A. Kristal
Kristal ialah bahan/benda padat yang bersifat homogen, biasanya anisotrop
dan tembus dari cahaya serta mengikuti hukum-hukum ilmu yang pasti sehingga
susunan di bidang-bidangnya memenuhi hukum geometri: Jumlah dan
kedudukan bidang kristalnya selalu tertentu dan teratur. Kristal-kristal tersebut
dibatasi oleh beberapa bidang datar yang kedudukan dan jumlahnya tertentu.
Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-bidang
datar dan rata mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang tersebut dinamakan
sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang
saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka itu
baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongan dengan sumbu-sumbu
kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus
dan menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai
satuan panjang yang disebut sebagai parameter.
1. Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus cahaya :
Tidak termasuk didalamnya cair dan gas.
Tidak dapat diuraikan kesenyawa lain yang lebih sederhana oleh proses
fisika.
Terbentuknya oleh proses alam.
2. Mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya
mengikuti hukum geometri :
Jumlah bidang suatu kristal selalu tetap.
Macam atau model bentuk dari suatu bidang kristal selalu tetap.
Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang tetap.
E. Sistem Kristalografi
Terdapat 32 kelas macam sistem kristal yang telah digolongkan menjadi 7.
Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:
Jumlah sumbu kristal.
Letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain.
Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal.
Adapun ke 32 kelas sistem kristal tersebut adalah :
1. Sistem Isometrik
Sistem ini juga merupakan sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai
sistem kubus/kubik (Gambar 1). Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak
lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya.
Kristalografi Mineralogi: Sistem Kristal, Bidang Simetri, Sumbu Simetri, Pusat
Simetri, Polimorf, dan Isomorf.
2. Sistem Tetragonal
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal
yang masing-masing saling tegak lurus (Gambar 2). Sumbu a dan b mempunyai
satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang
atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Kristalografi Mineralogi: Sistem
Kristal, Bidang Simetri, Sumbu Simetri, Pusat Simetri, Polimorf, dan Isomorf.
3. Sistem Rombis/Orthorombik
Sistem ini disebut juga orthorombis (Gambar 3) dan mempunyai 3 sumbu
kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu kristal
tersebut mempunyai panjang yang berbeda.Kristalografi Mineralogi: Sistem
Kristal, Bidang Simetri, Sumbu Simetri, Pusat Simetri, Polimorf, dan Isomorf.
4. Sistem Heksagonal
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus
terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling
membentuk sudut 120◦ satu terhadap yang lain (Gambar 4). Sumbu a, b, dan d
mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih
panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Kristalografi Mineralogi:
Sistem Kristal, Bidang Simetri, Sumbu Simetri, Pusat Simetri, Polimorf, dan
Isomorf.
5. Sistem Trigonal
Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal
(Gambar 5). Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya
bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam
kemudian dibuat segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati
satu titik sudutnya. Kristalografi Mineralogi: Sistem Kristal, Bidang Simetri,
Sumbu Simetri, Pusat Simetri, Polimorf, dan Isomorf.
6. Sistem Monoklin
Monoklin artinya yang hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari
tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak
lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga
sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang
paling panjang dan sumbu b yang paling pendek. Kristalografi Mineralogi: Sistem
Kristal, Bidang Simetri, Sumbu Simetri, Pusat Simetri, Polimorf, dan Isomorf.
7. Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling
tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Kristalografi Mineralogi: Sistem Kristal, Bidang Simetri, Sumbu Simetri, Pusat
Simetri, Polimorf, dan Isomorf.
G. Proyeksi Orthogonal
Proyeksi orthogonal merupakan salah satu metode proyeksi yang
digunakan untuk mempermudah penggambaran. Proyeksi orthogonal ini dapat
diaplikasikan hamper pada semua penggambaran yang berdasarkan hukum-
hukum geometri. Contohnya pada bidang penggambaran teknik, arsitektur, dan
juga kristalografi. Pada proyeksi orthogonal, cara penggambaran adalah dengan
menggambarkan atau membuat persilangan sumbu. Yaitu dengan menggambar
sumbu a,b,c dan seterusnya dengan menggunakan sudut-sudut persilangan atau
perpotongan tertentu. Dan pada akhirnya akan membentuk gambar tiga dimensi
dari garis-garis sumbu tersebut dan membentuk bidang-bidang muka kristal.
H. Pusat Simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila dalam kristal tersebut
dapat dibuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus
pusat kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain
dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut
Semua Kristal memiliki pusat Kristal, namun belum tentu memiliki sumbu simetri.
KESIMPULAN