Anda di halaman 1dari 13

1

TUGAS MATA KULIAH


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AKHLAK DALAM AJARAN ISLAM

Disusun oleh :

1.GIO DAMARZUKI
2.ABEL LIANA

DOSEN PENGAMPU:
ALVYSONI MADYAN
PENGAMPU TAHUN AJARAN 2020/2021
BANGKINANG
3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pendidikan Agama
Islam Semester ke-1 tahun 2015/2016.
Berkat rahmat dan karunia-Nya, serta didorong kemauan yang keras disertai kemampuan
yang ada, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang ”AKHLAK
DALAM AJARAN ISLAM” dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Makalah berisi tentang “akhlak”. Manusia yang hidup dalam bimbingan akhlak akan
melahirkan suatu kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah
dan Rasulnya, serta akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis, maka
kritik dan saran yang membangun, sangat kami harapkan demi kebaikan dimasa mendatang dan
semoga bermanfaat bagi pembaca yang budiman dan khususnya pembaca.

Bangkinang, 08 oktober 2020


4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi, perkataan “akhlak”
berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya “Khuluqun” yang menurut logat
diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-
segi persesuain dengan perkataan “khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan ” Khaliq”
yang berarti Pencipta dan “Makhluk” yang berarti yang diciptakan. Pengertian akhlak adalah
kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Jadi
pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengeri benar akan kebiasaan perilaku yang
diamalkan dalam pergaulan semata – mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh
karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari
hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu,
membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun
sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat
menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak dan
menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang – ulang dengan
kecenderungan hati.Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati
nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan
tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Semua yang telah dilakukan
itu akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai
fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang
bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana konsep etika, moral dan akhlaq?
b. Apa saja faktor-faktor pembentuk akhlak?
c. Bagaiman aktualisasi akhlaq dalam kehidupan modern?
d. Bagaimana hubungan akhlaq dengan tasawuf?

1.3 Tujuan Penulis


a. Mengetahui konsep etika, moral dan akhlak
b. Mengetahui faktor-faktor pembentuk akhlak
c. Mengetahui aktualisaai akhlak dalam kehidupan modern
d. Mengetahui hubungan akhlak dengan tasawuf
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Akhlak dalam islam


Akhlak. Berasal dari bahasa Arab al-akhlak yang merupakan bentukjamakdari al-khuluq
yang berartibudipekerti, tabiat atau watak yang tercantum dalam al-qur’an sebagai konsideran.
(Pertimbangan yg menjadi dasar penetapan keputusan,peraturan)

“ Sesungguhnya engkau Muhammad berada di atas budi pekerti yang agung”

Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moral, etika dan akhlak memiliki substansi
yang sangat dekat bahkan bisa dikatakan sama. Sebab tujuan ketiganya adalah mencari nilai-nilai
positif dalam bertingkah laku untuk menjadi makhluk yang bermoral etis sebagai ciptaan, baik di
mata Tuhan maupun makhluknya. Namun moral lebih cenderung digunakan kepada sosial.
Apabila etika dan moral dihubungkan maka dapat dikatakan bahwa antara etika dan moral
memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia untuk
selanjutnya di tentukan posisinya baik atau buruk. Tolak ukur yang di gunakan dalam moral
untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan, dan lainnya yang berlaku
dimasyarakat.
Secara sub-stabsial etika, moral dan akhlak adalah sama, yakni ajaran tentang baik dan
buruk perilaku manusia dalam hubungannya dengan Allah, hubungannya dengan sesama
manusia dan hubungannya dengan alam. Yang membedakan satu dengan yang lain adalah dasar
atau ukuran baik dan buruk sendiri.

