Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

DASAR-DASAR ILMU LINGKUNGAN

KELOMPOK 2

AZZAM MUSHLIH

ELTON KUNU

INEM NURHASANAH

MILLENI SIAGIAN

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PAPUA

SORONG

2019
TUGAS:

Uraikan hubungan antara banjir bandang di Sentani dengan pengelolaan


lingkungannya dan kaitannya dengan kondisi geologi daerah Sentani!

URAIAN:

Bencana yang selalu terjadi di bumi dalam sepanjang waktu geologi


adalah sebuah proses perubahan yang terjadi terus sampai saat ini dan nanti.
Terjadinya bencana alam (geologi) itu membawa dampak negatif, bahkan
memunculkan dampak dalam kehidupan segala makhluk hidup di bumi. Dan,
bencana tersebut juga terjadi karena memang alam bumi punya prinsip yang perlu
dipelajari dan diketahui oleh manusia yang menghuni di alam raya bumi, yaitu
prinsip “the present is the key to the past” yang artinya “semua yang terjadi pada
saat ini di bumi adalah kunci dari pada masa lampau”.
Prinsip ini berlaku pada semua fenomena alam serta perubahan segala
mahluk hidup yang ada di bumi, termasuk pula bencana banjir bandang yang
terjadi di Kota dan Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, 16-17 Maret 2019, yang
mengorbankan segala harta benda, flora-fauna, serta korban nyawa manusia
adalah sebuh contoh dari proses perubahan alam (perubahan geomorfologi), dan
bencana sejenis itu atau bencana geologi yang lainnya juga selalu terjadi di tempat
lain, bahkan bencana-bencana itu tentu akan terjadi terus di tempat lain di bumi
ini, dan atau di tempat yang sama.

Pengenalan Bencana Alam


Untuk mempelajari ilmu tentang geologi tentu selalu dipelajari tentang
bencana geologi sebagai salah satu cabang pembelajarannya. Secara umum
bencana alam dengan menggunakan kaidah geologi dibagi menjadi dua, yaitu: 1).
bencana alam geogene, dan 2). bencana alam anthropogene.
Bencana alam geogene adalah bencana alam yang terjadi karena proses-
proses secara alami sepanjang waktu geologi, sedangkan bencana alam
anthropogene didefinisikan sebagai bencana alam yang terjadi karena hasil ulah
manusia (hasil aktivitas manusia). Namun, sebagian bencana alam proses
terjadinya bencana bisa diakibatkan oleh kedua-duanya. Untuk itu, berikut ini
saya menuliskan bencana-bencana alam yang selalu terjadi.
Bencana alam Geogene, yaitu seperti gempa bumi, tsunami, letusan
gunung berapi, dan gerakan massa (gerakan tanah). Gempa bumi sendiri terjadi
karena adanya pergerakan tektonik lempeng bumi, baik itu di daerah yang
mempunyai pergerakan lempeng secara konvergen, divergen serta transform.
Gempa bumi terdiri dari tiga macam yaitu gempa bumi tektonik, gempa bumi
vulkanik dan gempa bumi tumbukan.
Dari ketiga gempa bumi ini, gempa bumi berjenis tumbukan itu terjadi di
lokasi yang tidak dapat terdeteksi oleh seismograf karena sifatnya sangat lokal.
Sedangkan gempa bumi tektonik dan vulkanik serta tsunami terjadi karena adanya
pergerakan tektonik lempeng, baik itu pengaruh pergerakan makro-tektonik
maupun mikrotekronik yang terletak di daerah patahan, sesar naik, sesar turun,
dan sesar geser serta lempeng bawah laut.
Bila gempa bumi tektonik terjadi di dasar laut atau laut dekat pesisir garis
pantai yang berdekatan dengan makro lempeng tektonik tentu akan berpotensi
terjadinya gelombang tsunami, namun itu pun tergantung besar skalanya serta
nilai kedalamannya. Gempa tektonik juga bila terjadi di sepanjang sesar tentu
akan berpotensi bencana gerakan massa tanah dan batuan, bahkan akibat dari itu
tentu akan memunculkan tanah longsor lalu berpotensi terjadinya bencana banjir
bandang, contohnya seperti di Wasior tahun 2010 dan di Sentani Kabupaten
Jayapura 16-17 Maret 2019.
Memang bencana seperti ini akan membawa dampak kerusakan yang
sangat parah yang dapat merugikan kehidupan makluk hidup di bumi. Tetapi,
diantara satu dari keempat bencana alam geogene ini akan membawa dampak
positif bagi kehidupan manusia, setelah terjadi bencana, yaitu ketika terjadi
letusan gunung api tentu akan membawa kerugian harta benda dan nyawa
manusia, tetapi setelah usai bencana letusan gunung api (saat istirahat) akan
membawa kesuburan di kawasan gunung api bagi para petani untuk pertanian, dan
hasilnya sangat melimpah.
Bencana alam anthropogene, yaitu banjir luapan, tanah longsor, gerakan
massa, tanah dan batuan, tailing akibat aktivitas penambangan, dan lain
sebagainya. Bencana banjir terdiri dari dua yaitu bencana banjir bandang dan
bencana banjir luapan. Bencana banjir bandang adalah bencana yang terjadi secara
tiba-tiba dan yang membawa segala massa air, massa batuan, massa tanah, dan
material lain dari arah dataran yang tinggi ke rendah melalui jalur sungai atau
lembah lereng pegunungan.
Sedangkan banjir luapan adalah diakibatkan oleh curah hujan terus-
menerus beberapa bulan atau minggu, lalu naiknya muka air danau, terkait itu
biasa terjadi di dasar danau yang struktur batuannya sangat kompak
(impermeable) serta di danau yang terbentuk di dataran yang lebih luas serta
struktur tanahnya lebih dominan lumpuran rawa dan lumpuran tanah, contohnya
seperti Danau Paniai (sering terjadi banjir luapan), namun kerugiannya tidak
seperti yang diakibatkan oleh banjir bandang.
Akibat terjadinya banjir bandang tentu akan menghancurkan segalanya
yang ada di kawasan yang melalui bencana tersebut bila penumpukan massa
material bawaan menuju ke arah muaranya di danau, tentu akan memunculkan
banjir luapan air danau ke arah permukiman, namun itupun jika porositas dan
permeabilitas dari struktur tanah dan bantuan di danau itu bantuannya sangat
kompak, artinya batuan dan tanah yang tidak mampu menerobos air
(impermeable), sepertinya ber-litologi batu lempung dan batu lanau.
Bencana banjir, tanah longsor dan bencana gerakan massa tanah dan
batuan bisa terjadi akibat proses bencana alam geogene dan prosesnya agak lama.
Namun bila kegiatan ulah (aktivitas) manusia, seperti penebangan pohon,
pembakaran hutan, dan perkebunan itu dilakukan terus-menerus tanpa terkendali
di kawasan lereng pegunungan, daerah aliran sungai (DAS), dan puncak
pegunungan, tentu cepat (secara tiba-tiba) akan terjadi bencana longsor, bencana
banjir dan bencana gerakan massa, sehingga dapat mengorbankan segala harta
benda dan nyawa manusia.

