Anda di halaman 1dari 17

Ringkasan Jurnal

Jurnal 1

Judul Jurnal :Penggunaan Bahan Herbal dan Pendekatan Spiritual Untuk Mencegah
Stress Selama Karantina COVID-19

Tahun : 2020

Penulis : Anggita Rahmi Hafsari, Aep Saepulah, Ana Widiana, Risda Arba Ulfa

Latar Belakang

Penyakit COVID-19 sudah menjangkit seluruh negara yang ada di dunia. Saat ini, penanganan
penyebaran COVID-19 di seluruh dunia adalah dengan karantina yang berpedoman pada aturan
WHO. Namun, dampak dari karantina yang terlalu lama dikhawatirkan akan menimbulkan
dampak psikologis salah satunya adalah stress.

Dokter umunya memberikan obat penenang sintetis untuk mengurangi stress seperti
Benzodiazepin, yaitu obat penenang yang dapat membantu mengendurkan otot dan
menenangkan pikiran pasien. Namun obat ini memiliki efek samping seperti dapat menyebabkan
amnesia, depresi pernapasan sentral, memiliki efek aditif atau sinergis pada system saraf pusat
dan fungsi pernapasan. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mencari obat antidepresan
alami yang tidak memiliki efek berbahaya bagi tubuh.

Tujuan

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui jenis obat herbal memiliki efek dan aktivitas spiritual
yang dapat dilakukan untuk mencegah stress saat karantina.

Metode

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode studi literatur yang dikumpulkan melalui pencarian
elektronik di berbagai platform termasuk Google Scholar, Web Sains, dan PubMed.

Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian terdahulu mengenai uji in vitro dan in vivo, terdapat berbagai obat herbal
yang memiliki efek depresi, yaitu : Albizia julibrissin, Ginseng, dan Peony.
Kesimpulan

Dari studi literatur menunjukkan kegunaan beberapa obat-obatan herbal dalam mengurangi
kecemasan dan depresi, tetapi data konklusif untuk menunjukkan keunggulan dalam rasio
manfaat/risiko dari produk-produk ini dibandingkan obat-obatan saat ini masih kurang.

Jurnal 2

Judul Jurnal :Potensi Mineral Tanah Liat – Surfaktan untuk Aplikasi Bahan Sanitasi
dalam Pencegahan COVID-19: Pembelajaran dari Taharah yang
Menggunakan Tanah

Tahun : 2020

Penulis : Dede Suhendar, Asep Supriadin, Gina Giftia Azmiana Delilah, Tety
Sudiarti

Latar Belakang

Berdasarkan tata cara menyucikan benda-benda dari najis air liur anjing, tanah untuk
menyucikannya adalah tanah yang dicampur dengan air. Dengan dicampurkannya dengan air,
zat-zat aktif kandungan tanah akan melarut. Secara umum, yang terlarut dari tanah adalah
senyawa-senyawa silika, mineral-mineral tanah liat, dan humus (Sposito, 1984). Kami
memprediksi bahwa fungsi tanah untuk dapat membersihkan zat-zat organik berbahaya dan
menonaktifkan dari bakteri dan virus datang dari karakteristik kimia dan fisika mineral-mineral
tanah liat, sebagaimana yang diulas oleh Williams dan Haydel (2010) dan Williams dkk. (2011).

Penggunaan alkohol sebenarnya bukanlah ide yang baik dalam menangani wabah skala besar ini,
selain masih dipermasalahkan kehalalannya bagi muslim, juga memiliki rsiko gangguan akut
pada sistem syaraf motorik karena terpaparnya penciuman terhadap uap etanol (Nadeau dkk.,
2003). Menggunaan zat-zat antiseptik atau disinfektan sebenarnya memiliki fungsi yang sama
dengan aktivitas bersuci dengan menyucikan benda dari najis. Untuk dapat memahami secara
sederhana dan cepat tentang mineral-mineral tanah liat memiliki potensi bahan aktif sanitasi
yang ramah lingkungan maka perlu dikaji melalui tinjauan pustaka secara sistematik.

Tujuan

Untuk dapat memahami secara sederhana dan cepat tentang mineral-mineral tanah liat memiliki
potensi bahan aktif sanitasi yang ramah lingkungan maka perlu dikaji melalui tinjauan pustaka
secara sistematik.

Metode

Jenis karya tulis ilmiah yang diangkat ini adalah tinjauan pustaka secara sistematis (systematic
literature review). Metodologi dalam penulisan karya tulis ini dimulai dengan pengangkatan
masalah dan urgensinya yang telah disampaikan dalam bagian pendahuluan, dilanjutkan dengan
tinjauan pustaka yang dapat menjadi bahan pembahasan.

Hasil

Temuan mutakhir menunjukkan pula bahwa humus memiliki sifat surfaktan. Gabungan tanah liat
berukuran skala nanometer dengan surfaktan menunjukkan memiliki sifat antibakteri dan virus
dalam spektrum yang luas (Liang dkk., 2014). Tanpa rekayasapun, keaadaan alamiah suspensi
tanah liat dan humus memiliki daya antibakteri, seperti hasil uji terhadap penggunaan lumpur
yang sama efektifnya dengan penggunaan sabun dalam aktivitasnya melawan koloni bakteri-
bakteri penyebab diare (Hoque dan Briend, 1991). Dalam kondisi yang terkontrol dengan
intensitas dan kekuatan menggosok yang sama terhadap tangan dan kemudian dibilas dengan air
yang banyak, baik tanah, abu, maupun sabun, memiliki kekuatan yang sama dalam
menghilangkan bakteri yang ada pada telapak tangan (Hoque, 2003).

Kesimpulan

Tanah liat secara alami memiliki sifat adsorben multifungsi, baik terhadap zat-zat berbahaya
maupun dalam menghambat dan menonaktifkan kuman-kuman, sehingga memiliki potensi untuk
bahan sanitasi. Jika mineral-mineral tanah liat akan diaplikasikan sebagai antivirus, cara terbaik
adalah dengan menjadikanpartikel-partikelnya terdispersi dalam skala ukuran nanometer.
Jurnal 3

Judul Jurnal :Etnobotani Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) Menurut Tradisi
War Wen Suku Kurudu Provinsi Papua

Tahun : 2020

Penulis : Moses Gotlief Rumperiai

Latar Belakang

Seluruh dunia telah melakukan berbagai upaya untuk melawan pandemic covid-19 tetapi belum
ditemukan obat spesifik pembasmi virus ini.

Sementara para ahli melakukan riset-riset terbaru untuk menemukan obat pembunuh virus
corona, penduduk primitif di berbagai belahan dunia tetap hidup dalam tradisinya menjaga
pengetahuan etnisnya tentang penyembuhan penyakit menggunakan tumbuh-tumbuhan
sebagaimana yang dilakukan oleh suku Kurudu. Sama seperti keyakinan etnis lainnya, suku
Kurudu pun yakin terhadap khasiat tumbuhan penyembuh penyakit. Suku Kurudu meyakini akan
adanya khasiat tiga jenis (spesies) tumbuhan yang dapat mencegah penyakit virus corona.

Tujuan

Tujuan artikel ini adalah mengetahui tradisi war wen suku Kurudu, mengetahui tiga jenis
tumbuhan yang digunakan oleh suku Kurudu dalam tradisi war wen, dan mengetahui cara
pencegahan virus corona dengan tradisi war wen.

Metode

Menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif analisis. Pengumpulan data menggunakan


Teknik observasi berperan serta (participant observation) dan wawancara semi terstruktur atau
wawancara mendalam (indepth interview). Analisis data dilakukan dengan cara cross-checking
(pemeriksaan silang) berbagai informasi dari semua informan, serta antara pendapat informan
dengan hasil observasi.

Hasil Penelitian
Telah dijelaskan oleh Ayub Masoka (wcr, 29/05/2020) bahwa suku Kurudu mengenal dan
mengonsumsi tiga spesies tumbuhan siri pada tradisi war wen, yaitu: nianggotr, manemyo, dan
nianggoi tu.

Pencegahan covid-19 oleh suku Kurudu dilakukan dengan cara mewajibkan setiap orang dewasa
dan anak-anak untuk melakukan tradisi War Wen minimal tiga kali sehari (pagi, siang, malam)
dengan menggunakan tiga spesies sirih secara bersama-sama. Penggunaan tiga spesies sirih
dalam tradisi War Wen suku Kurudu dilakukan dengan lima cara.

Kesimpulan

Tradisi war wen suku Kurudu adalah suatu kearifan lokal sebagai pengetahuan etnobotani
tentang pemanfaatan tumbuhan sirih (Piper sp) dan pinang (Areca catechu) sebagai rempah dan
obat. Tradisi war wen ini ternyata dapat mencegah infeksi virus corona di masa pandemic covid-
19.

Kenggulan tradisi war wen suku Kurudu dalam mencegah infeksi virus corona disebabkan oleh
tiga spesies tumbuhan sirih yang digunakan yaitu Nianggotr, Manemyo, dan Nianggoi tu.

Jurnal 4

Judul Jurnal :Traditional Chinese herbal medicine for treating novel coronavirus
(COVID-19) pneumonia: protocol for a systematic review and meta-analysis

Tahun : 2020

Penulis : Yuxi Li, Xiaobo Liu, Liuxue Guo, Juan Li, Dongling Zhong, Yonggang
Zhang, Mike Clarke and Rongjiang Jin

Latar Belakang

Jenis baru coronavirus, novel coronavirus (COVID-19), menyebabkan peningkatan jumlah kasus
pneumonia dan dinyatakan sebagai Emergency Health Public of Concern International oleh
Organisasi Kesehatan Dunia pada 30 Januari 2020. Virus ini pertama kali muncul di Wuhan,
Tiongkok, pada akhir Desember 2019, dan obat herbal tradisional Tiongkok sedang digunakan
untuk pengobatannya.
Tujuan

Untuk memeriksa bukti empiris dari efek obat herbal tradisional Cina untuk pneumonia COVID-
19.

Metode Penelitian

Jenis studi Uji acak dan uji klinis acak semu atau prospektif terkontrol yang telah menguji obat
herbal Tiongkok tradisional dengan atau tanpa pengobatan barat untuk COVID-19 akan
dimasukkan.

Analisis statistik akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak RevMan (versi 5.3.5)
dan perangkat lunak R (versi 3.6.1)

Diskusi

Studi ini akan memberikan sintesis berkualitas tinggi dari efek obat herbal tradisional China
untuk COVID-19. Penggunaan jamu tradisional Cina untuk pengobatan atau pencegahan infeksi
virus baru yang mempengaruhi pneumonia akan diselidiki.

Jurnal 5

Judul Jurnal : Jinhua Qinggan granule, a Chinese herbal medicine against COVID-19,
induces rapid changes in the plasma levels of IL-6 and IFN-γ

Tahun : 2020

Penulis : Yasunari Kageyama, Koichi Aida, Kimihiko Kawauchi, Masafumi


Morimoto Tomoka Ebisui, Tetsu Akiyama, Tsutomu Nakamura

Latar Belakang

Saat ini, vaksin efektif atau agen terapeutik spesifik terhadap COVID-19 tidak tersedia. Namun,
di Cina, obat-obatan herbal tradisional Cina telah disediakan manfaat terapi untuk pasien dengan
COVID-19. Granul Jinhua Qinggan (JHQGG) adalah sebuah Formula multi-herbal Cina
sebelumnya dikembangkan untuk pengobatan influenza dan H1N1 telah didorong untuk pasien
yang diduga secara klinis COVID-19 selama medis pengamatan. Namun, mekanisme imunologis
untuk kemanjuran JHQGG belum telah dikonfirmasi.

Tujuan

Kami dengan demikian memeriksa apakah pemberian JHQGG mempengaruhi hematologi dan
tindakan imunologis pada individu yang sehat.

Metode

Kami mendaftarkan 18 relawan sehat, yang semuanya dites negatif untuk antibody SARS-CoV-
2. Sampel darah tepi dikumpulkan 1 jam setelah pemberian oral JHQGG dan menjalani tes
hematologi, biokimia, dan sitokin.

Hasil Penelitian

JHQGG dengan cepat menginduksi penurunan yang signifikan dalam tingkat plasma IL-6 dan
peningkatan level plasma IFN-γ.

Kesimpulan

Temuan kami menunjukkan bahwa kemanjuran terapi JHQGG terhadap COVID-19, sebagian,
terkait dengan aktivitas imunomodulatornya yang cepat.

Jurnal 6

Judul Jurnal : Herbal Medicine for the Treatment of Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19): A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled
Trials

Tahun : 2020

Penulis : Lin Ang, Song Eunhye, Hye Won Lee dan Myeong Soo Lee

Latar Belakang

Pandemi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) telah menyebabkan wabah penyakit


pernapasan di seluruh dunia. Di masa lalu, obat herbal telah memainkan peran penting dalam
mengendalikan penyakit menular. Bukti klinis dari berbagai studi tentang jamu dalam
pengobatan SARS coronavirus (SARS-CoV) telah menunjukkan hasil yang signifikan, dan
mendukung gagasan bahwa jamu memiliki manfaat dalam pengobatan dan pencegahan penyakit
epidemi.

Sebuah meta-analisis yang baru-baru ini dilakukan juga menyimpulkan bahwa obat herbal dapat
mengurangi tingkat infeksi influenza H1N1.

Tujuan

Ulasan ini bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan dan efek samping dari obat-obatan herbal
untuk pengobatan COVID-19.

Metode

Dua belas database dicari sampai 12 Mei 2020. Uji acak terkontrol (RCT) dan kuasi-RCT
menilai Obat-obatan herbal untuk pengobatan COVID-19 memenuhi syarat. Seleksi studi dan
ekstraksi data dilakukan oleh dua pengulas independen. Risiko Cochrane dari alat bias digunakan
untuk penilaian risiko bias dalam semua RCT yang disertakan. Berarti di erences (MDs), risk
ratios (RRs) dan odds ratios (ORs) dengan interval kepercayaan 95% (CI) dihitung, dan ffffff
Ukuran lain dari studi dikumpulkan.

Hasil Penelitian

Tujuh RCT dengan total 855 pasien dilibatkan. Semua uji coba termasuk membandingkan terapi
kombinasi obat herbal dengan pengobatan Barat untuk pengobatan Barat saja. Terapi kombinasi
secara signifikan meningkatkan total tingkat efektif (RR 1,23, 95% CI 1,13 hingga 1,34, p <
0,001), tingkat hilangnya gejala batuk (RR 1,45, 95% CI 1,12 hingga 1,89, p = 0,005), dan
tingkat hilangnya gejala produksi dahak (RR 1,73, 95% CI 1,19-2,50, p = 0,004). Manfaat efek
dari terapi gabungan juga terlihat pada skor sindrom batuk TCM (MD - 1,18, 95% CI - 1,34
hingga - 1,03, p < 0,001), demam (MD - 0,62, 95% CI - 0,79 hingga - 0,45, p < 0,001), kering
dan sakit tenggorokan (MD - 0,83, 95% CI - 1,45 hingga - 0,20, p = 0,009), dan kelelahan (MD -
0,60, 95% CI - 1,04 hingga - 0,17, p = 0,007). Risiko bias secara keseluruhan dari studi yang
dimasukkan tidak jelas. Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan.

Kesimpulan
Signifikan beberapa terapi kombinasi obat herbal dengan pengobatan Barat ditemukan, dan
mengungkapkan peran potensial obat herbal dalam mengobati COVID-19. Dibutuhkan lebih
banyak RCT berkualitas tinggi untuk lebih memvalidasi keefektifan dan efek samping obat
herbal dalam pengobatan COVID-19.

Jurnal 7

Judul Jurnal : Combination of western medicine and Chinese traditional patent medicine
in treating a family case of COVID-19

Tahun : 2020

Penulis : Li Ni, Ling Zhou, Min Zhou, Jianping Zhao, Dao Wen Wang

Latar Belakang

Pada 14 Februari, jumlah con fi pasien dan kematian masing-masing adalah 37 914 dan 1123,
dan kematian COVID-19 adalah 2,96% di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, yang dianggap sebagai
asal dari fi kelompok pasien pertama [3]. Yang membingungkan dan hal yang kultus bagi dokter
adalah mereka tidak memiliki speci fi c obat untuk mengobati atau mencegah kejengkelan dan
komplikasi serius COVID-19 untuk pasien tersebut [4]. Dengan demikian, ramuan Cina menarik
perhatian kami, dan penyelidikan untuk berbagai uji klinis sedang berlangsung. Saat ini laporan
menggambarkan sebuah kasus keluarga, termasuk tiga kasus yang menerima pengobatan barat
dan perawatan obat tradisional Cina Shuanghuanglian cairan oral (SHL) dan mencapai
pemulihan yang cepat.

Tujuan

Laporan ini menjelaskan identitas fi kation, diagnosis, perjalanan klinis, dan manajemen tiga
kasus dari keluarga, menunjukkan efek terapi yang diharapkan dari SHL pada COVID-19, dan
menjamin uji klinis lebih lanjut.

Metode
Di sini kami melaporkan kasus keluarga pertama penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) di
Wuhan dan dirawat menggunakan kombinasi obat barat dan obat paten tradisional Cina
Shuanghuanglian oral liquid (SHL).

Hasil

Kasus 1 adalah wanita berusia 51 tahun. Pada 17 Januari 2020, pasien menunjukkan perasaan
tidak enak dan dingin pada umumnya. Pada 19 Januari, dia demam dengan suhu tubuh 37,3 ° C
dan mengalami diare dan muntah. Spesimen swab nasofaring diperoleh dan dikirim untuk
deteksi 2019-nCoV. Meskipun sabar ' Tes 2019-nCoV negatif, dia didiagnosis COVID-19 sesuai
dengan gejala dan tampilan CT dada. Pada hari yang sama, dia dimasukkan ke bangsal isolasi
dan mulai minum SHL oral (dua kali sehari, 20 mL sekali). Pada hari berikutnya, pemberian
SHL meningkat menjadi tiga kali sehari (20 mL sekali) tanpa menggunakan obat lain. Dari 29
hingga 31 Januari, pasien ' Gejala sembuh dengan penurunan suhu tubuh dari 37,3 ° C menjadi
36,5 ° C dan tanpa muntah dan diare. Pasien berangsur-angsur merasa kuat kecuali batuk ringan.
Setelah 6 Februari, pasien ' s gejala menghilang.

Kasus 2 adalah seorang perawat wanita berusia 27 tahun di pusat uji klinis Divisi Kardiologi
Rumah Sakit Tongji, Wuhan, anak perempuan dari kasus 1, yang merawat ibunya. Pada tanggal
26 Januari, pasien mengalami kelemahan ringan, diare, dan demam rendah. Mengingat riwayat
kontaknya dengan ibunya, dia juga ke ruang isolasi dan mulai mengambil SHL 20 mL sekali
selama tiga kali sehari tanpa mengambil lainnya. Suhu tubuhnya berkisar antara 37,5 ° C hingga
38,5 ° C selama 29 Januari hingga 31 dan menurun dari 37,5 ° C hingga 36,5 ° C pada 1
Februari. Semua gejala lain teratasi pada 2 Februari dengan nafsu makan dan semangat pulih.

Kasus 3 adalah laki-laki berusia 53 tahun, suami dari kasus 1 dan ayah dari kasus 2, yang
mengalami diare ringan, muntah, dan demam pada 26 Januari. Dia tidak demam, batuk, dan
sesak napas. Maka, pasien pun mulai mengisolasi dirinya di rumah dan mengambil SHL (20 mL
sekali, tiga kali sehari), moxi fl oxacin, dan arbidol pada 28 Januari. Sejak 2 Februari, semua
gejalanya sembuh dengan pengecualian mual

ringan, dan dia terus menggunakan SHL dengan obat lain. Pada 7 Februari, pasien pulih
sepenuhnya, dan tes RNA 2019-nCoV yang diulang negative.

Kesimpulan
Laporan ini menggambarkan fi kasus keluarga khas pertama COVID-19 yang diobati
menggunakan obat paten tradisional Cina SHL karena respons yang buruk terhadap perawatan
lain. Semua gejala mereka sembuh setelah menggunakan obat paten tradisional Cina SHL dan
cepat pulih tanpa efek samping yang jelas ketika pasien tidak menunjukkan respons dan gejala
mereka terus memburuk setelah perawatan lain, termasuk IVIG (5 g per hari) dan deksametason,
antibiotik, dan antivirus senyawa.

Laporan ini menunjukkan bahwa pengobatan SHL mungkin efektif untuk COVID-19 dan
menjamin uji klinis selanjutnya untuk mendapatkan bukti ilmiah untuk rekomendasi klinis.

Jurnal 8

Judul Jurnal : In Silico Screening of Potential Chinese Herbal Medicine Against COVID-
19 by Targeting SARS-CoV-2 3CLpro and Angiotensin Converting Enzyme
Ⅱ Using Molecular Docking

Tahun : 2020

Penulis : GAO Liang-qin, XU Jing, and CHEN Shao-dong

Latar Belakang

COVID-19 yang disebabkan oleh coronavirus baru ditandai oleh penyebaran yang cepat dan
luas, infektivitas yang kuat dan kerentanan umum populasi. Saat ini, tidak ada obat khusus untuk
itu. Studi-studi ini telah membawa harapan untuk mencari obat klinis yang efektif untuk
mencegah dan mengendalikan COVID-19, yang dapat membantu kita mengembangkan cara
yang lebih efektif untuk melawan COVID-19.

COVID-19 termasuk dalam kategori penyakit "epidemi" pengobatan Tiongkok (CM). Karena
CM telah memainkan peran aktif melalui integrasi pengobatan Cina dan Barat dalam pengobatan
COVID-19, kemanjuran klinisnya telah dipuji secara luas. Studi tentang Wang, et al ( 5)
menunjukkan bahwa tingkat kesembuhan pasien dengan pneumonia virus korona baru mungkin
berkorelasi positif dengan tingkat partisipasi pengobatan CM. Dalam "Program Diagnosis dan
Perawatan Novel Coronavirus Pneumonia (edisi percobaan ke-3)", ( 1) metode spesifik
pencegahan dan pengendalian CM diidentifikasi, dan secara terus-menerus ditambahkan dan
ditingkatkan pada edisi ke-4 hingga ke-7, ( 1) memainkan peran penting dalam pencegahan dan
pengendalian COVID-19.

Tujuan

Untuk mencari obat herbal Cina (CHM) potensial untuk pengobatan penyakit coronavirus 2019
(COVID-19) melalui docking molekul obat dengan SARS-CoV-2 3CL enzim hidrolitik dan
enzim pengonversi angiotensin Ⅱ (ACE2) sebagai reseptor , menggunakan teknik penyaringan
virtual komputer, sehingga dapat memberikan dasar untuk peramalan kombinasi.

Metode

Docking molekul CHM dengan hidrolase SARS-Cov-2 3CL dan enzim pengonversi ACE2, yang
diambil sebagai target, dicapai oleh perangkat lunak Autodock Vina. Monomer CHM yang
bekerja pada reseptor 3CLpro dan ACE2 diambil dari Database dan Platform Analisis
Farmakologi Sistem Pengobatan Tiongkok Tradisional, bahan aktif dipilih, dan CHM kunci serta
senyawa berspekulasi. Berdasarkan perspektif farmakologi jaringan, jaringan target-kimia
dibangun, dan analisis pengayaan fungsional ontologi gen dan analisis pengayaan jalur
ensiklopedia Kyoto gen dan gen dilakukan oleh DAVID untuk berspekulasi tentang mekanisme
aksi dari pasangan obat inti.

Hasil Penelitian

Ada 6 senyawa molekul kecil yang memiliki energi ikat optimal dengan dua protein target. Di
antara 238 potensi herbal anti-COVID-19 yang disaring secara total, 16 jenis CHM yang
mengandung bahan paling aktif, dan 5 kandidat herbal anti-COVID-19 yang telah digunakan
dalam frekuensi tinggi, serta pasangan obat inti, yaitu, Forsythiae Fructus-Lonicerae Japonicae
Flos dipilih.

Kesimpulan

Pasangan obat inti Forsythiae Fructus-Lonicerae Japonicae Flos yang mengandung banyak
komponen dan target mudah untuk dikombinasikan dengan 3CLpro dan ACE2, dan memberikan
efek pneumonia anti-COVID-19 melalui multi-komponen dan multi-target, dan memainkan
peran dari pneumonia anti-COVID-19 di multi-pathway.
Jurnal 9

Judul Jurnal : Herbal medicine for treatment of children diagnosed with COVID-19: A
review of guidelines

Tahun : 2020

Penulis : Lin Ang, Hye Won Lee, Anna Kim, Ju Ah Lee, Junhua Zhang, Myeong Soo
Lee

Latar Belakakang

Pada Maret 2020, wabah penyakit coronavirus (COVID-19) telah dinyatakan sebagai pandemi,
dan setidaknya 163 negara di seluruh enam benua mempertahankan penularan virus tersebut.
Meskipun ada informasi yang sangat terbatas tentang virus, bukti saat ini menunjukkan bahwa
orang bisa sakit COVID-19 terlepas dari usia, jenis kelamin, etnis, dan status kesehatan mereka.

Karena tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus saat ini tersedia untuk COVID-19, obat
tradisional, yang telah banyak digunakan di masa lalu selama wabah epidemi, dipertimbangkan
sebagai salah satu modalitas pengobatan [ 5 ] Meskipun banyak negara telah mengeluarkan
pedoman pengobatan tradisional untuk pencegahan dan pengobatan COVID-19, hanya Cina
daratan yang mengeluarkan pedoman untuk anak-anak.

Tujuan

Ulasan ini bertujuan untuk merangkum dan menganalisis formula herbal secara sistematis yang
direkomendasikan oleh semua pedoman Cina yang tersedia dalam hal komposisi herbal,
identifikasi pola (PI) dan tahapan penyakit dalam pengobatan pediatrik COVID-19.

Metode

Kami menganalisis formula herbal yang termasuk dalam pedoman dan melakukan analisis
jaringan untuk mengidentifikasi frekuensi herbal yang direkomendasikan dalam formula herbal.
Semua 3 pedoman adalah pedoman provinsi dari Cina.

Hasil Penelitian

Hasil kami menunjukkan bahwa ada 4 tahap, 12 PI, dan 13 formula herbal yan direkomendasikan
oleh pedoman provinsi. Formula herbal ini termasuk total 56 herbal. Berdasarkan analisis
jaringan kami, Scutellariae Radix dipasangkan dengan Artemisiae Annuae Herba dalam satu
kelompok. Di cluster lain, Armeniacae Semen dipasangkan dengan Coicis Semen dan Ephedrae
Herba dipasangkan dengan Gypsum Fibrosum.

Dalam ulasan ini, kami secara sistematis mengakses pengobatan herbal yang direkomendasikan
oleh pedoman provinsi Tiongkok untuk pediatrik COVID-19. Menurut hasil kami, hanya 3
pedoman provinsi yang memberikan rekomendasi pengobatan herbal untuk anak COVID-19.

Menurut analisis jaringan kami, Scutellariae Radix, Artemisiae Annuae Herba, dan Belamcandae
Rhizoma ditemukan berkorelasi dalam satu kelompok. Baicalin, yang merupakan senyawa
bioaktif utama yang berasal dari Scutellariae Radix, juga dilaporkan memiliki aktivitas antivirus
terhadap SARS coronavirus [ 15 ] Demikian pula, Artemisiae Annuae Herba dilaporkan
memiliki senyawa antivirus dan menunjukkan efek penghambatan pada strain coroner SARS.

Selain itu, hasil kami juga menunjukkan bahwa Armeniacae Semen dan Coicis Semen
berkorelasi satu sama lain dalam kelompok kedua. Formula herbal ini juga diklaim memiliki efek
antivirus yang menghambat masuknya virus influenza dan memiliki potensi dalam mengelola
pandemi musiman infeksi influenza. ramuan Armeniacae Semen adalah salah satu frekuensi
penggunaan tertinggi di antara formula herbal yang direkomendasikan untuk pengobatan
pediatrik COVID-19.

Kesimpulan

Ulasan ini hanya dapat digunakan sebagai referensi untuk perawatan obat tradisional COVID
anak-19. Karena spektrum penyakit pada anak berbeda dari orang dewasa, ada banyak
pertanyaan yang tetap tidak terjawab. Penting untuk menentukan epidemiologi COVID-19
dengan studi lebih lanjut.

Jurnal 10

Judul Jurnal : Analysis on herbal medicines utilized for treatment of COVID-19

Tahun : 2020
Penulis : Lu Luo, Jingwen Jiang, Cheng Wang, Martin Fitzgerald, Weifeng Hu,
Yumei Zhou, Hui Zhang, Shilin Chen

Latar Belakang

Pemerintah Cina mengumumkan bahwa total 74.187 kasus COVID-19 (91,50% dari total kasus)
diobati dengan pendekatan kombinasi konvensional dan TCM dengan hasil yang menjanjikan di
semua tahap infeksi, termasuk manajemen gejala yang signifikan, tingkat penurunan dan
kematian yang lebih rendah, pemulihan yang lebih cepat serta pencegahan penyakit pada 23
Maret 2020 3 . Daripada pengobatan Barat konvensional, penggunaan TCM terutama didasarkan
pada pengetahuan tradisional dan pengalaman profesional. Secara umum, TCM dapat dianalisis
secara komprehensif dari beberapa pendekatan modern, khususnya menggunakan analisis
komputasi pengetahuan herbal tradisional dengan perspektif farmakologis modern.

Tujuan

Artikel ini bertujuan untuk membuat lebih mudah diakses dan berbagi pengetahuan herbal
sejarah yang digunakan dalam perawatan kontemporer dengan cara modern untuk membantu
para peneliti mengandung penyebaran global COVID-19.

Metode

Farmakope Cina Edisi 2015 dan Chinese Materia Medica dan Basis Data dan Analisis Platform
Farmakologi Sistem Pengobatan Tiongkok Tradisional kemudian digunakan untuk mencari
komponen kimia dari 179 ramuan tunggal. Hanya komponen dengan bioavailabilitas oral (OB)>
30% dan obat-rupa (DL)> 0,18 dimasukkan. Frekuensi kemunculan formula herbal dan jamu
tunggal dihitung, selain frekuensi efek terapi, kategori sifat obat, dan komponen kimia.

Kombinasi inti dari herbal dan resep baru dianalisis menggunakan informasi timbal balik yang
dimodifikasi 30 dan teknik pengelompokan hierarki yang tidak diawasi 31 . Selain itu, analisis
scaffold, self-organizing mapping (SOM), dan analisis klaster [dijalankan oleh rekombinan
kustom, Datawarrior, dalam kerangka kerja runtime JAVA dalam lingkungan Mac OS Catalina
v.10.15.3 (19D76)] digunakan untuk mengklasifikasikan beragam herbal obat-obatan ke dalam
keluarga struktur yang jelas berbeda untuk evaluasi lebih lanjut sebagai kandidat dalam
mencegah dan mengobati COVID-19.
Hasil Penelitian

Karena pandemi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) merupakan ancaman kesehatan


masyarakat global yang substansial, pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) digunakan pada
91,50% kasus COVID-19 di Cina, menunjukkan hasil yang menggembirakan dalam
meningkatkan manajemen gejala dan mengurangi kemunduran, angka kematian, dan tingkat
kekambuhan. Sebanyak 166 formula herbal dimodifikasi yang terdiri dari 179 obat herbal
tunggal dikumpulkan untuk mengobati COVID-19 di Cina. Glycyrrhizae Radix et Rimpang,
Scutellariae Radix, dan Armeniacae Semen Amarum adalah yang paling sering digunakan di
klinik, sebagian besar adalah antipiretik (47, 26,26%), ekspektoran dan penekan batuk (22,
12,29%), dan penyelesaian kelembaban (21, 11,73%) dari deskripsi tradisional. Sebanyak 1.212
komponen kimia mengandung b- sitosterol, stigmasterol, dan quercetin terutama dipilih. Selain
itu, menggunakan entropi sistem yang kompleks dan pengelompokan hierarki yang tidak
diawasi, 8 kombinasi herbal inti dan 10 formula baru muncul sebagai kandidat yang berpotensi
bermanfaat untuk COVID-19

Kesimpulan

TCM menegaskan bahwa penyakit pandemi terjadi secara alami dan berkala Ketika iklim atau
situasi geografis berubah. TCM juga menekankan peningkatan fungsi kekebalan tubuh untuk
mendorong tubuh mengeluarkan patogen eksternal. Strategi pencegahan ini juga bermanfaat
dalam pengobatan COVID-19. Selain membantu meringankan gejala bagi sebagian besar pasien
di semua tahap, pendekatan ini sangat menarik karena penekanan kuat pada pencegahan dan
partisipasi dalam pemulihan berbagai gangguan. TCM tampaknya telah menunjukkan hasil yang
menggembirakan dalam mengurangi tingkat penyakit ringan, kemunduran ke tahap parah dan
kematian secara keseluruhan serta memperpendek durasi penyakit total.
DAFTAR PUSTAKA

Anggita Rahmi Hafsari, A. S. (2020). Penggunaan Bahan Herbal dan Pendekatan Spiritual Untuk
Mencegah Stress Selama Karantina COVID-19. digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/30740.
Dede Suhendar, A. S. (2020). Potensi Mineral Tanah Liat – Surfaktan untuk Aplikasi Bahan
Sanitasi dalam Pencegahan COVID-19: Pembelajaran dari Taharah yang Menggunakan
Tanah. digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/30793.
GAO Liang-qin, X. J.-d. (2020). In Silico Screening of Potential Chinese Herbal Medicine
Against COVID-19 by Targeting SARS-CoV-2 3CLpro and Angiotensin Converting
Enzyme Ⅱ Using Molecular Docking. Chinese Journal of Integrative Medicine, 527-532.
Li Ni, L. Z. (2020). Combination of western medicine and Chinese traditional patent medicine in
treating a family case of COVID-19. Front Med., 210-214.
Lin Ang, H. W. (2020). Herbal medicine for treatment of children diagnosed with COVID-19: A
review of guidelines. Complementary Therapies in Clinical Practice 39.
Lin Ang, S. E. (2020). Herbal Medicine for the Treatment of Coronavirus Disease 2019
(COVID-19): A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials.
Jounar of Clinical Medicine, 9:1583.
Lu Luo, J. J. (2020). Analysis on herbal medicines utilized for treatment of COVID-19. Acta
Pharmaceutica Sinica B.
Rumperiai, M. G. (2020). Etnobotani Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) Menurut
Tradisi War Wen Suku Kurudu Provinsi Papua. Prosiding Seminar Nasional V, 308-315.
Yasunari Kageyama, K. A. (2020). Jinhua Qinggan granule, a Chinese herbal medicine against
COVID-19, induces rapid changes in the plasma levels of IL-6 and IFN-γ.
Yuxi Li, X. L. (2020). Traditional Chinese herbal medicine for treating novel coronavirus
(COVID-19) pneumonia: protocol for a systematic review and meta-analysis. Systematic
Reviews, 9:75.

Anda mungkin juga menyukai