2.2 Faktor-Faktor Pembentuk Akhlak


a. Instinct (naluri)
 Nutritive instinct (Naluri sejak lahir)
 Sexual istinct (Naluri berjodoh)
 Paternal instinct (Naluri keibuan dan kebapakan)
 Combative instinct (Naluri berjuang)
 Naluri bertuhan

b. Keturunan
1. Memiliki keturunan pokok
Beberapa sifat dan pembawaan yang bersamaan. Misal badan, perasaan, akal
pikiran dan perasaan. 
6

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An nisa )

Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang
rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada
pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa, yakni tanah yang
dari padanya Adam a.s. diciptakan.

2. Menurunkan sifat-sifat manusia.

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujurat )

3. Menurunkan fisik ‘Azam (kemauan keras).

“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari
rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi
7

mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa)
seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu
pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.

2.3 Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Modern


Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan
iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran Islam dalam setiap tingkah laku
sehari-hari. Dan akhlak seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim
seperti di bawah ini.

1. Akhlak terhadap Allah


a. Mentauhidkan Allah
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah dan
Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu
bagiNya. Terdapat pada surat Al-Ikhlas ayat 1 sampai 4.
b. Banyak Berzdikir pada Allah
Zikir (atau Dzikir) artinya mengingat Allah di antaranya dengan menyebut dan
memuji nama Allah. Zikir adalah satu kewajiban. Dengan berzikir hati menjadi
tenteram. Terdapat dalam surat Al Ahzab ayat 41 sampai 44
c. Berdo’a dan Bertakwa kepada Allah SWT.
Berdo’a adalah inti dari ibadah. Orang-orang yang tidak mau berdo’a adalah
orang-orang yang sombong karena tidak mau mengakui kelemahan dirinya di
hadapan Allah SWT. Terdapat dalam surat An-Nisa ayat 1.
d. Bertawakal Hanya Pada Allah
Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap sabar dan kerja
keras yang sungguh-sungguh dalm pelaksanaanya yang di harapkan gagal dari
harapan semestinya,sehingga ia akan mamppu menerima dengan lapang dada tanpa
ada penyesalan. Terdapat pada sural Ali Imron ayat 159
e. Berhusnudzhon dan tidak berbuat syirik kepada Allah
Yakni berbaik sangka kepada Allah SWT karena sewsungguhnya apa saja yang di
berijan Allah merupakan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya. Terdapat dalam surat
Luqmas ayat 13.

2. Akhlak terhadap Rasulullah


a.     Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul
Mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani Hidupnya
atau garis-garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah
merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran. Terdapat dalam
surat Ali Imron ayat 30.
b.     Bersholawat Kepada Rosul
Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah S.A.W . Sesungguhnya Tuhan
beserta para malaikatnya semua memberikan Sholawat kepada Nabi (dari Allah
8

berarti memberi rakhmat, dan dari malaikat berarti memohonkan ampunan). Hai
orang-orang beriman, ucapkanlah Sholawat kepadanya (AQ Al Ahzab : 56)

3. Akhlak Terhadap diri sendiri


a. Sikap sabar
Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya bersifat negative.
Kemudian manusia harus sabar dalam menghadapi segala cobaan. Terdapat dalam
surat Al-Baqarah ayat 153.
b. Sikap Syukur.
Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk ber-Syukur,
atau men-Syukuri segala Nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. ada 3 (tiga)
Cara yang mudah untuk men-Syukuri Nikmat Allah yaitu bersyukur dengan hati
yang tulus, mensyukuri dengan lisan yang dilakukan dengan memuji Allah melalui
ucapan Alhamdulillah, dan bersyukur dengan perbuatan yang dilakukan dengan
menggunakan Nikmat dan Rahmat Allah pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-
Nya. Terdapat dalam surat Ibrohim ayat 7.
c. Sikap Tawadlhu’
Tawadlhu’ atau Rendah hati merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia jadi
sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu
merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat islam.
Orang yang tawadhu’  adalah orang  menyadari bahwa semua kenikmatan yang
didapatnya bersumber dari Allah SWT. Terdapat dalam surat Luqman ayat 18.
d. Bertaubat.
Apabila melakukan kesalahan, maka segera bertaubat dan tidak mengulanginya
lagi. Apabila ada dari kita yang merasa telah terlalu banyak berbuat dosa dan maksiat
sebaiknya kita jangan  berputus asa dari rahmat ampunan Allah,  karena Allah SWT
selalu memberikan kesempatan pada kita untuk  bertobat. Terdapat dalam surat Ali
Imron ayat 135.

