Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA

SUDIN PERINDUSTRIAN & ENERGI


JAKARTA UTARA

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT ( RXS )


( Jasa Pemborongan )

NA MA USA
SUDIN PERINDUSTRIAN & ENERGI JAKARTA UTARA
DAMA PEKERJAAN
REHAB GEDUNG SUDIN PERT NDUSTRIAN &

ENERGI JL. KOMPI UDIN

KEL. PEGANGSAAN DUA - KEC. KELAPA GADING


A*JUN AIGG ARAN
2013
A‹”LAYAM
JAKARTA UTARA

SUKU DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMDA

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA

JI. Laksda Yos Sudarso No. 2? —29


KETENTUAN TEKNIS
PEKERJAAN REHAB GEDUNG
SUDIN PERINDUSTRIAN DAN ENERGI JAKARTA UTARA

Pasal 01
Uraian Pekerjaan

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Rehab Gedung Sudin Perindustrian dan Energi Jakarta Utara
Jl. Kompi Udin Kel. Pegangsaan Dua Kec. Kelapa Gading.
2. Pekerjaan site yang meliputi :
a. Pekerjaan Pendahuluan
b. Pekerjaan Bongkaran
c. Pekerjaan Beton
d. Pekerjaan Atap dan Plafond
e. Pekerjaan Pasangan Dinding
f. Pekerjaan Kusen
g. Pekerjaan Pengecatan
h. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
Unsur penunjang lainnya dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.
3. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan- ketentuan dalam RKS, gambar
rencana, penjelasan-penjelasan susulan dan penyedia barang/jasa harus mempunyai tenaga ahli
dan tenaga teknis untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya sebagai
berikut :

No. Tenaga Jml Pendidikan Pengalaman Sertifikat keahlian


Ahli/Tenaga min (th) min (th) (minimum)
Teknis
1. Proyek Manajer 1 S1 10 SKA
Sipil/Arsitek Struktur/Arsitek
2. Tenaga Ahli 1 S1 5 SKA
Struktur/Arsitek Sipil/Arsitek Struktur /Arsitek
3. Pela 1 D3/STM 5 SKT Pelaksana
ksana Lapangan Sipil Bangunan
4. Drafter 1 STM/SMK 3 SKT Drafter
Sipil
5. Surveyor 1 STM/SMK 3 SKT Juru Ukur
Bangunan Kuantitas
Bangunan
Gedung
Pasal 02
Tenaga Kerja Lapangan

Penyedia barang/jasa wajib mempunyai sertifikat K3


1. Penyedia barang/jasa wajib memperkerjakan tenaga kerja yang trampil dan berpengalaman,
sesuai keakhliannya dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan
pekerjaan.
2. Penyedia barang/jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan
lokasi/pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana kerja memadai.
3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak mengganggu
lingkungan, untuk para tenaga kerja yang tinggal sementara di lokasi pekerjaan/proyek.
4. Penyediaan tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa, dalam bentuk daftar
tenaga kerja yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.

Pasal 03
Jenis dan Mutu Bahan

1. Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti
apa yang tertera dalam gambar dan Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS).
2. Kekeliruan dalam uraian, kualitas atau kuantitas atau kekurangan bagian-bagian dari gambar
kontrak dan RKS tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tapi hendaknya diperbaiki dan
dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.

Pasal 04
Gambar-gambar / Contoh Barang

1. Gambar-gambar pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan harus ada di lapangan dalam setiap
waktu. Gambar-gambar tersebut harus dalam keadaan jelas dapat dibaca dan menunjukan
perubahan-perubahan terakhir.
2. Contoh bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas harus segera disediakan atas biaya
Pemborong, dan contoh-contoh tersebut harus sesuai dengan standard contoh yang telah
disetujui.
3. Bila dalam pelaksanaan dokumen kontrak tidak/kurang lengkap, maka Pemborong wajib
membuat perhitungan-perhitungan (kalkulasi) yang terperinci dan gambar-gambar tersebut
harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) untuk diperiksa dan disetujui.

