Anda di halaman 1dari 56

PETUNJUK TEKNIS

PENDIDIKAN PROF'ESI GURU MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM JABATAN

DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 421 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENDIDIKAN PROFESI GURU MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM JABATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN

Menimbang a bahwa dalam rangka mencapai tujuan pelaksanaan


Pendidikan Profesi Guru untuk menghasilkan calon guru
yang memiliki kompetensi dalam merencanakan,
melaksanakan dan menilai pembelajaran, menindaklanjuti
hasil penelitian dengan melakukan bimbingan dan
pelatihan peserta didik serta mampu melakukan
penelitian dan mengembangkan profesionalitas secara
berkelanjutan;

b. bahwa dalam rangka tertib administrasi, keseragaman dan


untuk mencapai tujuan Pendidikan Profesi Guru secara
maksimal diperlukan Petunjuk Teknis Pendidikan profesi
Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dalam
Jabatan;

c bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, dan b perlu menetapkan Keputusan
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
Kementerian Agama tentang Petunjuk Teknis Pendidikan
Profesi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen
Dalam Jabatan;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan peraturan

1
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2O 1 5 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2O15 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2OO7 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 724,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
47691;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahlun 2008 tentang
Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor I94, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4941) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2Ol7 ter.tar,g
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2Ol7 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2Ol7 Nomor 107, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 20 10 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2O10 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
7. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2Ol2 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OI2 Nomor 24);
8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2OI5 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 168);
10. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2018 tentang Institut
Agama Kristen Negeri Ambon (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 22)
1 1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan
dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia Indonesia;
12. Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan Nasionai
Nomor 16 Tahun 2OO7 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun
2011 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 201 I Nomor 135);

2
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5
Tahun 2015 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2OI2 Nomor
22Ol;
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2At2 tentang
Pendidikan Keagamaan Kristen (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 886);
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
73 Tahun 2OL3 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 87 Tahun
2Ol3 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2Al3 Nomor
1026l;
18. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1a95);
19. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Nomor 55 Tahun 2Ol7 tentang Standar Pendidikan Gunr
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2OL7 Nomor
1 1 a6);
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37
Tahun 2077 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan yang
Diangkat sampai dengan Akhir Tahun 2O15;
MEMUTUSKAN:
Memutuskan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN
MASYARAKAT KRISTEN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENDIDIKAN PROFESI GURU MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM JABATAN.
Kesatu Menetapkan Petunjuk Teknis Pendidikan Profesi Guru Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dalam Jabatan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.
Kedua Pedoman sebagaimana tercantum dalam Diktum KESATU
merupak€rn acuan bagi pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dalam Jabatan.

Ketiga Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila


dikemudian hari terjadi perubahan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
P Tanggal 6 September 2019
JENDERAL
AN MASYARAKAT KRISTEN

z
w
q
( PENTU (
!45i;F LY

,K IN o

3
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 421 TAHUN 2019
PETUNJUK TEKNIS PENDIDIKAN
PROFESI GURU MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
DALAM JABATAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) alinea keempat


menyatakan bahwa "Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa" Selain itu, Pasal 31 ayat (3) UUD
1945 yang telah diamandemen, menyatakan bahwa Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-
undang.
Undang-Undang Nomor 2O Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 5 Ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Oleh karena itu, kembali ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) bahwa
pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Dalam konteks itu
diperlukan guru-guru yang berfungsi sebagai pendidik profesional yang
disiapkan, ditugasi, dan dibina juga secara profesional. Untuk itu maka
program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan harus disiapkan dengan
baik untuk memastikan terpenuhinya standar mutu pendidikan nasional, di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tahun 2005 merupakan tonggak sejarah penghargaan dan
perlindungan terhadap profesi guru. Pada tahun itu Pemerintah
mengesahkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (UUGD). Dalam undang-undang ini dinyatakan bahwa guru adalah
suatu profesi. UUGD Pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Pelaksanaan Sertifikasi Guru merllpakan salah satu wujud
implementasi dari Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Tahun 2Ol7 merupakan tahun kesebelas pel3ksanaan sertifikasi

4
guru yang melalui penilaian portofolio dalam Pendidikan Latihan profesi
Guru (PLPG) telah dilaksanakan sejak tahun 2OO7. Perbaikan
penyelenggaraan sertifikasi guru terus dilakukan dari tahun ke tahun untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dengan mempertimbangan kondisi
geografis dan sosial kultural di seluruh tanah air Indonesia.
Secara geografis dan ekonomi Indonesia memiliki daerah-daerah yang
disebut daerah khusus, yaitu daerah yang terkategori terdepan, terluar, dan
tertinggal (3T). Daerah terdepan adalah wilayah yang berhadapan langsung
dengan negara lain, daerah terluar adalah wilayah yang berhadapan
langsung dengan samudra, dan daerah tertinggal adalah daerah-daerah
yang dari sisi demografi dan sumtrerdaya manusia, infrastruktur, ekonomi
dan kemampuan keuangan daerah, dan aksesibilitas tertinggal dari daerah
lain. Daerah terdepan dan terluar dimungkinkan menjadi daerah tertinggal.
Guru-guru di daerah khusus, sebagaimana guru-guru lainnya di
Indonesia juga berhak atas pemenuhan kualifikasi dan sertifikasi melalui
Pendidikan Profesi Guru. Sebagaimana hal itu dinyatakan di muka, bahwa
Program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan menggunakan pola
blended learning/ hgbrid learning, yaitu model pembelajaran yang
menerapkan konsep, prinsip, dan prosedur pendidikan jarak jauh yang
antara lain menerapkan pembelajaran melalui jaringan (online leaming) yang
dikombinasikan dengan pembelajaran tatap muka. Model ini diterapkan
untuk guru-guru yang melaksanakan tugas kependidikannya di daerah-
daerah yang secara infrastruktur memungkinkan belajar dalam jaringan.
Untuk itu layanan pendidikan profesi bagi guru-guru yang melaksanakan
tugas di daerah khusus yang tidak mungkin menggunakan model blended
leaming dalam jaringan, dapat dilaksanakan dengan menggunakan model
belajar mandiri dan tatap muka yang secara substansi setara dengan
program dalam jaringan.
Prinsip-prinsip PPG Dalam Jabatan untuk guru-guru daerah khusus
antara lain:
1. Prinsip menjangkau yang tak terjangkau
Yaitu layanan peningkatan mutu guru di daerah-daerah khusus yang
sulit dijangkau tetapi tetap dapat dijangkau dengan mengundang para
guru ke LPMP lP4TKltempat lain yang sesuai untuk melakukan
pendalaman materi pedagogik dan profesional didampingi oleh
widyaiswara LPMP/P4TK dan/atau dosen LPTK.
2. Prinsip zonasi
Mengingat luas wilayah dan sebaran madrasah/ sekolah di mana gurLr-
guru tersebut bertugas, maka pendalaman materi sebagaimana disebut
pada butir a dilaksanakan di LPMP/P4TK sesuai dengan zonasi asal
peserta dan/ atau ketersediaan widyaiswara LPMP/ P4TK atau Lembaga
Perguruan Tinggi yang memenuhi persyaratan.
3. Prinsip optimalisasi sumber daya
Untuk mengantisipasi kekurangan sumber daya manusia khususnya
widyaiswara LPMP/P4TK dan/atau dosen LPTK maka pelaksanaan
pendalaman materi pedagogik dan profesional dengan mengoptimalkan
sinergi sumber daya yang tersedia di LPMP/P4TKILPIK.

5
Perbaikan penyelenggaraan sertifikasi guru tahun 2016 lebih
ditekankan pada perubahan mekanisme penyeienggaraan, sedangkan
penetapan calon mahasiswa tahun ini tetap menggunakan batas minimal
hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilaksanakan tahun 2015 dan
perangkingan dilakukan oleh sistem yang terintegrasi dengan Dapodik dan
dipublikasikan secara online. Selanjutnya pada tahun 2Ol7 dilakukan
perubahan mekanisme pelaksanaan PLPG ditakukan melaiui
penyempurnaan kurikulum, antara lain memasukkan pembekalan dalam
bentuk belajar mandiri di bawah bimbingan mentor ke dalam struktur
kurikulum PLPG dan perubahan jumlah jam tatap muka untuk pendalaman
materi, sehingga dengan perubahan ini diharapkan diperoleh guru yang
memiliki kompetensi yang tinggi sesuai dengan tuntutan guru profesional.
Dalam upaya untuk memperoleh sertifikasi guru khususnya untuk
guru dalam jabatan, telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008, tentang Guru, yang pada Pasal 12 ayat (1) menyatakan bahwa:
"Guru Dalam Jabatan yang telah memiliki Kualifikasi Akademik S-1 atau D-
IV dapat langsung mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh Sertifikat
Pendidik." Namun aturan ini telah dihapus melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Pasal 66 ayat (1) yang menyatakan bahwa: "Bagi Guru Dalam
Jabatan yang diangkat sampai dengan akhir tahun 2015 dan sudah
memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV tetapi belum memperoleh Sertifikat
Pendidik dapat memperoleh Sertifikat Pendidik melalui Pendidikan Profesi
Guru.
Sejak tahun 2OlB pelaksanaan Sertifikasi Guru tidak lagi
menggunakan model PLPG, namun menggunakan model Pendidikan Profesi
Guru (PPG) Dalam Jabatan. Hal ini dilakukan berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 37 Tahun
2Ol7 tentang Sertitikasi Guru Dalam Jabatan yang diangkat sampai dengan
akhir tahun 2015. Pasal 3 ayat (1), Peraturan Menteri tersebut menyatakan
bahwa: "Sertilikasi Guru Dalam Jabatan dilaksanakan melalui program PPG
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi". Sedangkan pada Pasal
2 dijelaskan bahwa, "Sertilikasi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
Guru Dalam Jabatan sebagai tenaga profesional pada satuan pendidikan
untuk memenuhi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan."
Pelaksanaan Sertifikasi Guru melalui PPG Dalam jabatan Tahun 2019,
dimulai dengan publikasi data calon mahasiswa sertifikasi guru yang telah
diverifikasi dan memenuhi persyaratan. Agar semua pihak yang terkait
dengan pelaksanaan sertifikasi guru, terutama Lembaga Pendidikan tenaga
Kependidikan (LPTK) penyelenggara mempunyai pemahaman yang sama
tentang teknis penyelenggaraan sertifikasi guru, maka perlu disusun
Petunjuk Teknis Pendidikan Profesi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Kristen dalam Jabatan Tahun 2Ol9 yang mengakomodasi karakteristik
berbagai daerah dengan tetap berpijak pada kebijakan dan kerangka dasar
yang berlaku secara nasional.

6
B,Tujuan
Panduan Pelaksanaan PPG Dalam Jabatan ini disusun dengan tujuan untuk
memberikan acuan kepada instansi terkait penyelenggaraan sertifikasi guru,
yaitu Perguruan Tinggi Penyelenggara PPG Dalam Jabatan, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota,
guru PPG Dalam Jabatan, dan pihak-pihak lain yang terkait agar
memperoleh kesamaan persepsi dan prosedur penyelenggaraannya di
lapangan.

C. Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan PPG dalam jabatan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2OO5 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO5 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 567O);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama
dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2OO7 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Repubiik
Indonesia Nomor 4769);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2OO8 tentang Guru (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OOB Nomor 194, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2077 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 107,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2OlO Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5 157);
7. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2Ol2 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2Ol2 Nomor 24);
8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 8);

7
9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
10. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2018 tentang Institut Agama
Kristen Negeri Ambon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 22)
11. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia Indonesia;
12. Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2OO7 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 135);
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2015
tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor 22Ol;
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2Ol2 tentar,g Pendidikan
Keagamaan Kristen (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 886);
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013
tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 87 Tahun 2013 tentang
Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1026);
18. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2O16 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1495);
19. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 55
Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1146);
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2Ol7
tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan yang Diangkat sampai dengan
Akhir Tahun 2015;

8
BAB II
PENYELENGGARA PPG

A. Persyaratan Penyelenggara Program Studi PPG


1. Persyaratan Kelembagaan
PPG Pendidikan Agama Kristen Dalam Jabatan diselenggarakan oleh
perguruan tinggi keagamaan kristen yang memiliki program studi
Pendidikan Agama Kristen serta memiliki persyaratan dan
memperoleh ijin yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Kristen.
Perguruan tinggi yang ditetapkan menjadi penyelenggara studi PPG
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki akreditasi institusi dari Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT), diutamakan peringkat Unggul (A), atau
minimal Baik Sekali (B);
b. Memiliki program Pendidikan Agama Kristen strata satu (S-1) yang
terakreditasi A.
c. Memiliki kemitraan dengan beberapa sekolah yang terakreditasi
minimal B dan memenuhi persyaratan sebagai tempat Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) yang dibuktikan dengan piagam
kerjasama;
d. Memiliki badan/lembaga/unit atau sebutan lain yang memiliki
tugas pokok dan fungsi mengelola program PPG;
e. Memiliki badan/lembaga/unit atau sebutan lain yang memiliki
tugas pokok dan fungsi mengelola program PPL;
f. Memiliki badan/lembaga/unit atau sebutan lain yang memiliki
tugas pokok dan fungsi penjaminan mutu internal perguruan
tinggi;
g. LPTK penyelenggara PPG Dalam Jabatan di lingkup Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Agama.