4. Aklak Terhadap Sesama Manusia


a. Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan
Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh semua agama,
termasuk agama Islam. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya kalau semua elemen
membangun ukhuwwah dalam komunitasnya. Apabila ada kelompok tertentu dengan
mengatas-namakan agama tetapi enggan memperjuangkan perdamaian dan
persaudaraan maka perlu dipertanyakan kembali komitmen keagamaannya.
Terdapat dalam surat Al-Hujurat ayat 10.
b. Ta’awun atau saling tolong menolong
Dalam Islam, tolong-menolong adalah kewajiban setiap Muslim. Sudah
semestinya konsep tolong-menolong tidak hanya dilakukan dalam lingkup yang
sempit. Tolong-menolong menjadi sebuah keharusan karena apapun yang kita
kerjakan membutuhkan pertolongan dari orang lain. Tidak ada manusia seorang pun
di muka bumi ini yang tidak membutuhkan pertolongan dari yang lain.
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
9

Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka memaafkan kesalahan
orang lain tanpa menunggu permohonan maaf daripada orang yang berbuat salah
kepadanya. Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain
tanpa ada sedikit pun rasa benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf adalah salah satu
perwujudan daripada ketakwaan kepada Allah. Terdapat dalam surat Al-Maidah
ayat 2.
d. Menepati Janji
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Menepati janji
adalah bagian dari iman. Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda
kemunafikan. Terdapat dalam surat AT-Taubah ayat 111.

5. Akhlak Terhadap sesama Makhluk


a. Tafakur (Berfikir)
Salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa
manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa
meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan. Terdapat dalam surat Ali
Imran ayat 190.
b. Memanfaatkan Alam
Kedudukan manusia di bumi ini bukanlah sebagai penguasa yang sewenang-
wenang, tetapi sebagai khalifah yang mengemban amanat Allah. Karena itu, segala
pemanfaatan manusia atas bumi ini harus dengan penuh tanggung jawab dan tidak
menimbulkan kerusakan. Sebab, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. Terdapat dalam surat Yunus ayat 101.

Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa kebiasaan yang baik harus diperhatikan dan
disempurnakan, serta kebiasaan yang buruk harus dihilangkan, karena merupakan
factor yang sangat penting dalam membentuk karakter manusia berakhlak. Al-
Ghozali menjelaskan bahwa mencapai akhlak yang baik ada tiga cara.

1. Akhlak merupakan anugrah dan Rahmat Allah, yakni orang memiliki akhlak baik
secara alamiah (bi-althabi;ah wa al-fitroh). Sesuatu yang diberikan Allah kepada
seseorang sejak ia dilahirkan.
2. Mujahadah, Selalu berusaha keras untuk merubah diri menjadi baik dan tetap
dalam kebaikan, serta menahan diri dari sikap putus asa.
3. Riyadloh, adalah melatih diri secara spiritual untuk senantiasa dzikir (ingat)
kepada Allah.

Al-Ghozali juga berpendapat bahwa upaya mengubah akhlak buruk adalah


kesadaran seseorang akan akhlaknya yang jelek. Ada empat cara untuk dapat
membantu seseorang mengubah akhlaknya yang jelek menjadi baik.

1. menjadikan murid seorang pembimbing spiritual (syekh)


2. Minta bantuan seorang yang tulus, taat, dan punya pengertian.
10

3. Berupaya unuk mengetahui kekurangan diri kita dari sesorang yang tidak senang
(benci) dengan kita.
4. Bergaul bersama orang banyak dan memisalkan kekurangan yang ada pada orang
lain bagaikan yang ada pada kita

Sedangkan menurut Achmad Amin, upaya mengubah kebiasaan buruk


sebagaimana yang dikutip Ishak solih (1990) adalah hal-hal sebagai berikut ini.

