Terdapat dua jenis angina yang dapat menyerang, yaitu angina stabil dan angina tidak stabil.
Angina stabil disebabkan oleh pemicu tertentu seperti olahraga berat, stres, masalah
pencernaan, atau kondisi medis lain yang mendorong jantung bekerja lebih keras. Cuaca
dingin juga bisa menjadi salah satu pemicu gejala angina terjadi. Nyeri dada biasanya akan
membaik dalam jangka waktu 5 menit setelah beristirahat atau mengonsumsi obat. Walaupun
tidak berbahaya, angina stabil berpotensi mengakibatkan serangan jantung atau stroke jika
tidak ditangani dengan tepat.
Sedangkan, angina tidak stabil merupakan nyeri dada yang dirasakan tanpa penyebab awal
yang jelas dan biasanya tidak kunjung membaik setelah beristirahat atau mengonsumsi obat.
Rasa nyeri yang dialami lebih lama dibanding angina stabil, yaitu sekitar 30 menit. Ini
merupakan kondisi darurat dan membutuhkan penanganan medis segera.
Dalam kondisi tertentu, penderita juga dapat mengalami angina varian, atau angina
Prinzmetal, yaitu nyeri hebat yang terjadi saat seseorang sedang beristirahat. Hal ini dipicu
oleh kejang urat atau penyempitan arteri sementara, dan dapat mereda dengan obat-obatan.
Pusing.
Mudah lelah.
Gelisah.
Keringat berlebih.
Segera temui dokter atau kunjungi rumah sakit terdekat jika nyeri dada tidak kunjung reda,
walaupun sudah beristirahat atau mengonsumsi obat-obatan.
Tes darah untuk memantau potensi pemicu, seperti kadar kolestrol, glukosa, protein
C-reaktif (CRP), dan fungsi organ hati.
Nyeri menyebar ke anggota tubuh lainnya seperti punggung, bahu, lengan, rahang,
gigi, dan perut.
Mual.
Muntah.
Napas pendek.
Keringat dingin.
Pingsan.
Mengonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat, seperti nasi merah, roti, pasta,
sayur-sayuran, dan buah-buahan.
Mengurangi makanan tinggi lemak jenuh dan tidak jenuh seperti sosis, daging
berlemak, pai daging, mentega, keju, lemak babi, ikan goreng, alpukat, kue, biskuit, serta
makanan-makanan yang mengandung minyak kelapa murni, kelapa sawit, atau minyak
zaitun.
Melakukan olahraga ringan seperti jalan cepat, berenang, atau bersepeda secara rutin
atau sesuai saran dokter. Hindari olahraga yang menguras tenaga, seperti tenis atau sepak
bola.