Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu merupakan sebuah istilah yang umum untuk menunjukkan pada
suatu pengetahuan ilmiah yang mengacu pada salah satu ilmu tertentu, seperti
bilologi, antropologi, psikologi, geografi, sejarah, ekonomi dan sebagaianya.
Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang bersifat sistematis, mengenai
metode penelitian dan aktivitas penelitian. Sementara itu, manusia
membutuhkan satu sama lain untuk bertahan hidup dan untuk hidup. Sehingga
terjadi kerjasama yang bersifat saling ketergantungan untuk menghasilkan suatu
bentuk masyarakat tertentu. Dengan demikian manusia adalah mahluk sosial.
Untuk itu, manusia perlu mempelajari suatu ilmu untuk menjalani kehidupan.
Terutama kehidupan dalam bermasyarakat atau disebut dengan ilmu sosial yang
mencakup mengenai sosiologi, ekonomi, antropologi, geografi dan sebagainya.
Agar nantinya dapat menjalankan suatu masyarakat dan tercipta kerukunan
hidup.
Manusia perlu mengkaji suatu ilmu agar dapat menerapkannya dalam
kehidupan. Untuk itu, perlu adanya suatu Ilmu Pengetahuan Sosial yang
mengkaji kehidupan sosial dalam masyarakat. Melalui IPS maka manusia dapat
menjalin suatu hubungan yang baik, bersosialisasi dan beradaptasi. Dalam dunia
pendidikan, pembelajaran IPS umumnya dianggap sebagai mata pelajaran yang
mudah dan kurang penting. Anggapan ini diperkuat dengan kebijakan yaitu tidak
memasukkan IPS dalam ujian nasianoal. Selain itu selama ini mapel IPS banyak
diajarkan dengan metode ceramah deduktif dan satu arah. Sebagai mahasiswa
perlu mempelajari hakikat dan tujuan dari pembelajaran IPS untuk bisa
menyesuaikan diri dengan peserta didik dan lingkungan sekolah nantinya,
sehingga anggapan negatif terhadap pembelajaran IPS bisa dikikis.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian dari Ilmu Pengetahuan Sosial?
2. Bagaimana hakikat dari pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial?
3. Bagaimana tujuan dan fungsi dari Ilmu pengetahuan sosial?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari Ilmu Pengetahuan Sosial.
2. Mengetahui hakikat dari pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial.
3. Mengetahui tujuan dan fungsi dari Ilmu pengetahuan sosial.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial


Secara etimologi, sosial berasal dari kata socious yang berarti lebih dari satu,
penemanan, bergaul atau pergaulan sedangkan ilmu berasal dari kata logos yang
berarti ilmu atau pengetahuan. Menurut Soekanto (1990: 4) bahwa: Ilmu sosial
adalah ilmu yang bersifat tidak pasti (inexact) karena menyangkut hakekat, fungsi,
dan kedudukan manusia dalam kehidupannya baik secara individu maupun sebagai
makhluk sosial (homo socious) yang senantiasa berubah-ubah.1
  Sementara itu Poerwadarminta (1986: 287) mengemukakan bahwa “ilmu
pengetahuan sosial adalah suatu ilmu yang memiliki karakter tersendiri yang
berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya karena karakteristik dan perpaduan dari
beberapa konsep antara lain, geografi, ekonomi, sosial, dan sejarah”.2
 Adapun Samlawi dan Maftuh (1999: 1) menyatakan bahwa: Ilmu pengetahuan
sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari
berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis
serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.3
Berdasarkan beberapa pengertian tentang IPS di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa IPS adalah ilmu yang bersifat tidak pasti karena menyangkut hakekat,
fungsi, dan kedudukan manusia dalam kehidupannya baik secara individu maupun
sebagai makhluk sosial (homo socious) yang senantiasa berubah-ubah.