1. Menyadari perbuatan buruk, dan bertekad untuk meninggalkannya.


2. Mencari Waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk mewujudkan niat
atau tekad semula.
3. Menghindari diri dari segala yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk itu
terulang lagi.

Kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk memiliki akhlak (akhlak


karimah) dan berupaya dapat menjauhi akhlak jelek (akhlak sayiah). Jika kita ingin
memiliki Negara yang baldatun thoyibatun warobun ghofur (Negara yang, baik,
makmur, dan senantiasa dalam ampunan-Nya) kuncinya adalah masyarakat, bangsa
tersebut harus berakhlak baik. Jika tidak, kehancuran dan kehinaan akan meliputi
masyarakat, bangsa tersebut.

2.4 Hubungan Akhlak Dengan Tasawuf


Tasawuf adalah proses pendekatan diri pada tuhan dengan cara mensucikan hati sesuci -
sucinya. Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk. Jadi kaitan atau
hubungan tasawuf dengan akhlak yaitu bahwa orang yang suci hatinya akan tercermin dalam
air muka dan perilakunya yang baik. Selain itu, hlak dan tasawuf saling berkaitan. Akhlak
dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia. Sedangkan
tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertikal antara manusia dengan tuhannya. Akhlak
menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan
akhlak.
11

BAB III
ANALISIS

a. Lingkungan Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan
tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat
yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang
kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian
diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat
luas tidak mengetahui norma - norma yang berlaku.

b. Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia
harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat,
dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak
anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang
diberikan oleh guru-guru disekolah.

c. Ketaqwaan
Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang menjalankan perintah Allah SWT dan
menjauhi larangan-Nya. Seburuk - buruknya lingkungan seseorang tinggal, jika ia sadar akan
perintah Allah SWT ia akan berusaha menjadi manusia sesuai ajaran islam. Orang tersebut akan
meniru dan mempelajari tata cara bersikap dan Al-qur’an dan hadits.
12

BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa akhlah adalah ilmu yang
menentukan batas antara mana yang baik dan mana yang buruk, terpuji ataupun tercela yang
menyangkut perilaku manusia menyangkut perkataan, perbuatan manusia. Moral adalah nilai
dan norma seseorang dalam mengatur tingkah lakunya. Moral dalam islam memeiliki Lima Nilai
Moral Islam dikenal pula sebagai Sepuluh Perintah Tuhan versi Islam. Perintah-perintah ini
tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-An'aam ayat 150 sampai 153 yaitu Nilai Pembebasan, Nilai
Keluarga ,Nilai Kemanusiaan,Nilai Keadilan, dan Nilai Kejujuran.
Moral, etika dan akhlak memiliki sebab dan tujuan yang mencari nilai positif dalam
bertingkah laku. Namun moral lebih cenderung digunakan kepada sosial. Apabila etika dan
moral dihubungkan maka dapat dikatakan bahwa antara etika dan moral memiliki obyek yang
sama yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan. Keterkaitan Etika Moral dan Akhlak
sangatlah penting bagi kehidupan sehari hari dan Kesemuanya itu juga dapat menjadi pedoman
bagi kita untuk mengevaluasi keadaan di sekitar kita serta kita dapat dengan mudah
memfilterisasi segala sesuatu yang kita dapatkan, agar kita menjadi pribadi yang ber-etika,
moral, dan akhlak yang baik.
13

DAFTAR PUSTAKA

“Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi” Grasindo (Wahyudin, Achmad, M.


Ilyas, M. Syaifulloh, M. Muhibbin)

“Pendidikan Agama Islam Membangun Karakter Madani” (Wahyudin, Achmad, M. Ilyas,


M. Syaifulloh, M. Muhibbin)

Anda mungkin juga menyukai