Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

COST BEHAVIOUR

DISUSUN OLEH :

NAMA : SITTI RAHMAH AKHMAD S


NIM : 101914453025

PRODI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


FAKULTASKESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah untuk mendiskripsikan perubahan biaya seiring
dengan perubahan output atau suatu pola yang menggambarkan bagaimana jumlah biaya
bervariasi atas perubahan aktivitas bisnis.

Beberapa jenis perilaku biaya antara lain :

1. Biaya Variabel ( Variable Cost )


Biaya variable adalah Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan
aktivitas dan volume produksi, sementara jumlah perunitnya tidak berubah. Berdasarkan
definisi di atas dapat ditekankan bahwa :
o biaya variable total berubah proporsional dengan perubahan aktivitas
o biaya variable per unit tidak berubah walaupun aktviitas berubah
2. Biaya Tetap ( Fixed Cost )
Biaya yang jumlah totalnya tidak terpengaruh oleh tingkat aktivitas dalam kisaran relevan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa :
o Jumlah biaya tetap total tidak berubah dalam kisaran relevan tertentu meski
tingkat aktivitas berubah
o biaya tetap per unit berubah dengan berubahnya tingkat aktivitas
3. Biaya Campuran ( Mixed Cost )
Biaya yang memiliki karakteristik biaya variabel sekaligus biaya tetap

POLA PERILAKU DAN FUNGSI BIAYA


Perubahan biaya total sebagai akibat dari perubahan volume kegiatan perusahaan, sebagaimana
telah dibahas dimuka, ada 3 macam pola, yaitu :
1. Jumlahnya tetap, meskipun volume kegiatan berubah (biaya tetap)
2. Jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan (biaya
variable)
3. Jumlahnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan (biaya semi
variable)

Untuk menggambarkan hubungan antara biaya total dengan volume kegiatan perusahaan, pada
umumnya dinyatakan dengan fungsi biaya berikut :

Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel

Total Biaya total merupakan gabungan antara biaya yang berpola tetap (biaya tetap) dan berpola
variable ( biaya variable). Umumnya untuk penyederhanaan dianggap pola tersebut berbentuk
garis lurus dan linier, untuk hal tersebut, diperlukan beberapa asumsi, yaitu :

1. hubungan teknis antara inputs dan outputs bersifat linier, misalnya setiap satuan outputs
memerlukan jumlah inputs yang sama besarnya.
2. Jumlah input yang diperlukan harus sama dengan jumlah input yang digunakan
3. Harga perolehan input bersifat linier dengan Kuantitas input yang digunakan

Asumsi tersebut hampir tanpa pengecualian dapat diterima oleh para akuntan dan manajer dalam
menentukan pola tingkah laku biaya. Pada kenyataannya banyak hal yang membuat sesuatu
biaya mutlak berperilaku tetap atau variable.

Misalnya biaya bahan baku tidak mutlak biaya variable, karena suatu pembelian bahan baku
dalam kuantitas yang lebih banyak kemungkinan besar akan mempunyai harga yang lebih rendah
disbanding jika dibeli dalam jumlah yang lebih sedikit. Karena asumsi tersebut maka pola
tingkah laku biaya yang tidak linear (nonlinear) tidak dikemukakan pada pembahasan ini.

Biaya variable total jumlahnya dipengaruhi oleh besar-kecilnya volume kegiatan. Dengan
perkataan lain biaya variable total merupakan hasil perkalian antara biaya variable per unit
dengan volume kegiatan. Dengan demikian fungsi biaya tersebut diatas dapat pula dinyatakan
sebagai berikut :

Jika,

Biaya total dinyatakan dengan symbol Y


Volume kegiatan dinyatakan dengan symbol X
Biaya tetap total dinyatakan dengan symbol a
Biaya variable per unit dinyatakan dengan symbol b
Maka fungsi biaya tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :
Y = a + b.X
Metode Penentuan Pola Perilaku Biaya
Terdapat tiga pendekatan dalam menentukan Pola Perilaku Biaya :

1. Pendekatan Intuisi Merupakan pendekatan yang didasarkan intuisi manajemen.


Intuisi tersebut bisa didasari atas surat-surat keputusan, kontrak-kontrak kerja dengan
pihak lain dan sebagainya. Ex : Manajemen menetapkan bahwa biaya
penyusutan merupakan biaya tetap, biaya komisi merupakan biaya variable dan lain
sebagainya.
2. Pendekatan Analisis Enjinering Yang didasarkan pada hubungan fisik yang jelas antara
masukan (input) dengan keluaran (output).
Misalnya: sebuah perusahaan yang memproduksi mobil, maka sebuah mobil secara fisik
dapat diketahui bahwa akan memerlukan sebuah mesin, 4 buah ban, dan lain sebagainya.
Dengan demikian harga ban merupakan harga yang membentuk biaya variable. Insinyur
dan atau tenaga kerja yang terlibat langsung dengan pengolahan fisik mobil tersebut,
biaya gaji atau upah mereka merupakan biaya variable.
3. Pendekatan Analisis Data Biaya Masa Lalu. Pendekatan yang didasarkan pada data
biaya masa lalu.
Pendekatan ini berasumsi bahwa biaya dimasa yang akan dating sama perilakunya
dengan biaya di masa yang lalu. Data biaya masa lalu dianalisis untuk mengetahui
perilaku masing-masing biaya.

Ada beberapa metode untuk menentukan pola perilaku biaya dengan analisis perilaku
biaya masa lalu, antara lain :

1. Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah. Merupakan sebuah cara /metode
untuk menganalisis biaya masa lalu pada volume kegiatan yang tertinggi dan
volume kegiatan yang terendah. Contoh : Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva
tetap pabrik tahun 1988 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan data diatas, volume produksi tertinggi adalah bulan April 1988 yaitu,
1.300 unit dengan biaya Rp. 250.000, sedangkan volume produksi terendah
adalah bulan September 1988 yakni 100 unit dengan biaya Rp. 150.000.
Selanjutnya volume produksi dan biaya pada kedua titik tertinggi dan terendah
tersebut dianalisis dengan cara menghitung selisih diantara keduanya.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Selisih tersebut merupakan unsure variable dari biaya yang bersangkutan. Selisih
per unit yakni dengan membagi selisih biaya dengan selisih volume merupakan
biaya variable per unit atau dalam fungsi biaya tersebut diatas dinyatakan dalam
symbol b. Untuk a (biaya tetap total) dihitung dengan cara menghitung selisih
antara total biaya dengan total biaya variable, sebagai contoh untuk biaya pada
bulan April 1988 :
Total biaya (Y) = Rp. 250.000
Total biaya variable (Rp. 500.000 x 300) = Rp. 150.000
Total biaya tetap (a) = Rp. 100.000

Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan dapat dinyatakan sbg
berikut :
Y = 100.000 + 500 . x

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa dalam metode titik tertinggi dan
titik terendah yang pertama kali ditentukan adalah biaya variable. Setelah biaya
variable per unit dapat ditentukan baru ditentukan biaya tetapnya.

2. Metode Biaya Cadangan

Analisis perilaku biaya dalam metode ini adalah dengan terlebih dahulu
menentukan unsur biaya tetap dari biaya yang bersangkutan. Hal ini berbeda
dengan metode pertama yang menentukan unsure variable terlebih dahulu.

Penentuan unsur biaya tetap dilakukan dengan cara menghentikan kegiatan


perusahaan untuk sementara waktu. Dengan cara ini diketahui besarnya biaya
yang terjadi jika perusahaan berhenti kegiatannya. Biaya yang timbul selama
kegiatan perusahaan dihentikan disebut biaya cadangan (standby cost), yang
merupakan unsure biaya tetap dari biaya yang dianalisis. Selisih antara biaya
cadangan dengan biaya yang terjadi selama kegiatan perusahaan berjalan
merupakan unsure biaya variable.
Contoh :
Biaya listrik pada tingkat produksi 100.000 unit adalah Rp. 1.200.000 sedangkan
biaya listrik yang harus dibayar pada saat kegiatan produksi dihentikan (produksi
sama dengan nol) adalah sebesar Rp. 800.000. dari data tersebut diatas penentuan
pola perilaku biaya listrik adalah sbb :

dengan demikian fungsi biaya listrik adalah : Y = 800.000 + 4 . x

Anda mungkin juga menyukai