie F, Sundermann online]. 2007. [disitasi bulan Mei 2009]; 11.
FM. The Production of Reactive Oxygen No.1: 11-16.
Species and the Mitochondrial Membrane
Potential Are Modulated during Onion Oil± 21. Rosmalena. Pengaruh vitamin C pada tikus
Induced Cell Cycle Arrest and Apoptosis in yang mendapat stres oksidatif dengan karbon
A549 Cells. J. Nutr. 2006;136:608-613. tetraklorida [Tesis]. FKUI, 2006.

16. Irkin R, Korukluoglu M. Control of 22. Lean JM, Davies JT, Fuller K, Jagger CJ,
Aspergillus niger with garlic, onion and leek Kirstein B, Partington GA, et al. A crucial
extracts. African Journal of Biotechnology. role for thiol antioxidants in estrogen-
2007; 6 (4): 384-387. deficiency bone loss. J. Clin. Invest. 2003;
112:915±923.
17. Wei W, Linu A, Joshua O, Richard M, Glenn
G, Ercal, et al. Effects of N-acetylcysteine
amide (NACA), a thiol antioxidant on
radiation-induced cytotoxicity in Chinese
hamster ovary cells. Life Sciences, 2008; 82:
1122-30.

68 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia . Vol.3.2.2014: 59-68

Anda mungkin juga menyukai