Anda di halaman 1dari 4

Agusman Rubianto | email: agusman.rubianto@yahoo.co.

id | HP: 0856 9563 6275

Ciptakan Kehidupan, Bukan Sekedar Hidup

“Your successes and happiness are forgiven you only if you generously
consent to share them. – Kesuksesan dan kebahagiaan akan sangat
berarti jika kau mau berbagi dengan orang lain.”
- Albert Camus

Untuk dapat sekedar hidup, mungkin kita tidak perlu bersusah payah
mencari peluang ataupun memikirkan bagaimana meningkatkan
kualitas dan manfaat diri kita. Namun sebagai mahluk yang paling
spesial diantara mahluk ciptaan Tuhan YME, kita berkewajiban untuk
mendapatkan kehidupan yang berarti. Kita harus berupaya semaksimal
mungkin. Sebuah pepatah bijak menyebutkan, “Find a meaningful need
and fill it better than anyone else. – Kejarlah sesuatu yang bermakna,
dan gunakanlah setiap peluang yang ada secara lebih baik dari
siapapun.”

Ada beberapa langkah untuk menjadikan kehidupan kita menjadi lebih


berarti. Langkah pertama adalah memperbesar kemauan untuk belajar.
Manusia mempunyai pikiran yang luar biasa, maka gunakan pikiran
tersebut untuk belajar menciptakan kemajuan-kemajuan dalam hidup.
Kita dapat belajar dari berbagai hal, diantaranya adalah belajar kepada
pengalaman hidup, kegagalan, kejadian sehari-hari, orang lain dan
sebagainya. Maka tingkatkan terus kemauan belajar.

Langkah kedua supaya kehidupan kita lebih berati adalah mencoba


melakukan sesuatu agar lebih dekat dengan impian yang diidamkan.
Bekerjalah lebih keras, lebih aktif atau produktif. Langkah ini sangat
efektif dalam meningkatkan kemungkinan mendapatkan uang,
kekayaan atau segala sesuatu yang berharga bagi manusia.

http://www.teknologitransformasi.wordpress.com | Copyright 2010


Agusman Rubianto | email: agusman.rubianto@yahoo.co.id | HP: 0856 9563 6275

Satu hal yang patut dijadikan pedoman bahwasanya kerja keras itu
bukan semata-mata mengejar 5 P, yaitu power (kekuasaan), position
(posisi), pleasure (kesenangan), prestige (kewibawaan) dan prosperity
(kekayaan). Setiap usaha yang hanya berorientasi kepada lima hal
tersebut memang menjamin kesuksesan atau bahkan hasil yang
melimpah ruah, tetapi tidak menjamin sebuah akhir yang
menyenangkan. Contohnya adalah sebuah fakta tentang delapan orang
miliarder di Amerika Serikat yang berkumpul di Hotel Edge Water Beach
di Chicago, Illionis pada tahun 1923. Mereka adalah orang-orang yang
sangat sukses, tetapi mengalami nasib tragis 25 tahun kemudian.

Salah seorang diantara mereka adalah Charles Schwab, CEO perusahaan


besi baja ternama pada waktu itu, yaitu Bethlehem Steel. Tetapi
Charles Schwab mengalami kebangkrutan total. Sehingga ia terpaksa
berhutang untuk membiayai hidupnya selama 5 tahun sebelum
meninggal. Yang kedua adalah Richard Whitney, President New York
Stock Exchange. Namun pria ini ternyata menghabiskan sisa hidupnya
dipenjara Sing Sing. Orang ketiga adalah Jesse Livermore, raja saham
“The Great Bear” di Wall Street. Tetapi Jesse mati bunuh diri.

Orang ke empat adalah “The Match King”, Ivar Krueger, CEO perusahaan
hak cipta, yang juga mati bunuh diri. Begitu juga dengan Leon Fraser,
Chairman of Bank of International Settlement, ia mati bunuh diri. Yang
keenam adalah Howard Hupson, CEO perusahaan gas terbesar di
Amerika Utara. Tetapi ia sakit jiwa dan dirawat di rumah sakit jiwa
hingga akhir hidupnya. Arthur Cutton sebelumnya adalah pemilik pabrik
tepung terbesar di dunia, tetapi ia meninggal di negri orang lain.

Sedangkan Albert Fall, waktu itu ia adalah anggota kabinet presiden


Amerika Serikat. Namun ia meninggal di rumahnya di Texas ketika baru
saja keluar dari penjara.

http://www.teknologitransformasi.wordpress.com | Copyright 2010


Agusman Rubianto | email: agusman.rubianto@yahoo.co.id | HP: 0856 9563 6275

Di dunia ini tidak sedikit orang yang semula sangat sukses, tetapi
merana di tahun-tahun terakhir kehidupan mereka. Kehidupan mereka
seakan-akan tidak berarti meskipun sebelumnya sangat kaya raya.
Upaya terbaik memang dapat menghasilkan kesuksesan besar, tetapi
bukan berarti merupakan jaminan sebuah akhir kehidupan sebagai
manusia yang penuh arti.

Karena itu langkah berikutnya yang harus kita lakukan adalah


mengimbangi kerja keras dengan berbuat kebaikan. Seorang penulis
pada abad 20-an yang berkebangsaan Perancis, André Gide,
mendefinisikan kebaikan itu sebagai berikut; “True kindness
presupposes the faculty of imagining as one’s own the suffering and
joys of others. – Kebaikan yang sesungguhnya adalah kemampuan
merasakan penderitaan maupun kebahagiaan orang lain.”

Kerja keras yang diimbangi dengan berbuat kebaikan akan


menghasilkan semangat yang tinggi untuk mendapatkan lebih dari apa
yang dibutuhkan. Hal itu terdorong oleh keinginan untuk dapat berbagi
kebahagiaan dengan orang lain. Pada akhirnya kebaikan tersebut
berpengaruh positif terhadap semangat hidup, motivasi, dan kemajuan
sikap dan ekonomi. James Allen, penulis buku berjudul As a Man
Thinketh mengatakan, “Pemikiran serta perbuatan baik tidak mungkin
mendatangkan hasil yang buruk; pemikiran dan perbuatan buruk tidak
mungkin mendatangkan hasil baik.”

Dengan belajar, bekerja keras dan berbuat kebaikan maka kita akan
dapat menciptakan kehidupan yang jauh lebih berarti. Langkah-langkah
sebagaimana dijelaskan diatas terbukti juga sangat efektif menjadikan
kesan positif tentang diri kita tidak mudah dilupakan orang. Saya
meyakini bahwa kita masih mempunyai banyak kesempatan dan

http://www.teknologitransformasi.wordpress.com | Copyright 2010


Agusman Rubianto | email: agusman.rubianto@yahoo.co.id | HP: 0856 9563 6275

potensi untuk mendapatkan kehidupan berharga itu dimanapun dan


apapun pekerjaan kita.

Temukan Rahasia Mencapai Kehidupan yang


Lebih Baik (Lebih Kaya, Lebih Sukses, & Lebih
Bahagia) Dengan Menggunakan Kekuatan
Pikiran, hanya di:
http://www.teknologitransformasi.co.cc

http://www.teknologitransformasi.wordpress.com | Copyright 2010

Anda mungkin juga menyukai