Fokus Intervensi Keperawatan Komunitas
Fokus Intervensi Keperawatan Komunitas
Fokus Intervensi Keperawatan Komunitas
Kelas 3A
By Adji Khurniawan, Avif Ardukah, Siti
Mariyah Ningsih, Muhammad Fahrul Rozi
FOKUS INTERVENSI
KOMUNITAS
Tugas Makalah Komunitas 4
i|Page
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................4
1.1. LATAR BELAKANG........................................................................................4
1.2. MASALAH YANG DI BAHAS........................................................................5
BAB II INTERVENSI/ RENCANA KEPERAWATAN..................................................6
2.1 DEFINISI...........................................................................................................6
2.2 STRATEGI INTERVENSI DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT. 6
2.2.1 KEMITRAAN................................................................................................6
2.2.2 PEMBERDAYAAN.......................................................................................7
2.3 TINGKAT PENCEGAHAN INTERVENSI KEPERAWATAN MELIPUTI:.....................10
2.4 BENTUK INTERVENSI KEPERAWATAN YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH
PERAWAT KOMUNITAS TERDIRI DARI:.........................................................................11
BAB III...............................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
ii | P a g e
KATA PENGANTAR
iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
4|Page
belum sama tentang konsep dasar keperawatan komunitas dan perannya
dalam keperawatan komunitas, dengan materi ini diharapkan para
sejawat perawat dapat mendesiminasikan ilmunya baik kepada peserta
didik maupun kepada sejawat perawat lain yang bekerja di komunitas,
selanjutnya akan diuraikan asumsi keyakinan dan falsafah komunitas.
5|Page
BAB II
INTERVENSI/ RENCANA KEPERAWATAN
2.1 DEFINISI
2.2.1 KEMITRAAN
6|Page
penerimaan terhadap kolaborasi profesi kesehatan dengan
masyarakat (Schlaff, 1991; Sienkiewicz, 2004). Dukungan dan
penerimaan tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatnya
sumber daya masyarakat yang dapat dimanfaatkan, meningkatnya
kredibilitas program kesehatan, serta keberlanjutan kemitraan
perawat spesialis komunitas dengan masyarakat (Bracht, 1990).
Kemitraan dalam PKP dapat dilakukan perawat komunitas
melalui upaya membangun dan membina jejaring kemitraan
dengan pihak-pihak yang terkait (Robinson, 2005) dalam upaya
penanganan pada baik di level keluarga, kelompok, maupun
komunitas. Pihak-pihak tersebut adalah profesi kesehatan lainnya,
stakes holder (Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota, Departemen
Kesehatan, Departemen Sosial, Pemerintah Kota),
donatur/sponsor, sektor terkait, organisasi masyarakat (TP-PKK,
Lembaga Indonesia/LLI, Perkumpulan , atau Klub Jantung Sehat
Yayasan Jantung Indonesia), dan tokoh masyarakat setempat.
2.2.2 PEMBERDAYAAN
7|Page
2.2.2.2 Tahap transformasi kemampuan berupa pengetahuan dan
ketrampilan dalam pengelolaan secara mandiri agar dapat
mengambil peran aktif dalam lingkungannya. Pada tahap ini
agregat memerlukan pendampingan perawat komunitas.
2.2.2.3 Tahap peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sehingga
terbentuk inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemandirian mengelola. Pada tahap ini
dapat melakukan apa yang diajarkan secara mandiri.
8|Page
readaptasi, pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi
terulang dan memelihara stabilitas kesehatan .
9|Page
dan kelompok-kelompok di masyarakat dapat berperan-serta
aktif dalam setiap tahapan proses keperawatan, dan (2)
perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan
kemandirian masyarakat yang dibutuhkan dalam upaya
peningkatan, perlindungan dan pemulihan status
kesehatannya di masa mendatang (Nies & McEwan, 2001;
Green & Kreuter, 1991). Sejalan dengan Mapanga dan
Mapanga (2004) tujuan dari proses keperawatan komunitas
pada adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian
fungsional agregat melalui pengembangan kognisi dan
kemampuan merawat dirinya sendiri. Pengembangan kognisi
dan kemampuan agregat difokuskan pada dayaguna aktifitas
kehidupan, pencapaian tujuan, perawatan mandiri, dan
adaptasi terhadap permasalahan kesehatan sehingga akan
berdampak pada peningkatan partisipasi aktif .
Prevensi primer ditujukan bagi orang-orang yang termasuk kelompok risiko tinggi, yakni
mereka yang belum menderita tetapi berpotensi untuk menderita . Perawat komunitas
harus mengenalkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya dan upaya yang
10 | P a g e
perlu dilakukan untuk menghilangkan faktor-faktor tersebut. Sejak masa prasekolah
hendaknya telah ditanamkan pengertian tentang pentingnya latihan jasmani teratur,
pola dan jenis makanan yang sehat, menjaga badan agar tidak terlalu gemuk, dan risiko
merokok bagi kesehatan.
2.4.1 Observasi.
Observasi diperlukan dalam pelaksanaan keperawatan . Observasi
dilakukan sejak pengkajian awal dilakukan dan merupakan proses
yang terus menerus selama melakukan kunjungan (Hitchcock,
Schubert & Thomas, 1999). Lingkungan yang perlu diobservasi
yaitu keadaan, kondisi rumah, interaksi antar keluarga, tetangga dan
komunitas. Observasi diperlukan untuk menyusun dan
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada .
2.4.2 Terapi modalitas.
Terapi modalitas adalah suatu sarana penyembuhan yang diterapkan
pada dengan tanpa disadari dapat menimbulkan respons tubuh
berupa energi sehingga mendapatkan efek penyembuhan (Starkey,
2004). Terapi modalitas yang diterapkan pada, yaitu: manajemen
nyeri, perawatan gangren, perawatan luka baru, perawatan luka
kronis, latihan peregangan, range of motion, dan terapi hiperbarik.
2.4.3 Terapi komplementer (complementary and alternative
medicine/CAM).
11 | P a g e
Terapi komplementer adalah penyembuhan alternatif untuk
melengkapi atau memperkuat pengobatan konvensional maupun
biomedis (Cushman & Hoffman, 2004; Xu, 2004) agar bisa
mempercepat proses penyembuhan. Pengobatan konvensional
(kedokteran) lebih mengutamakan penanganan gejala penyakit,
sedangkan pengobatan alami (komplementer) menangani penyebab
penyakit serta memacu tubuh sendiri untuk menyembuhkan penyakit
yang diderita (Sustrani, Alam & Hadibroto, 2005).
Ranah terapi komplementer dan bentuk-bentuk terapi komplementer
(Cushman & Hoffman, 2004):
2.4.3.1 Pengobatan alternative : Terapi herbal, akupunktur,
pengobatan herbal Cina
2.4.3.2 Intervensi tubuh dan pikiran : Meditasi, hipnosis, terapi
perilaku, relaksasi Benson, relaksasi progresif, guided
imagery, pengobatan mental dan spiritual
2.4.3.3 Terapi bersumber bahan organik : Terapi diet , terapi jus,
pengobatan orthomolekuler (terapi megavitamin), bee pollen,
terapi lintah, terapi larva
2.4.3.4 Terapi pijat, terapi gerakan somatis, dan fungsi kerja tubuh :
Pijat refleksi, akupresur, perawatan kaki, latihan kaki, senam
2.4.3.5 Terapi energi : Qigong, reiki, terapi sentuh, latihan seni
pernafasan tenaga dalam, Tai Chi
2.4.3.6 Bioelektromagnetik : Terapi magnet
Bentuk intervensi terapi modalitas dan komplementer
memerlukan kajian dan pengembangan yang disesuaikan
dengan peran dan fungsi perawat, terutama pada agregat .
12 | P a g e
BAB III
3.1 KESIMPULAN
13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
14 | P a g e