Anda di halaman 1dari 2

NAMA : HERI YURIZAL EFFENDI

NPM : 17.63.201.0006
MATA KULIAH : ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK
DOSEN : ERSONTOWI, S.Pd., M.Pd

1. Etika admistrasi publik menurut para ahli :


 William K. Frankena dalam Kumorotomo : Etika mencakup filsafat moral atau
pembenaran-pembenaran filosofis. Moralitas merupakan instrumen
kemasyarakatan yang berfungsi sebagai penuntun tindakan (action guide) untuk
segala pola tingkah laku yang disebut bermoral.
 Robert C. Solomon Etika berkenaan dengan dua hal : 1) disiplin ilmu yang
mempelajari tentang nilai-nilai yang dianut manusia beserta pembenarannya, dan 2)
hukum yang mengatur tingkah laku manusia
 Yudistira K. Garna dan Wahyudi Kumorotomo : Etika tidak hanya menyangkut
tindakan lahiriah, tetapi juga nilai mengapa dia bertindak demikian. Etika tumbuh
dari pengetahuan seseorang yang diberi makna kesepakatan sosial, dan dijadikan
acuan/tolok ukur moralitas masyarakat.

2. Moral merupakan suatu hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap individu dalam
bersosialisasi dengan sesamanya sehingga terjalin rasa hormat dan menghormati antar
sesama. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa moral adalah sesuatu yang dihasilkan
oleh nilai budaya dan nilai agama yang mengatur suatu individu dalam berperilaku antar
sesama manusia. Secara keseluruhan moral memiliki arti norma atau nilai-nilai yang
mengatur bagaimana suatu individu saling berinteraksi dengan sesama manusia. 

Contohnya jika kita meminjam uang, prinsip moral dalam hal ini tidak berkaitan dengan
berapa jumlah uang yang harus dibayar, melainkan dengan kaidah dasar bahwa setiap utang
wajib dilunasi.

Dengan demikian moral dapat disimpulkan sebagai kepahaman atau pengertian mengenai
hal yang baik dan hal yang tidak baik. Dengan kata lain, istilah moral merujuk pada tindakan,
perilaku seseorang yang memiliki nilai positif sesuai dengan norma yang ada di suatu
masyarakat dengan harapan moral dapat menjadi kemampuan untuk hidup secara harmoni
dengan manusia dan makhluk lainnya, dan kemampuan untuk menjadikan dunia ini sebagai
wahana kemakmuran dan kesejahteraan bersama agar bangsa tersebut tidak terjadi
tindakan-tindakan seperti penyelewengan yang dapat merugikan bangsa dan negara.

3. Permasalahan moralitas terjadi di kalangan masyarakat umum, terutama di kalangan


remaja. Permasalahan moralitas yang tercermin dalam perilaku-perilaku yang kurang sesuai
dengan nilai-nilai moral, misalnya seks bebas, pemakaian narkoba, budaya hedonisme
(ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan
tindakan manusia), dan gaya berpakaian yang tidak sepantasnya. Perilaku ini bisa
diakibatkan oleh budaya barat yang tidak disaring dengan baik sehingga semuanya diserap
oleh sebagian generasi muda. Generasi muda memang sering memiliki keinginan untuk
mencoba, tanpa memikirkan resiko dari perbuatan tersebut. Jika generasi muda dibiarkan
saja dalam kondisi seperti ini, maka ke depannya kemajuan bangsa akan terhambat karena
generasi muda adalah generasi penerus bangsa.

4. Dalam etika administrasi publik, kedudukan dan lokus ilmu administrasi publik adalah
kepentingan publik dan urusan publik. Hal ini disebabkan oleh Terbentuknya etika
administrasi publik tidak terlepas dari kondisi yang ada di dalam masyarakat yang
bersangkutan, sesuai dengan aturan, norma, kebiasaan atau budaya di tengah-tengah
masyarakat dalam suatu komunitas tertentu. Nilai-nilai yang ada dan berkembang di dalam
masyarakat mewarnai sikap dan perilaku yang nantinya dipandang etis atau tidak etis dalam
penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan yang merupakan bagian dari fungsi aparat
birokrasi itu sendiri. Selain itu juga dalam etika administrasi publik terdapat empat hierarki
yang terkandung didalamnya, yaitu etika pribadi, etika oganisasi, etika profesi, dan etika
sosial.

5. Masalah etika memiliki potensi dan peran yang sangat penting dalam proses administrasi
publik. Etika administrasi publik merupakan salah satu wujud kontrol terhadap administrasi
publik dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas pokok, fungsi dan kewenangannya.
Manakala administrasi publik menginginkan sikap, tindakan dan perilakunya dikatakan baik,
maka dalam menjalankan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya harus menyandarkan
pada etika administrasi publik. Etika administrasi Publik di samping digunakan sebagai
pedoman, acuan, referensi administrasi publik dapat pula digunakan sebagai standar untuk
menentukan sikap, perilaku yang bersifat bebas dan bertanggungjawab, serta kebijakannya
agar dapat dikatakan baik atau buruk.

Anda mungkin juga menyukai