Pasal 05
Situasi dan Ukuran
1. Situasi
a. Pemborong wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan, sifat dan luasnya pekerjaan
dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
b. Kelalaian atau kekurang telitian Pemborong dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.
2. Ukuran
a. Ukuran satuan yang digunakan semuanya dinyatakan dalam cm.
b. Peil lantai (permukaan atas lantai) ditentukan sesuai dengan peil lantai existing.
Pasal 06
Pekerjaan Pendahuluan

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembuatan papan nama proyek
b. Foto proyek
c. Pembuatan bedeng
d. Pengadaan alat bantu yang dibutuhkan
2. Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Papan nama proyek bahan dari multipleks t = 8mm ukuran 2.4m x 1.2m dengan ditopang
kayu semutu meranti di pasang di depan lokasi proyek.
b. Foto / dokumentasi proyek dibuat 3 (tiga) rangkap.
c. Direksi keet uk. 3x4 m2 dibuat dengan konstruksi kayu dan atap asbes bergelombang.
d. Pengadaan alat bantu yang dibutuhkan yaitu pengadaan steger kayu 3 unit.

Pasal 07
Pekerjaan Bongkaran

1. Penyedia Barang/Jasa wajib melakukan pembongkaran pada beberapa bagian bangunan yang
akan direhab/diperbaiki, diantaranya yaitu :
a. Bongkar atap / genteng, nok / karpusan, rangka atap, lispank, kuda-kuda / gording.
- Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan gambar dan petunjuk rencana atau pengawas.
- Pembongkaran atap ini harus dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak mengakibatkan
kerusakan pada konstruksi bagian lain.
- Pekerjaan karpusan yang harus dibongkar/dibobok sampai bersih.
b. Bongkar plafond dan rangka
- Pembongkaran rangka & penutup plafond semua ruangan harus dilaksanakn secara
bertahap dan hati-hati agar tidak merusak bagian lain.
c. Bongkar dinding bata eksisting (keliling bagian terluar bangunan / gedung, dinding bagian
dalam / pembagi ruangan tidak dibongkar)
- Pelaksanaan bongkaran pasangan batu bata dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak
mengganggu kelancaran pekerjaan atau alat-alat yang ada disekitar lokasi pembongkaran.
- Kerusakan alat-alat akibat pembongkaran menjadi tanggung jawab kontraktor.
- Material bekas bongkaran agar ditumpuk pasa suatu tempat sebelum diangkut keluar lokasi
d. Bongkar plat dan balok beton atap teras
- Pembongkaran beton agar hati-hati jangan sampai merusak bagian lain yang tidak termasuk
dalam item pekerjaan
- Pelaksaan pembongkaran beton harus dikerjakan secara bertahap , jangan menggunakan
palu besar (bodem) yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian yang lain.
- Bekas bongkaran beton (besi dan puing-puing) tidak diperkenankan dipergunakan kembali.
e. Bongkar kusen / pintu / jendela
- Pelaksanaan pembongkaran kusen / pintu / jendela dilakukan dengan melepas angkur lama
yang terpasang dalam pasangan.
- Pasangan di sekeliling kusen / pintu / jendela supaya dibongkar dan diganti dengan
pasangan baru untuk penguat kusen.
- Pembongkaran daun pintu harus dilaksanakan dengan hati-hati karena ada beberapa daun
pintu eksisting yang akan dipergunakan kembali, sesuaikan dengan gambar rencana yang
ditunjukkan dalam gambar denah kusen.
-
2. Sebelum dilakukan pembongkaran Penyedia Barang/Jasa harus mendapat izin pembongkaran
dari Pemberi Tugas serta izin-izin lain dari Pemda setempat termasuk izin pemakaian jalan,
tempat pembuangan puing dan lain-lain. Kelalaian dalam hal ini, resiko menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa
3. Dalam pelaksanaan pembongkaran ini Kontraktor wajib membuat usulan rencana
pembongkaran minimal menyebutkan :
a. Metode Pembongkaran
b. Waktu pengangkatan bongkaran
c. Lokasi pembuangan bongkaran
d. Pengamanan terhadap instalasi M/E
e. Jangka waktu pelaksanaan
f. Lain-lain yang berkenaan dengan pembongkaran ini.

