Anda di halaman 1dari 8

Pengertian kecemasan

Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti
kekhawatiran, kepribadian dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-
beda (Alkinson, 1999)

Kecemasan adalah respon emosional terhadap perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, kondisi ini
tidak memiliki objeck yang spesifik (Stuart & Sundeen, 1998)

Long (1996) menyatakan bahwa Kecemasan merupakan respon psikologi terhadap stess yang
mengandung komponen fisiologi. Perasaan takut atau tidak tenang yang sumbernya tidak dikenali.
Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara fisik atau psikologi (seperti harga diri,
gambaran diri, atau identitas diri).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada ibu hamil:

Usia

Pada primigravida dengan usia di bawah 20 th kesiapan mental masih sangat kurang, sehingga
dalam menghadapi kelahiran mental masih sangat kurang. Sehingga dalam menghadapi kelahiran pun
belum mantap. Primigravida dengan usia diatas 35 th meskipun secara fisik resiko terjadi komplikasi
lebih besar, tetapi secara mental mereka lebih siap. Penundaan kehamilan ini biasanya disebabkan faktor
karir mereka sudah tahu adanya alat pendeteksi dan pengobatan yang bisa dimanfaatkan juga diperlukan.
(www. Spindlebub.com)

b. Tingkat pendidikan Pendidikan dan pengetahuan ibu dapat mempengaruhi kecemasan karena
kurangnya informasi tentang persalinan baik dari orang terdekat, keluarga ataupun dari berbagai media
seperti majalah dan lain sebagainya.

c. Penghasilan Pendapatan yang diperoleh tiap bulan, hasil dari jeri payah yang dilakukan selama
satu bulan penuh.

d. Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus guna memenuhi kebutuhan sehari-hari,
baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder.

e. Dampingan orang terdekat (suami) Suami atau orang terdekat dapat memberikan dorongan fisik
dan moral 20 bagi ibu yang melahirkan, sehingga ibu akan merasa lebih tentram (Ferrer helen,1999)
Penelitian Isyah (2002), tentang dampingan suami dalam menanggulangi kecemasan istri pada trimester
ketiga menunjukkan bahwa dampingan suami yang diberikan pada calon ibu merasa tenang dan memiliki
mental yang kuat untuk menghadapi persalinan. Dampingan sosial terutama suami memberikan
dampingan informasi sangat berpengaruh pada persepsi istri terhadap proses persalinan khususnya pada
ibu hamil primigravida.
Ketakutan

Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme
pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit
atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari
emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.

Perasaan takut dan cemas pada ibu hamil yang hendak melahirkan biasanya dipicu oleh bayangan
akan hal-hal buruk yang bisa terjadi selama persalinan
1. mulai dari rasa sakit saat kontraksi,
2. kemungkinan harus operasi caesar,
3. komplikasi persalinan, seperti robeknya jalan lahir atau perdarahan hebat.
4. Bisa jadi juga dari pengalaman sebelumnya.

Rasa tegang

Rasa tegang pada ibu hamil atau ibu yang ingin bersalin di picu oleh adanya rasa takut dan cemas
sehingga ibu hamil akan meraskan tegang.
Hal ini di picu karena ibu merasa terancam atau merasa tidak sanggup menghadapi apa yang akan lalui.

Konflik batin

Konflik batin adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua atau lebih gagasan atau
keinginan yang bertentangan menguasai diri individu sehingga mempengaruhi tingkah laku. Konflik
batin ini terus bergelora dalam alam tak sadar manusia dan mengganggu ketentraman pikiran individu
meskipun tidak disadari.

Konflik batin terjadi pada ibu hamil atau yang ingin bersalin di sebabkan karena ibu hamil atau
ibu yang ingin bersalin merasa bersalah atau takut jika hal buruk terjadi pada bayinya karena tidak
melakukan yang terbaik
Bahkan konflik batin ini dapat menyebabkan ibu hamil atau yang ingin bersalin mengalami depresi.

Jengkel atau mudah marah

Perubahan emosi pada ibu hamil muda yang tidak stabil umumnya muncul pada usia kehamilan
6-10 minggu pertama. Kemudian, kondisi ini akan membaik menjelang trimester kedua dan muncul lagi
pada saat menjelang persalinan.

Faktor penyebab perubahan emosi yang dialami oleh ibu hamil muda bisa bermacam-macam,
salah satunya karena peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen. Hal tersebut dapat
memengaruhi kondisi kimiawi pada bagian otak yang mengatur mood atau suasana hati.

Selain itu, kondisi emosi yang tidak stabil pada ibu hamil muda juga dapat disebabkan oleh
perubahan metabolisme, stres, kelelahan, ataupun kondisi lain yang dialami oleh tubuh saat hamil. Harus
diakui, meski kehamilan merupakan kabar yang menggembirakan, namun beragam kondisi yang dialami
ibu hamil muda seperti mual dan muntah, tentu tidaklah ringan.

Hal ini juga yang dapat membuat ibu hamil muda mudah sekali khawatir mengenai kondisi
kesehatan bayi dan dirinya. Ada pula ibu hamil muda yang merasa takut disebut calon ibu yang buruk,
jika mereka mengungkapkan emosi negatif.

Namun, perubahan emosi pada ibu hamil muda ini mungkin merupakan cara alami untuk
persiapan emosi menjelang dan setelah bayi lahir.
Ketidak nyamanan ibu hamil

Kehamilan adalah salah satu keajaiban yang indah bagi perempuan. Tapi tak sedikit perempuan yang
terkejut dengan perubahan pada tubuh yang membuatnya tidak nyaman.

Berikut ini adalah beberapa kondisi dan perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan seperti dikutip
dari Womenshealth.gov, Jumat (25/2/2011) :

1. Merasa nyeri di badan


Seiring dengan semakin berkembangnya rahim, maka ibu hamil mungkin merasa sakit dan nyeri pada
punggung, perut, daerah selangkangan dan paha. Sebagian besar ibu hamil merasa sakit punggung dan
sakit di dekat tulang panggul akibat tekanan dari kepala bayi dan peningkatan berat badan. Tapi ada juga
yang merasa sakit dari pinggang hingga ke lutut atau kaki.

Untuk mengatasinya cobalah berbaring atau istirahat sejenak serta bisa juga mengompres tubuh dengan
sesuatu yang hangat.

2. Perubahan ukuran payudara


Selama hamil payudara akan bertambah besar dan terasa penuh. Hal ini karena adanya perubahan hormon
yang menyebabkan payudara bertambah besar, berat dan penuh serta cara tubuh mempersiapkan diri
untuk menyusui. Pada trimester ketiga beberapa ibu hamil mulai mengeluarkan kolostrum (cairan
kekuningan yang mengandung antibodi).

Untuk mengatasinya gunakanlah bra yang sesuai dengan ukuran payudara saat itu sehingga tidak
membuat sakit dan dapat mendukung payudara dengan baik, serta gunakan bantalan jika ASI sudah mulai
keluar.

3. Sembelit atau konstipasi


Tingginya tingkat hormon selama kehamilan akan membuat proses pencernaan melambat, mengendurkan
otot di perut serta adanya tekanan dari rahim di perut yang bisa membuat seseorang mengalami sembelit.
Tak heran jika ibu hamil kadang susah atau sakit saat buang air besar.

Untuk mengatasinya minumlah 10 gelas air setiap hari, mengonsumsi makanan yang kaya serat,
melakukan aktivitas fisik ringan serta menjauhi minuman kafein.

4. Kelelahan dan gangguan tidur


Kelelahan biasanya terjadi di trimester pertama yang merupakan tanda dari tubuh bahwa ia membutuhkan
lebih banyak istirahat.

Saat trimester kedua kelelahan mulai berkurang dan memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas.
Sedangkan trimester ketiga kelalahan biasa terjadi akibat ukuran perut yang semakin membesar, sulit
tidur, adanya gerakan dari bayi, peningkatan metabolisme dan juga kram di kaki.

Untuk mengatasinya cobalah berbaring ke sisi kiri dan gunakan bantal untuk mendukung tubuh (bisa
diantara lutut atau di bawah perut), usahakan pergi ke kamar tidur lebih cepat serta mengonsumsi air yang
cukup di pagi hari.
5. Strech mark (garis-garis di kulit) dan perubahan kulit
Strech mark paling sering muncul di bokong, paha, perut dan payudara yang disebabkan oleh peregangan
kulit dan biasanya muncul di trimester kedua kehamilan. Perubahan kulit juga bisa terjadi selama hamil
seperti puting menjadi lebih gelap atau cokelat, ada bercak-bercak di kulit pipi, hidung atau atas bibir. Ibu
hamil sebaiknya bersabar karena strech mark dan perubahan kulit akan menghilang setelah melahirkan.

6. Pembengkakan
Sebagian besar ibu hamil mengalami pembengkakan di wajah, tangan, pergelangan kaki atau beberapa
titik di tubuh. Kondisi ini merupakan hal yang umum terjadi. Untuk mengatasinya hindari minuman
kafein dan masakan asin, istirahat serta mengangkat kaki.

7. Sering buang air kecil


Ibu hamil umumnya memiliki frekuensi buang air kecil yang lebih sering. Hal ini karena bayi di dalam
rahim mendorong kandung kemih, uretra dan otot dasar panggul. Tekanan ini membuat ibu hamil lebih
sering buang air kecil. Untuk mengatasinya cobalah melakukan latihan kegel, istirahat serta mengonsumsi
air yang cukup untuk menghindari dehidrasi.

8. Varises
Selama hamil volume darah sangat meningkat yang membuat pembuluh darah memebsar. Selain itu
tekanan dari pembuluh darah besar di belakang rahim membuat darah lamban kembali ke jantung yang
menimbulkan varises di kaki atau betis. Untuk mengatasinya hindari penggunaan celana yang ketat,
sepatu berhak tinggi serta duduklah dengan posisi kakii terangkat lebih tinggi.

Gerah

Gerah saat hamil adalah kondisi yang normal terjadi. Hal ini terjadi karena adanya perubahan pada tubuh
ibu hamil di masa kehamilan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan ibu hamil sering
merasa gerah:

1. Perubahan kadar hormon

Saat hamil, kadar hormon estrogen dapat berubah secara fluktuatif. Perubahan hormon kehamilan ini
dapat membuat Bumil merasakan beberapa keluhan, seperti morning sickness dan peningkatan suhu
tubuh. Ketika suhu tubuh meningkat, Bumil akan merasa gerah dan banyak berkeringat.

2. Peningkatan aliran darah

Selama hamil, jumlah darah dalam tubuh wanita akan meningkat hingga lebih dari 50% dari waktu
sebelum hamil. Ketika jumlah darah meningkat, aliran darah di seluruh tubuh akan meningkat. Hal in
idapat membuat Bumil merasa merasa lebih gerah dan mudah berkeringat.

3. Peningkatan metabolisme tubuh


Seiring pertumbuhan janin, metabolisme tubuh Bumil akan mengalami peningkatan guna mendukung
pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Karena metabolisme yang meningkat, suhu tubuh
Bumil akan ikut meningkat dan membuat tubuh lebih banyak berkeringat.

4. Peningkatan kinerja dan denyut jantung

Saat mengandung, jantung Bumil memompa darah lebih keras dari biasanya, sehingga denyut jantung
juga menjadi lebih cepat. Kondisi ini dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan memicu munculnya
rasa gerah dan panas.

Selain itu, kondisi janin yang semakin besar dan bobot tubuh yang semakin meningkat saat trimester
ketiga, membuat Bumil lebih mudah gerah dan berkeringat.

Harapan terhadap jenis kelamin bayi yang di lahirkan

Ibu yang hamil Takut kalau si kecil akan mengalami siksaan dikarenakan jenis kelaminnya.

. Orang tua merasa kesulitan untuk berinteraksi dengan anak berjenis kelamin tertentu.. Para orang tua
sudah memiliki banyak anak dengan jenis kelamin yang sama sebelumnya.. . Adanya tekanan dari
keluarga untuk melahirkan anak dengan jenis kelamin tertentu.