B. Hakikat IPS

1
Soekanto, S.. Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press,1990), 4
2
Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986),287
3
Samlawi dan Maftuh. Konsep Dasar IPS,( Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar,1991),1

3
Setiap manusia sejak lahir telah berinteraksi dengan manusia lain,
misalnya dengan ibu yang melahirkannya, ayahnya, dan keluarganya.
Selanjutnya setelah usia taman Kanak-kanak ia akan berinteraksi dengan teman-
teman sekelasnya, dan dengan gurunya. Sesuai dengan bertambahnya umur,
maka interaksi tersebut akan bertambah luas, begitu juga ia akan mendapat
pengalaman dan hubungan sosial dari kehidupan masyarakat disekitarnya. Dari
pengalaman tersebut anak akan mengenal bagaimana seluk beluk kehidupan.
Misalnya bagaimana cara seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya, cara
menghormati orang yang lebih tua, sebagai anggota masyarakat harus mentaati
aturan atau norma-norma yang berlaku, mengenal hal-hal yang baik dan buruk,
maupun benar dan salah.
Semua pengetahuan yang telah melekat pada diri anak tersebut dapat
dikatakan sebagai “pengetahuan sosial” Dengan demikian dalam diri kita
masing-masing dengan kadar yang berbeda, sebenarnya telah terbina
pengetahuan sosial tersebut sejak kecil, hanya namanya belum kita kenal dan
dikenal setelah secara formal memasuki bangku sekolah.
Dalam kehidupan bermasyarakat banyak kegiatan atau aspek yang
dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan masing-
masing aspek tersebut saling kait mengkait. Dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya manusia dibatasi oleh aturan-aturan yang berlaku di dalam
lingkungannya. Sebagai anggota masyarakat, kita harus mentaati aturan atau
norma, misalnya cara berpakaian kita harus sopan bahkan jenis pakaian ada
aturan pemakaiannya, misalnya pakaian sehari-hari, pakaian dinas, pakaian
pesta, pakaian berkabung. Walaupun aturan ini tidak tertulis tetap dipatuhi oleh
semua anggota masyarakat. Manusia butuh makan untuk mempertahankan hidup
sehingga kita dapat melakukan kegiatan dan berhubungan dengan orang lain.
Tidak kalah pentingnya manusia butuh rumah sebagai tempat berlindung,
sehingga  kita tidak kedinginan dan kepanasan. Namun dengan adanya
perkembangan jaman, fungsi pakaian, makan, dan rumah menjadi berubah
karena hal itu tidak sekedar memenuhi kebutuhan pokok melainkan karena ada

4
nilai sosialnya. Dengan memakai pakaian yang mewah maka kedudukan sosial
seseorang akan naik peringkatnya, makan tidak sekedar makan nasi melainkan
makan makanan produk instant, roti, dan lain-lain. Begitu juga tempat tinggal
tidak sekedar sebagai tempat berteduh melainkan sudah merupakan istana
tempat melakukan segala kegiatan. Dengan bertindak seperti itu manusia merasa
status sosialnya tinggi.
Kehidupan manusia juga terkait dengan aspek tempat atau ruang dan
waktu, misalnya kita bertemu dengan orang baru maka yang akan ditanyakan
tentunya “siapa namanya?” kemudian “dimana tempat tinggalnya” Begitu juga
jika terjadi peristiwa kerusuhan pasti yang akan ditanyakan adalah “kapan” dan
“dimana” Ini menunjukkan bahwa antara waktu dan tempat mempunyai kaitan
yang erat. Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan
oleh kondisi alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air,
ketinggian dari permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk
muka bumi seperti daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah
pegunungan akan mempengaruhi terhadap pola kehidupan penduduk yang
menempatinya.
Beberapa corak kehidupan di masyarakat antara lain :
1. Tepi pantai utara Jawa yang bentuknya landarai dengan laut yang tenang dan
tidak begitu tinggi serta arus angin yang tidak begitu kencang, sangat
menguntungkan bagi masyarakat untuk mencari ikan. Hal ini disebabkan 
ikan banyak berkumpul di kawasan laut yang dangkal yang masih tertembus
sinar matahari. Oleh karena itu mayoritas masyarakatnya bermata
pencaharian sebagai nelayan. Hampir semua pelabuhan-pelabuhan besar di
pulau Jawa sebagian besar terletak di pantai utara Jawa.
2. Dataran rendah yang meliputi daerah pantai sampai ketinggian 700 meter di
atas permukaan laut merupakan kawasan yang cadangan airnya cukup,
didukung oleh iklimnya yang cocok, merupakan potensi alam yang cocok
untuk dikembangkan sebagai areal pertanian.

5
3. Dataran tinggi yang beriklim sejuk, dengan cadangan air yang sudah semakin
berkurang maka sistem pertanian yang dikembangkan adalah pertanian lahan
kering dan holtikultura seperti sayuran, buah-buahan, da tanaman hias.
4. Lain dengan daerah pegunungan yang memiliki corak tersendiri. Karena
sedikitnya persediaan air tanah, mengakibatkan pemukiman penduduk
terpusat di lembah-lembah atau mendekati alur sungai. Hal ini dikarenakan 
mereka berusaha untuk mendapatkan sumber air yang relatif mudah. Ladang
yang mereka usahakan biasanya terletak di lembah pegunungan.
Dengan demikian hubungan keruangan antara keadaan alam dan
faktor manusia, (kualitas, mata pencaharian, dan penguasaan Iptek
memberikan corak atau karakter kehidupannya masyarakat setempat.
Keadaan seperti itu dalam kehidupan manusia termasuk aspek geografi.
Aspek ini dapat dijadikan petunjuk tentang karakteristik setempat yang
berhubungan dengan kehidupan manusia yang terkait dengan kondisi
setempat.
Agar hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana
sebagaimana yang diharapkan, maka dirumuskanlah norma-norma yang
mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai suatu tata tertib..
Adapun aspek-aspek dalam kehidupan antara lain :
1. hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia
tentang proses, faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya
dipelajari dalam ilmu sosiologi
2.  ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia,
perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi
3.   psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi
4.   budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi
5.   sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan
manusia dipelajari dalam ilmu sejarah
6.  geografi: hubungan ruang dan tempat  yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu geografi

6
7. politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.

C. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


Ilmu pengetahuan sosial berfungsi mengembangkan kemampuan setiap peserta
didik untuk memahami fenomena sosial dan lingkungan sekitarnya sebagai bentuk
proses pembelajaran yang berbasis kompetensi. Pembelajaran IPS MI/SD akan
dimulai dengan pengenalan diri (self), kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT,
RW, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, negara, negara tetangga,
kemudian dunia. Murid MI/SD akan memulai dari egosentris dirinya kemudian
belajar dan berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin
meluas, dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi
dalam dunianya.  
Menurut Achmad (2005: 2) sasaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran IPS
dengan model keterampilan proses diarahkan pada:4
1. Melatih cara berpikir siswa dalam memecahkan masalah melalui penyelidikan,
pengkajian dan percobaan.
2. Pengembangan aktivita kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan
dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil dan rasa ingin tahu.
3. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi melalui pembicaraan
lisam, cetakan, grafik, peta dan diagram dalam penjelasan gagasan/ide.
Achmad (2005: 2),Adapun tujuan pembelajaran IPS agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4
Achmad, A, Pembelajaran IPS Di Tingkat Sekolah dasar.
(http://Achmad.blogspot.com/2008/04/pembelajaranIPS.html).

7
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Tujuan utama pembelajaran IPS di sekolah dasar maupun menengah yang lain yaitu
(Zainal, 2007: 114 ):5
1. Mempersiapkan para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai
pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and
values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah
pribadi atau masalah sosial serta mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam
berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga Negara yang baik.
2. Mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang
menimpa masyarakat.
3. Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki
tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.
4. Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan
bertanggung jawab.
5. Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar
manusia.

BAB III
PENUTUP

5
Zainal.(2010).”Efektifitas Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Di sekolah Menengah Pertama. ”.Jurnal Ilmu Sosial (Nomor 2 ). Hal. 113.

8
A. KESIMPULAN
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang dimulai dari SD/MI sampai perguruan tinggi. Di masa yang akan datang
peserta didik akan menghadapi tantangan karena kehidupan masyarakat global
selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
masyarakat yang dinamis. Pembelajaran IPS diharapkan dapat memberikan
pengalaman bagi siswa untuk mencermati suatu fenomena kehidupan sosial dari
berbagai perspektif ilmu sosial. Artinya, suatu fenomena kehidupan sosial harus
ditinjau berdasarkan kajian berbagai bidang kajian seperti sosiologi, geografi,
ekonomi, sejarah dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

9
Achmad, A. 2005. Pembelajaran IPS Di Tingkat Sekolah
Dasar. (http://Achmad.blogspot.com/2008/04/pembelajaranIPS.html).
Poerwadarminta. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Samlawi dan Maftuh. 1999. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
Soekanto, S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Zainal.(2010).”Efektifitas Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Di sekolah Menengah Pertama. ”.Jurnal Ilmu Sosial
(Nomor 2 ). Hal. 113.

10

Anda mungkin juga menyukai