Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SENTIA PUTRI

BP : 19120108

TUGAS FIQIH MUAMALAH KE 2

1.Jelaskan beberapa pendapat ulama tentang defenisi harta?

Dalam mendefinisikan harta dikalangan para ulama terjadi perbedaan, menurut golongan Hanafiyah
harta adalah: Segala sesuatu yang memungkinkan pemeliharaan dan pemanfaatannya menurut
kebiasaan.

Berdasarkan definisi ini maka yang dikatakan dengan harta adalah yang memenuhi unsur

1.1. Dapat dipelihara dan disimpan, maka sesuatu yang tidak dapat disimpan, misalnya yang bersifat
abstrak seperti ilmu, kesehatan, kemuliaan, dan kesucian tidak dinamakan harta.

1.2. Dapat dimanfaatkan menurut kebiasaan. Maka segala sesuatu yang tidak dapat dimanfaatkan
menurut asalnya seperti bangkai, makanan basi tidak dapat dinamakan harta. Namun definisi ini
dipandang sempit karena cakupan terbatas. Karena suatu karya seni ataupun karya ilmiah begitu
juga manfaat dari sesuatu seperti hak manfaat tidak dapat diwariskan karena tidak bernilai harta.
Sedangkan dikalangan jumhur fuqaha selain Hanafiyah mendefenisikan harta dengan:

Segala sesuatu yang mempunyai nilai yang mengharuskan mengganti bagi yang menghilangkannya.4

Defenisi ini dipandang sebagai defenisi yang luas maknanya dan definisi inilah yang dimasukkan
dalam undang-undang. Dari uraian di atas maka yang dimaksud dengan harta (al-mal) adalah segala
sesuatu yang bernilai atau bermanfaat dimana manusia cendrung untuk mengumpulkannya,
memeliharanya, dapat dimanfaatkan pada waktu yang dibutuhkan

2. Harta adalah segala sesuatu yang bernilai atau bermanfaat dimana manusia cendrung untuk
mengumpulkannya, memeliharanya, dapat dimanfaatkan pada waktu yang dibutuhkan. Jelaskan
unsur yang bisa dikatakan harta?

1.1. Bernilai, sesuatu yang bernilai dan mendatangkan nilai materi dapat dikatakan harta seperti
manfaat sesuatu, hak cipta.

1.2. Dapat disimpan (dipelihara), sesuatu yang dapat dikumpulkan dan disimpan serta dapat
dihadirkan ketika dibutuhkan dinamakan harta seperti kayu, beras dan lain-lain.

1.3. Bermanfaat, segala ssuatu yang bisa dimanfaatkan seperti rumah.

1.4. Manusia cendrung kepadanya, sesuatu yang tidak disukai oleh manusia menurut kebiasaan
seperti hama tidak dinamakan harta.

3. Jelaskan dalam pandangan Islam menempatkan harta sebagai salah satu dari lima kebutuhan
pokok dalam kehidupan manusia yang harus dipelihara (ad-dharuriyah al-khamsah)?

Ad-dharuriyah al-Khamsah secara berurutan meliputi memelihara agama, jiwa, keturunan, akal, dan
harta5. Meskipun harta menempati urutan kelima dari seluruh aspek ad-dhaririyah al- khamsah ini,
namun harta adalah sesuatu yang sangat urgen dalam pemeliharaan keempat aspek lainnya.
Misalnya melaksanakan shalat sebagai bentuk perwujudan dalam pemeliharaan agama
membutuhkan pakaian untuk menutup aurat, untuk memelihara jiwa, manusia membutuhkan
makan dan minumm, semua itu didapatkan dengan harta. Memelihara keturunan dengan
melaksanakan pernikahan itupun dicapai dengan harta, memelihara akal diantaranya dengan
menuntut ilmu adalah dengan harta. Jadi harta merupakan sesuatu yang sangat fital dalam
kehidupan manusia.

4. Jelaskan dalam pandangan Islam, harta bukanlah menjadi tujuan yang esensial dalam manusia,
berdasarkan QS.18:46?

Dalam pandangan Islam, harta bukanlah menjadi tujuan yang esensial dalam manusia, tetapi hanya
sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup dan ridha Allah ataupun untuk kebaikan pribadi dan
masyarakat banyak.6 Dengan demikian jelaslah bahwa harta dalam pandangan Islam adalah sebagai
sarana untuk mencapai kebaikan dan perhiasan hidup serta sendi kesejahteraan dan kemaslahatan
hidup manusia. Sesuai dengan QS.18:46

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi hanyalah amalan-amalan yang
kekal

lagi saleh lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

5. Jelaskan dalam pandangan Islam harta pada hakikatya adalah milik Allah, berdasarkan
QS.53:31?

Harta dalam pandangan Islam pada hakikatya adalah milik Allah, sedangkan manusia hanyalah
diserahi tugas memegang amanah untuk mengelolanya, ia hanya mengurus serta memanfaatknnya
untuk kepentingan dan kelangsungan hidup dan kehidupannya di muka bumi QS.53:31 Allah
berfirman:

Dan milik Allahlah apa-apa yang ada di langit dan di bumi

Ini berarti hak manusia atas harta benda yang dimilikinya terbatas pada hak pemanfaatan dan
pengurusan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan Allah, pemilik mutlak alam semesta.

6. Jelaskan beberapa kategori harta menurut fuqaha dengan ketetapan hukum yang berbeda?

Ada beberapa kategori harta menurut fuqaha dengan ketetapan hukum yang berbeda, yaitu:

3.1. Dilihat dari segi kebolehan atau tidaknya memanfaatkan yaitu:

3.1.1. Mal mutaqawwim (benda yang boleh dimanfaatkan) adalah: segala sesuatu yang dibolehkan
oleh syara’ untuk dimanfaatkan seperti jenis benda bergerak dan tidak bergerak, makanan dan
sebagainya).

3.1.2. Mal ghairu mutaqawwim (benda yang tidak boleh dimanfaatkan ) adalah: sesuatu yang tidak
dibolehkan oleh syara’ untuk dimanfaatkan kecuali dalam kondisi darurat seperti, khamar, daging
babi.10 Pembagian harta jenis ini menimbulkan beberapa ketentuan hukumnya, yaitu:
3.1.1. Sah atau tidaknya akad terhadap harta tersebut, Mal mutaqawwim sah terhadap semua akad
seperti jual beli, hibah dan sebaginya, sedangkan terhadap mal ghairu mutaqawwim, akad apapun
yang dilakukan menjadi tidak sah, seperti jual beli khamar atau minuman keras lainnya.

3.1.2. Penggantian. Apabila seseorang menghlangkan mal mutaqawwim milik orang lain, maka ia
wajib mengganti dengan yang sama atau yang senilai, adapun terhadap mal ghairu mutaqawwim
tidak ada penggantian bila dimusnahkan, misalnya petugas polisi memusnahkan minuman keras atau
vcd porno, maka tidak wajib diganti harganya.

3.2. Dilihat dari segi tetap atau tidaknya benda pada tempatnya, yaitu:

3.2.1. Al-‘Iqar (Benda tak bergerak) adalah: benda yang tetap yang tidak mungkin menurut asalnya
dilakukan perubahan dari satu tempat ke tempat yang lain seperti rumah atau tanah.

3.2.2. Al-Manqul (Benda bergerak) adalah: sesuatu yang dapat dipindahkan dan dibawa dari suatu
tempat ke tempat lain seperti pakaian, buku, kendaraan dan lain sebagainya.

7. Jelaskan Perbedaan benda bergerak dan tak bergerak dalam kajian fiqh muamalah
memunculkan berbagai implikasi hukum?

3.2.1. Syuf’ah Terhadap benda tak bergerak berlaku hak suf’ah,12 namun hak ini tidak berlaku
terhadap benda bergerak, begitu juga dengan bai’ al-wafa.13 hanya berlaku untuk benda tak
bergerak dan tidak dapat dilakukan terhadap benda bergerak.

3.2.2. Wakaf Menurut golongan Hanafiyah, wakaf hanya sah dilakukan terhadap benda tak bergerak
seperti tanah, tetapi menurut junhur ulama selain Hanafiyah, wakaf dapat dilakukan terhadap benda
bergerak dan tak bergerak.

3.2.3. Wali anak yatim tidak boleh menjual benda tak bergerak milik anak yatim yang berada di
bawah perwaliannya tanpa seizing hakim kecuali untuk hal-hal yang mendesak misalnya untuk
melunasi hutang orang tua anak yatim tersebut, tetapi terhadap benda bergerak seorang wali dapat
menjualnya untuk memenuhi kebutuhan anak yatim, tanpa harus minta izin kepada hakim.

3.3. Dilihat dara segi ada atau tidaknya harta sejenis dipasaran, yaitu:

3.31. Mal mitsli yaitu: benda yang mempunyai persamaan dan perbandingannya di pasar. Mal
Mitsly ada empat macam:

a. Makilat (benda-benda yang ditakar) seperti gandum, beras dan sebaginya

b. Muzunat (benda-benda yang ditimbang) seperti kapas, besi, dan sebaginya.

c. Addiyat (benda-benda yang dihitung) seperti buah pala, telur dan sebagainya.

d. Zar’iyat (benda-benda yang diukur dengan hasta atau meter) seperti kain.

3.3.2. Mal qimi, yaitu: benda yang tidak mempunyai bandingan atau persamaan di pasar atau
mempunyai persamaan tapi sulit diperhitungkan antara kesatuannya dalam penentuan harga.14
Seperti, satu per satu dari hewan, tanah dan pepohonan, satuan alat rumah tangga. Pembagian jenis
benda dari segi mal mitsli dengan mal qimi ini mempunyai akibat hukum yaitu:
a. Apabila seseorang merusak mal mistli, maka ia wajib mengganti dengan yang sejenis, tetapi
apabila yang dirusak adalah mal qimi, maka ia boleh mengganti nilainya saja.

b. Mal qimi tidak memunculkan riba karena jenis satuannya tidak sama sehingga boleh melakukan
jual beli seekor sapi dengan dua ekor kambing. Sedangkan mal mistli memunculkan riba dalam
transaksinya karena mal ini bendanya sejenis, seperti dalam jual beli satu gantang beras kualitas baik
dengan satu gantang beras kualitas kurang baik.

3.4. Dilihat di segi tetap atau tidak tetapnya zat benda dengan pemakaian, yaitu:

3.4.1. Benda habis pakai (mal-istihlaki) adalah: sesuatu yang tidak dapat dimanfaatkan melainkan
dengan menghabiskan zatnya, misalnya makanan dan minuman dan sebaginya. Disebut dengan mal
istihlaki karena benda ini hanya bisa dimanfaatkan sekali pakai saja, bila telah dimanfaatkan maka
benda ini akan habis. Mal istihlaky terbagi dua:

a. Istihlaky haqiqi, merupakan benda yang habis secara nyata bila dipakai seperti gula, minyak dan
lain sebaginya.

b. Istihlaky majazi, dari segi hukum benda tersebut habis bila dipakai tapi pada dasarnya benda
tersebut masih utuh, misalnya uang kalau dibelanjakan habis jumlahnya tapi pada dasarnya materi
uang tersebut masih utuh.

3.4.2. Benda tidak habis dipakai mal ist’maly adalah: Benda yang tetap zatnya dengan pemanfaatan.

Mal ist’imaly tidak habis atau binasa dengan pemakaian tetapi dapat dipakai lama menurut
tabiatnya masing-masing seperti tanah, tempat tidur, pakaian dan sebagainya.

8. Jelaskan Pembagian jenis benda dari segi mal mitsli dengan mal qimi ini mempunyai akibat
hukum?

Mal mitsli yaitu: benda yang mempunyai persamaan dan perbandingannya di pasar.

Mal Mitsly ada empat macam:

a. Makilat (benda-benda yang ditakar) seperti gandum, beras dan sebaginya

b. Muzunat (benda-benda yang ditimbang) seperti kapas, besi, dan sebaginya.

c. Addiyat (benda-benda yang dihitung) seperti buah pala, telur dan sebagainya.

d. Zar’iyat (benda-benda yang diukur dengan hasta atau meter) seperti kain

Mal qimi, yaitu: benda yang tidak mempunyai bandingan atau persamaan di pasar atau mempunyai
persamaan tapi sulit diperhitungkan antara kesatuannya dalam penentuan harga.14 Seperti, satu
per satu dari hewan, tanah dan pepohonan, satuan alat rumah tangga.

Pembagian jenis benda dari segi mal mitsli dengan mal qimi ini mempunyai akibat hukum yaitu:

a. Apabila seseorang merusak mal mistli, maka ia wajib mengganti dengan yang sejenis, tetapi
apabila yang dirusak adalah mal qimi, maka ia boleh mengganti nilainya saja.
b. Mal qimi tidak memunculkan riba karena jenis satuannya tidak sama sehingga boleh melakukan
jual beli seekor sapi dengan dua ekor kambing. Sedangkan mal mistli memunculkan riba dalam
transaksinya karena mal ini bendanya sejenis, seperti dalam jual beli satu gantang beras kualitas baik
dengan satu gantang beras kualitas kurang baik.

9. Jelaskan dua isyarat dalam al-Qur’an yang mengindiasikan tentang fungsi uang?

Pertama, seruan zakat, shadaqah dan infaq dijalan Allah mengisyaratkan fungsi sosial. Distribusi
harta (termasuk uang) ini dimaksudkan untuk tujuan ta’awun tolong menolong), tidak dimaksudkan
untuk tujuan mencari keuntungan ekonomis. Dengan demikian, dalam konteks ini uang tidak dapat
difungsikan sebagai komoditas dan sebagai modal.

Kedua, Penghalalan al-Qur’an terhadap kegiatan niaga (tijarah), yakni kegiatan mencari kuntungan
sepanjang dilakukan secara saling rela (‘an tardhin). Hal ini mengisyaratkan bahwa harta (termasuk
uang) dapat diperdagangkan (berfungsi sebagai komoditas) untuk mendapatkan keuntungan dan
dapat difungsikan sebagai modal untuk disewakan manfaatnya.

10. Jelaskan Term “saling rela” dalam fiqh muamalah merupakan asas atau prinsip akad (transaksi).?

Term “saling rela” dalam fiqh muamalah merupakan asas atau prinsip akad (transaksi). Format saling

rela adalah ijab dan qabul, sedang esensinya adalah saling “menguntungkan”. Gharar (tidak
transparan), ikrah (intimidasi), dzulum (ekploitasi) merupakan cara batil dalam bertijarah. Sebab
semua ini mengindikasikan keuntugan pada satu pihak dan kerugian pada pihak lain. Setiap tijarah
yang dipraktekkan secara batil bertentangan prinsip “saling menguntungkan” yang merupakan
esensi dari prinsip ‘an-tardin.

Anda mungkin juga menyukai