2. Sumber Daya Manusia


PPG diselenggarakar oleh perguruan tinggi yang memiliki
sumber daya manusia yang memenuhi persyaratan. Sumber daya
manusia tersebut terdiri atas: pengelola program, dosen, dan tenaga
kependidikan. Selain sumber daya manusia tersebut, perguruan tinggi
harus melibatkan guru pamong dari sekolah mitra, dan tutor di
berbagai tempat belajar jika diperlukan.
Pengelola program adalah personil yang bertugas mengelola
penyelenggaraan program PPG Mata Pelajaran Penddikan Agama
Kristen Dalam Jabatan. Pengelola program PPG Dalam Jabatan
Bersubsidi yang ditunjuk oleh perguruan tinggi penyelenggara harus
memiliki pengalaman mengelola program dan memiliki kompetensi

9
pedagogik dan manajerial. Pengelola program PPG di perguruan tinggi
penyelenggara minimal berjumlah 6 orang, yang terdiri atas paling
sedikit 2 (dua) orang berkualifikasi doktor (S-3) dengan jabatan
akademik paling rendah Lektor, dan 4 (empat) orang berkualifikasi
magister (S-2) dengan jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala.
Selain 6 orang tersebut, setiap bidang studi PPG yang diselenggarakan
harus memiliki minimal 2 orang dosen yang mengurusi bidang studi
tersebut yang berasal dari bidang studi jenjang S- 1 sejenis.
Dosen berfungsi untuk mengampu Subject Specific Pedagogg
(SSP) dengan tugas mengajar atau melakukan pendalaman materi,
memfasilitasi kegiatan 1okakarya, membimbing penelitian, dan
membimbing Praktik Pengalaman Lapangan. Program yang
menyelenggarakan program PPG Dalam Jabatan Bersubsidi dari
perguruan tinggi penyelenggara PPG harus memiliki dosen dengan
ketentuan:
a. berkualifikasi akademik paling rendah magister;
b. berlatar belakang di bidang pendidikan pada salah satu
kualifikasi akademik yang dimiliki dan sesuai dengan bidang
keilmuan keahlian yang diampu;
c. memiliki jabatan fungsional akademik paling rendah Lektor;
d. memiliki pengalaman kerja yang relevan paling sedikit 10
(sepuluh) tahun.
Perguruan Tinggi penyelenggara PPG Mata Pelajaran Penddikan
Agama Kristen Dalam Jabatan harus memiliki tenaga kependidikan
yang terdiri atas tenaga administrasi, laboran, dan pustakawan yang
dapat mendukung dan memperlancar pelaksanaan program PPG
Dalam Jabatan Bersubsidi. Tenaga kependidikan harus memenuhi
persya-ratan: (a) memiliki kualilikasi akademik paling rendah lulusan
program diploma 3 (tiga) yang dinyatakan sesuai dengan kualifikasi
tugas pokok dan fungsinya, dan (b) tenaga kependidikan yang
memerlukan keahlian khusus wajib memiliki sertifikat kompetensi
sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya. Jumlah tenaga
kependidikan disesuaikan dengan kebutuhan program PPG Mata
Pelajaran Penddikan Agama Kristen Dalam Jabatan dan kondisi
perguruan tinggi penyelenggara.
Perguruan tinggi penyelenggara harus memiliki kerjasama dengan
sekolah mitra untuk penunjukkan guru pamong. Guru parnong
bertugas untuk memberikan pendampingan dalam kegiatan
lokakarya, penelitian, dan Praktik Pengalaman Lapangan. Guru yang
ditunjuk untuk menjadi guru pamong program PPG Dalam Jabatan
Bersubsidi harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya sarjana;
b. memiliki sertilikat pendidik profesional;
c. memiliki jabatan fungsional guru serendah-rendahnya guru
madya;

10
d. memiliki latar belakang pendidikan yang sama dengan bidang
studi/mata pelajaran yang diampu, dan bidang studi/mata
pelajaran yang diajarkan oleh mahasiswa yang dibimbing.

3. Sarana dan Prasarana


Perguruan tinggi penyelenggara program PPG Mata Pelajaran
Penddikan Agama Kristen Dalam Jabatan harus memiliki sarana
prasarana sebagai berikut:
a. Ruang perkuliahan beserta peralatan pendukungnya yang
khusus diperuntukkan bagi penyeleggaraan program PPG.
b. Laboratorium pembelajaran mikro (micro teaching,/ berserta
peralatan pendukungnya yang berfungsi sebagai sarana untuk
praktik keterampilan mengajar secara terbatas.
c. Pusat sumber belajar terintegrasi dengan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) yang berfungsi sebagai sarana dalam
men5rusun, mengembangkan, dan menyediakan bahan ajar,
bahan uji atau produk pembelajaran lainnya.
d. Asrama mahasiswa/Rusunawa yang berfungsi untuk
mengembangkan kompetensi sosial dan kepribadian serta
penguatan jiwa pendidik.
e. Sekolah mitra yang berfungsi sebagai tempat pelaksanaan PPL.

B. Mekanisme Penetapan Penyelenggara PPG


Program PPG Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dalam
Jabatan Bersubidi diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPIK) yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen. Penetapan
penyelenggara Program PPG Mata Pelajaran Penddikan Agama Kristen
dalam Jabatan untuk tahun pertama (Tahun 2018) diiakukan dengan
pemberian mandat. Penetapan melalui pemberian mandat dilakukan
dengan mekanisme sebagai berikut:
1 . Ditjen Bimas Kristen menyampaikan informasi tentang rencana
penetapan perguruan tinggi penyelenggara program PPG kepada
rektor/penanggung jawab LPTK dilengkapi dengan persyaratan yang
harus dipenuhi sebagaimana telah diatur di dalam pedoman ini.
2. Rektor/penanggung jawab LPTK menyampaikan usulan untuk
ditetapkan sebagai perguruan tinggi penyelenggara program PPG
kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen. Usulan
sekurang-kurangnya memuat:
a. Pendahuluan, yang berisi latar belakang dal rasional usulan.
b. Kelayakan kelembagaan perguruaan tinggi yang menguraikan
pemenuhan terhadap persyaratan kelembagaan. Lampirkan
salinan dokumen bukti akreditasi institusi perguruan tinggi dan
akreditasi prograrn S-1 yang sejenis dengan program PPG yang
akan diusulkan.

11
c. Kelayakan sumber daya manusia perguruan tinggi, yang
menguraikan pengelola program, dosen, tenaga kependidikan,
dan guru pamong. Khusus pengelola program dan dosen
dilengkapi dengan nama lengkap, kualifikasi pendidikan, dan
jabatan fungsional sesuai dengan bidang studi PPG yang
diusulkan.
d. Kelayakan sarana prasarana perguruan tinggi yang menguraikan
daftar sarana prasarana sebagaimana persyaratan program PPG
yang dimaksud di dalam panduan ini.
e. Program PPG yang diusulkan, berisi nama bidang studi PPG yang
diusulkal dan dilengkapi dengan berbagai dokumen yang
dipersyaratkan.
f. Deskripsi pengalaman perguruan tinggi dalam menyelenggarakan
program sejenis, seperti PPG SM-3T fiika ada).
g. Penutup.
3. Direktur Jenderal melakukan evaluasi terhadap usulan dari LPTK
calon penyelenggara Program PPG.
4. Direktur Jenderal menetapkan daya tampung program PPG secara
nasional untuk setiap program PPG di setiap perguruan tinggi
penyelenggara.
5. Direktur Jenderal menetapkan perguruan tinggi penyelenggara
program PPG berdasarkan daya tampung yang ditetapkan dan hasil
evaluasi usulan LPTK. Ketetapan Direktur Jenderal berisi antara
lain:
a. nama perguruan tinggi penyelenggara program PPG.
b. nama bidang studi PPG yang diselenggarakan oleh setiap
perguruan tinggi penyelenggara.
c. jumlah mahasiswa setiap bidang studi PPG yang diselenggarakan
oleh setiap perguman tinggi penyelenggara.

C. Organisasi Pengelola Program PPG


1. Pengelolaan PPG berada di tingkat perguruan tinggi di bawah
tanggung jawab Rektor.
2. Pengelolaan PPG di tingkat perguruan tinggi dilakukan oleh
lembaga/ badan/unit pelaksana atau sebutan lain yang dibentuk
oleh perguruan tinggi dengan tugas pengelolaan program PPG di
perguruan tinggi yang bersangkutan.
3. Pengelolaan program PPG di tingkat perguruan tinggi didukung oleh:
a. badan/lembaga/unit pelaksana penjaminan mutu atau sebutan
lain yang bertugas untuk melakukan kegiatan penjaminan mutu
program PPG;
b. badan/lembaga/unit pelaksana teknologi informasi dan
komunikasi atau sebutan lain yang bertugas untuk mengelola
TIK program PPG;
c. pengelola asrama;

t2
d. pengelola keuangan; dan
e. staf/tenaga pendukung.
4. Pengelolaan bidang studi
PPG dilakukan oleh satu orang koordinator
program di bawah tanggung jawab ketua program PPG.

-15
BAB III
SELEKSI CALON MAHASISWA

Seleksi calon mahasiswa merupakan salah satu tahapan yang sangat


penting dari seluruh rangkaian proses pendidikan guru profesional. Oleh
karena itu diperlukan sistem seleksi yang handal calon mahasiswa ppG.
Kehandalan sistem ini ditunjukkan dengan kemampuan memilih calon-
calon yang diprediksi setelah melalui Program PPG Mata pelajaran
Penddikan Agama Kristen dapat menjadi guru profesional.
Secara umum ada dua jenis program PPG yaitu PPG Pra Jabatan dan
PPG dalam Jabatan. Pedoman seieksi ini ditujukan untuk ppG dalam
Jabatan, dimana calon peserta merupakan guru tetap dan guru tidak tetap
(guru honor) di sekolah negeri dan sekolah swasta yang diselenggarakan
oleh pemerintah daerah dan masyarakat yang belum memiliki sertifikat
pendidik.

A. Sistem Seleksi Calon Mahasiswa PPG Dalam Jabatan


Untuk menjamin sistem seleksi yang mampu memilih mahasiswa calon
guru profesional yang berkualitas, sistem seleksi didasarkan pada
prinsip-prinsip:
1. Objektit sistem seleksi didasarkan pada kriteria yang telah
ditetapkan;
2. Berkeadilan, sistem seleksi tidak membedakan kemampuan, latar
belakang agama, suku, ras, gender, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan geogralis;
3. Akuntabel, sistem seleksi menggunakan mekanisme, prosedur, dan
kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan;
4. Transparan, sistem seleksi didasarkan pada prosedur penilaian,
kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses
semua pihak; dan
5. Kredibel, proses dan hasil penetapan peserta dapat dipercaya.

II. Program PPG dalam Jabatan


A. Persyaratan Peserta PPG Guru Mata Pelajaran penddikan Agama
Kristen da,lam Jabatan
1 . Persyaratan akademik
a. Calon peserta PPG Dalam Jabatan harus mengikuti seleksi
kemampuan akademik melalui tes online. Seleksi kemampuan
akademik meliputi tes potensi akademik (TpA), tes pedagogik,
tes bidang studi, dan tes bakat dan minat.
b. Standar minimal nilai hasil seleksi kemampuan akademik
calon peserta ditetapkan oleh Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, untuk tahun 2018 ditetapkan batas lulus

74
pretest adalah 50 untuk program studi kejuruan dan 60 untuk
program studi non kejuruan.