Pasal 08
Pekerjaan Beton Bertulang

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran sloof, ring balok, kolom dan lantai tulangan
susut.
2. Peraturan-Peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Pedoman Beton 1989
b. American Concrete Institute ( A.C.I) 1986
c. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
d. Mutu dan cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
e. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80)
f. ASTM C-33 Standard Spesification For Concrete Aggregates.
g. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
h. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
i. American Society For Testing and Material (ASTM)
3. Persyaratan Bahan
a. Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen Portland lokal yang memenuhi syarat-syarat
dari :
i. Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini ayat (2).
ii. Mempunyai sertifikat uji (test serificate) dari Laboratorium yang disetujui secara tertulis
dari Direksi / Pengawas.
- Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama ( tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis / merk semen untuk suatu
konstruksi / struktur yang sama ), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-
kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
- Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus diterimakan
dalam zak ( kantong ) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus
disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai, zak-zak semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m’ atau maksimum 10 zak. Setiap
pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian
semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
- Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah
penyimpanan, dianggap sudah rusak, membatu dapat ditolak penggunannya tanpa
melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan segera dari
lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam atas biaya Pemborong.
b. Agregat ( Aggregates )
Semua pemakaian batu pecah ( aggregat kasar ) dan pasir beton, harus memenuhi syarat-
syarat :
i. Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini (2)
ii. Bebas dari tanah-tanah liat ( tidak bercampur dengan tanah-tanah liat atau kotoran-
kotoran lainnya ).
- Kerikil dan batu pecah ( aggregat kasar ) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38
mm, untuk penggunaanya harus mendapat persetujuan tertulis Direksi / Pengawas.
Gradasi dari aggregat-aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang disyaratkan, padat dan mempunyai daya kerja yang
baik dengan semen dan air , dalam proses campuran yang akan dipakai. Direksi /
Pengawas harus meminta kepada Pemborong untuk mengadakan test kualitas dari
agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Direksi /
Pengawas, setiap saat di Laboratorium yang disetujui Direksi / Pengawas atas biaya
Pemborong.
- Dalam hal ini adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplai, maka
Pemborong diwajibkan untuk memberitahukan secara tertulis kepada Direksi /
Pengawas.
- Aggregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan tanah dan terkotori benda lainnya.
c. Air
- Air yang akan digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air
bersih, tidak berwarna , tidak mengandung bahan-bahan kimia, asam alkali, tidak
mengandung organisme yang dapat memberikan efek merubah beton / tulangan,
minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia serta diuji
terlebih dahulu oleh Laboratorium yang disetujui oleh Direksi / Pengawas.
- Air yang mengandung garam ( air laut ) sama sekali tidak diperkenankan untuk -
dipakai.
d. Besi Beton ( Steel Bar )
i. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
Baru, bebas dari kotoran-kotoran, minyak/karat dan tidak cacat ( retak-retak ),
mengelupas, luka dan sebagainya.
ii. Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan bahan tersebut
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan Beton Indonesia.
iii. Mempunyai penampang yang sama rata.
- Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas harus
mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur. Besi beton harus disupply dari satu
sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-
macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
- Sebelum mengadakan pemesanan Pemborong harus mengadakan pengujian mutu
besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi /
Pengawas. Barang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi / Pengawas,
berjumlah minimal 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya
sama dan panjangnya kurang lebih 100 cm. Percobaan mutu besi beton juga akan
dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi / Pengawas.
- Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa kesaksian Direksi / Pengawas
tidak diperkenankan sama sekali dan hasil yang bersangkutan tidak syah.
- Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong. Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti Steelwiremesh atau
sejenisnya, harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur.
- Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran dan
tanggal pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai untuk besi
tersebut.
- Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat kwalitasnya tidak sesuai dengan
spesifikasi struktur harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi
tertulis dari Direksi / pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam atas biaya Pemborong.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Beton yang digunakan adalah beton adukan 1 : 2 : 3 dengan slump ± (12 + 2)cm,
w/c = 0,58 dan f’c = 19,3 MPa
b. Test Kubus Beton ( Pengujian Mutu Beton )
- Direksi/Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Pemborong untuk membuat
benda uji silinder atau kubus dari adukan beton yang dibuat (dua sample untuk tiap 5
m3).
- Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder dengan ukuran
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan memenuhi syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia. Untuk benda uji berbentuk kubus, cetakan harus berbentuk bujur sangkar
dalam segala arah dengan ukuran 15x15x15 cm memenuhi syarat daam Peraturan
Beton Indonesia.
- Pengambilan adukan beton, pencetakan benda uji kubus dan crucingnya harus
dibawah pengawasan Direksi / Pengawas. Prosedurnya harus memenuhi syarat-
syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
