Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Nurul Adkha

NIM : 17.1364.S

KELAS : 7C (S1 KEPERAWATAN)

Kasus : Problem Solving Penanganan Pasien TB-MDR dengan Metode 4M

Pada saat ini  kasus TB-MDR terus meningkat dari tahun ke tahun, angka
kesembuhan yang rendah, waktu yang dibutuhkan penyembuhan yang lama  dan biaya
pengobatan yang sangat besar (100 x lipat). Solusi operasional dan problem solving belum
berdasarkan analisis 4 M (man, material, metode dan mesin) sehingga masalah masih terus
berulang dari problem yang sama. Kritik terhadap masalah terulangnya berdasarkan 4 antara
lain berdasarkan faktor manusia,  Dari sisi perawat terdapat discharge planning tidak adekuat,
Dari sisi dokter disebabkan pemberian karena diagnosis tidak tepat, pengobatan tidak
menggunakan panduan yang tepat, dosis jenis dan jumlah obat dan jangka waktu pengobatan
tidak adekuat dan penyuluhan kepada pasien tidak adekuat. Dari sisi pasien tidak mematuhi
atuaran dokter/perawat, tidak teratur meminum obat anti tuberkolosis, menghentikan
pengobatan secara sepihak sebelum waktunya sebagai akar masalahnya adalah pengetahuan
tingkat resiko yang rendah  dan efek samping gangguan penyerapan obat. Dari PMO tidak
selalu ditempat dan mendampingi pasien.

No. Aspek Uraian


1. Diagnosa permasalahan TB-MDR (Penanganan Pasien TB-MDR
dengan Metode 4M)
2. Menganalisa sebab akibat 4 faktor atau sebab belum tercapainya
pengobatan TB secara efektif yaitu :
a. Faktor manusia :
Dari investigasi dari faktor manusia
memerhatikan dari pasien, dokter,
perawat dan pendamping minum obat.
Dari faktor pasien kritiknya disebabkan
factor keasadaran yang kurang  hal ini
disebabkan karena pengetahuan potensi,
resiko terhadap TB yang rendah. Dari sisi
perawat terdapat discharge planning tidak
adekuat, dari sisi dokter disebabkan
pemberian karena diagnosis tidak tepat,
pengobatan tidak menggunakan panduan
yang tepat, dosis jenis dan jumlah obat
dan jangka waktu pengobatan tidak
adekuat dan penyuluhan kepada pasien
tidak adekuat. Dari sisi pasien tidak
mematuhi atuaran dokter/perawat, tidak
teratur meminum obat anti
tuberkolosis, menghentikan pengobatan
secara sepihak sebelum waktunya sebagai
akar masalahnya adalah pengetahuan
tingkat resiko yang rendah dan efek
samping gangguan penyerapan obat. Dari
PMO tidak selalu ditempat dan
mendampingi pasien.
b. Fakor material :
Disebabkan karena tidak tersedianya obat
yang disediakan oleh pemerintah
Indonesia contoh capreomycin, sikloserin,
PAS dan etionamit.
c. Faktor alat :
Pasien belum menggunakan alat
pengingat saat minum obat dengan
menggunakan alarm dari handphone,  jam
alarm dan sejenisnya.
d. Faktor metode
Panduan minum obat tidak tersedia dan
diberikan saat discharge planning.

3. Menghimpun berbagai alternatif a. Mengoptimalkan peran perawat


pemecahan komunitas untuk memantau
pemberian minum obat tepat waktu
b. Monitor ketersedian obat.
c. Membuat jejaring antara perawat
komunitas dengan pasien melalui
media sosial seperti WhatsApp, BBM
massanger atau aplikasi teknologi
sejenis  lainnya.
d. Dilakukan pemeriksaan biakan MTB
dan resistensi obat lebih dini.
4. Memiliki alternatif yang paling a. Peningkatan awareness tentang resiko
tepat terjadi TB-MDR dengan
meningkatkan  kinerja tenaga
kesehatan antara perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan,
dokter dengan memberikan
pengobatan dan pendamping minum
obat dapat berkolaborasi agar
program yang telah direncanakan
bisa berjalan dengan baik dan optimal
melalui pernyuluhan discharge
planning.
b. Penyediaan obat capreomycin,
sikloserin, PAS dan etionamit di
poliklinik (poliDOTs) pelayanan
kesehatan dan perbaikan pengadaan
khusus jenis obat seperti rifamphisin.
c. Menyediakan alat pengingat khusus
seperti handphone sebagai pengganti
Orang/Pendamping minum obat.
d. Distribusi obat secara langsung atau
door to door ke tempat tinggal pasien.

Anda mungkin juga menyukai