Anda di halaman 1dari 13

PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

TEORI BELAJAR JEAN PEAGET

A. Biografi Jean Piaget

Jean Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus 1898 di Neuchatel,


Swiss.Ayahnya adalah seorang ahli sejarah dengan spesialisasi abad
pertengahan.Ibunya adalah seorang yang dinamis, inteligens, dan taqwa.Pada
tahun 1916, Piaget menyelesaikan pendidikan sarjana bidang biologi di
Universitas Neuchatel. Pada usia 21 tahun ia telah menyelesaikan disertasi
tentang moluska dan memperoleh gelar doctor filsafat.
Pada tahun 1920, Piaget bekerja bersama Dr. Theophile Simon
dilaboratorium Binet di Paris dengan tugas mengembangkan tes penalaran yang
kemudian diujikan.Berdasarkan hasil tes tersebut, Piaget mendapatkan tiga
pemikiran penting yang mempengaruhi berpikirnya dikemudian
hari.Pertama,Piaget melihat bahwa anak yang berbeda umurnya menggunakan
cara berpikir yang bebeda. Kedua, metode klinik digunakannya untukmengorek
pemikiran anak secara lebih mendalam.Ketiga, Piaget berpikir bahwa pemikiran
logika abstrak mungkin relevan untuk mememahami pemikiran anak.
Pada tahun 1921, Piaget diangkat sebagai direktur penelitian di Institut
Jean-Jacques Rousseu di Geneva. Di situ ia memperoleh kesempatan untuk
mempelajari pemikiran anak. Hasil penelitiannya banyak dipublikasikan pada
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

tahun 1923-1931.Selama penelitian, Piaget semakin yakin akan adanya


perbedaan antara proses pemikiran anak dengan orang dewasa. Itulah sebabnya
mengapa Piaget yakin bahwa ada tahap perkembangan kognitif yang berbeda
dari anak sampai menjadi dewasa.
Pada tahun 1920-1930, Piaget meneruskan penelitiannya dalam bidang
perkembangan kognitif anak. Bersama dengan istrinya, ia meneliti ketiga
anaknyasendiri. Hasil pengamatan terhadap anak-anaknya ini dipublikasikan
dalam The Original of Intelligence in Childrendan the Consruction of Reality
tentang tahap sensorimotor.Studinya tentang masa kanak-kanak meyakinkan
Piaget bahwa pengertian dibentuk dari tindakan anak, bukan dari bahasa
anak.Dan akhirnya dia meninggal dunia pada tanggal 16 September 1980 di
Geneva.

B. Teori Belajar Menurut Piaget


Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang
menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan menginterpretasikan obyek
dan kejadian-kejadian di sekitarnya.Piaget memandang bahwa anak memainkan
peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Piaget
tertarik bagaimana cara seorang anak memahami dunianya. Dia mengamati
prilaku si anak lalu menghasilkan teori yang menekankan bahwa anak-anak
memiliki cara berfikir yang berbeda dengan orang dewasa.
Dalam teori ini, proses belajar tidak hanya berhubungan dengan masalah
pematangan, karena meskipun anak-anak bergerak dari tahap yang satu ke
tahap berikutnya seiring dengan semakin dewasanya mereka, perkembangan
anak pun tergantung pada interaksi lingkungan juga termasuk interaksi
lingkungan keluarga.Ketika anak bermain, peranan orang tua dalam mengawasi
dan membimbing anak sangat dibutuhkan.Hal ini dikarenakan keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang primer dan bersifat fundamental.
Anak-anak yang berada di lingkungan yang mendukung keakktifannya akan
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

