Anda di halaman 1dari 9

Makalah Akuntansi Sektor Publik

SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Oleh :

Puteri 190211004
Maqfirah 190211004
Maitsa 190211012
Riva 190211012
Nadhira

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
2020
A. SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan

dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar

lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam mengambil keputusan.

Penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dipertanggung-jelaskan

serta dapat diterima secara umum, didasari pada prinsip akuntansi, prosedur-prosedur, metode-

metode, serta teknik-teknik yang tercakup dalam ruang lingkup akuntansi. Aturan penyusunan suatu

laporan keuangan dapat disebut sebagai siklus akuntansi.

“…..Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi keuangan, peringkasannya, dan

pelaporan keuangan….”
Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi suatu periode

akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan selama

periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya dimulailah siklus akuntansi

mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan ke dalam buku besar, dan penyiapan

laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan pada akhir periode termasuk

mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya

langkah yang harus dilakukan pada akhir periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa

sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan dan

pemindahbukuan selama periode tersebut membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan

pekerjaan di akhir periode.

1. Proses Pencatatan Siklus Akuntansi

Sekali lagi siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur kegiatan akuntansi dalam suatu

periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan keuangan dan

penutupan pembukuan secara keseluruhan, dan siap untuk pencatatan transaksi periode

selanjutnya. Alur proses siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu:

Tahap-tahap dalam Siklus Akuntansi


Sumber : Bastian: 2006:214

Urutan perancangan komponen siklus akuntansi meliputi:


Urutan siklus akuntansi menunjukkan posisi strategis dari chart of account (bagan

perkiraan/daftar akun). Untuk dapat menyediakan data, setiap transaksi perlu diklasifikasikan,

diringkas, dan kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Mulai dari kegiatan pencatatan sampai

dengan penyajian disebut proses akuntansi yang terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut:

a. Pencatatan dan pengolongan

Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Transaksi-transaksi yang sama yang sering

terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.

b. Peringkasan/pengikhtisaran

Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam buku jurnal, setiap bulan atau

periode tertentu diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening buku besar.

c. Penyajian/Pelaporan

Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan dalam bentuk

laporan keuangan yaitu neraca, laporan surplus defisit, laporan arus kas dan laporan perubahan

ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan penyusunan laporan keuangan biasanya dilakukan melalui

neraca lajur (kertas kerja).

Proses akuntansi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal setiap terjadi transaksi secara kronologis.

Tembusan bukti-bukti pembukuan dibukukan ke dalam buku pembantu setiap terjadi transaksi.

Setiap bulan atau periode tertentu, buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke akun-akun dalam buku

besar. Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan-laporan keuangan. Sistem akuntansi yang

baik dapat memastikan berjalannya proses penyusunan laporan keuangan, seperti:


1. Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap transaksi dan digunakan

sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.

2. Buku-buku jurnal, sering disebut dengan buku catatan pertama, merupakan buku yang

digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sesuai dengan tanggal terjadinya (kronologis), dan

sumber pencatatannya berasal dari bukti-bukti pembukuan. Apabila suatu transaksi yang sama

sering terjadi, biasanya dibuatkan buku jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat suatu jenis

transaksi tertentu seperti jurnal pengeluaran kas, dan lain-lain.

Akun-akun, buku besar, dan catatan yang ada dalam buku jurnal akan dipindahkan ke dalam

akun-akun yang sesuai. Akun-akun ini disusun dalam format yang akan memudahkan penyusunan

laporan keuangan. Kumpulan dari akun-akun ini disebut sebagai buku besar. Akun-akun dalam buku

besar ini bisa diklasifikasikan menjadi kelompok akun riil, nominal, dan campuran.

Akun riil adalah akun-akun aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang merupakan pos-pos neraca,

sehingga akun-akun riil itu merupakan akun-akun neraca. Akun nominal adalah akun-akun

pendapatan, biaya, dan surplus/defisit yang merupakan pos-pos dalam laporan surplus/defisit,

sehingga akun-akun nominal itu merupakan akun surplus/defisit.

Akun campuran adalah akun-akun yang saldonya mengandung unsur-unsur akun riil dan

nominal. Setiap akhir periode, akun-akun campuran ini perlu dianalisis dan dipisahkan menjadi akun

riil dan nominal. Contoh akun-akun campuran adalah akun pembantu kantor yang didalamnya terdiri

dari jumlah bahan pembantu yang digunakan dan persediaan bahan pembantu.

2. Proses Pencatatan Siklus Akuntansi Sektor Publik

Ketika melakukan pencatatan akuntansi, basis akuntansi dan fokus pengukuran merupakan

duahal yang penting. Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi

diakuiatau dicatat, sedangkan fokus pengukuran menentukan aset atau kewajiban apa saja yang

akandiakui dalam neraca. Kedua hal ini juga saling berkaitan. Ketika basis kas dipilih, maka

transaksi dicatat pada saat kas diterima dan dibayarkan sehingga hanya akun kas dan ekuitas yang
dilaporkan dalam Neraca. Lain halnya ketika basis akrual yang digunakan, transaksi akan

dicatat jika secara ekonomi telah terjadi, tanpa harus menunggu kas diterima atau dibayarkan.

Akibatnya, dengan basis akrual ini, akun-akun yang dilaporkan dalam Neraca tidak sebatas akunkas

saja, namun semua sumber daya yang dimiliki, utang, dan ekuitas. Keunggulan penggunaan basis

akrual ini adalah informasi yang disajikan dalam Neraca akan lebih komprehensif karena

mempresentasikan seluruh sumber daya yang  dimiliki entitas.

Sayangnya, basis akrual sepenuhnya ini belum  bisa diterapkan oleh semua entitas

akuntansi.Entitas pemerintah  merupakan entitas yang memiliki karakteristik unik dalam basis

akuntansinya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang mengatur

StandarAkuntansi Pemerintahan (SAP), basis akuntansi yang digunakan entitas pemerintah adalah

basis kas menuju akrual (cash toward accrual ). Dengan basis ini, aset, kewajiban, dan ekuitas dana

dicatat dengan berbasis akrual sedangkan komponen Laporan Realisasi Anggaran seperti

pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat dengan basis kas. Konsekuensi dari penggunaan basis

kas menuju akrual ini adalah dibutuhkannya penggunaan jurnal korolari. Untuk

memudahkan pemahaman, penulis akan memberikan bagai- mana jurnal korolari ini digunakan.

 Contoh pertama, misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 100.000.000 secara

tunai. Karena segala pengeluaran yang melibatkan kas harus disajikan dalam Laporan Realisasi

Anggaran dengan basis kas, maka transaksi ini akan dicatat dengan cara:

Belanja Kendaraan Rp100.000.000

          Kas Rp 100.000.000

Belanja kendaraan merupakan akun nominal yang akan disajikan dalam Laporan Realisasi

Anggaran, sedangkan kas merupakan akun riil yang akan disajikan dalam Neraca. Akibatnya,apabila

hanya jurnal tersebut yang dibuat, maka hanya akun kas yang disajikan sebagai bagianaktiva Neraca.

Padahal, menurut SAP, Neraca pemerintah harus disajikan dengan basis akrualatau

memperesentasikan semua sumber daya yang dimiliki dan tidak terbatas kas saja. Karena itulah,
dibutuhkan jurnal tambahan yaitu jurnal korolari sebagai solusi penerapan basis kas menuju akrual

ini. Masih mengacu pada transaksi di atas, maka pencatatan yang sebaiknya adalah:

Belanja Kendaraan Rp. 100.000.000

           Kas Rp. 100.000.000

Jurnal Korolari:

Kendaraan Rp. 100.000.000

Ekuitas dana yang  Rp. 100.000.000
diinvestasikan dalam
aset 
Dengan adanya jurnal korolari, belanja kendaraan telah sesuai dicatat dengan basis kas dan

disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran. Disisi lain, Neraca telah disajikan dengan basis akrual

karena  mempresentasikan semua sumber daya yang dimiliki dimana akun yang disajikandalam

Neraca tidak hanya kas dan ekuitas dana, tetapi juga aset tetap seperti kendaraan.

Contoh lain, misalnya Pemerintah Daerah melakukan pinjaman kepada Pemerintah Pusat

sebesar Rp 50.000.000 yang akan jatuh tempo dalam lima tahun mendatang dengan bunga pinjaman

10% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap tahun pada tanggal 15 januari. Jurnal yang

akandibuat pada akhir tahun berdasarkan basis akrual adalah pengakuan utang bunga yaitu sebesar

Rp5.000.000 (10%*Rp50.000.000). Jurnalnya sebagai berikut:

Jurnal Korolari:

Ekuitas dana yang Rp 5.000.000


harus disediakan
untuk pembayaran
bunga
Utang bunga  Rp 5.000.000                                                 

Sedangkan jurnal yang dibuat ketika pembayaran bunga (15 Januari) adalah:

Belanja bunga Rp 5.000.000

Kas Rp 5.000.000

Utang bunga Rp 5.000.000
     Ekuitas dana yang Rp 5.000.000
harus disediakan untuk 
pembayaran bunga 

Pencatatan transaksi tersebut telah sesuai dengan SAP karena telah menyajikan akun Neraca

dengan basis akrual dan menyajikan akun Laporan Reliasasi Anggaran dengan basis kas.Maka dapat

disimpulkan, jurnal korolari ini penting supaya transaksi yang melibatkan akun riilselain kas bisa

tetap disajikan dalam Neraca dan disisi lain komponen Laporan RealisasiAnggaran seperti

pendapatan, belanja, dan pembiayaan tetap dapat pula disajikan.

Dalam kaitannya dengan anggaran APBN maupun APBD, perencanaan manajerial, serta proses

pengawasan dalam entitas pemerintah dengan sistem akuntansi dapat digambarkan dalam bagan alir

dibawah ini. Bagan alir itu merupakan perpaduan antara sistem pengendalian manajemen entitas

pemerintah dengan sistem akuntansinya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37302736/MAKALAH_TEKNIK_AKUNTANSI_SEKTOR_PUBLIK_

DAN_SIKLUS_AKUNTANSI

https://datakata.wordpress.com/2013/12/03/siklus-akuntansi-sektor-publik/

Anda mungkin juga menyukai