Mengapa Terjadi Bencana Banjir Bandang di Jayapura?


Gerakan massa air, tanah dan batuan serta segala material lainnya yang
bergerak dari arah Pegunungan Cycloop (Pegunungan Dobonsolo) itu membawa
dampak buruk bagi masyarakat yang ada di kawasan tersebut, sehingga sangat
merugikan segala harta benda dan korban nyawa manusia. Akibat dari bencana
tersebut juga sudah terjadi bencana banjir luapan dari Danau Sentani sampai
menutupi semua anak-anak sungai yang selalu mengalir ke danau tersebut.
Secara teori sudah jelas bahwa bencana banjir bandang terjadi akibat
aktifnya dua proses bencana alam tadi, yaitu bencana alam geogene dan
anthropogene. Secara geologi regional sepanjang jajaran Pegunungan Cycloop
adalah jalur sesar naik Papua bagian utara yang terbendung Danau Sentani, yang
berposisi pada sepanjang teras dari makro lempeng tektonik bumi di Papua bagian
utara yang tersambung dengan lempeng Karoline, sehingga beberapa hari yang
lalu sebelum terjadi banjir bandang juga kemungkinan besar pernah terjadi gempa
tektonik di sekitar sepanjang sesar itu. Dan memang proses pergerakan sesar itu
sedang berlanjut sampai saat ini, sehingga bisa terjadi gerakan massa tanah dan
batuan, serta dibantu oleh hujan terus-menerus beberapa hari, maka terjadi
bencana banjir bandang yang telah mengorbankan ratusan nyawa manusia dan
harta bendanya.

Bencana tersebut bukan hanya terjadi karena proses geogene, tetapi itu
terjadi juga karena hasil aktivitas manusia yang tak pernah terjadi selama ini
(bencana anthropogene), seperti penebangan pohon secara berlebihan di kawasan
Pegunungan Cycloop, penebangan pohon secara ilegal, dan pembakaran hutan
secara sengaja untuk berkebun maupun secara tak sengaja.

Akibat dari itu ketika beberapa hari terjadi hujan terus-menerus, maka
terjadi tanah longsor dan terbendung secara alami yang terjadi sebelumnya itu
telah membongkar dengan kekuatan massa air hujan, batuan, tanah dan material
kayu serta material lainnya, itu semua bergerak ke arah lereng pegunungan
mengikuti sungai sampai membawa dan mengorbankan kawasan permukiman
masyarakat sekaligus mengorbankan nyawa mereka disertai segala harta
bendanya.

Mitigasi Bencana Banjir Bandang di Jayapura


Mitigasi bencana tersebut yang diperlu dilakukan adalah ada beberapa tahapan.
Pertama: saat terjadi bencana, mitigasi yang sangat dibutuhkan adalah evakuasi
korban ke rumah sakit dan evakuasi penduduk yang menempati di daerah ke
lokasi yang lebih aman, pengobatan, kebutuhan makanan, dan lainnya.

Kedua: setelah terjadi bencana, proses lanjutan dari tahap pertama yaitu perlu
dilakukan pendataan jumlah korban, baik manusia maupun segala harta bendanya.

Ketiga: perlu dilakukan penelitian menyeluruh dari ahli geologi lingkungan


(untuk mengkaji struktur batuan dan struktur tanah), lingkungan dan kehutanan,
serta ahli geohigrologi, serta lembaga klimatologi – geofisika.

Keempat: mitigasi daerah Pegunungan Cycloop bila perlu dikosongkan aktivitas


manusia yang mengakibatkan tanah longsor, seperti perlu dilarang penebangan
pohon, pembakaran hutan, dan perkebunan.

Anda mungkin juga menyukai