2. Persyaratan administrasi
Calon peserta wajib memenuhi persyaratan administrasi sebagai
berikut.
a. Diangkat sebagai guru sampai dengan 31 Desember 2015.
b. Terdaftar pada Dapodik Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan per tanggal 31 Juli 2017.
c. Memiliki NUP|K (dapat dipenuhi setelah lulus pretest).
d. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma
empat (D-IV) dari perguruan tinggi yang memiliki program
studi yang terakreditasi, dibuktikan dengan scan ij azah S-1/
D-IV.
e. Berkualifikasi akademik S-1/D-IV yang sesuai dengan program
studi pada PPG yang akan diikuti.
f. Masih aktif mengajar dibuktikan dengan memiliki SK
pembagian tugas mengajar dari kepala sekolah 5 (lima) tahun
terakhir (mulai tahun 2014 sampai dengan 2018).
g. Berstatus guru PNS, guru Bukan PNS di sekolah negeri, dan
guru tetap yayasan (GTY). Guru bukan PNS di sekolah negeri
dibuktikan dengan SK Pengangkatan dari Kepala Daerah atau
Kepala Dinas Pendidikan 5 (lima) tahun terakhir (muiai tahun
2014 sampai dengan 2018).
h. Berusia setinggi-tingginya 58 tahun dihitung sampai dengan
tanggal 31 Desember tahun pelaksanaan pendaftaran.
i. Sehat jasmani dan rohani.
j. Bebas Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (Napza).
k. Berkelakuan baik.
3. Cara Pendaftaran PPG 2ol8l2ol9 Pelaksanaan PPG Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dalam Jabatan Tahun 2018-
colc
a. Aplikasi pendaftaran calon peserta PPG Dalam Jabatan dapat
dibuka melalui alamat https: / /bimaskristen .kemenas. so. id /
Aplikasi Simpatika
b. Guru membuka situs tersebut untuk melakukan pendaftaran
sebagai calon Peserta PPG Dalam Jabatan dengan
menggunakan akun individu masing-masing. Guru
mengunggah (upload) hasil pindai (scan) ij azah asli S-1/D-lV.
Bagi guru yang terkendala dengan akses internet, pendaftaran
dapat dibantu oleh kepala sekolah atau dinas pendidikan.
c. Guru menetapkan prograrn studi yang akan diikuti dalam ppG.
Ketentuan penetapan program studi PPG adalah linier dengan

15
program studi/jurusan pada ijazah S-l/D-IV yang dimiliki.
Daftar linieritas program studi PPG pada Lampiran IL
d. Guru mengisi nama perguruan tinggi dan program studi sesuai
dengan ij azah S- 1/D-lV.
e. LPMP melakukan verifikasi dan validasi kesesuaian atau
Iinieritas antara program studi PPG yang dipilih dengan
program studi/jurusan pada ijaza}r S-1/D-4. Hasil verifikasi
dan va1idasi tersebut dinyatakan dengan 3 (tiga) kategori
sebagai berikut.
(1) "Diterima" jika program studi PPG yang dipilih linier
dengan program studi/jurusan pada ij azah S-1/D-IV.
(2) "Ditolak" jika program studi PPG yang dipilih tidak linier
dengan ijazah S-1/D-IV dan tidak dimungkinkan adanya
perbaikan. Contoh: Guru dengan kualifikasi akademik
Sarj ana Hukum tidak linier dengan program studi PPG
yang ada.
(3) "Diperbaiki' jika bidang studi PPG yang dipilih tidak linier
dengan ijazah S-1/D-lV tetapi dimungkinkan adanya
perbaikan. Contoh: Guru dengan kualifikasi akademik
Sarjana Bahasa Inggris memilih program studi PPG Guru
Kelas SD. Jika Guru tersebut ingin mengikuti PPG maka
guru harus memperbaiki program studinya menjadi Bahasa
Inggris.
f. Guru yang lolos verillkasi dan validasi yang berstatus
"diterima" dinyatakan sebagai peserta pretest PPG Dalam
Jabatan.
g. Waktu dan tempat pelaksanaan pretest akan diinformasikan
setelah proses penempatan (piotting) peserta pretest ke TUK
seiesai.

16
BAB IV
KURIKULUM DAN SISTEM PEMBELAJARAN

A. Struktur Kurikulum PPG Dalam Jabatan


Kurikulum Program PPG Dalam Jabatan (PPG Daljab) dirancang untuk
memfasilitasi mahasiswa Program PPG Daljab mencapai Standar
Kompetensi Lulusan, yang dinyatakan dalam Capaian Pembelajaran
Lulusan (CPL) pada Bidang Studi atau Program Keahlian masing-masing.

1. Standar Kompetensi Lulusan Program PPG


Standar kompetensi lulusan Program PPG, sebagaimana Pasal 5
Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2Ol5 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (SNDikti) dan Pasal 18 Permenristekdikti Nomor 55
tahun 2OL7 tentang Standar Pendidikan Guru (Standar Dikgu), yang
mencakup sikap, pengetahrran, dan keterampilan, dinyatakan dalam
rumusan Capaian Pembelajaran Program Studi PPG (CP Prodi PPG).
Rumusan CP Prodi PPG memuat kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa pada akhir Program
PPG beserta subkompetensi dan indikatornya tertera dalam Lampiran
Permenristekdikti Nomor 55 tahun 2017 tentang Standar Pendidikan
Guru.

Tabel 2.1 Standar Kom si Lulusan Pro PPG


No. Kompetensi Definisi Sub Kompetensi
Kompetensi
1 Pedagogik Seperangkat a. Merencanakan pembelajaran
pengetahrran, meliputi:
sikap, dan 1) Merumuskan indikator
keterampilan kompetensi dan capaian
untuk pembelajaran berdasarkan
merencanakan, standar kompetensi
melaksanakan, lulusan.
menilai, dan 2) Mengorganisasikan materj
mengevaluasi proses, sumber, media,
pembelajaran. penilaian, dan evaluasi
pembelajaran
3) Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sesuai silabus dengan
menerapkan prinsip Techno-
Pedagogical Content
Knowledge (TPACK).
b. Melaksanakan pembelajaran
dengan mewujudkan suasana

17
No. Kompetensi Definisi Sub Kompetensi
Kompetensi
dan proses pembelajaran yang
mendidik dan mencerdaskan
sesuai dengan kaidah
pedagogik untuk memfasilitasi
pengembangan potensi diri dan
karakter siswa
c. Menilai dan mengevaluasi
pembelaj aran meliputi:
1) Melaksanakan penilaian
otentik-holistik yang
mencakup ranah sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan (assessmen
of learning)
2) Melaksanakan penilian
sebagai proses belajar
/assessm ent as le arning )
3) Menggunakan hasil
penilaian untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran. (assessment
for learnino)
2. Kepribadian Seperangkat Berperilaku sesuai dengan norma
pengetahuan, agama, norma hukum, norma
sikap, dan sosial, etika, dan nilai budaya
keterampilan yang meliputi:
membentuk a. Mengamalkan ajaran agama
kepribadian guru yang dianutnya sebagai insan
yang yang beriman, bertaqwa, dan
mencerminkan berakhlak mulia.
perilaku akhlak b. Memiliki jiwa dan rasa
mulia, kearifan, kebangsaan dan cinta tanah
dan kewibawaan air berdasarkan Pancasila,
sehingga menjadi Undang-Undang Dasar Negara
teladan bagi Republik Indonesia Tahun
peserta didik 1945, komitmen NKRI, dan
semangat Bhinneka T\rnggal
Ika.
c. Menunjukkan kesadaran
hukum dengan melaksanakan
norma sesuai peraturan
peundang-undangan di bidang
pendidikan dan keguruan

18
No. Kompetensi Definisi Sub Kompetensi
Kompetensi
d. Tampil sebagai pribadi teladan
yang jujur, berakhlak mulia,
beretos kerja, bertanggung
jawab, dan bangga menjadi
guru.
e. Memiliki sikap mau
mengembangkan diri secara
mandiri dan berkelanjutan.
f. Mampu beradaptasi,
bekerjasama, berkreasi,
berkontribusi, dan
berinovasidalam menerapkan
ilmu pengetahuan pada
kehidupan bermasyarakat
serta memiliki wawasan global
dalam perannya sebagai warga
dunia, dan
g. Memiliki integritas akademik,
antara lain kemampuan
memahami arti plagiarism,
jenis-jenisnya, dan upaya
pencegahannya, serta
kon sekuen sinya apabila
melakukan plagiarism
3. Sosial Seperangkat Memiliki kemampuan
pengetahttan, berkomunikasi, berinteraksi, dan
sikap, dan beradaptasi secara efektif dan
keterampilan e{isien dengan peserta didik,
untuk sesama guru, orangtua/wali dan
berkomunikasi, masyarakat sekitar meliputi:
berinteraksi, dan a. Berkomunikasi dan
beradaptasi berinteraksi dengan peserta
secara efektif dan didik, guru, tenaga
efisien dengan kependidikan, orang tua, dan
peserta didik, masyarakat secara lisan dan
sesama guru, tulisan dengan santun, efektif,
orang tua/wali, dan produktif
dan masyarakat b. Berpartisipasi sebagai warga
sekitar negara yang baik dalam
pembangunan bangsa
c. Memiliki komitmen
mengadaptasi dan
menggunakan teknologi

19
No Kompetensi Definisi Sub Kompetensi
Kompetensi
informasi dan komunikasi
dalam melaksanaan tugas

4 Profesional Seperangkat a. Menguasai materi pelajaran


pengetahuan, secara luas dan mendalam
sikap, dan meliputi:
keterampilan 1)Menganalisis kompetensi
tentang struktur, (capaian pembelaj aran)
konsep, dan pola sebagai dasar pemilihan
pikir keilmuan materi
yang harus 2) Menerapkan dan
dimiliki, dikuasai, mengevaluasi materi,
dihayati, dan struktur, konsep, dan pola
diaktualisasi oleh pikir keilmuan yang
guru mendukung pengembangan
ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (ipteks).
b. Menguasai teori, aplikasi,
pendekatan, teknik, atau
metode keilmuan, teknologi,
atau seni yang relevan;
c. Menemukan konsep,
pendekatan, teknik, atau
metode baru dalam ilmu
pengetahttan, teknologi, atau
seni yang relevan;
d. mendiseminasikan karya
akademik atau bentuk lain
yang setara pada jurnal
terakreditasi atau jurnal
internasionl bereputasi
dan/atau karya yang
dipresentasikan atau
dipamerkan;
e. menerapkan pengetahuan dan
keterampilan Teknologi
Informasi dalam konteks
perkembangan keilmuan dan
implementasi bidang keahlian;
dan
f. mampu menggunakan paling
sedikit satu bahasa
internasional dalam

20
No. Kompetensi Definisi Sub Kompetensi
Kompetensi
mendengar, membaca,
berbicara dan menulis.

2. Capaian Pembelajaran Bidang Studi Program PPG


Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh
melalui internalisasi pengetahuan, sikap, ketrampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja. Dalam konteks Program PPG sebagai
Program Studi, yang mencakup berbagai bidang studi, maka CP Prodi
PPG dirumuskan lebih operasional sebagai Capaian Pembelajaran
Bidang Studi (CPBS). Rumusan CPBS disusun oleh asosiasi bidang
studi atau program keahlian (untuk bidang vokasi). CPBS dirumuskan
dari CP Prodi PPG yang dirumuskan secara generik menurut
karakteristik bidang studi atau bidang keahlian oleh asosiasi bidang
studi atau bidang keahlian.

3. Kurikulum Bidang Studi pada Program PPG Daljab


Menurut Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 55 tahun 2Ol7 Pasal 20 ayat (11) Beban belajar Program
PPG Daljab paling sedikit 24 (dua puluh empat) sks. Mengacu pada
Pasal 20 ayat (6) Peraturan Menteri tersebut, beban bel.ajar 24 sks
diorganisasikan ke dalam tiga bentuk pembelajaran, yaitu pendalaman
materi pedagogik dan keprofesian, lokakarya pengembangan perangkat
pembelajaran, dan praktik pengalaman lapangan (PPL).
Pendalaman materi pedagogik menekankan pada materi pokok
pendidikan, profesi pendidik, kurikulum dan strategi pembelajaran,
dan penilaian pembelajaran yang diarahkan untuk memberikan
penguatan tentang dasar-dasar ilmu pendidikan dan prinsip-prinsip
guru sebagai profesi. Sedangkan pendalaman materi keprofesian tidak
hanya mencakup materi pokok keilmuan, tetapi dikaitkan dengan cara
pembelajarannya, atau dikaitkan dengan penerapan prinsip TPACK
(Technological-Pedag ogical Content Knowledg el .
Lokakarya mencakup kegiatan pengembangan perangkat
pembelajaran & peerteaching, dan penyusunan proposal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
Atas dasar pertimbangan bahwa mahasiswa PPG Daljab sudah
mempunyai pengalaman mengajar (menjadi guru di sekolah), maka
ketiga bentuk pembelajaran tersebut ditetapkan beban belajar (sks)
sebagai berikut:
1. Pendalaman materi : 10 sks
2.Lokakarya : 8 sks
3. PPL :6 sks

21
Pendalaman materi pedagogik dan profesional serta Lokakarya
dilakukan melalui tatap muka di LPTK sedangkan PPL dilakukan di
sekolah mitra sekitar LPTK.
Untuk mempermudah penulisan dalam tabel Struktur Kurikulum
Program PPG Daljab, ketiga bentuk pembelajaran ini diberi kode
sebagai berikut:
1. Pendalaman materi : 10 sks, Kode DAR/MAN
2.Lokakarya :8 sks, Kode LOK
3. PPL :6 sks, Kode PPL

Struktur Kurikulum Program PPG Daljab dapat ditabulasikan sebagai


berikut.
Tabel 2.2 Struktur Kurikulum PPG Dal abt)
Kategori
Kode Mata Kegiatan PPG sks
T P L
MANl Pendalaman materi Pendidikan 4 4
dan Profesi Pendidik
MAN2 Pendalaman materi dengan 6 6
menerapkan prinsip TPACT< zl
LOKl Reviu dan diskusi hasil 1 1
pendalaman materi
LOK2 Pengembangan Perangkat 6 6
Pembelajaran dan Peer-Teaching
LOK3 Pen5rusunan Perencanaan 1 1
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PPL Praktik Pengalaman Lapangan 6 6
Sub Jumlah 24 10 8 6
Total 24 24

Keterangan:
MAN : Kode untuk implementasi pendalaman materi dalam bentuk
tatap muka bagi guru yang berlokasi di wilayah yang tidak
tersedia akses internet yang memadai.
Ll LPTK dapat melakukan modifikasi isi dan implementasinga menuntt
dasar dan pertimbangan tertentu
2l LPTK/ Bidang shtdi dapat memodifikasi mengenai jumlah dan macam
materi aang diperdalam, sesuai karakteistik bidang studi dan
kemampuan riil para mahasisuta

22
Struktur kurikulum PPG Dal ab untuk bidan studi PAK
NO KODE MATA IATAN SKS
1 MAN 1 Pendalaman Ped 4
a. Pembelaiaran Abad 2L
b Profesi Guru
c. Teori dan Pembela aran
d. Perkem Peserta Didik
e. Kurikulum dan Strate Pem aran
f. Evaluasi Pemb aran
2 MAN Pendalaman slan 6
2*) Pendalaman Lingkup materi Mengenal Allah, Roh
Kudus Yesus dan a
Pendalaman Lingkup materi Manusia dan Tanggung
Jawab Memelihara Alam
Pendalaman materi Allah
Pendalaman Lingkup materi Merajut Relasi antar
Sesama Manusia
Pendalaman materi Perdamaian Rekon
3 LOK 1 Review Hasil Pendalaman 1
4 LOK 2 Mengembangkan perangkat pembelajaran dengan 6
pendekatan sainstifik dan perangkat penilaian
holistik-otentik, dan mengimplementasikannya dalam
tan us1
Mengembangkan perangkat pembelajaran dengan
pendekatan sainstifik dan perangkat penilaian
holistik-otentik, dan mengimplementasikannya dalam
ke Siklus2
Mengembangkan perangkat pembelajaran dengan
pendekatan sainstifik dan perangkat penilaian
holistik-otentik, dan mengimplementasikannya dalam
tan s3
5 LOK 3 Penelitian Tindakan Kelas 1
6 PPL Praktek La 6
Total sks 24

23
B. Sistem Pembelajaran
Dengan mempertimbangkan bahwa guru tidak mungkin dapat
meninggalkan tugas di sekolah terlalu lama, karena sekolah
dipastikan akan kehilangan guru dan sulit untuk mencari guru
pengganti, maka diperlukan strategi yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut. Salah satu strategi yang dapat digunakan
adalah dengan melaksanakan mode blended leaming atau hgbid.
leaming. Melalui strategi ini, guru tidak akan terlalu lama
meninggalkan sekolah. Mode blended learning dilaksanakan melalui
kegiatan pembelajaran pendalaman materi melalur uirtual class (e-
learningl 10 sks, Lokakarya tatap muka di LPIK 8 sks, dan PPL 6 sks.
Secara umum mode pelaksanaan PPG Dalam Jabatan yang dapat
digambarkan dalam alternative sebagai berikut.
Pola PPG Dalam Jabatan

Tersedia layanan
internet
DAR (, Sdanl
Pendalaman Materi Pendidikan dan
@EUE@@
Reviu Hasil Daring
Profesi Pendidik

0
tokekarya
UjiKompetensi
Pengembangan Prektik
Pendalaman Materi Bidang Studi dengan PeranBkat Pengalaman
Menerapkan Prinsip TPACK Pendidikan
Pembelaja.an dan tapangan
Profesi Guru
Moda Darin& Tersedia layanan lntermt Proposal PTK

Tidak ada layanan


internet
Dasus PGDK
r Program
Pembekalan Guru
IEI I@
Pendalaman
Materi PedagoSik
Revlu Hasil
Pendalaman
PPL (3 Mlngtu)
@
a
dan Materi Bidang Lokakarya Uji(ompetensi
Daerah Khusus
Studidengan Praktik
(PGDK) Pen8embangan
PenSalaman Pendidikan
Perangkat
Prinsip TPAC( Lapangan
Profesi Guru

12Hati 12 Hari
Proposal PTK

24 Hari

Gambar 2.I Alternatif Penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan Tahun 2018

1. Pendalaman Materi (10 sks)


Pendalaman merupakan proses perluasan dan penajaman
substansi yang diperoleh pada program sarjana pendidikan yang
mencakup extending dan refining knou.tledge (Marzano, lgg7l.
Dengan demikian, dicapai tingkat penguasaan yang optimal.
Pendalaman materi dapat dilakukan melalui 2 (dua) alternatif yaitu
(1) Pembelajaran dalam Jaringan, dan (2) Pembelajaran untuk Guru
Daerah Khusus (Gurdasus) melalui program PGDK.
a. Pembelajaran dalam Jaringan
Pembelajaran dalam Jaringan (Daring) adalah salah satu mode
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi. Dalam pembelajaran Daring interaksi antara

24
instruktur dan mahasiswa dilakukan secara terpisah fiarak jauh)
dengan memanfaatkan fasilitas internet. Instruktur merancang
pembelajaran secara online dalam sebuah manajemen sistem
pembelajaran (learning monagement sAstem - LMg tertentu
dengan pendekatan pembelajaran jarak jauh (distance learningl.
Sedangkan mahasiswa mengakses "kelas" secara online di tempat
yang berbeda, dan melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan
rancangan pembelajaran yang dibuat oieh instruktur.

Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran Daring, diharapkan


pihak-pihak terkait dapat melaksanakan peran dan tugasnya
secara taat azas. Untuk itu perlu disampaikan peran dan tugas dari
masing-masing pihak dalam melaksanakan pembelajaran Daring
dalam kegiatan PPG Dalam Jabatan.

1) Admin LPTK
Admin LPTK berperan sebagai fasilitator bagi semua pihak yang
terlibat dalam pembelajaran Daring di lingkungan LPTK nya, dan
memiliki tugas melakukan hal-hal berikut:
a) Menginstal aplikasi pembelajaran Daring di server LPTK yang
diperoleh dari Kemenristekdikti dan memastikan aplikasi bisa
digunakan dengan baik,
b) Berkoordinasi dengan admin pusat tentang tata-kelola aplikasi
pembelajaran Daring,
c) Mengunggah data instruktur LPTK ke dalam sistem (aplikasi),
d) Membuat dan menyampaikan akun Instruktur,
e) Mengunggah data mahasiswa LPTK ke dalam sistem (aplikasi),
f) Membuat dan menyampaikan akun mahasiswa LpTK,
g) Memonitor dan merekap aktivitas instruktur,
h) Memonitor dan merekap aktivitas mahasiswa,
i) Mengunduh data dalam sistem, yang terdiri dari:
(1) proIil Instruktur,
(2) profil mahasiswa,
(3) aktivitas instruktur,
(4) aktivitas mahasiswa, dan
(5) skor tugas dan tes formatif.

2) Admin Kabupaten/Kota dan propinsi


Admin Kabupaten/ Kota berperan sebagai fasilitator bagi guru
calon peserta PPG Dalam Jabatan dan memiliki tugas "seb'agai
berikut:
a) Mengkoreksi keabsahan dokumen guru secara manual
b) Memproses keabsahan dokumen guru melalui aplikasi
c) Mengupload dokumen guru

25
d) Admin Propinsi menyetujui atau tidak menyetujui dokumen
guru yang di upload oleh peserta sesuai dengan aturan yang
ditetapkan.

3) Tugas Admin Pusat


a) Melihat persetujuan dari Admin Propinsi
b) Meminta daftar yang sudah di setujui atau yang tidak di
setujui oleh Admin Propinsi dari Telkom untuk dilakukan
Rekapitulasi pembuatan SK Dirjen tentang Penetapan Calon
Peserta Seleksi Akademik sebagai Calon Peserta PPG PAK
Dalam Jabatan
c) Berkoordinasi dengan LPMP dalam rangka Seleksi Akademik
Calon Peserta PPG PAK Dalam Jabatan
d) Hasil Kelulusan Seleksi Akademik Calon Peserta PPG PAK
Dalam Jabatan di tetapkan oleh Kemendikbud dengan
mengacu pada Standart Kelulusan dari Kemenristekdikti

4) Dosen PPG
Dosen PPG berperan sebagai fasilitator bagi para mahasiswa PPG
dalam melakukan pendalaman materi yang dilakukan melalui
pembelajaran Daring. Aktivitas yang dapat dilakukan oleh para
Dosen PPG diantaranya:
a) Mengelola Pembelajaran Daring
(1) Merancang dan melaksanakan pembelajaran Daring
Pembelajaran Daring dilakukan dengan dua mode, yaitu
pembelajaran secara real time (sgncronous) dan
pembelajaran tertunda (asgncronousl. Mode pembelaj aral
sgncronous dapat dilakukan melalui chating dan/atau
dengan menggunakan fasilitas video conference (V-Con).
Setiap kegiatan V-Con direkam, sehingga dapat di- share
kepada mahasiswa. Bagi mahasiswa yang ikut kuliah,
rekaman V-Con dapat digunakan untuk mengulang
pembelajaran, sedangkan bagi yang tidak hadir dapat
"mengikuti" pembelajaran yang tertinggal. Untuk kegiatan
V-Con dilaksanakan minimal 1 kali dalam 1 bulan.
Sedangkan penggunaan mode asgncronous dilaksanakan
sesuai dengan jumlah pertemuan yang ditetapkan.
(2) Meny,usun dan mengunggah materi (pdf, ppt, doc, video,
dll) dan atau mencari dan men-share sumber-sumber
belajar Daring
(3) Meny'usun, menyeting, dan menilai tugas-tugas
mahasiswa
(4) Memberi feedback terhadap tugas-tugas mahasiswa
(5) Memantau dan mengelola aktivitas mahasiswa
(6) Memantau kehadiran mahasiswa (waktu awal hadir,

26
waktu akhir hadir, durasi kehadiran
b) Mengelola Sistem Evaluasi Dalam Pembelajaran Daring
(1)Meny'r,isun dan melaksanakan tes formatif
(2)Menganalisis skor hasil tes formatif untuk menemukan
defisit kompetensi

5) Mahasiswa
Mahasiswa berperan sebagai pembelajar yang mengikuti
pembelajaran Daring dalam "kelas" yang telah ditentukan.
Beberapa aktivitas yang harus dilakukan mahasiswa dalam
mengikuti pembelajaran Daring diantaranya:
a) Mengaktifkan akun yang telah diberikan oleh admin LPTK
bl Meng-updafe profil mahasiswa
c) Mengikuti semua pertemuan Daring sesuai jadwal yang telah
dirancang oleh Dosen PPG
d) Mengikuti pembelajaran dengan mode syncronous (V-con)
rninimal 67c'/o
e) Mengerjakan dan menyerahkan tugas-tugas yang diberikan
Dosen PPG sesuai jadwal
f) Mengerjakan tes (formatif dan sumatif)
g) Mencermati skor hasil tes formatif untuk dapat mengetahui
defisit kompetensi (pokok bahasan yang belum dikuasainya)
dan menindaklanjutinya

b. Pembelajaran untuk Guru Daerah Khusus (Gurdasus) melalui


program PGDK
Pembelajaran untuk Guru Daerah Khusus (Gurdasus) melalui
program PGDK dilakukan dalam dua tahapan, yaitu: pertama,
kegiatan belajar tatap muka sebagai program pembekalan guru
daerah khusus, dan kedua, pendalaman materi pedagogik dan
materi bidang studi dengan menerapkan prinsip integrasi
penerapan teknologi prinsip-prinsip pedagogik dan substansi
pengetahuan sebagai suatu keutuhan muatan proses
pembelajaran (TPACK). Kegiatan belajar tatap muka dilakukan
dalam bentuk interaksi belajar dan pembelajaran selama 12 hari.
Dari proses ini para mahasiswa secara individual atau kelompok
diharapkan mampu menguasai konsep, prinsip, prosedur dan
metakognisi setiap bidang.
Pendalaman materi pedagogik dan materi bidang studi dilakukan
dalam bentuk diskusi, simulasi dan/atau presentasi penerapan
prinsip pedagogik dalam substansi bidang studi. Misalnya
bagaimana mengembangkan keterampilan berpikir kritis untuk
materi fisika, ekonomi, seni, dan lain-lain. Kegiatan ini
dilaksanakan selama 12 }:rari secara terjadwal. Dari proses ini
diharapkan para mahasiswa secara individual menguasai

27
substansi pedagogik dan penerapannya dalam pembelajaran
bidang studi.

2. Lokakarya dan Peer-teaching (8 SKS)


Lokakarya merupakan penerapan proses berpikir dalam situasi baru
secara fungsional, dalam arti using knouledge meaningfullg (Marzano,
19971, dalarn hal ini untuk mengembangkan perangkat pembelajaran.
Lokakar5ra dalam program PPG Daljab dilakukan dalam bentuk
kegiatan reviu dan diskusi hasil pembelajaran Daring dan
pengembangan perangkat pembelajaran sebagai wujud implementasi
dari konsep TPACK.
Kegiatan Lokakarya dirancang ke dalam tiga kegiatan Lokakarya, yaitu:
- Lokakarya I (1 sks),
- Lokakarya 2 (6 sks), dan
- Lokakar5za 3 (1 sks).
Total sks untuk pembelajaran tatap muka adalah 8 sks atau 256 Jp
atau 32 hari.
a. Lokakarya 1
Kegiatan Lokakarya 1 meliputi kegiatan reviu dan diskusi hasil
pendalaman materi yang dilakukan melalui pembelajaran Daring
untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi pedagogik dan
kompetensi professional mahasiswa PPG Daljab. Disamping itu,
mahasiswa PPG dapat mendiskusikan materi-materi essensial yang
belum dikuasai dengan teman sejawat dan dosen untuk
mendapatkan masukan, sehingga mahasiswa ppc dapat menguasai
materi secara utuh. Pelaksanaan Lokakarya diawali dengan reviu
dari dosen berdasarkan analisis hasii pembelajaran Daring
dilanjutkan dengan diskusi kelompok di bawah bimbingan dosen.
Selama Lokakarya 1, penguatan pendidikan karakter, wawasan
kebangsaan, dan pengembangan profesi guru juga perlu dijadwalkan
sekurang-kurangnya 6 JP. Prioritas dosen pengampu LoLakarya 1
adalah dosen yang membimbing kelompok pembelajaran Oaiing,
dengan pertimbangan bahwa dosen tersebut telah melakukari
analisis hasil pembelajaran Daring, sehingga mengetahui persis
materi-materi essensial mana saja yang belum dapat dikuasai oleh
mahasiswa. Beban belajar Lokakarya 1 sebesar 1 SKS yang setara
dengan 28 JP (1 JP = 60 menit). Jika dalam satu hari dijadwal 8;f,
maka Lokakarya 1 akan dapat diselesaikan selama 3,5 hari.

b. Lokakarya 2
Kegiatan Lokakarya 2 dilakukan untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran. Beban belajar Lokakarya 2 sebanyak 6 (enam) sks
yang setara dengan 28 JP x 6 = 168 Jp atau 2l hari. Jika dalam satu
minggu dijadwalkan lima hari, maka Lokakary a 2 dapat diselesaikan
seiama 4,2 rninggo. Aktifitas Lokakarya 2 berupa pengembangan

28
perangkat pembelajaran berdasarkan hasil analisis KI/KD tertentu.
Dalam pengembangan perangkat tersebut instruktur harus
mengarahkan mahasiswa agar merujuk pada kurikulum yang
berlaku. Setiap mahasiswa wajib mengembangkan minimal tiga set
peralgkat pembelajaran untuk digunakan dalam praktik
pembelajaran Qteerteaching) dan Praktik pengalaman Lapangan
(PPL). Secara umum kegiatan Lokakarya 2 mencakup kegiaian
berikut.
1) Diskusi Kelas dan Diskusi Kelompok
Diskusi kelas dan kelompok dilakukan untuk membagi dan
menetapkan Kompetensi Dasar (KD) atau sub-KD untuk masing-
masing kelompok kecil/individual. Diskusi kelas dan kelompok ini
di bawah bimbingan dosen pembimbing dan dapat dibantu oleh
guru pamong sebagai pendamping. Kegiatan didahului dengan
pemberian contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum yang berlaku dan selanjutnya didiskusikan bersama
untuk membantu mahasiswa membuat rancangan perangkat
pembelajaran. Kemudian mahasiswa secara kelompok diminta
untuk melakukan analisis kurikulum, memilih, dan menetapkan
KD atau sub-KD yang akan dikembangkan perangkat
pembelajarannya difasilitasi oleh dosen dan guru pamong,
selanjutnya meny'r-rsun indikator pencapaian kompetensi (lpK).
Khusus untuk guru Bimbingan Konseiing (BK), mahasiswa
difasilitasi Dosen PPG untuk mengidentifikasi: (1) karakteristik dan
kebutuhan konseli yang akan diberi layanan bimbingan dan
Konseling, (2) kondisi madrasah/ sekolah (analisis kebutuhan
tentang kekuatan dan kelemahan madrasah/ sekolah berkaitan
dengan personel dan ketersediaan fasilitas), (3) visi-misi
madrasah/ sekolah, dan (4) peraturan dan kebijakan
penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di madrasah/ sekolah.

2) Kerja Kelompok/Individual Terbimbing


Kerja kelompok/individual terbimbing dilakukan untuk
mengembangkan perangkat pembelajaran untuk masing-masing
KD dan indikator yang telah ditetapkan oleh mahasiswa.
Mahasiswa melakukan kerja kelompok/individu untuk menyrrsun
perangkat pembelajaran di bawah bimbingan dua orang dosen.
a) Perangkat pembelajaran untuk guru kelas dan mata
pelajaran/ keahlian meliputi:
(1) Silabus dan RPP sesuai format kurikulum yang berlaku dan
KD/Sub-KD yang ditetapkan
(2 Rancangan bahan ajar
(3 LKPD
(4 Media pembeiajaran
(s Instrumen penilaian / evaluasi

29
b) Untuk guru Bimbingan Konseling mengembangkan program
bimbingan dan konseling tahunan dan/atau semesteran di
madrasah/ sekolah yang meliputi:
(1) Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Individual,
(2) Rencana Pelaksanaan Layanan Konseiing Kelompok atau
bimbingan kelompok,
(3) Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal.
(4) media cetak (leaJlet atau papan bimbingan dan konseling)
dan/atau elektronik untuk layanan bimbingan dan
konseling.
(5) instrumen non-tes pengumpul data dan instrumen evaluasi
program, proses, dan hasil layanan bimbingan dan
konseling.

c) Untuk guru TIK mengembangkan program bimbingan dan


fasilitasi TIK tahunan dan semesteran di sekolah, meliputi:
(1) Rencana Pelaksanaan Bimbingan TIK (RPB-TIK) klasikai
(2) RPB-TIK individual
(3) Rencana Pelaksanaan Fasilitasi TIK (RPF-TIK) workshop
atau in-house training [HT) bagi Guru dan Tenaga
Kependidikan.
(4) Instrumen evaluasi bimbingan dan fasilitasi TIK

3) Presentasi Hasil Lokakarya


Kegiatan ini merupakan kegiatan berbagi pendapat terhadap
perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh mahasiswa dan
untuk mendapatkan masukan-masukan dari mahasiswa lain
dan/atau dosen yang membimbing diskusi. Perangkat
pembelajaran yang disusun per KD oleh masing-masing
mahasiswa/kelompok kecil mahasiswa dipresentasikan dalam
forum kelas untuk dikomunikasikan ke seluruh kelompok untuk
memperoleh masukan dari kelompok lain dan dosen sebagai
pemandu diskusi. Diskusi berbagi pendapat ini diatur dan
dipandu oleh dua orang dosen sebagai pembimbing. Dengan
presentasi ini diharapkan perangkat pembelajaran seluruh KD
yang telah dikembangkan dipahami oleh seluruh
mahasiswa/kelompok. Untuk mahasiswa ppc bidang BK
mempresentasikan program bimbingan dan konseling tahunan
dan/atau semesteran dan untuk mahasiswa ppG bidang TIK
mempresentasikan program bimbingan dan fasilitasi TIK tahunan
dan semesteran di sekolah yang telah dikembangkan.

a) Revisi Hasil Presentasi


Hasii berbagi pendapat dan masukan-masukan dalam kegiatan
presentasi dijadikan acuan untuk memperbaiki perangkat

30
pembelajaran/ program bimbingan yang akan
diimplementasikan di sekolah.
b) Peer-Teoching / Peer-Conseling
Peer-teaching f peer - conseling dilakukan untuk melatih
keterampilan mengajar I layanan konseling/layanan TIK
berdasarkan RPP/Rencana Pelaksanaan Layar.an f RpB/RpF
yang telah disusun oleh mahasiswa. Peer-teaching/ peer-
conseling dilakukan di depan teman sebaya di bawah supervisi
dosen pembimbing dan guru pamong.
c) Tes Formatif
Tes formatif mencakup materi seluruh KD yang dikembangkan
perangkat pembelajarannya disertai dengan pendalaman materi
sesuai dengan kisi-kisi PPG. Instrumen tes formatif
dikembangkan oleh pengelola PPG berbentuk uraian berbasis
Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan mengacu pada kisi-kisi
UKMPPG. Tes formatif dilaksanakan pada akhir Lokakarya 2.

c. Lokakarya 3
Lokakarya 3 diiakukan untuk memfasilitasi mahasiswa PPG dalam
merancang dan merencanakan penelitian tindakan kelas. Hasil akhir
dari Lokakarya 3 adalah draf proposal penelitian tindakan kelas
(PTK) dan dipresentasikan dalam kelompok. Beban belajar
Lokakarya 3 adalah 1 sks yang setara dengan 28 JP atau 3,5 hari.

3. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL : 6 SKS)


PPL dalam program PPG Dalam Jabatan pada hakikatnya adalah untuk
penguatan dan pemantapan kemampuan mengajar para mahasiswa
dengan menerapkan perangkat pembelajaran yang telah dihasilkan dari
kegiatan Lokakarya untuk menunjang tercapainya penguasaan
kompetensi guru secara utuh. Untuk dapat mewujudkan hakikat
tersebut, terdapat dua kegiatan pokok dalam implementasi PpL ppc
Dalam Jabatan, yaitu praktik mengajar dan pengelolaan persekolahan.
Dengan demikian, pelaksanaan PPL PPG Daljab perlu dilakukan
dengan menerapkan prinsip terprogram, terstruktur, dan relevan,
sehingga kegiatan PPL ini dapat menjadi wahana untuk mewujudkan
mahasiswa PPG Daljab menjadi pendidik profesional yang memiliki
kompetensi utuh dan berkarakter unggul.

a. Tujuan
Tujuan umum penyelenggaraan PPL PPG Daljab adalah agar
mahasiswa menjadi pendidik profesional yang memiliki seperangkat
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat menunjang
tercapainya penguasaan kompetensi kepribadian, kompetensi
pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial secara
utuh. Secara khusus, tujuan PPL PPG Daljab agar mahasiswa dapat:

31
1 ) melakukan pemantapan kemampuan profesional guru;
2) mendemonstrasikan kompetensi dalam merencanakan,
melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran;
3) melakukan perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada
pengembangan potensi siswa;
4) memahami karakteristik siswa dalam rangka memotivasi
belajarnya;
5) mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di kelas dan
mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut secara individu
maupun kelompok;
6) menerapkan pembelajaran inovatif yang bertolak dari suatu
permasalahan pembelajaran ;
7) melakukan penilaian pembelajaran siswa dengan menggunakan
instrumen yang dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggilHOTS;
8) menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan
dan pelatihan siswa; dan
9) menambah wawasan tentang pengelolaan madrasah/sekolah di
tempat PPL, antara lain tentang: administrasi sekolah, kultur
sekolah, kepramukaan, dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.

b. Pendekatan
Praktik Pengalaman Lapangan menerapkan pendekatan supervisi
klinis dan tindakan reflektif dengan prinsip berkelanjutan,
terstruktur, dan relevan dengan perangkat pembelajaran. Supervisi
klinis adalah suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan
kepada mahasiswa sesuai dengan kebutuhannya untuk
meningkatkan profesionalitas sebagai guru.
Supervisi klinis dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-
prinsip: (1) hubungan kolegial dan interaktif yang sinergis dan
terbuka; (21 pertemuan dilakukan secara musyawarah dan
demokratis; (3) sasaran supervisi adaiah kebutuhan dan aspirasi
mahasiswa; (4) pengkajian balikan berdasarkan data observasi
untuk memantapkan rencana kegiatan selanjutnya; dan (5)
mengutamakan prakarsa dan tanggung jawab mahasiswa.

c. Penempatan dan Ruang Lingkup PPL Mahasiswa PPG Dalam Jabatan


Penempatan PPL mahasiswa PPG Daljab di madrasah/sekolah mitra
dikoordinasikan oleh pelaksana program PPG dengan Unit ppl-.
Ruang lingkup PPL mahasiswa PPG Daljab meliputi tiga kegiatan
sebagai berikut.
1) Pemantapan kemampuan mengajar (perencanaan dan
pelaksanaan).
2) Penambahan wawasan pengelolaan madrasah/ sekolah.
3) Pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial.

32
d. Beban Belajar dan Lama PPL
Kegiatan PPL mahasiswa PPG Daljab dilaksanakan setelah
mahasiswa menyelesaikan lokakarya pengembangan perangkat
pembelajaran dan peer teaching dengan beban belajar 6 sks. Bobot
sebanyak 6 sks tersebut untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut.
1) Persiapan dan eksplorasi sumber belajar.
2) Implementasi hasil lokakarya ke dalam praktik pembelajaran.
3) Penambahan wawasan pengelolaan sekolah (kultur
madrasah/ sekolah, manajemen pendidikan di madrasah/ sekolah,
kepramukaan, dan kegiagtan ekstra kurikuler lainnya) di
madrasah/ sekolah tempat PPL.

e. Kegiatan PPL
1) Praktik Pembelajaran
Praktik pembelajaran atau praktik mengajar dibedakan atas
praktik mengajar terbimbing dan praktik mengajar mandiri.
Praktik mengajar terbimbing adalah praktik mengajar dalam
pelaksanaannya masih dibimbing Dosen Pembimbing Lapangan
(DPL) dan/atau Guru Pamong (GP). Praktik mengajar mandiri
adalah praktik mengajar secara mandiri namun tetap diamati oleh
DPL dan/atau GP, serta melibatkan mahasiswa selaku teman
sej awat. Praktik mengajar dilaksanakan sekurang-kurangnya 1
kali dalam satu minggu, apabila lebih dari 1 kali dalam I minggu,
maka dilaksanakan di kelas yang berbeda.
Kegiatan praktik mengajar meliputi:
a) persiapan dan eksplorasi sumber belajar,
b) implementasi hasil uorkshop ke dalam praktik mengajar sesuai
jadwal yang telah ditentukan (praktik terbimbing dan praktik
mandiri),
c) melakukan konsultasi dan refleksi praktik pembelajaran yang
telah dilakukan,
d) membuat jurnal aktivitas,
e) mengoreksi pekerjaan siswa, dan
f) mendiagnosa kesulitan belajar.
2) Penambahan Wawasan Pengelolaan Sekolah
Selama PPL mahasiswa PPG Daljab melaksanakan kegiatan non_
mengajar dalam bentuk penambahan wawasan pengelolaan
sekolah antara lain melalui pengamatan, berbagi pengalaman,
atau mempraktikkan manajemen pendidikan di
madrasah/ sekolah, pembinaan perpustakaan, pembinaan
organisasi siswa (OSIS), penanganan kesuiitan belajar,
berpartisipasi dalam kegiatan ekstra-kurikuler (seperti pendidikan
kepramukaan, kesenian, olahraga, dan UKS), dan kultui sekolah.

33
3) Pengembangan Kompetensi Kepribadian dan Sosial
Pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial terintegrasi
dalam kehidupan madrasah/sekolah selama melaksanakan ppl, di
bawah pembimbingan kepala madrasah/sekolah, guru, dan
karyawan. Kompetensi kepribadian dan sosial antara lain kerja
sama, kerajinan, kedisiplinan, tanggung jawab, kepedulian, dan
sopan santun yang ditunjukkan mahasiswa selama pelaksanaan
PPL PPG Daljab. Perilaku tersebut dapat diamati melalui kegiatan
sekolah sehari-hari, piket sekolah, rapat-rapat guru, upacara, dan
kegiatan lainnya.

f. Sistem Pembimbingan
1) Persyaratan, Tlrgas, dan Tanggung Jawab Dosen Pembimbing
a) Persyaratan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
(1) Dosen tetap yang memiliki kualifikasi akademik minimal
Magister (S2) yang relevan (minimal salah satu jenjang
pendidikannya bidang kependidikan).
(2) Memiliki Sertifikat Pendidik.
(3) Telah mengikuti pelatihan dosen pembimbing ppl ppc
Daljab yang dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara.
(4) Memiliki jabatan fungsional minimal lektor.
(5) Memiliki komitmen yang tinggi diwujudkan dengan
menandatangani pernyataan kesediaan melaksanakan tugas
dan tanggung j awab sebagai pembimbing.
(6) Sanggup ditugaskan menjadi DPL di sekolah mitra manapun
yang menjadi lokasi/tempat PPL.
b) Tugas dan Tanggung Jawab Dosen Pembimbing Lapangan
('l) Membimbing dan menilai mahasiswa PpL di lokasi praktik.
(2) Bertanggungjawab terhadap semua aktivitas praktik
persekolahan selama masa PPL.
(3) Membimbing mahasiswa PPL maksimal 10 orang.
Penentuan jumlah dosen pembimbing diatur oleh Unit ppl.
pada LPIK Penyelenggara berkoordinasi dengan koordinator
PPG program studi.
(4) Hadir ke lokasi praktik PPL minimal 4 kali selama waktu
PPL (termasuk penyerahan dan penarikan mahasiswa ppl.)

2) Persyaratan, T\rgas dan Tanggung Jawab Guru pamong


a) Persyaratan Guru Pamong
(1) Guru tetap yang memiliki kualifikasi akademik minimal
Strata 1 (S1) kependidikan yang relevan dengan mahasiswa
PPG Dalam Jabatan yang dibimbing.
(2) Memiliki Sertifikat Pendidik (melampirkan fotokopi
sertifikat).

34
(3) Telah mengikuti pelatihan guru pamong PPL PPG Daljab
yang diselenggarakan oleh LPTK penyelenggara.
(4) Memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 5 tahun sesuai
dengan bidang studi atau mata pelajaran yang diampu.
b) Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pamong
(1) Membimbing dan menilai mahasiswa PPL di lokasi praktik.
(2) Bertanggungjawab terhadap semua aktivitas praktik
persekolahan selama masa PPL.
Penentuan jumlah guru pamong diatur oleh Unit ppl,
berkoordinasi dengan koordinator PPG bidang studi.
3) Strategi/Teknik Pembimbingan
a) Praktik mengajar (sesuai dengan bidang studi masing-masing)
dilaksanakan di sekolah mitra, dibimbing oleh dosen
pembimbing lapangan dan guru pamong menggunakan
pendekatan supervisi klinis.
b) Kehadiran DPL di sekolah minimal 4 kali (1 kali penyerahan, 2
kali pembimbingan, dan 1 kali penarikan).
c) Pada setiap pembimbingan di sekolah (dua kali kehadiran)
dilaksanakan diskusi sebagai tindak lanjut supervisi klinis
bersama antara pembimbing, guru parnong dan mahasiswa
terbimbing.
d) Refleksi pelaksanaan praktik mengajar dilakukan secara
bersama-sama oleh mahasiswa PPL, dosen pembimbing, dan
guru pamong.

C. Sistem Penilaian Program PPG


Penilaian dilakukan untuk menetapkan pencapaian kompetensi
(capaian pembelajaran) mahasiswa PPG Daljab selama dan setelah
mengikuti suatu program pembelajaran. Di era kurikulum
berorientasi KKNI, penilaian lebih diorientasikan kepada seberapa
jauh kompetensi/Capaian Pembelajaran (Cp) yang telah dicanangkan
dapat dicapai oleh mahasiswa, dan disertai pula dengan pelacakan
peran berbagai faktor aktualisasi kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan. Ada banyak faktor penentu aktualisasi kegiatan
pembelajaran antara lain faktor kompetensi guru, karakteristik
isi/materi atau bahan ajar, pendekatan dan metodologi yang
dikembangkan dosen, bimbingan/pendampingan yang diperoleh,
sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia, serta kondisi
Iisik/ psikis mahasiswa PPG.
1. Prinsip Penilaian
Untuk mendapatkan hasil penilaian yang akurat tentang proses
dan hasil belajar mahasiswa ppG Daljab yang sedang din telah
berlangsung, penilaian harus memenuhi sejumlah prinsip, baik
dalam hal instrumen yang digunakan maupun proses peiakianaan
pengukuran dan/atau penilaiannya. Beberapa prinsip dalam
melaksanakan penilaian sebagai berikut.
a. Valid
Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat mengukur
apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid akan
menghasilkan data yang akurat.
b. Objektif
Penilaian dilakukan apa adanya; tidak dipengaruhi oleh faktor
subjektivitas penilai, sehingga hasil penilaian menggambarkan
secara tepat penguasaan kompetensi mahasiswa. Untuk itu,
apabila penilaian dilakukan dengan menggunakan jenis
instrumen esai/uraian dan/atau non-tes, harus disertai dengan
kunci jawaban atau rubrik penilaian. Demikian juga apabila
penilaian dilakukan oleh lebih dari satu orang, harus dijaga
konsistensi (reliabilitas) antar penilainya.
c. Adil
Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan mahasiswa
tertentu karena dipengaruhi oleh latar belakang mahasiswa,
seperti latar belakang status sosial, ekonomi, agama, suku, dan
lain-lain. Kalau pun ada perbedaan hasil penilaian pada
mahasiswa, itu benar-benar menunjukkan perbedaan
penguasaan kompetensi pada masing-masing mahasiswa yang
dinilai.
d. Sistematis
Penilaian dilakukan secara terstruktur, terencana, dan mengikuti
prosedur baku. OIeh karena itu, sebelum melakukan penilaian
harus dibuat perencanaan secara rinci tentang langkah-langkah
yang akan dilakukan dalam menilai penguasaan kompetensi,
mulai dari penJrusunan kisi-kisi sampai proses penentuan hasil
penilaian.
e. Akuntabel
Penilaian harus menghasilkan keputusan yang dapat
dipertanggungiawabkan dari sisi proses, instrumen, dan personil
yang melaksanakan penilaian.
f. Berkelanjutan
Penilaian dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung.
g. Berorientasi pada Tujuaa
Penilaian dilaksanakan secara terintegrasi dan komprehensif
untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran sebagai tolok
ukur ketercapaian tujuan.
h. Terpadu
Keterpaduan penilaian meliputi penilaian proses dan hasil
pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran merupakan
penilaian terhadap sistem pembelajaran yang miliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

36
Penilaian hasil pembelajaran merupakan penilaian terhadap
capaian kompetensi/CP yang dapat berupa bukti-bukti fisik
(portofolio) dan hasil tes.
i. Terbuka
Penilaian harus dilakukan secara terbuka, artinya proses
penilaian yang akan dilaksanakan dan kriteria penilaian yang
akan digunakan dapat diakses oleh stakeholders sebagai acuan
dalam mengikuti proses penilaian.

2. Acuan Penilaian
Penilaian terhadap proses dan hasil belajar PPG dilakukan dengan
menggunakan pendekatan penilaian acuan patokan (PAP). Penilaian
Acuan Patokan ditujukan untuk memperoleh gambaran taraf
penguasaan capaian pembelajaran (mastery leuell rnaLrasiswa. Batas
kelulusaa Qtassing grade\ capaian pembelajaran PPG ditetapkan oleh
Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa PPG yaitu 76 (kategori
Baik). Mahasiswa yang belum mencapai batas iulus tersebut diberi
kesempatan untuk menempuh ujian ulang.

3. Teknik Penilaian
Teknik penilaian merupakan cara yang dapat digunakan untuk
mengukur kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa PPG. Beberapa
ahli (Mardapi, 2O1O) membagi teknik pengukuran ke dalam dua
kelompok yaitu teknik tes dan non-tes.
a. Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik pengukuran atau pengumpulan data
berupa jawaban mahasiswa yang bernilai benar atau salah. Dilihat
dari sifatnya, tes dapat dibedakan menjadi tes verbal dan tes non-
verbal atau tes penampilan (performance testl.
1) Tes verbal merupakan tes yang menggunakan bahasa sebagai
medianya. Tes verbal mencakup tes tulis dan tes lisan.
2) Tes non-verbal atau tes penampilan/kinerja (performance testl
merupakan teknik tes yang tidak menggunakan bahasa sebagai
medianya. Tes non-verbal dapat dirinci sebagai berikut.
a) Tes penampilan simulasi (simulation tesf) yaitu menguji para
peserta untuk menampilkan gerakan-gerakan tertentu dengan
kondisi yang disimulasikan, misal peserta ujian disuruh
menampilkan cara mengatasi seseorang yang pingsan, peserta
ujian disuruh memperagakan bagaimana cara menangkap bola
bawah.
b) Tes penampilan cuplikan atau contoh kerja atau unjuk kerja
(work sample test) merupakan ujian yang menyuruh peserta
untuk menampilkan sebagian atau contoh perbuatan yang
sesungguhnya sesuai dengan standar yang ditetapkan, misal

37
siswa diuji untuk mendemonstrasikan cara melakukan titrasi,
cara mencari bayangan benda di bawah mikroskop.
c) Tes identifikasi (identification testl, misal menguji kemampuan
siswa untuk mengidentifikasi nama preparat di bawah
mikroskop, kemampuan siswa mengidentifikasi bagian-bagian
suatu alat dan fungsi dari alat yang bersangkutan, ataupun
mengidentifikasi kerusakan suatu alat dan cara
memperbaikinya.
b. Teknik Non-tes
Ada beberapa cara teknik non-tes sebagai berikut.
1) Teknik pemberian angket yaitu teknik memperoleh data dengan
memberikan daftar pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh
subjek yang dinilai. Dalam membuat daftar pertanyaan gunakan
kata-kata yang sederhana (sesuai dengan tingkat pengetahuan
responden) serta usahakan agar pertanyaan jelas dan khusus.
Pertanyaan harus berlaku untuk seluruh responden. Hindari
pertanyaan yang mendua arti dan hindari pertanyaan yang
mengandung sugesti.
2) Teknik wawancara yaitu teknik memperoleh data dengan
mengadakan dialog langsung dengan subjek yang akan dinilai.
Dalam teknik ini pihak penilai sudah harus menyiapkan
lembar/pedoman wawancara, yang memuat hal-ha1 yang akan
digali dari responden. Wawancara merupakan proses interaksi dan
komunikasi, sehingga pewawancara, hal yang digali dan
responden akan sangat mempengarLlhi. Kenetralan saat dilakukan
wawancara menjadi sangat penting agar hasilnya tak bias.
3) Teknik observasi yaitu teknik memperoleh data dengan melakukan
observasi/ pengamatan terhadap objek penilaian, dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan
sebelumnya. Hal-hal yang ingin diungkap harus spesifik. pedoman
pengisiannya praktis, misal dengan membubuhkan tanda centang
(!) atau kata "ya" jika hal yang diamati muncul. Teknik ini dapat
dilakukan secara formal ataupun informal.
a) Teknik analisis isi dokumen yaitu teknik pengumpulan data
kualitas dokumen melalui telaah isinya. Termasuk dalam
dokumen adalah perangkat pembelajaran, proposal, dan laporan
kegiatan.

Teknik-teknik penilaian yang digunakan untuk menilai kualitas


proses dan hasil belajar mahasiswa ppG, juga dirinci menurut
Permenristekdikti Nomor 55 tahun 2olr tentang standar pendidikan
Guru. Rincian atau pembagian teknik penilaian menurut standar
pendidikan guru ini adalah: (a) penilaian proses dan produk
pengembangan perangkat pembelajaran; (b) proses dan produk eeL;
(c) uji kompetensi; dan (d) penilaian kehidupan bermasyarakat di

38
asrama/sarana lain. Terkait dengan rincian atau penggolongan
teknik-teknik penilaian ini, tes kinerja (performance test), mencakup
penilaian proses dan produk kegiatan (lokakarya dan ppl,).

4. Prosedur Penilaian
a. Lingkup Penilaian
Komponen dan sub-komponen Proses dan produk Lokakarya
Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Proposal PTK dan PPL,
yang terutama terkait Kompetensi Profesional dan Pedagogik, serta
indikatornya, ditabulasikan dalam Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3. Komponen, subkomponen, dan Indikator proses dan
Produk dan PPL
No Komponen Sub-Komponen Indikator
1 a. Proses 1) Penguasaan Penguasaan pengetahuan
lokakary materi bidang a) faktual
a studi b) konseptual
c) prosedural
d) metakognitif
2l Penguasaan Penguasaan keterampilan :

metode a) mengamati
keilmuan b) menanya
c) mengumpulkan informasi
d) mengolah informasi
e) mengomunikasi
3) Penguasaan Menunjukkan sikap:
sikap ilmiah a) rasa ingin tahu
b) objektif
c) skeptis
d) sikap terbuka
ef kejujuran secara akademik
4l Penguasaan a) Teori perkembangan anak
landasan ilmu b) Teori belajar dan
pendidikan pembelajaran
Kinerja dalam Kemampuan memprakarsai
melaksanakan ide/aktivitas
lokakarya Kemampuan memperkaya
ide/aktivitas
Tingkat Partisipasi melakukan
lokakarya
Kemampuan bekerjasama
dalam lokakarya
Kemampuan Sikap dalam kegiatan
mempresentasik presentasi
an draft Kemam puan

39
No Komponen Sub-Komponen Indikator
perangkat mengomunikasikan materi
pembelajaran presentasi
Penguasaan materi presentasi
Kemampuan Perilaku/penampilan dalam
Peerteaching peerteaching
Penguasaan materi
Kemampuan pedagogik
b. Produk Perangkat Kelengkapan perangkat
lokakary pembelajaran pembelajaran
a Kualitas perangkat
pembelajaran
Proposal PTK Kelengkapan komponen
propoqal PTK
Krralitas proposal PTK
2 a. Proses Kompetensi guru Kompetensi pedagogis
PPL dalam Kompetensi profesional
melaksanakan Kompetensi sosial
PPL Kompetensi kepribadian
Kemampuan Ketepatan melakukan
melakukan PTK tahapan/siklus PTK
Kualitas Laporan tahapan PTK
Kemampuan Keikutsertaan dalam
manajemen membangun kultur sekolah
persekolahan Kemampuan membina kegiatan
ko dan/atau ekstrakurikuler
Kemampuan mengerjakan
tugas-tugas administrasi
SC zuru
b. Produk Laporan PPL Kelengkapan komponen laporan
PPL PPL
Kualitas laporan PPL
Laporan PTK Kelengkapan komponen laporan
PTK
Kualitas la oran PTK

Beberapa aspek kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian


mahasiswa dikembangkan dalam kehidupan bermasyaraliat. Hasil
penilaian kedua kompetensi tersebut, tidak digabungkan dengan
hasil penilaian akademik, melainkan masing-masing berdiri sendiri.
Merujuk pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2ooz tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dan Naskah Akademik
Pendidikan Karakter di perguruan Tinggi Tahun 2oll, aspek
kompetensi kepribadian antara lain ketaatan beragama, tanggung

40
jawab, sopan-santun, kemandirian, kreativitas, dan kedisiplinan.
Sementara aspek kompetensi sosial antara lain toleransi, kerjasama,
kepemimpinan, kepedulian, dan komunikasi. Dengan demikian,
aspek yang dinilai dari kehidupan bermasyarakat adalah aspek-
aspek dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Indikator
dan deskriptor dari aspek-aspek penilaian ini dirangkum pada Tabel
2.4.

Tabel 2.4 Aspek dan Indikator Kompetensi sosial dan Kompetensi


Kepribadian yang dikembangkan dalam Kehidupan
Bermasyarakat

Komponen SubKomponen
No
Kompetensi Kompetensi
Indikator
1 Kompetensi a. Taat pada o Menjalankan ajaran agama
Kepribadian ajaran agama (beribadah)
dan norma o Menjauhi larangan agama
hukum o Ketaatan pada norma
hukum dan peraturan
b. Jujur o Tidak berbohong
o Dapat dipercaya
c. Bertanggung o Bertindak selaras dengan
jawab yang diucapkan
o Menepati janji
o Berkorban untuk orang
lain
o Keaktifan mengikuti
kegiatan
d. Sopan/Santun o Tidak suka menyakiti
orang lain
o Menghormati orang lain
o Menghargai orang lain
o Bertutur kata dengan baik
e. Mandiri o Tidak tergantung pada
orang lain
o Tidak mudah terpengaruh
orang lain
o Mempunyai prinsip
f. Kreatif o Mempunyai inisiatif
o Menghasilkan karya unik
o Mempunyai ide
g. Disiplin o Bertindak sesuai
ketentuan
o Menghargai waktu
o Menepati waktu

41
Komponen SubKomponen
No
Kompetensi Kompetensi
Indikator
2 Kompetensi a. Mampu o Berbagi pekerjaan
Sosial bekerjasama o Berbagi ide (Bisa memberi
dan menerima ide)
o Bisa menerima kebenaran
orang lain
o Berpartisipasi aktif
b. Memiliki jiwa o Dapat mengatur orang lain
Kepemimpinan o Mau diatur orang lain
o Loyal, baik sebagai
pemimpin maupun anggota
o Memiliki inisiatif
c. Bersikap o Menghargai perbedaan
inklusif dan o Empati
Toleran o Tidak bertindak
diskriminatif
o Bertindak obyektif
d. Peduli o Responsif/cepat tanggap
o Suka menolong
e. Memiliki o Santun
kemampuan o Efektif/produktif
berkomunikasi
di lingkungan
masyarakat

5. Bentuk Instrumen
Instrumen yang relevan dirancang dan dipilih untuk mengetahui
ketercapaian kemampuan pada aspek-aspek (komponen) kegiatan dan
kompetensi mahasiswa dalam melakukan lokakarya dan PPL.
Instrumen yang perlu dipilih dan/atau digunakan tercantum dalam
kisi-kisi penilaian yang ditabulasikan dalam Tabel 2.5 berikut.

Tabel 2.5 Kisi-Kisi Penilaian Kemampuan Mahasiswa pada Komponen


Proses dan Produk Lo dan PPL
Teknik
Sub- Pengum- Bentuk
No Komponen Indikator
Komponen pulan Instrumen
Data
1 a. Proses 1)Penguasaan Penguasaan Tes tulis Soal Tes
lokakarya materi pengetahuan
bidang a) faktual
studi b) konseptual
c) prosedural
d) metakoenitif

42
Teknik
Sub- Pengum- Bentuk
No Komponen
Komponen
Indikator
pulan Instrumen
Data
2)Penguasaan a) mengamati Tes tulis Soal Tes
metode b) menanya
keilmuan c) mengumpulk
an informasi
d) mengolah
informasi
e) mengomunik
asi
f) rasa ingin
tahu
g) objektif
h) kritis
3)Penguasaan a) skeptis Teknik Kuisioner
sikap ilmiah b) sikap terbuka Kuisioner
c) kejujuran
secara
akademik
4)Penguasaan a) Teori Tes tulis Soal Tes
landasan perkembanga
ilmu n anak
pendidikan b) Teori belajar
dan
pembelajaran
Kinerja Kemampuan Observasi Lembar
dalam memprakarsai observasi
melaksanaka ide/aktivitas (dosen dan
n lokakarya seiawat)
Kemampuan Observasi Lembar
memperkaya observasi
ide/aktivitas (dosen dan
sejawat)
Tingkat Observasi Lembar
Partisipasi observasi
melakukan (dosen dan
lokakarya seiawat)
Kemampuan Observasi Lembar
bekerjasama observasi
dalam (dosen dan
lokakarya seiawat)
Kemampuan Sikap dalam Observasi Lembar
mem ta kegiatan observasi

43
Teknik
Komponen Sub- Pengum- Bentuk
No
Komponen Indikator
pulan Instrumen
Data
sikan draft presentasi (dosen)
perangkat Kemampuan Observasi Lembar
pembelajaran mengomunikasi observasi
kan materi (dosen)
presentasi
Penguasaan Observasi Lembar
materi observasi
presentasi (dosen)
Kemampuan Perilaku/pena Observasi Lembar
Peerteaching mpilan dalam observasi
peerteaching (dosen)
Penguasaan Observasi Lembar
materi observasi
(dosen)
Kemampuan Observasi Lembar
pedagogik observasi
(dosen)
b. Produk Perangkat Kelengkapan Analisis Lembar
lokakarya pembelajaran perangkat isi analisis
pembelajaran dokumen
Kualitas Analisis Lembar
perangkat isi analisis
pembelajaran dokumen
Proposal PTK Kelengkapan Analisis Lembar
komponen lsl analisis
proposal PTK dokumen
Kualitas Analisis Lembar
proposal PTK isi analisis
dokumen
2 a. Proses Kompetensi Kompetensi Observasi Lembar
PPL guru dalam pedagogis observasi
melaksanaka (dosen&
n PPL guru)
Kompetensi Observasi Lembar
profesional observasi
(dosen&
guru)
Kompetensi Observasi Lembar
sosial observasi
(dosen&
guru)

44
Teknik
No Komponen
Sub-
Indikator Pengum- Bentuk
Komponen pulan Instrumen
Data
Kompetensi Observasi Lembar
kepribadian observasi
(dosen&
zuru)
Kemampuan Keikutsertaan Observasi Catatan
manajemen dalam anekdotal
persekolahan membangun
budaya sekolah
dalam konteks
pelaksanaan
manajemen
berbasis
sekolah/
madrasah
Kemampuan Observasi Catatan
membina anekdotal
kegiatan ko
dan/atau
ekstrakurikuler
Kemampuan Observasi Catatan
mengerjakan anekdotal
tugas-tugas
administrasi
sebagai guru
b. Produk Laporan PPL Kelengkapan Analisis Lembar
PPL komponen 1S1 analisis isi
laporan PPL dokumen (dosen)
Kualitas Analisis Lembar
laporan PPL isi analisis isi
dokumen (dosen)

45
Kisi-Kisi Penilaian Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian yang
dikembangkan dalam Kehidupan dan Kegiatan Asrama atau Bentuk
Lain ditabulasikan dalam Tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.6 Kisi-Kisi Penilaian Kompetensi sosial dan Kompetensi
Kepribadian yang dikembangkan dalam Kehidupan dan
tan Asrama atau Bentuk Lain
Teknik
Komponen SubKomponen Pengum- Bentuk
No
Kompetensi Kompetensi
Indikator
pulan Instrumen
Data
1 Kompetensi a. Taat pada o Menjalankan Teknik Angket/
Kepribadian ajaran agama ajaran agama kuesioner kuesioner
dan norma (beribadah) (seiawat)
hukum o Menjauhi Observasi Lembar
larangan agama observasi
o Ketaatan pada (sejawat)
norma hukum
dan peraturan
b. Jujur o Dapat dipercaya Teknik Angket/
o Berkata benar kuesioner kuesioner
o Mengakui (seiawat)
kesalahan Observasi Lembar
observasi
(sejawat)
c. Bertanggung o Betindak selaras Teknik Angket/
jawab dengan yang kuesioner kuesioner
diucapkan (seiawat)
o Menepati janji Observasi Lembar
o Berkorban observasi
untuk orang (sejawat)
lain
o Berani
menanggung
resiko
d. Sopan/ o Menghormati Teknik Angket/
Santun orang lain kuesioner kuesioner
o Menghargai (seiawat)
orang lain Observasi Lembar
o Bertutur kata observasi
dengan baik (sejawat)
e. Mandiri o Tidak Teknik Angket/
tergantung pada kuesioner kuesioner
bantuan orang (seiawat)
lain Observasi Lembar
o Tidak mudah observasi

46
Teknik
Komponen SubKomponen Pengum- Bentuk
No
Kompetensi Kompetensi
Indikator pulan Instrumen
Data
terpengaruh (sejawat)
orang lain
o Mempunyai
prinsip
o Mampu
mengatasi
masalah sendiri
f. Kreatif o Mempunyai Teknik Angket/
inisiatif kuesioner kuesioner
o Menghasilkan (sejawat)
karya unik Observasi Lembar
o Mempunyai ide observasi
(seiawat)
g. Disiplin o Bertindak Teknik Angket/
mengikuti kuesioner kuesioner
aturan (seiawat)
o Menghargai Observasi Lembar
waktu observasi
o Menepati waktu (sejawat)
2 Kompetensi a. Mampu o Berbagi tugas Teknik Angket/
Sosial bekerjasama o Berbagi ide dan kuesioner kuesioner
pengalaman (pengelola
baik BS/PIC
o Bisa menerima kegiatan
kebenaran dari dan
orang lain sejawat)
o Berpartisipasi
aktif
b. Memiliki jiwa o Memiliki ide Teknik Angket/
Kepemimpin- yang bisa diikuti kuesioner kuesioner
an orang lain (pengelola
o Dapat BS/PIC
menuntun dan kegiatan
mengarahkan dan
orang lain sejawat)
o Menghargai
kepemimpinan
orang lain
o Memberi
motivasi
o Menjadi teladan

47
Teknik
Komponen SubKomponen Pengum- Bentuk
No
Kompetensi Kompetensi Indikator
pulan Instrumen
Data
o Memiliki inisiatif
c. Bersikap o Menghargai Teknik Angket/
inklusif dan perbedaan kuesioner kuesioner
Toleran o Empati (sejawat)
o Tidak bertindak
diskriminatif
o Bertindak
objektif
d. Peduli o Responsif/cepat Teknik Angket/
tanggap kuesioner kuesioner
o Suka menolong (seiawat)
e. Memiliki o Santun Teknik Angket/
kemampuan o Efektif/produkti kuesioner kuesioner
berkomunika f (sejawat)
si o Tidak
diskriminatif
Keterangan:
BS : Bidang Studi
PIC: Penanggung jautab kegiatan

6. Kelulusan
Penetapan kelulusan mahasiswa PPG mengacu pada pasal 2l ayat (2)
Permenristekdikti Nomor 55 tahun 2Ol7 tentang Standar Pendidikan
Guru. Pasal 2l Ayat (2) menyatakan bahwa penilaian terhadap proses
dan hasil belajar mahasiswa meliputi:
a. penilaian proses dan produk pengembangan perangkat
pembelajaran;
b. proses dan produk PPL;
c. uji kompetensi; dan
d. penilaian kehidupan bermasyarakat di asrama/sarana lain.
Selanjutnya ayat (3) menyatakan bahwa Program PPG diakhiri dengan
uji kompetensi yang diselenggarakan oleh panitia nasional, dan ayat (4)
menyatakan bahwa uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(g)llrjditakukan melalui uji tulis dan uji kinerja sesuai dengan standar
nasional kompetensi guru. Ayat (5) menyatakan bahwa peserta yang
lulus penilaian proses dan produk pengembangan perangkai
pembelajaran, proses dan produk PPL, uji kompetensi, dan penilaian
kehidupan bermasyarakat di berasrama memperoleh sertifikat pendidik
yang berlaku secara nasional.

48
Komponen rumusan penghitungan hasil belajar mahasiswa sebagai
berikut:

R-umus Penghitungan IPK

sw = o,4o
p,o... + q6o ltgdqL
sLqI athfi.rPc _s!pl worlGhop 9!o_r uxMppc
{Ml'rrmal Tol lMinim,' 70)
t.tr {MiniD.r 16)

sAP = O,15 SD + O,20 SW.+ O,25 SP + O,40 SUP


Ir
l!o. Darrne sko, tPL
SO = O,3O fto... + O,3O ST + O/4O SPL lMioinr.r rs)

,*J-_,
l!c!r.-!4
I
a
I
$g,ta!!',e!
SP. O,1U) ?@.! + l,,6(, U|(

u!!r! !6rur.r k !E!


g!&!er:
egaj!9ia-t9!jd1t 94 Er@csye!s!g!"
dLqtle@dte@Ae, o t n \e!@stal 4e!s!E ke o i a r o lL
pcrllslsrJ,rcses dt workthop aLqa.i PPL

Gambar 2.2 Komponen penilaian dan penentuan IPK

49
BAB V
SISTEM PEMBIAYAAN

Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang


komponen dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun
dalam rangka pemenuhan Capaian Pembelajaran Lulusan Bidang Studi.
Biaya investasi merupakan bagian dari biaya pendidikan untuk pengadaan
sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan
pada LPTK. Biaya operasional pendidikan merupakan bagian dari biaya
pendidikan tinggi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan yang mencakup biaya dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya
bahan operasional pembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung.
Standar biaya operasional LPTK penyelenggara Program PPG bagi perguruan
tinggi negeri ditetapkan secara periodik oleh Menteri dengan
mempertimbangkan:
1. peringkat akreditasi perguruan tinggi dan program, dan
2. indeks kemahalan wilayah.
Standar satuan biaya operasional LPTK menjadi dasar bagi setiap LpTK
untuk menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja (RAPB) LPTK
tahunan dan menetapkan biaya yang ditanggung oleh mahasiswa.
Standar biaya operasional LPTK penyelenggara program PPG bagi perguruan
tinggi swasta ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai
dengan kebutuhan dan kebijakan masing-masing.

A. Sumber Pembiayaan
1. Pembiayaan Secara Umum
Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan (LPTK) dapat mengupayakan
pendanaan Program PPG dari berbagai sumber di luar biaya
pendidikan yang diperoleh dari mahasiswa.
Komponen pembiayaan lain di luar biaya pendidikan yang diperoleh
dari mahasiswa, altara iain:
1. hibah;
2. kerja sama kelembagaan pemerintah dan swasta; dal/atau
3. sumber lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
LPTK wajib menJrusun kebijakan, mekanisme, dan prosedur dalam
menggalang sumber dana lain secara akuntabel dan transparan dalam
rangka peningkatan kualitas pendidikan.

2. Pembiayaan Secara Khusus


Pelaksanaan PPG Da-lam Jabatan yang dilaksanakan oleh LPIK IAKN
AMBON di biayai oleh Anggaran DIPA IAKN AMBON per masing-masing
mahasiswa sebesar Rp. 6.165.000 / mahasiswa.

50
Sedangkan Pelaksanaan Seleksi Akademik Calon Peserta PPG Dalan
Jabatan dibebankan pada DIPA Ditjen Bimas Kristen Kementerian
Agama RI

B. Sistem Pelaporan
LPTK wajib:
1. mempunyai sistem pencatatan biaya dan melaksanakan pencatatan
biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sampai
pada satuan program;
2. melakukan analisis biaya operasional Prodi PPG sebagai bagian dari
peny'usunan rencana kerja dan anggaran tahunan LPTK yang
bersangkutan;
3. melakukan evaluasi tingkat ketercapaian standar satuan biaya
pendidikan tinggi pada setiap akhir tahun anggaran.

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) wajib menJrusun


kebijakan, mekanisme, dan prosedur dalam menggalang sumber dana
lain serta pelaporannya secara akuntabel dan transparan daiam
rangka peningkatan kualitas pendidikan.
Dalam men5rusun komponen pembiayaan harus relevan dengan
kebutuhan operasional Tri Dharma Perguruan Tinggi dan wajib
dicantumkan dalam laporan keuangan perguruan tinggi.

51
BAB VI
PENJAMINAN MUTU INTERNAL PPG DALAM JABATAN

Penjaminan mutu merupakan proses penetapan dan pemenuhan standar


mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen,
produsen, dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan.
Penjaminan mutu dilakukan secara internal maupun eksternal. penjaminan
mutu internal dilaksanakan oleh unit penjaminan mutu LpTK atau
sejenisnya. Hasilnya digunakan untuk melakukan refleksi dan perbaikan
penyelenggara program PPG dalam Jabatan. Evaluasi eksternal
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Mutu
A. Prinsip Penjaminan
Prinsip penjaminan mutu sesuai dengan Pedoman Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Tahun 2016 dapat dirangkum sebagai berikut.
1. Otonom, yakni penjaminan mutu dikembangkan dan
diimplementasikan secara otonom atau mandiri oleh setiap perguruan
tinggi, baik pada asas Unit Pengelola Program Studi (Jurusan,
Departemen, Sekolah, atau bentuk lain) maupun pada asas perguruan
tinggi.
2. Terstandar, yakni penjaminan mutu menggunakan Standar Nasional
Pendidikan Tinggr (SN Dikti) yang ditetapkan oleh Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi serta standar yang ditetapkan oleh
setiap perguruan tinggi.
3. Akurasi, yakni penjaminan mutu menggunakan data dan informasi
yang akurat pada Pangkalan Data Dikti.
4. Berencana dan Berkelanjutan , yakni penjaminan mutu
diimplementasikan dengan menggunakan 5 (lima) langkah penjaminan
mutu, yaitu Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi pelaksanaan,
Pengendalian pelaksanaan, dan peningkatan Standar Dikti yang
membentuk suatu siklus.
5. Terdokumentasi, Seluruh langkah dalam siklus penjaminan mutu
didokumentasikan secara sistematis.

B. Sistem Penjaminan Mutu PPG dalam Jabatan


1. Konsep dan Tahapan Penjaminan Mutu
Penjaminan Mutu ppG Daljab yang sistematis, independen dan
terdokumentasi dengan parameter dan metode yang telah ditetapkan
bertujuan untuk mencapai hasil dalam penyelenggaraan p.o!r"*
secara optimal sesuai standar yang telah ditetapkan. - Ko-nsep
penjaminan mutu merupakan seluruh rencana dan tindakan sistematis
_

52
untuk menyediakan kepercayaan guna memuaskan kebutuhan
stakeholders yang dilaksanakan dengan cara menerapkan,
mengendalikan, dan mengembangkan sejumlah standar mutu.
Unit penjaminan mutu internal dalam PPG Daljab harus menetapkan,
mendokumentasikan, mengimplementasikan, memelihara, dan
meningkatkan secara berkelanjutan (continual improuement)
penjaminan mutu internal sesuai dengan persyaratan, pedoman, dan
standar yang ditentukan.
Tahapan Penerapan Penjaminan Mutu meliputi:
a. Plan, adanya perencanaan / standar,
b. Do, adanya pelaksanaan dari apa yang sudah direncanakan atau
pelaksanaan standar mutu,
c. CtLeck, adanya monitoring, pemeriksaan, pengukuran dan evaiuasi
terhadap pelaksanaan dan hasil pelaksanaan termasuk pengendalian
pelaksanaan standar mutu melalui Audit Mutu Internal, dan
d. Action, adanya tindak lanjut dan perbaikan standar mutu dari hasil
evaluasi.
2. Tfrjuan Penjaminan Mutu
Penj aminan mutu bertujuan:
a. Menjamin mutu PPG Daljab, melalui penjaminan mutu input, proses,
dan output dalam rangka mewujudkan visi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan dan serta memenuhi kebutuhan untuk
menghasilkan guru yang profesional;
b. Menjamin terwujudnya guru profesional di masa yang akan datang;
c. Menjamin terlaksananya PPG Daljab yang optimal;
d. Memastikan keberlanjutan organisasi.
Pencapaian tujuan penjaminan mutu internal ppG Daljab pada
gilirannya akan diakreditasi melalui sistem penjaminan mutu eksternal
(Akreditasi) oleh BAN PT dan/atau lembaga mandiri lainnya yang
diakui Pemerintah.

C. Kegiatan Penjaminan Mutu PPG Daljab


Kegiatan penjaminan mutu PPG Dalj ab dilaksanakan melalui kegiatan
Monitoring dan Evaluasi untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
1. Tujuan Monitoring dan Evaluasi Program ppG Daljab
a. Kegiatan monitoring pelaksanaan PpG Daljab dimaksudkan untuk
mengamati dan memantau kegiatan yang dilakukan oleh LpTK
selaku penyelenggara, kesesuaian antara pelaksanaan dengan
ketentual dan rambu-rambu yang telah ditetapkan. Selain itu, hasil
monitoring juga dapat digunakan untuk memberi masukan kepada
LPTK penyelenggara terhadap berbagai kendala yang perlu segera
dicarikan solusinya.

53
b. Kegiatan evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
sebagai bentuk akuntabilitas tentang penyelenggaraan ppG Daljab
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Ruang lingkup Monitoring dan Evaluasi PPG Daljab


Pada penyelenggaraan PPG Daljab terdapat berbagai aspek yang perlu
dievaluasi, yaitu evalua si context, inpu[ process, product (CIpp).
Masing-masing aspek evaluasi tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Contert, meliputi kebutuhan dan harapan penyelenggara dan
stakeholders serta faktor-faktor pendukung pelaksanaan pFb Daljab.
b. Input, meliputi ketersediaan dan kesiapan sumberdaya, sarana, dan
prasarana penyelenggaraan PPG Daljab. Sumberdaya yang dimaksud
antara lain sumberdaya manusia (mahasiswa, dosen, guru pamong,
dan lainJain), fasilitas pembelajaran, kurikulum, bahan ajar,
lembaga mitra, peraturan akademik, dan struktur organisasi
penyelenggara.
c. Process, meliputi kegiatan dalam pelaksanaan PPG Daljab, seperti
proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan,
pengelolaan proses pembelajaran termasuk PPL, proses evaluasi dan
penentuan kelulusan.
d. Product lHasil meliputi:
ll Attpu| meliputi luaran yang dicapai pengelola ppG Daljab,
misalnya kualitas dan jumlah lulusan.
2l Outcomes, meliputi dampak jangka panjang terhadap
perkembangan profesionalitas guru dan peningkatan mutu
pendidikan secara keseluruhan.

3. Laporan Hasil Evaluasi dan Tindak Lanjut


a. Laporan hasil evaluasi berisi tentang pelaksanaan ppG Daljab, hasil
yang dicapai, dan faktor-faktor penghambat dan pendukung
keberhasilan PPG Daljab.
b. Laporan hasil evaluasi PPG Daljab disusun dengan sistematika
sebagai berikut: pendahuluan, pelaksanaan, hasil evaluasi,
kesimpulan, dan rekomendasi.
c. Laporan hasil evaluasi ditujukan kepada pimpinan LpIK
penyelenggara (Rektor/ Dekan).
d. Laporan hasil evaluasi PPG Daljab yang dilakukan oleh LpTK
Penyelenggara disampaikan kepada Dirjen Guru dan Tenaga
Kependidikan Kemendikbud dan Dirjen pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kemristekdikti serta pihak lain yang terlibat dalam
penyelenggaraan PPG Daljab.
e. Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
kelanjutan pelaksanaan PPG Daljab.

54
BAB VII
PENUTUP

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila dikemudian hari


te{adi perubahan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

R JENDERAL
AN MASYARAKAT KRISTEN

(
\
,K IN

55

Anda mungkin juga menyukai