- Pengujian, pada umumnya dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia,
termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian tekan ( Cruching Test
). Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok adukan
yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan Pemborong harus
menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka
perbaikan-perbaikan atau langkah-langkah yang diambil harus dilakukan dengan
mengikuti prosedur-prosedur Peraturan Beton Indonesia atas biaya Pemborong.
- Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi tanggung
jawab Pemborong.
- Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukan tanggal
pengecoran, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.
- Semua benda uji kubus beton harus ditest di Laboratorium beton yang disetujui oleh
Direksi / Pengawas.
- Laporan asli ( bukan foto copy ) hasil percobaan harus diserahkan kepada Direksi /
Pengawas dan Perencana Struktur segera sesudah selesai percobaan, dengan
mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standard. Percobaan/test
kubus beton dilakukan untuk umur-umur beton 3, 7 dan 14 hari dan juga untuk umur
beton 28 hari.
- Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan mutu beton yang dibuat seperti yang
ditunjukan oleh benda uji kubusnya memenuhi syarat spesifikasi, maka Direksi /
Pengawas berhak meminta Pemborong supaya mengadakan percobaan-percobaan
non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan loading atas biaya
Pemborong. Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam
Peraturan Beton Indonesia. Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus
dibongkar dan dibagun baru sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas. Semua
biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab Pemborong.
c. Pengecoran Beton
- Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton Pemborong harus mengajukan
permohonan izin pengecoran tertulis kepada Pengawas minimum 3 hari sebelum
tanggal pengecoran.
- Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan apabila bagian
pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “siap“ artinya Pemborong sudah
mempersiapkan bagian pekerjaan tersebut sebaik mungkin sehingga sesuai dengan
gambar dan spesifikasi.
- Atas pertimbangan khusus Pengawas dan pada keadaan-keadaan khusus misalnya
untuk volume pekerjaan yang akan dicor relatif sedikit/kecil dan sederhana maka izin
pengecoran dapat dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga) hari tersebut.
Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal apila terjadi salah
satu keadaan seperti berikut :
a. Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari tanggal rencana
pengecoran yang disebutkan dalam izin tersebut.
b. Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi syarat lagi
misalnya : tulangan, pembersihan bekisting atau hal-hal yang tidak sesuai gambar-
gambar dan spesifikasi.
- Jika tidak ada persetujuan tertulis dari Pengawas, maka Pemborong dapat
diperintahkan untuk menyingkirkan / membongkar beton yang sudah dicor tanpa
persetujuan tertulis dari Pengawas atas biaya Pemborong sendiri.
- Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan
cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya
pengendapan aggregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin harus mendapat persetujuan tertulis dari
Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan, semua alat-
alat pengangkut yang digunakan, pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa
adukan yang mengeras.
- Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton
selesai diperiksa dan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas.
- Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu
harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran ( potongan kayu, batu, tanah dan lain-
lain ) dan dibasahi dengan air semen.
- Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih dari 1,5 m’ yang akan menyebabkan
pengendapan / pemisahan aggregat.
- Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa berhenti ).
Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar
dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak
diperkenankan untuk dipakai lagi.
d. Curing dan Perlindungan atas Beton.
- Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama berlangsungnya
proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan
secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
- Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14 hari
maka curing beton dapat dilakukan dengan cara menutupi dengan karung basah dan
selama 7 hari pertama dengan cara menutupi dengan karung basah, menyemprotkan
air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
- Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan
atas beton harus lebih diperhatikan. Pemborong bertanggung jawab atas retaknya
beton karena susut akibat kelalaian ini.
- Tarik-tekan penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah
penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-ketentuan
tersebut diatas harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas dan Perencana.
- Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi karat, lemak,
kotoran serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
- Pemasangan Rangkaian Tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, overlap, letak
sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar. Apabila ada keraguan tentang
rangkaian tulangan maka Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas /
Perencana struktur untuk klasifikasi.
Untuk hal itu sebelumnya Pemborong membuat gambar pembengkokan baja tulangan
( bending schedule ), diajukan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
- Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada dudukan yang
teguh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang
berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga
pertemuan, pembesian harus ditunjang dengan beton atau penunjang besi, spacers
atau besi penggantung seperti yang ditunjuk pada gambar atau dicantumkan pada
spesifikasi ini
Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakan berhubungan dengan bekisting.
- Ikatan kawat harus dimasukan dalam penampang beton, sehingga tidak menonjol
kepermukaan beton.
- Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai
dengan gambar.
- Precast Mortar Spacing Block harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang
akan dicor.
- Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari kotoran-
kotoran.

Pasal 09
PekerjaanAta
p

1. Rangka atap, kuda –kuda, reng, kaso, talang jurai dan konektornya dari bahan baja ringan
dengan ketentuan spesifikasi sebagai berikut :
- Bahan baja ringan Hi-Ten G 550 lapis lindung Zinc Alumunium AZ 100.
- Kuda – kuda profile C75-75 t = 0.75mm TCT dengan jarak kuda – kuda max. 120 cm.
- Reng, kaso dan lainnya t = 0.45 TCT dengan jarak max. 120 cm.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan rangka atap ini dilaksanakan Kontraktor wajib menyerahkan
kepada Pemberi Tugas dan Pengawas perhitungan analisa struktur yang terlampir dari
distributor.
- Pelaksanaan pekerjaan ini harus dikerjakan oleh ahlinya sesuai gambar rencana dengan
memperhatikan arahan / saran dari Pengawas.
- Perhatikan dan utamakan keselamatan pekerja dan lain - lain, serta bentuk kelalaian menjadi
tanggung jawab pihak Kontraktor.
2. Atap dari bahan genteng metal roof berkualitas baik dan warna natural, lengkap dengan nok /
karpusannya.
3. Pekerjaan flashing atap dari bahan beton adukan 1:2:3 menggunakan tulangan susut diameter 8
mm jarak 15 cm.
4. Pasangan lisplank dengan bahan dari GRC t= 12 mm x 20cm double dengan motif betawi.
5. Semua bentuk macam ukuran konstruksi disesuaikan dengan gambar dan kondisi di lokasi. Dan
pemasangan penutup atap harus rapi lurus dan vertical maupun horizontal dan tidak bocor
ataupun tampias.
6. Spesifikasi bahan penutup atap
- Genteng harus memeliki ukuran yang sama, jedap air, permukaannya licin untuk memperlancar
air.
- Presisi rapat hubungan satu sama lain tidak melintir ke berbagai arah
7. Syarat-syarat pelaksanaan
- Genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpass
- Hindari celah hubungan ke samping, ke atas dan ke bawah
- Pasangan genteng harus lurus dengan control dan tarik benang
- Bubungan/nok ditutup dengan genteng yang sejenis dan berkualitas baik,tidak retak, tidak
berlubang dan dipasang saling menutup ujung sejauh kaitnya, kemudian dimatikan dengan
adukan 1:2.
- Kemudian pekerjaan lisplank dipasang sesuai gambar. Pemasangan lisplank harus sesuai
dengan gambar serta harus rapi dan penyembungan lisplank harus dikerjakan dengan
lurus,rapi tidak boleh bergelombang