mengalami perkembangan yang lebih cepat daripada mereka yang berada


dilingkungan yang tidak mendukung.
Anak mendapat umpan balik dari lingkungannya bertujuan agar dia dapat
memperbaiki persepsinya. Misalnya, beberapa mainan akan berbunyi pada saat
digenggam oleh anak-anak yang pada bulan pertamanya sedang belajar
mengenai skema menggenggam dan mengisap mainan. Sturktur yang mereka
miliki tidak dapat menghadapi kejadian ini, dan inilah yang dinamakan
ketidakseimbangan, yang menyebabkan berubahnya skema, sehingga skema
dapat mengimbangi rangsangan baru tersebut.Skema baru, yang memungkinkan
anak dapat menggunakan mainan sebagai alat bunyi-bunyian, telah terbentuk
dan kali ini terjadilah keseimbangan.Anak-anak tersebut sekarang telah mampu
mengasimilasikan benda ka dalam skema barunya dan dapat menentukan
mainan mana yang dapat dibunyikan dan mana yang tidak.

C. Konsep Teoritis Utama


Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami
teori perkembangan Piaget, yaitu;
1. Intelegensi (kecerdasan)
Teori Piaget sering disebut sebagai genetic epistimologi (epistimologi
genetik) karena teori ini berusaha melacak perkembangan kemampuan
intelektual. Menurut Piaget, intelegensi adalah ciri bawaan yang dinamis
sebab tindakan yang cerdas akan berubah saat organisme itu makin
matang secara biologis dan mendapat pengalaman, intelegensi juga
merupakan bagian integral dari setiap organisme karena semua
organisme yang hidup selalu mencari kondisi yang kondusif untuk
kelangsungan hidup mereka.  Faktor yang mempengaruhi perkembangan
intelektual adalah lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial dan proses
pengaturan diri (ekuilibrium)
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

2. Skemata
Piaget menggunakan skema (schema, jamaknya skemata, schemata)
sebagai perantara favoritnya. Skema adalah cara mempersepsi,
memahami, dan berfikir tentang dunia. Kita biasa menyebutnya sebagai
kerangka atau struktur pengorganisir aktivitas mental. Skema yang ada
pada seseorang akan menentukan bagaimana ia akan merespons
lingkungan fisik.
3. Asimilasi
Asimilasi adalah adalah proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam
skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Bagi guru
matematika, Teori Piaget jelas sangat relevan, karena dengan
menggunakan teori itu, guru akan bisa mengetahui adanya tahap-tahap
perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak-anak di
sekolahnya. Dengan demikian guru bisa memberikan perlakuan yang
tepat bagi para siswanya.Sehingga guru matematika perlu mencermati
apakah simbol-simbol matematika yang digunakan guru dalam mengajar
cukup mudah dipahami siswa atau tidak, dengan mengingat tingkat
kemampuan berpikir yang dimiliki oleh masing-masing siswa.
Secara khusus, Piaget banyak berbicara tentang pengajaran matematika.
Piaget menyarankan agar dalam pengajaran matematika untuk murid,
terlebih sebelum tahap operasional formal, lebih ditekankan pada
aktifitas, pengalaman, dan penggunaan metode aktif. Pengajaran
matematika hendaknya dimulai dengan memperkenalkan konsep yang
konkret menuju ke yang abstrak. Bagi orang dewasa, pengajaran
matematika dengan metode ceramah, masih mungkin dilakukan, namun
untuk anak-anak, sebaiknya pengajaran matematika tidak boleh
mengabaikan aktivitas pengamatan dan interaksi langsung antara siswa
dengan objek yang diamatinya.
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

4. Akomodasi
Akomodasi adalah konsep piaget mengenai pembentukan skema agar
sesuai dengan informasi dan pengalaman baru. Dapat terjadi bahwa
dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman yang baru, seorang
tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru itu bisa jadi sama
sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan seperti
ini orang akan mengadakan akomodasi yaitu, (1) membentuk skema
baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru atau (2)
memodifikasikan skema yang ada sehinggan cocok dengan rangsangan
itu

D. Tahap Perkembangan Kognitif Piaget


Piaget believed that the development of a child occurs through a
continuous transformation of thoughtprocesses. A developmental stage
consists of a periodof months or years when certain development takesplace
(Bobby, 2008). Although students are usually grouped bychronological age,
their development levels may differsignificantly (Weinert & Helmke in the
bobby, 2008), as well as therate at which individual children pass through
eachstage. Adapun tahapan perkembangan kognirif anak adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Sensorimotor ( Umur 0 – 2 Tahun )
Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi
lahirsampai sekitar berumur 2 tahun.Tahap ini disebut tahap sensorimotor
oleh Piaget.Pada tahap sensorimotor, intelegensi anak lebih didasarkan
pada tindakaninderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat,
meraba, menjamak,mendengar, membau dan lain-lain.Anak-anak pada
tahap ini bersifat egosentris. Segala sesuatu dilihat berdasarkan kerangka
referensi dirinya sendiri,dan dunia psikologis mereka adalah satu-satunya
dunia yang ada. Pertumbuhan kemampuan anak pada tahap ini tampak
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana.Ciri pokok


perkembangannya anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya
serta mempelajari permanensi obyek
Dalam perkembangan sensorimotor ini, terdapat enam sub tahap yang
dikategorikan dengan melihat perkembangan kebolehan tertentu pada
umur yang tertentu:
 Dari 0-1 bulan (refleks)
Tindakan seorang bayi didasarkan pada adanya rangsangan dari luar
yang ditanggapi secara refleks, spontan, tidak disengaja.
 1-4 bulan (reaksi asas sekular)
Bayi mulai mempunyai pengertian tentang bahagian badannya yang
tertentu, seperti bayi mulai mengikuti benda yang bergerak dengan
matanya.Ia juga mulai menggerakkan kepala kesumber suara yang ia
dengar.
 4-8bulan (reaksi sekular kedua)
Bayi mulai menciptakan kembali kejadian-kejadian yang menarik
baginya.Ia mencoba menghadirkan dan mengulang kembali peristiwa
yang menyenangkan diri (reaksi sirkuler sekunder).
 8-12 bulan (reaksi kordinasi)
Bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya dan bayi
mulai mempunyai kemampuan untuk menyatukan tingkah laku yang
sebelumnya telah diperoleh untuk mencapai tujuan tertentu.
 12-18 bulan (reaksisekular ketiga)
Penemuan makna baru melalui pengalaman yang dilalui oleh bayi
berlaku secara aktif.
 18 bulan-2 tahun (penggambaranpemikiran awal)
Berlakunya kombinasi mental di mana anak mulai mempunyai upaya
untuk memahami aktivitas permainan dan fungsi simbolik.
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

2. Tahap Preoperational ( Umur 2 - 7 Tahun )


Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan
symbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep
intuitif. Tahap pemikiran pra-operational terbagi menjadi dua :
 Pemikiran prakonseptual ( sekitar 2 - 4 tahun )
Pada tahap ini anak merepresentasikan suatu objek yang dinyatakan
dengan bahasa, gambar dan permainan khayalan.
 Periode pemikiran intuitif ( sekitar 4 – 7 tahun )
Pada tahap ini representasi suatu objek didasarkan pada persepsi
pengalaman sendiri, tidak kepada penalaran.
3. Tahap Operasional Konkrit ( Umur 7 – 11 atau 12 Tahun )
Pada tahap ini anak mengembangan kemampuan untuk
mempertahankan kemampuan mengelompokkan, mengurutkan, dan
menangani konsep angka. Tetapi, selama tahap ini pemikiran anak
diarahkan pada kejadian riil.Anak dapat menyelesaikan suatu masalah
selama masalah itu nyata baginya.
Anak sekolah dasar pada umumnya berada pada tahap ini.Tahap ini
merupakan awal berfikir rasional. Karakteristik anak pada tahapan ini
adalah sebagai berikut:
 Anak tidak lagi berfikir secara egosentrik.
 Perasaan ingin tahu menjadikan anak pada tahap ini akan gemar
menanyakan sesuatu yang menarik minat mereka kepada orang yang
lebih dewasa.
 Berkembangnya semangat ini seterusnya menyebabkan mereka mulai
menerima pendapat orang lain. Anak-anak akan mulai belajar, bermain
dan bergaul dengan teman sebayanya.
4. Tahap Operasional formal ( Umur 12 Tahun – Dewasa )
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

Tahap ini juga sering disebut tahap operasi hipotetik-deduktif yang


merupakan tahap tertinggi dari perkembangan intelektual.Pada tahap ini
pemikiran anak semakin logis, dan tidak lagi bergantung pada hal-hal
yang rill. Beberapa karakteristik anak pada tahapan ini adalah sebagai
berikut:
 Pemikiran dan penguraian pendapat individu pada tahap ini dikatakan
lebih baik dan nyata.
 Mereka dikatakan mampu membuat keputusan dan telah dapat
membuat hipotesis melalui perhatian. Individu telah mulai mencari
jalan untuk menyelesaikan masalah secara rasional dan lebih bersifat
sistematik
 Pada tahap ini anak akan lebih berhati-hati dengan pendapat dan
pedoman.
 Mereka mulai memikirkan tentang diri mereka dan peranan mereka
dalam masyarakat.
 Mereka telah membuat rancangan berdasarkan pegangan yang sesuai
dengan nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat.

E. Langkah Pembelajaran
(Nata, 2009) Piaget merumuskan tentang empat langkah yang dapat ditempuh
dalam kegiatan belajar, langkah tersebut adalah:
 Menemukan topik yang dapat dipelajari oleh peserta didik sendiri,
Hal ini berpedoman pada pertanyaan “pokok bahasan manakah yang cocok
untuk eksperimentasi?” dan “Topik manakah yang cocok untuk
memecahkan masalah dalam situasi kelompok?”.
 Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut,
Hal ini berpedoman pada pertanyaan “Apakah aktivitas itu memberi
kesempatan untuk melaksanakan metode eksperimen?”, “Dapatkah
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

kegiatan itu menimbulkan pertanyaan siswa?” dan “Dapatkah siswa


membandingkan berbagai cara bernalar dalam kegiatan di kelas?”.
 Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan
pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah,
Hal ini berpedoman pada pertanyaan lanjut yang memancing berfikir dan
memperbandingkan materi apakah yang cocok untuk menimbulkan
pertanyaan spontan.
 Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan
melakukan revisi.
Hal ini berpedoman pada pertanyaan “segi kegiatan apakah yang
menghasilkan minat dan keterlibatan siswa yang besar?” dan “segi kegiatan
manakah yang tak menarik, dan apakah alternatifnya?”.

F. Implikasi Teori Piaget Dalam Pembelajaran Matematika.


Kunci utama teori Piaget yang harus diketahui guru matematika yaitu
perkembangan kognitif seorang siswa bergantung kepada seberapa jauh siswa
itu dapat memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.Artinya,
seberapa jauh pengetahuan atau pengalaman barunya itu dapat
dikaitkan.Keterhubungan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan
lainnya itu dalam istilah Piaget disebut dengan struktur kognitif, kerangka
kognitif atau skemata (schema).Jadi, skema atau skemata adalah suatu
organisasi mental yang terbentuk pada saat seseorang berinterkasi dengan
lingkungannya. Dua proses yang termasuk adaptasi adalah asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi adalah suatu proses dimana suatu informasi atau
pengalaman baru dimasukkan dan memperkuat kerangka kognitif yang sudah
ada dibenak siswa; dan akomodasi adalah suatu proses perubahan atau
pengembangan kerangka kognitif yang sudah ada di benak siswa sebagai akibat
dari informasi atau pengalaman yang baru dialami.
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

Berikut adalah bebarapa contoh implikasi teori piaget dalam


pembelajaran matematika:
1) Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Anak – anak pada tahap sensorimotor memiliki beberapa pemahaman
tentang konsep angka dan menghitung. Misalnya: Orang tua dapat
membantu anak- anak mereka menghitung dengan jari, mainan dan
permen. Sehingga anak dapat menghitung benda yang dia miliki dan
mengingat apabila ada benda yang ia punya hilang.
2) Tahap Preoperational ( Umur 2 - 7 Tahun )
Pada umur 4–7 tahun, pemikiran anak semakin berkembang pesat.Tetapi
perkembangan itu belum penuh karena anak masih mengalami operasi
yang tidak lengkap dengan suatu bentuk pemikiran atau penalaran yang
tidak logis. Contoh: Terdapat 35 kelereng, 24 berwarna birudan 11 merah
diperlihatkan kepada seorang anak dengan pertanyaan berikut: “Manakah
yang lebih banyak kelereng biru ataukah kelereng merah?”

Dari gambar di atas, kemungkinan akan ada siswa yang menjawab lebih
banyak kelereng biru da nada siswa yang menjawab kelereng merah. Hal
ini terjadi karena anak masih sulit untuk menggabungkan pemikiran
keseluruhan dengan pemikiran bagiannya
3) Tahap Operasional Konkrit ( Umur 7 – 11 atau 12 Tahun )
Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan system pemikiran
yang didasarkan pada aturan – aturan tertentu yang logis. Tahap operasi
konkret ditandai dengan adanya system operasi berdasarkan apa- apa
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

yang kelihatan nyata/konkret. Dalam matematika, diterapkan dalam


operasi penjumlahan (+), pengurangan (-).
Contoh:
Dimisalkan para siswa SD/MI sudah belajar tentang penjumlahan dan
sudah menguasai penjumlahan seperti 2 + 2 + 2 = 6.Pada pembelajaran
tentang perkalian, guru dapat mengawali kegiatan dengan menunjukkan
adanya tiga piring yang berisi 2 jeruk pada setiap piringnya seperti
ditunjukkan gambar di bawah ini.

Ketika guru meminta siswanya untuk menentukan banyaknya jeruk yang


ada, maka diharapkan para siswa akan dengan mudah menentukan
jawabannya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan siswa dan dapat
diterima guru untuk menentukan hasilnya, yaitu: (1) dengan membilang
dari 1 sampai 6 atau (2) dengan menjumlahkan 2 + 2 + 2 = 6. Setelah itu
guru lalu menginformasikan bahwa notasi lain yang dapat digunakan
adalah 3 × 2 = 6. Hal ini menyebabnya siswa paham bahwa penjumlahan
berulang ydapat disebut juga dengan perkalian.
4) Tahap Operasional Formal (Umur 12 Tahun – Dewasa)
Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikir abstrak bila dihadapkan
kepada suatu berbentuk kerucut. Seperti halnya ia ingin mengetahui
volume dari topi ayahnya yang berbentuk kerucut. Lalu ia mengukur topi
tersebut dan memperoleh tinggi kerucut 30 cm dengan jari – jari 21 cm.
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, maka guru sudah terlebih
dahulu memberikan konsep kepada siswa mengenai bangun ruang
(volume kerucut).
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

Volume kerucut = ⅓(luas alas)(tinggi kerucut)


= ⅓ × л × r² × t²

= ⅓ × 3,14 × 7² cm² × 3 cm

= 154 cm³

G. Kelebihan dan Kekurangan Teori Piaget


Kelebihan:
 Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah
 Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
 Menjadikan proses berfikir siswa llebih kreatif
 Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
(problem solving)
 Siswa diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-
temanya.
Kekurangan:

 Tidak dapat diukur hanya satu orang siswa saja, melainkan kita harus
melihat kemampuan mereka
 Siswa masih merasa sulit ketika dihadapkan pada benda-benda atau
peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungannya secara jelas dan konkrit
dengan realitas.
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
Jl. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax (0291) 441613 Kudus

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri .2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.


Hergenhahn, B. R dan Olson, M. H. 2008.Theories Of Learning. Jakarta: Kencana
Hill, W. F. 2011. Theories of Learning. Bandung: Nusa Media
Ojose, Bobby. 2008. Applying Piaget’s Theory of Cognitive Development to
Mathematics Instruction. JournalThe Mathematics Educator. Vol. 18, No. 1,
26–30.
Santrok, J. W. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

ISNAATUL LUTFIYAH
1710320003

Anda mungkin juga menyukai