Anda di halaman 1dari 3

Karakteristik Akad Salam

Berikut beberapa karakteristik akad salam:

Spesifikasi dan Harga Barang Harus Desepakati


diawal Akad
 Tidak dibenarkan adanya perubahan harga barang selama jangka waktu akad.
 Pembeli dapat meminta jaminan dari pihak penjual untuk berjaga-jaga dari
terjadinya kerugian.
 Barang yang dipesan harus terlebih dahulu disepakati di antara pihak penjual
dengan pihak pembeli.
 Informasi mengenai objek salam (barang pesanan) harus diketahui dan
ditentukan oleh kedua belah pihak, baik itu informasi mengenai jenis, kualitas,
dan kuantitas barang.
 Apabila penjual mengirim barang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan oleh
pihak pembeli maka penjual harus bertanggungjawab.

Adanya Beberapa Ketentuan Mengenai Proses


Pembayaran
 Alat pembayaran harus jelas berapa jumlah dan nilainya.
 Proses pembayaran harus dilakukan disaat akad tersebut disepakati.
 Pembayaran bukan bertujuan untuk pembebasan utang.

Barang yang Dijadikan sebagai Objek Salam Memiliki


Beberapa Ketentuan
 Barang harus jelas bentuk dan spesifikasinya agar dapat dianggap dan diakui
sebagai utang bagi si pembeli.
 Informasi barang harus dapat dijelaskan secara rinci agar tidak adanya selisih
paham setelah terjadinya pembelian.
 Waktu penyerahan barang dilakukan dikemudian hari setelah proses pemesanan
selesai.
 Tempat penyerahan barang harus jelas dan ditentukan diawal akad.
 Pihak pembeli tidak boleh langsung menjual barang yang dibelinya sebelum
barang tersebut sampai ke tangannya.
 Tidak dibenarkan menukar barang kecuali dengan barang sejenis yang telah
disepakati (Ningsih, 2015).
CATATAN SUMBER JURNAL DI SAVE D :

Mujiatun, S. (2014). Jual Beli dalam Perspektif Islam Salam dan Istisna’. JRAB Jurnal Riset Akuntansi &
Bisnis, 13(2).

Mujiatun, Siti. "Jual Beli dalam Perspektif Islam: Salam dan Istisna’." JRAB: Jurnal Riset Akuntansi &
Bisnis 13, no. 2 (2014).

Karakteristik Akuntansi Salam


 April 06, 2016 AKUNTANSI SYARIAH

Dalam PSAK 103 tentang Akuntansi Salam dijelaskan karakteristik salam sebagai berikut

1. LEMBAGA KEUANGAN/BANK syariah dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual
dalam suatu transaksi salam. Jika bank syariah bertindak sebagai penjual kemudian memesan
kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam, maka hal ini
disebut salam paralel. 

2. Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:

a.   Akad antara bank syariah (sebagai pembeli) dan produsen (penjual) terpisah dari akad
antara bank syariah (sebagai penjual) dan pembeli akhir; dan

b. Kedua akad tidak saling bergantung(ta’alluq).

3. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad.
Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal
bertindak sebagai pembeli, bank syariah dapat meminta jaminan kepada penjual untuk
menghindari risiko yang merugikan
4. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis,
spesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan
karakteristik yang telah disepakati antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang
dikirimkan salah atau cacat, maka penjual harus bertanggungjawab atas kelalaiannnya.
5. Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang atau
manfaat. Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati  dan tidak boleh dalam bentuk
pembebasan utang penjual atau penyerahan piutang pembeli dari pihak lain.
6. Transaksi salam dilakukan karena berniat memberikan modal kerja terlebih dahulu untuk
memungkinkan penjual (produsen) memperoduksi barangnya, barang yang dipesan memiliki
spesifikasi khusus, atau pembeli ingin mendapatkan kepastian dari penjual. Transaksi salam
diselesaikan pada saat penjual menyerahkan barang kepada pembeli.

Anda mungkin juga menyukai