Pasal 10
Pekerjaan Plafond

1. Penutup plafond dari bahan GRC t= 5mm dengan rangka plafond terdiri dari besi hollow untuk
rangka utama hollow 40x40 t = 1.3mm, rangka pembagi hollow 40x20 t = 1.3mm.
2. List plafond dari bahan gypsum 8 cm (profil menyesuaikan) sesuai persetujuan Pemberi Tugas
dan Pengawas.
3. Syarat pelaksanaan
Pada umumnya pemasangan plafond akan berhenti pada batas tertentu yang berupa dinding
atau lisplank
- Tentukan peil plafond pada dinding atau lisplank
- Waterpass kan ketinggian tersebut pada seluruh batas pasangan plafond
- Pasang rangka plafond pada dinding atau lisplank dengan menggunakan depra bold
- Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok tiap 120 cm dengan ukuran besi
holo 40x40
- Selanjutnya pasang tulangan pembagi yang terbuat dari besi holo 40x20 dengan jarak tiap 60
cm
- Rangka langit-langit dipasang besi holo dengan penggantung besi bulat diameter 10 mm yang
dilengkapi dengan mur dan klem penggantung-penggantung terikat kuat pada beton, dinding
atau rangka baja yang ada.
- Rangka langiot-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai
dengan pola yang ditunjukan / disebutkan dalam gambar dengan memperhaikan modul
pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
- Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat
kecuali bila dinyatakan lain, missal permukaan merupakan bidang miring/tegak sesuai yang
ditunjukan dalam gambar.
- Rangka plafond yang sudah siap ditutup adalah berupa rangka-rangka berukuran 120x60cm
dengan kondisi lurus dan waterpass.
- Pada rangka ini penutup plafond dipasang tanpa nat dan sambungan antar penutup plafond
dilakban serta compound
- Hasil pemasangan penutupan langit-langit harus rata, tidak melendut.
- Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit GRC dan dinding dipasang list profil
gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar

Pasal 11
Pekerjaan Pasangan Dinding Bata

1. Pekerjaan dinding batu bata yaitu pemasangan dinding ½ bata dengan adukan 1 : 4 lengkap
pasangan plesteran dan aciannya.
2. Syarat bahan
Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh dan sebelum dipasang
harus bebas dari segala jenis kotoran.
3. Syarat pelaksanaan
Cara pemasangannya harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10%. Semua
campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengadukan. Tempat adukan tidak boleh
langsung diatas tanah tapi harus pakai alas (kayu dan lain-lain)
a. Batu bata dan agregat yang digunakan harus berkualitas baik.
b. Penyusunan batu bata dan penyambungan agar dinding dengan dinding bata bata lain harus
sesuai kaidah, dan sambungan dengan kolom beton harus dilengkapi dengan besi stek
diameter 10 mm dengan panjang 30 cm.
c. Perbandingan agregat yang digunakan harus sesuai dengan kegunakannya yaitu ad 1:4
untuk dinding biasa ketebalan spesi 1,5 cm
d. Pemasangan batu bata dalam satu hari pemasangan maksimal setinggi 1(satu) meter.
e. Ketebalan plesteran minimal 1(satu) cm dengan ad 1:4 untuk dinding biasa.

