Anda di halaman 1dari 4

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

OLEH:
TOPIT TORA
NIM. 20179016

PROGRAM STUDI MEGISTER PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
I
KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

I
Ilmu dan Filsafat
Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai
pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang
kepada diri kita sendiri yang berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah
kita ketahui. Seseorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi
sedang tengadah ke bintang- bintang. Karakteristik berfikir filsafat yang pertama adalah
menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu
sendiri. Dia ingin melihat kakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya.
Seorang yang berfikit filsafat selain tengadah kebintang- bintang, juga membongkar
tempat berpijak secara fundamental. Inilah karakteristik berfikir filsafati yang kedua yakni sifat
mendasar. Dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. “Ah, Horatio, “ desis Hamlet,
“masih banyak lagi di langit dan di bumi, selain yang terjaring dalam filsafatmu” 1). Memang
demikian, secara terus terang tidak mungkin kita menangguk pengetahuan secara keseluruhan,
dan bahkan kita tidak yakin kepada titik awal yang menjadi jangkar pemikiran yang mendasar.
Dalam hal ini kita hanya berspekulasi dan inilah yang merupakan cirri filsafat yang ketiga yakni
sifat spekulatif.
Semua ilmu, baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu social, bertolak dari
pengembangannya bermula sebagai filsafat. Issac Newton (1642-1627) menulis hukum- hukum
fisikanya sebagai Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1686) dan Adam Smith (1723-
1790) bapak ekonomi menulis buku The Walth of Nations (1776) dalam fungsinya sebagai
Professor of Moral Philosophy di Universitas Glasgow . Nama asal fisika adalah filsafat alam
(natural phisologhy) dan nama asal ekonomi adalah filsafat moral (moral philosophy).

Bidang Telaah Filsafat


Selaras dengan dasarnya yang spekulatif, maka dia menelaah segala masalah yang
mungkin dapat dipikirkan oleh manusia. Seorang professor yang penuh humor mendekat
permasalahan yang dikaji filsafat dengan sajak dibawah ini :
What is a man
What is
What?

Cabang- cabang Filsafat


Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi yakni apa yang disebut benar
dan apa yang disebut salah (Logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk
(etika), serta apa yang termasuk indah dan pa yang termasuk jelek (estetika). Ketiga cabang
utama filsafat ini bertambah lagi yakni, pertama, teori tentang ada: tentang hakekat keberadaan
zat, tentang hakekat pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuanya terangkum dalam
metafisika; dan, kedua, politik: yakni kajian mengenai organisasi social/ pemerintahan yang
ideal. Kelima cabang utama ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang- cabang filsafat yang
mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik di antaranya filsafat ilmu. Cabang- cabang filsafat
tersebut antara lain mencakup :
1. Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)
2. Etika (Filsafat Moral)
3. Estetika (Filsafat Seni)
4. Metafisika
5. Politik (Filsafat Pemerintahan)
6. Filsafat Agama
7. Filsafat Ilmu
8. Filsafat Pendidikan
9. Filsafat Hukum
10. Filsafat Sejarah
11. Filsafat Matematika

Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara
spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang
mempunyai cirri- cirri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara
ilmu- ilmu alam dengan ilmu- ilmu social, namun karena permasalahan- permasalahan teknis
yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu- ilmu alam dan
filsafat ilmu- ilmu social. Pembagian ini lebih merupakan pembatasan masing- masing bidang
yang ditelaah, yakni ilmu- ilmu alam atau ilmu- ilmu social, dan tidak mencirikan cabang filsafat
yang bersifat otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan- pengetahuan secara filsafat,
namun tidak terdapat perbedaan yang prinsipil antara ilmu- ilmu alam dan ilmu- ilmu social,
dimana keduanya mempunyai cirri- cirri keilmuan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai