COST BEHAVIOUR
DISUSUN OLEH :
Untuk menggambarkan hubungan antara biaya total dengan volume kegiatan perusahaan, pada
umumnya dinyatakan dengan fungsi biaya berikut :
Total Biaya total merupakan gabungan antara biaya yang berpola tetap (biaya tetap) dan berpola
variable ( biaya variable). Umumnya untuk penyederhanaan dianggap pola tersebut berbentuk
garis lurus dan linier, untuk hal tersebut, diperlukan beberapa asumsi, yaitu :
1. hubungan teknis antara inputs dan outputs bersifat linier, misalnya setiap satuan outputs
memerlukan jumlah inputs yang sama besarnya.
2. Jumlah input yang diperlukan harus sama dengan jumlah input yang digunakan
3. Harga perolehan input bersifat linier dengan Kuantitas input yang digunakan
Asumsi tersebut hampir tanpa pengecualian dapat diterima oleh para akuntan dan manajer dalam
menentukan pola tingkah laku biaya. Pada kenyataannya banyak hal yang membuat sesuatu
biaya mutlak berperilaku tetap atau variable.
Misalnya biaya bahan baku tidak mutlak biaya variable, karena suatu pembelian bahan baku
dalam kuantitas yang lebih banyak kemungkinan besar akan mempunyai harga yang lebih rendah
disbanding jika dibeli dalam jumlah yang lebih sedikit. Karena asumsi tersebut maka pola
tingkah laku biaya yang tidak linear (nonlinear) tidak dikemukakan pada pembahasan ini.
Biaya variable total jumlahnya dipengaruhi oleh besar-kecilnya volume kegiatan. Dengan
perkataan lain biaya variable total merupakan hasil perkalian antara biaya variable per unit
dengan volume kegiatan. Dengan demikian fungsi biaya tersebut diatas dapat pula dinyatakan
sebagai berikut :
Jika,
Ada beberapa metode untuk menentukan pola perilaku biaya dengan analisis perilaku
biaya masa lalu, antara lain :
1. Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah. Merupakan sebuah cara /metode
untuk menganalisis biaya masa lalu pada volume kegiatan yang tertinggi dan
volume kegiatan yang terendah. Contoh : Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva
tetap pabrik tahun 1988 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan data diatas, volume produksi tertinggi adalah bulan April 1988 yaitu,
1.300 unit dengan biaya Rp. 250.000, sedangkan volume produksi terendah
adalah bulan September 1988 yakni 100 unit dengan biaya Rp. 150.000.
Selanjutnya volume produksi dan biaya pada kedua titik tertinggi dan terendah
tersebut dianalisis dengan cara menghitung selisih diantara keduanya.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Selisih tersebut merupakan unsure variable dari biaya yang bersangkutan. Selisih
per unit yakni dengan membagi selisih biaya dengan selisih volume merupakan
biaya variable per unit atau dalam fungsi biaya tersebut diatas dinyatakan dalam
symbol b. Untuk a (biaya tetap total) dihitung dengan cara menghitung selisih
antara total biaya dengan total biaya variable, sebagai contoh untuk biaya pada
bulan April 1988 :
Total biaya (Y) = Rp. 250.000
Total biaya variable (Rp. 500.000 x 300) = Rp. 150.000
Total biaya tetap (a) = Rp. 100.000
Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan dapat dinyatakan sbg
berikut :
Y = 100.000 + 500 . x
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa dalam metode titik tertinggi dan
titik terendah yang pertama kali ditentukan adalah biaya variable. Setelah biaya
variable per unit dapat ditentukan baru ditentukan biaya tetapnya.
Analisis perilaku biaya dalam metode ini adalah dengan terlebih dahulu
menentukan unsur biaya tetap dari biaya yang bersangkutan. Hal ini berbeda
dengan metode pertama yang menentukan unsure variable terlebih dahulu.