Pasal 12
Pekerjaan Kusen, Kunci dan Alat Penggantung

1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan pintu, kusen, kunci dan alat penggantungnya.
2. Persyaratan Bahan
a. Semua pintu, kusen, kunci dan alat penggantungnya yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan Pengawas.
b. Pekerjaan Kusen / Pintu utama
Pasang kusen dan pintu folding door bahan besi baja lengkap asesorisnya dengan motif
menyesuaikan, ( ukuran sesuai gambar ).
Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor wajib memberikan brosur dan contoh bahan
kepada Pemberi Tugas dan Pengawas untuk mendapat persetujuan bahwa bahan yang akan
digunakan telah sesuai spesifikasi dan standar yang ditentukan.

c. Pekerjaan Kusen / Pintu / Jendela


Kusen pintu dan jendela : Alumunium colour uk. 4x 1 ¾”
Frame jendela : Alumunium colour uk. 4x 1 ¾”
Kisi – kisi : Alumunium colour
Kaca jendela : Kaca mati polos 5mm setara ASAHI
Engsel pintu : stainles stell uk. 4”x3” ( 3 unit / pintu )
Engsel jendela : stainles stell uk. 3”x3 ½” ( 2 unit / daun jendela )
Kait angin : stainles stell uk. 10-20 cm
3. Syarat – syarat bahan
- Bahan kaca adalah kaca yang baik dan sesuai dengan ketentuan atau sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan.
- Semua alat penggantung / pengunci harus menggunakan produksi dalam negeri yang
berkualitas baik atau sesuai SNI.
- Untuk alat penggantung dan kunci, pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih
dahulu untuk mendapat persetujuan Pengawas / Pemberi Tugas.
4. Syarat - syarat pelaksanaan
- Pemasangan kaca harus presisi dan pada pada sambungan dengan bahan yang lain diberi
pengaman lis dari karet atau bahan lain yang sesuai.
- Pemasangan alat penggantung harus presisi dan baik, tertanam secara kuat dan kokoh
sehingga tidak mudah lepas.
- Semua pasangan harus rapi, sehingga pintu-pintu dapat ditutup dan dibuka dengan mudah,
lancar dan ringan.
- Sebelum penyerahan pekerjaan semua kunci-kunci diminyaki sehingga dapat bekerja dengan
baik.
Pasal 13
Pekerjaan Pengecatan

1. Lingkup perkerjaan pengecatan, yaitu :


- Pengecatan pasangan dinding bata baru dan plafond
- Pengecatan lisplank
- Mengikis permukaan cat tembok lama dan melamburnya dengan kapur
sirih ( dinding eksisting )
2. Syarat bahan
a. Cat dinding / plafond kualitas baik setara vinilex
b. Cat minyak kualitas baik setara glotex
c. Minyak cat / tinner kualitas baik
d. Meni kualitas baik
e. Politer kualitas baik
f. Residu kualitas baik
3. Syarat – syarat pelaksanaan:
- Pengecatan dengan cat tembok
a. Cat dan plamir yang digunakan harus berkualitas baik
b. Pengecatan dinding batu bata baru dilaksanakan sesudah dinding di plester, diaci,
diplamir dan diamplas sampai permukaan dinding tersebut rata dan halus dan pengecatan
dilakukan 3(tiga) lapis sempai benar-benar menutup rata permukaan dinding.
c. Pengecatan dinding lama yang dimulai dengan mengikis cat lama kemudian melabur
dinding bata lama dengan kapur sirih. Kemudian pelerjaan dinding dapat dilakukan sama
seperti pengecatan dinding batu bata baru ( 3 lapis).
- Pengecatan plafond diperlakukan analog dengan pengecatan pada dinding batu bata baik
pengecatan baru ( 3 lapis ).
- Pengecatan lisplank
a. Cat dan plamir yang digunakan harus berkualitas baik
b. Pengecatan baru dilaksanakan sesudah seluruh permukaan diplamir kemudian
pengecatan dilakukan pengecatan dasar dan pengecatan finishing sampai benar-benar
menutup rata permukaan.