Kalau kekecewaan Bunda tidak segera ditangani dengan baik, maka bisa jadi si kecil akan menerima
akibatnya kelak di kemudian hari. Mulai dari rasa tidak diinginkan, diabaikan, sampai anak gelisah karena
merasa tidak sanggup memenuhi ekspektasi ibu

Gelisah relasi calon ibu dengan calon bayi terpecah

Pada ibu bersalin tm 3 sering mengalami gelisah terhadap hubungan yang akan terjadi kedepan dimana
ibu akan merasa khawatir jika hubungan dengan bayinya terpecah. Selain itu ibu merasa gelisah terhadap
hubungan dengan bayinya karena ibu berfikir bahwa dia akan memberikan perhatian yang kurang
terhadap bayinya ketika lahir dibandingkan pada saat dia hamil.

Sikap bermusuhan terhadap bayinya

teradang ibu memiliki sifat ingim bermusuhan dengan bayinya karena berbagai alasan seperti kehamilan
yang tidak diinginkan dll. Sehingga ibunya sering merasa emosi terhadap bayinya. Padahal apa yang
dirasakan oleh ibu juga bisa dirasakan oleh bayinya.

Menurut para ahli, perubahan emosi yang dirasakan ibu ditularkan pada bayi dalam kandungannya
melalui adrenalin yang meningkat di dalam tubuh ibu. Hormon adrenalin ini bisa menembus dinding
plasenta, dan selanjutnya masuk ke dalam aliran darah bayi di dalam kandungan.

Dengan adanya hormon adrenalin yang cukup tinggi di dalam darah bayi inilah yang akan mempengaruhi
emosinya sehingga ia juga bisa ikut merasakan sedih, kesal maupun marah.
Tidak sabar

Pada ibu hamil tm 3 yang sudah ingin bersalin akan merasakan ketidaksbaran untk berjumpah dwngan
buah hatinya. Hal ini merupakan hal yang wajar karena emosional ibu hamil yang meningkat dikarenakan
hormon estrogen dan progesteron .

Ketakutan menghadapi kesakitan dan resiko bahaya melahirkan

Takut melahirkan yang sangat kuat ini akan menyebabkan penderitanya tidak ingin hamil sama sekali.
hal ini membuat ibu mengalami phobia

1. phobia primer
phobia primer adalah rasa takut tidak wajar terhadap kehamilan dan persalinan yang terjadi pada
wanita yang belum pernah hamil atau melahirkan sama sekali. Fobia ini biasanya muncul saat
usia remaja, tetapi bisa juga dialami oleh wanita dewasa yang telah menikah.phobia primer bisa
terjadi pada wanita yang pernah mengalami pengalaman buruk atau kejadian traumatis di masa
lalu, misalnya akibat pelecehan seksual atau pemerkosaan. Kondisi ini juga bisa terjadi karena
pernah melihat proses persalinan yang mengalami penyulit, misalnya perdarahan setelah
melahirkan.
2. phobia sekunder
phobia sekunder adalah fobia terhadap kehamilan atau persalinan yang dialami oleh wanita yang
sudah pernah melahirkan. Rasa takut hamil atau melahirkan ini biasanya muncul akibat
pengalaman melahirkan yang traumatis, seperti keguguran atau bayi lahir dalam keadaan
meninggal (stillbirth), sehingga mereka takut untuk hamil dan melahirkan lagi.

Terkadang, gejala PTSD (post-traumatic stress disorder) yang dialami oleh wanita setelah
melahirkan bisa menjadi salah satu pertanda tokophobia. Tak jarang pula tokophobia
disalahartikan sebagai depresi pascamelahirkan karena gejalanya memang bisa mirip.

Dampak dan Risiko Tokophobia

Wanita yang memiliki tokophobia akan merasa takut, cemas, dan cenderung menghindari pikiran
atau topik pembicaraan yang berhubungan dengan kehamilan dan proses melahirkan.
Cara mengatasi perubahan psikologis pada ibu ibu hamil

1.Trimester pertama

Dalam beberapa bulan pertama kehamilan, Bunda akan mengalami kelelahan, mual, nyeri punggung
bawah dan sebagainya. Progesteron juga dikaitkan dengan perubahan suasana hati, kewaspadaan, dan
menangis tanpa alasan.

Sangat umum bagi ibu yang baru pertama kali mengalami gejala kecemasan ringan. Ini disebabkan oleh
rasa takut kehilangan anak, dan hampir setiap ibu hamil dalam situasi ini memiliki kekhawatiran yang
sama persis.

Cara mengatasinya:

1. Cari kesibukan agar Bunda tidak memiliki celah untuk berpikir hal-hal negatif dan stres.

2. Cari dukungan agar Bunda tidak merasa kesepian. Komunikasikan segala yang Bunda rasakan dan
butuhkan kepada orang tua, keluarga dan teman.

3. Memahami situasi yang sedang terjadi itu penting, sehingga Bunda bisa mengatasinya.

4. Meditasi atau melakukan yoga bisa menjadi solusi untuk menghilangkan stres dan membuat rileks
selama kehamilan.

2. Trimester kedua

Pada trimester sebelumnya, seperti kelelahan, perubahan suasana hati, mual di pagi hari biasanya hilang
pada trimester kedua. Tapi sebagai gantinya, Bunda mungkin akan menjadi pelupa dan kurang teratur dari
biasanya.

Peningkatan berat badan dan ekspansi fisik tubuh juga bisa menimbulkan masalah pada tampilan. Meski
emosi kehamilan pada trimester ini biasanya tidak terlalu ekstrem, tapi tetap dapat mempengaruhi secara
signifikan.

Cara mengatasinya:

1. Belajar menangani beberapa hal yang dikhawatirkan. Dokter mungkin akan menyarankan untuk
melakukan tes darah atau tes amniosentesis untuk memprediksi cacat lahir pada janin seperti Down's
Syndrome. Meski kemungkinan anak mengalami cacat jenis kecil, tetapi membantu untuk siap.

2. Bangun ikatan dengan pasangan. Penting bagi Bunda dan Ayah menghabiskan waktu berkualitas
bersama. Cara ini berguna untuk mempertahankan ikatan emosional Bunda.

3. Belajar untuk mencintai diri sendiri meskipun mengalami perubahan fisik dalam perkembangan janin.
Jika kenaikan berat badan sangat mempengaruhi, Bunda dapat mencoba latihan kardio sederhana yang
disetujui oleh dokter. Selain tetap fit, kardio dapat mengurangi kemungkinan diabetes saat kehamilan.

3. Trimester ketiga
Pelupa dan hal lain dari trimester sebelumnya mungkin masih Bunda alami. Namun saat semakin
mendekatinya tanggal kelahiran, Bunda mungkin mulai mengalami sedikit kecemasan tentang persalinan.

Bunda juga akan mengalami lebih banyak sakit fisik, seperti sakit punggung, leher, kaki dan tulang rusuk.
Rasa sakit ini akan memperburuk suasana hati.

Cara mengatasinya:

1. Tetap tenang meski merasa cemas dengan waktu persalinan yang semakin dekat. Bunda sudah mulai
bisa untuk mempertimbangkan proses persalinan dan dampak yang akan dimiliki bayi. Stres emosional
selama kehamilan dapat memiliki efek negatif pada bayi.

Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita yang memiliki jumlah hormon stres yang tinggi, kortisol,
jauh lebih mungkin mengalami keguguran. Karena itu, Bunda bisa melakukan latihan yoga, pernapasan
dan meditasi agar lebih rileks dan positif.

2. Kunjungan dokter kandungan di trimester akhir ini sangat penting. Hormon Bunda akan mengalami
perubahan lebih dari sebelumnya, sehingga menanyakan pada dokter tentang bagaimana cara
menghadapinya menjadi cara yang bijak.

3. Persiapkan rumah untuk menyambut bayi yang baru lahir. Ini termasuk membuat ruang tidur anak dan
memastikan memiliki persediaan dasar seperti popok, obat bayi, botol susu, dan sebagainya. Selain itu, ini
bisa menjadi pengalihan dari stres dan kecemasan tentang persalinan yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai