Anda di halaman 1dari 1

Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan Kemerdekaan

Nasional yang dibuat pada saat dikeluarkannya Dekret Presiden No. 241 Tahun 1958. Gelar pertama
dianugerahi pada 30 Agustus 1959 kepada politisi yang menjadi penulis bernama Abdul Muis, yang
wafat pada bulan sebelumnya.[4][5][6] Gelar ini digunakan saat pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto
berkuasa pada pertengahan 1960-an, gelar terbut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. Gelar
khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga dianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan pada tahun
1965 kepada sepuluh korban peristiwa Gerakan 30 September, sementara Sukarno dan mantan wakil
presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran mereka
dalam membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.[3][4][6]

170 pria dan 15 wanita telah diangkat sebagai pahlawan nasional, yang paling terbaru adalah Roehana
Koeddoes, Himayatuddin Muhammad Saidi, Sardjito, Abdul Kahar Mudzakkir, Alexander Andries
Maramis, dan Masjkur pada tahun 2019.[7] Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di
kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagian barat sampai Papua di bagian timur. Mereka berasal dari
berbagai etnis, meliputi pribumi-Indonesia, peranakan Arab, Tionghoa, India, dan orang Eurasia. Mereka
meliputi perdana menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan, jurnalis,
ulama, dan seorang uskup.

Anda mungkin juga menyukai