Pasal 14
Pekerjaan Mekanikal Elektrikal

1. Lingkup Pekerjaan
Bongkar dan pasang baru instalasi listrik beserta armature lampu seperti dinyatakan pada gambar
yang merupakan dampak atau akibat dari pekerjaan bongkar dan pasang plafond.
2. Persyaratan Bahan
a. Pekerjaan Pasang Instalasi Listrik
- Penggantian dan pengadaan instalasi listrik dengan kabel NYM 3x2.5 mm untuk titik lampu
dan stop kontak biasa, serta dengan kabel NYM 3x4 mm untuk stop kontak tenaga ( semua
lengkap dengan pipa ME ).
- Kabel jenis SII lulus uji LMK setara kabelindo, kabel metal, supreme / transka kabel.
- Pipa – pipa ME yang digunakan berbahan PVC, galvanis medium.
b. Pekerjaan Pasang Saklar dan Stop Kontar setara Vimar
c. Pekerjaan Pasangan Armature lampu
- Pasang lampu TL2x36 watt TKO setara Philips
- Pasang lampu baret isi TL bulat 20 watt setara Philips
- Pasang lampu SL 18 watt setara Philips
3. Syarat – syarat pelaksanaan
a. Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh bahan terlebih dahulu untuk mendapat
persetujuan Pengawas / Pemberi Tugas sebelum pekerjaan dilaksanakan.
b. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dipasang rapi dan dapat digunakan dengan baik. Dan
sebelum penyerahan pekerjaan semua harus sudah di uji tes terlebih dahulu bahwa
semuanya dapat bekerja dengan baik.
c. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini harus mengembalikan dalam keadaan semula termasuk pekerjaan
instalasi.
d. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijij dari pengawas harian
e. Pengelasan/pembongkaran dan sebagainya dalam konstruksi bangunan hanya diperlukan
setelah mendapat persetujuan tertulis dari perencana.
f. Kabel/pipa lama tidak dapat dipergunakan kembali
g. System pengabelan menggunakan system 3(tiga) kawat, yaitu:
- Kabel pertama untuk phase
- Kabel kedua untuk nol
- Kabel ketiga untuk arde
h. Kabel kabel yang digunakan adalah jenis NYA dan NYM dengan luas penampang 3x2.5 mm2
dan 3x4 mm2 atau disesuaikan dengan kebutuhan menggunakan pipa pelindung PVC
diameter 5/8”, khusus untuk NYM pipa pelindung dipakai hanya yang masuk tembok.
i. Jika terpaksa dalam pemasangan instalasi dilaksanakan outbouw maka kabel yang digunakan
adalah jenis NYM dan yang turun ke tembok harus inbouw dengan menggunakan pipa tegak.
j. Untuk menyambung kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura doos, lee doos) dari
PVC dimana terminal box tersebut harus dilepas dan dipasang kembali dengan mudah.
k. Untuk penyambungan kabel-kabel yang luas penampangnya diatas 6mm2 harus
menggunakan sepatu kabel
l. Pada setiap penyambungan harus menggunakan alat-bantu secukupnya seperti isolasi ban
dan memakai jas dop.
m. Pemasangan kabel diatas plafond harus disusun dan diklem pada papan khusus untuk papan
kabel (trunking) dan baja tempat yang tidak dimungkinkan pemasangan inbouw maka dikelm
pada beton dengan rapi.
Pasal 15
Penutup

Hal-hal yang belum ditetapkan atau tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini,
jika dianggap perlu akan disampaikan kemudian dengan berpedoman kepada Keputusan Peraturan
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 37 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Keputusan Gubernur Nomor 108 Tahun 2003 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran dan
Belanja Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai