Disusun oleh:
1. Grefta Jessika S. (H0720077)
2. Hasbiya Rizqy S.S.P. (H0720080)
3. Hibatulloh Azizi (H0720084)
4. Ivan Avicenna A. (H0720094)
5. Linda Rahmawati (H0720099)
6. M. Fariz Fakrurrahman (H0720100)
KELAS C
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2020
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
E. Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia untuk
Masa Depan........................................................................................................14
F. Contoh Kasus……………………………………………………………….16
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan urgensi pancasila dalam arus sejarah bangsa
Indonesia?
2. Apa alasan diperlukannya pancasila dalam kajian sejarah bangsa
Indonesia?
3. Bagaimana sumber historis, sosiologis, politis tentang pancasila dalam
kajian sejarah bangsa Indonesia?
4. Bagaiman argumen tentang dinamika dan tantangan pancasila dalam
kajian sejarah bangsa Indonesia?
5. Bagaimana esensi dan urgensi pancasila dalam kajian sejarah bangsa
Indonesia untuk masa depan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi pancasila dalam arus sejarah
bangsa Indonesia
2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya pancasila dalam kajian sejarah
bangsa Indonesia
3. Untuk mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang pancasila
dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
4. Untuk mengetahui argumen tentang dinamika dan tantangan pancasila
dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
5. Untuk mengetahui esensi dan urgensi pancasila dalam kajian sejarah
bangsa Indonesia untuk masa depan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Jakarta) yang sekarang dikenal dengan gedung Pancasila. Dalam
sidangnya, BPUPKI membahas tentang dasar negara. Di antara
anggota BPUPKI tersebut, terdapat 3 tokoh yang menyampaikan
gagasannya tentang dasar Negara Indonesia Merdeka. Orang pertama
yang menyampaikan gagasan secara lisan yaitu Muh. Yamin tepat
pada tanggal 29 Mei 1945 (hari pertama sidang diadakan). Rumusan
dasar negara yang diusulkan Muh.Yamin berisi: Peri Kebangsaan, Peri
Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan
Rakyat. Selain itu Muh. Yamin juga mengusulkan secara tertulis
yaitu : 1)Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kebengsaan Persatuan
Indonesia 3)Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab 4)kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan 5)Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
4
BPUPKI. Panitia Kecil beranggotakan 8 orang dengan Ir. Soekarno
sebagai ketuanya. Anggota dari Panitia Kecil yaitu: Ir. Soekarno, Drs.
Muh. Hatta, K.H. Wachid Hasjim, Mr. A.A. Maramis, Ki Bagus
Hadikusumo, Muh. Yamin, R. Otto Iskandar Dinata, dan M.Sutardjo
Kartohadikusumo
5
kosong dari kekuasan dan dimanfaatkan oleh tokoh Indonesia untuk
segera memproklamasikan akemerdekaan Indonesia.
6
“Ketuhanan Yang Maha Esa” atas usul masyarakat Indonesia bagian
Timur.
Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia kembali menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) yang sebelumnya
Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan dibentuk Undang-Undang
Sementara 1950. Dalam UUDS 1950, pemilu pertama diadakan pada
tanggal 29 September untuk memilih anggota DPR dan pemilu kedua
pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih Badan Konstituante.
Dalam melaksanakan sidangnya, Badan Konstituante gagal untuk
menetapkan UUD baru. Kemudian, Presiden Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berbunyi : Pembubaran
konstituante , Berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
1950 dan akan dibentuk MPRS dan DPRS
Identitas Nasional berasal dari dua kata, yaitu kata Identitas yang
berarti ciri khas atau jati diri dari seseorang atau kelompok yang dapat
membuatnya berbeda dengan yang lainnya dan kata Nasional
menggambarkan konsep kebangsaan, serta merujuk pada kelompok yang
terikat oleh kesamaan ras, agama, budaya, Bahasa, dan lain-lain.
Sedangkan identitas nasional sendiri merupakan ideologi negara,
7
pandangan hidup bangsa, dan juga kepribadian bangsa sehingga mencapai
kedudukan tertinggi dan dapat membedakan dengan negara tersebut
dengan negara lainnya. Terdapat beberapa factor pendorong lahirnya
identitas nasional, yaitu obyektif (geografis,ekologis dan demografis) ,
subyektif (historis, sosial, politik,dan kebudayaan), primer, pendorong,
penarik, dan reaktif.
8
nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan
kebenarannya. Bahkan pancasila dibentuk juga dengan menggali nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia. Walaupun masih banyak kemungkinan bahwa tiap
sil dalam pancasila bersifat universal, kelima sila itu sudah menjadi ciri
khas bangsa Indonesia karena kesatuan yang tak bisa terpisahkan dan
membuat bangsa Indonesia berbeda dengan ciri khas Negara Indonesia.
Oleh karena itu, pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia itu
sendiri yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak keberadannya
sebagai sebuah bangsa.
9
dan tingkah laku serta amal/perbuatan. Beberapa bentuk nilai karakter jiwa
bangsa berhubungan dengan pancasila adalah keimanan dan ketakwaan,
kejujuran, kedisiplinan, keikhlasan, dan tanggung jawab.
10
tersebut sebagai tempat meminta tolong. 2. Keyakinan manusia bahwa
kesejahteraannya di dunia dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya
hubungan dengan kekuatan gaib dimaksud. 3. Respon yang bersifat
emosional dari manusia. 4. Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci,
dalam bentuk kekuatan gaib dalam kitab yang mengandung ajaran-ajaran
agama bersangkutan dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.
11
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
12
100 Jam bagi Mahasiswa Baru Universitas/Institut/Akademi Negeri dan
Swasta, selanjutnya diterbitkan SK pada tanggal 13 April 1984, No. KEP-
24/BP-7/IV/1984, tentang Pedoman Penyusunan Materi Khusus sesuai
Bidang Ilmu yang Diasuh Fakultas/Akademik dalam Rangka
Penyelenggaran Penataran P-4 Pola Pendukung 100 Jam Bagi Mahasiswa
Baru Universitas/Institut/Akademik Negeri dan Swasta.
13
3. SK Dirjen Dikti, Nomor 38/Dikti/Kep/2002, tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi.
14
tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika.
2. Pasal 35 Ayat (3), menentukan bahwa kurikulum pendidikan tinggi
wajib memuat mata kuliah : Agama, Pancasila, Kewarganegaraan,
dan Bahasa Indonesia.
2) Tantangan Pancasila
15
menimbulkan tekad untuk mewujudkannya, maka sudah seharusnya nilai
pancasila dipahami dan diterapkan dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Sedangkan, urgensi pendidikan Pancasila bertujuan untuk dapat memperkokoh
jiwa kebangsaan mahasiswa sehingga menjadi dorongan bagi calon pemimpin
bangsa di berbagai bidang dan tingkatan.
16
Keberadaan pendidikan Pancasila merupakan suatu yang esensial bagi
program studi di perguruan tinggi. Oleh karena itu, Pancasila perlu diajarkan
secara luas melalui mata kuliah pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.
Dengan demikian, pemahaman nilai-nilai Pancasila bagi mahasiswa sangat
penting untuk menentukan eksistensi dan kejayaan bangsa di masa depan.
F. CONTOH KASUS
Hari Lahir Pancasila yang diperingati pada tanggal 1 Juni menjadai hari
libur nasional. Momentum bersejarah ini identik dengan gagasan Soekarno yang
diungkapkan dalam sidang Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945. Soekarno menyatakan
perlunya bangsa ini memiliki dasar negara sebagai pedoman. Lima prinsip
Soekarno akhirnya dikaji ulang dan disetujui. Sampai sekarang momentum itu
diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.
Menurut Orde Baru, Hari Lahir Pancasila adalah tanggal 18 Agustus 1945,
karena Pancasila sebagi dasar negara, maka resmi lahir ketika PPKI (Panitian
Persiapan Kemerdekaan Indonesi) mengesahkan konstitusi negara, yakni UUD
1945 pada 18 Agustus 1945. Situasi ini menjadi polemik di masyarakat dan
akhirnya pada Juni 1987, Ketua DPR/MPR, H Amirmachmud mengimbau untuk
menghentikan polemik tersebut dan memberikan pengertian kepada publik bahwa
Indonesia menganut demokrasi tak melarang warganya mengeluarkan pendapat
mengenai Pancasila.
17
Era Jokowi
Namun Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun berpendapat bahwa Hari
Lahir Pancasila sebagai dasar negara adalah tangal 18 Agustus, bukan 1 Juni 1945
seperti ynag telah ditetapkan saat ini. Memang pertama kali dilontarkan oleh
Presiden Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI. Namun, Pancasila
secara utuh sebagi dasar negara lahir pada 18 Agustus 1945. Pancasila mengalami
dinamika dan hasil pemikiran tokoh-tokoh bangsa.
Sebagi bukti, sebelum pengesahan UUD 1945 Pda 18 Agustus 1945, sudah
dirumuskan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945 yang isinya hampiir sama dengan
Pancasila yang ada saat ini. hanya saja, sila pertama berbunyi Ketuhanan dengan
menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya. Dengan menetapkan Hari
Lahir Pancasila pada 1 Juni, hal itu mendiskreditkan peran tokoh-tokoh bangsa
lainnya yang juga bersumbangsih melahirkan Pancasila. “Kita tidak bisa
menafikkan jika peran Soekarno sangat besar, namun Pancasila adalah hasil
gotong-royong bersama tokoh bangsa lainnya”.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia dimulai dari periode
pengusulan pancasila, periode perumusan Pancasila dan periode pengesahan
pancasila dengan proses yang rumit serta dalam waktu yang panjang.
Arus sejarah memberikan gambaran bahwa bangsa memerlukan
suatu konsepsi dan cita-cita. Pancasila merupakan hasil rangkuman nilai-
nilai yang diyakini sudah ada jauh sebelum bangsa Indonesia lahir. Hal
tersebut memberikan pemahaman tentang arus sejarah bangsa Indonesia.
B. Saran
Adapun saran kami sertakan untuk membuat makalah ini menjadi
lebih baik, ialah dengan mengintensifkan analisis kasus dengan
19
mengadakan survei terhadap khalayak umum dengan batasan responden
yang telah ditentukan
DAFTAR PUSTAKA
Syarif, Mujar Ibnu. (2016). Spirit Piagam Jakarta dalam UUD 1945. Jurnal Cita
Hukum, 4, 15-32.
Kultural, J. S., Riset, L., Sega Gumelar, M., Kunci, K., Sila, :, Pemarginalan, P.,
& Hegeformaslavery, T. (2018). Pemarginalan Terstruktur: Implikasi Sila
3
Ketuhanan Yang Maha Esa´dariEsa´dari Pancasila Terhadap Sila Lainnya.
In Jurnal Studi Kultural. Retrieved from
http://journals.an1mage.net/index.php/ajsk
Ristekdikti. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2016
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib
Umum Pancasila. Jakarta : Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan,
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
20
ngantar%20Pendidikan%20Pancasila.pdf, diakses pada 23 September 2020 pukul
20.17 WIB
21