A. Defenisi
Leukemia Meiloid Akut (LMA) adalah dimana meilosit/sumsum merah; sel darah
merah, keping darah sebagian besar sel darah putih (yang dalam keadaan normal
berkembang menjadi granulosit; sel darah putih cth. notropil; fogositosis dengan usia 3
hari, basofil, eosinofil; pada sel hidung) berubah menjadi ganas dan segera akan
mengganti sel-sel normal di dalam sumsum tulang (Medicastore, 2013).
Leukemia mieloblastik akut (LMA) adalah akumulasi mieloid yang sangat cepat
(mieloblas). (Widiarti D., 2012)
Cara klasifikasi morfologik menurut FAB (France-America- British) seperti berikut ini :
1. M – 0 leukemia mielositik akut dengan diferensiasi minimal.
2. M – 1 leukemia mielositik akut tanpa maturasi.
3. M – 2 leukemia mielositik akut dengan maturasi.
4. M – 3 leukemia promielositik hipergranuler.
5. M – 4 leukemia mielomonositik akut
6. M – 5 leukemia monositik akut.
7. M – 6 leukemia eritroblastik (eritroleukemia).
8. M – 7 leukemia megakariositik akut.
Patogenesis utama LMA adalah adanya blokade maturitas yang menyebabkan proses
diferensiasi sel-sel seri mieloid terhenti pada sel-sel muda (blas) dengan akibat terjadi
akumulasi sel blas di sumsum tulang. Akumulasi sel blas didalam sumsum tulang
menyebabkan gangguan hematopoesis normal dan pada gilirannya mengakibatkan
sindrom kegagalan sumsum tulang (bone marrow failure syndrome) yang ditandai dengan
adanya sitopenia (anemia, lekopenia dan trombositopenia).
Leukemia ini bisa menyerang segala usia, tetapi paling sering terjadi pada dewasa.
Sel-sel leukemik tertimbun di dalam sumsum tulang, menghancurkan dan menggantikan
sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal.
Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke organ lainnya,
dimana mereka melanjutkan pertumbuhannya dan membelah diri.
Mereka bisa membentuk tumor kecil (kloroma) di dalam atau tepat dibawah kulit dan bisa
menyebabkan meningitis, anemia, gagal hati, gagal ginjal dan kerusakan organ lainnya.
B. Etiologi
Etiologi dari LMA tidak diketahui, meskipun demikian ada beberapa faktor yang
diketahui dapat menyebabkan LMA :
1. Bahan kimia dan obat-obatan tertentu (K
Paparan benzena
Efek toksik yang paling berarti pada paparan benzena adalah kerusakan
sumsum tulang yang terjadi secara laten dan sering ireversibel, mungkin disebabkan
oleh metabolit benzena epoksida. Sebagai akibatnya menimbulkan kerusakan
genetik dari DNA pada perkembangan tunas- tunas sel dalam tulang rawan,
meningkatkan pertumbuhan myeloblast (prekursor sel-sel darah putih) dan penurunan
jumlah hitung sel darah merah dan platelet. Paparan benzena dalam waktu lama dapat
menyebabkan kanker pada organ pembuat darah. Kondisi ini disebut leukemia.
Paparan terhadap benzena juga berhubungan dengan berkembangnya leukemia jenis
AML.rapi alkylaekerja
2. Radiasi ionik (sinar α, β, X)
3. Sindroma down.
C. Patifisiologi
1. Pucat, eritropoeisis terdesak oleh proliferasi dari sel mieloblas
2. Perdarahan, trombositopenia
3. Kadang peningkatan sel blas yg bersirkulasi/penyumbatan pd pembuluh darah yg kecil
atau perdarahan & infark pd rangkaian pembuluh darah kecil cerebral & pulmoner
dengan gejala stroke, oklusi vena retina, & infark paru
4. Hipertrofi gusi, infiltrasi sel leukemia pada jaringan lunak, pembengkakan gusi,
karena terjadi infeksi akibat penurunan jumlah & fungsi granulosit yg normal
5. Lympadenopathy, infiltrasi sel blas ke dalam kelenjar limfe.
D. Manifestasi Klinik
Adanya sitopenia akibat infiltrasi sel leukemia akan menyebabkan kelelahan, pucat,
sesak karena anemia, perdarahan karena trombositopenia, infeksi atau panas karena
E. Komplikasi
1. Infeksi
2. Malfungsi organ akibat gangguan hemorargi
F. Pemeriksaan Diagnosis
1. Laboratorium
Hitung darah menunjukan trombositopenia dan notropenia.
2. Pencitraan
CT scan menunjukan organ yang terkena analisis cairan cerebrospinalis menunjukan
invasi sel darah putih (SDP) yang abnormal pada sistim saraf pusat.
3. Prosedur diagnostik
Aspirasi sumsum tulang menunjukan proliferasi SDP yang abnormal pada sistim saraf
pusat.
G. Penatalaksanaan
Pengobatan Umum :
1. Tranfusi trombosit untuk mencegah perdarahan
2. Tranfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia
3. Transplantasi tulang belakang pada beberapa pasien
4. Terapi radiasi khusus untuk infiltrasi ke orak dan testis
5. Kemoterapi dan terapi radiasi bergantung pada diagnosa
6. Diit yang seimbang
7. Periode istirahat yang sering.
Untul LMA :
Kombinasi daunorubisin dan sitarani IV (jika kombinasi ini gagal menstimulasi
peredaran penyakit, pengobatan menggunakan beberapa atau semua obat berikut ini :
kombinasi siklofosfamid. Vinkristin, prednison atau metotreksat; sitarabin tunggal dosis
tinggi atau dengan obat lain ; amsakarin, otoposida dan 5-azasitidin dan mitoksantron).
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat penyakit : demam tinggi yang tiba-tiba, perdarahan yang abnormal
b. Keletihan dan berkeringat malam
c. Kaji adanya tanda-tanda anemia, pucat, kelemahan, sesak, napas cepat
d. Kaji adanya tand-tanda trombositopenia, pthecie, purpura, perdarahan membran
mukosa, kaji adanya tand-tanda invasi ekstra medulla limfadenopati,
hepatomegali, splenomegali
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko infeksi
b. Devisit volume cairan
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
d. Kerusakan integritas kulit
3. Pertimbangan keperawatan
a. Kriteria hasil
Pasien akan :
1) Tidak mengalami penurunan BB lebih lanjut
2) Menunjukan membran mukosa yang utuh
3) Tidak menggigil, demam
4) Mengungkapkan perasaan nyaman
b. Intervensi
1) Anjurkan untuk berbicara dan berikan rasa nyaman
2) Berikan hidrasi yang adekuat
3) Berikan obat yang diprogram
4) Kendalikan ulserasi mulut
c. Pemantauan
1) Komplikasi akibat terapi
2) Status hidrasi dan nitrisi
3) Tanda vital
4) Manifestasi perdarahan
5) Perencanaan pulang
Rujuk pasien mendapat sumber daya dan pendukung yang tersedia
I. Penyimpangan KDM
Etiologi
LMA tidak diketahui
Leukemia
5. Resiko infeksi
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & hall, Buku Ajar Fisiologi Keperawatan, Edisi 11, Jakarta-Indonesia, EGC.
Iswandi F., (2013), Leukemia akut, diakses tanggal 17 April 2015, webside:
<eprints.undip.ac.id/43856/3/BAB_2_KTI_Faisal_iswandi.pdf>
Susu Kolostrum Fortico Smart Naco IgGPlus , (2015), Leukemia Mieloid Akut, diakses
tanggal 17 April 2015, webside: http://www.susukolostrum.com/data-
penyakit/penyakit-darah/leukemia-mieloid-akut.html
Medicastore , (2013), Leukemia meiliod akut, diakses tanggal 17 April 2015, webside:
<www.medicastore.com>
Wilkinson & Ahern, (2014). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9; Diagnosis Nanda,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi Revisi, Jakarta-Indonesia, EGC.
Williams L & Wilkins, (2012), Kapita selekta penyakit dengan implikasi keperawatan, edisi
2, Jakarta-Indonesia, EGC.