Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU PROFESI

Pengertian Keperawatan
Lokakarya Nasional Keperawatan, 1983
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek biologi,psikologi,sosial dan spiritual
yang bersifat komprehensif ditujukan kepada individu,keluarga dan masyarakat yang sehat maupun
sakit mencangkup siklus hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan optimal.

Pengertian Profesi
Wilensky (1964)
Profesi berasal dari profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan dengan
badan ilmu (body of knowledge) sebagi dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna
menghadapiu banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta
memiliki kode etik denganj focus utama pada pelayanan (altruism).
Schein E. H (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma tertentu dan
berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.

Hughes
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik disbanding orang
lain (klien).

Hamid A. Y (1996)
Profesi merupakan pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk
kepentingan golongan atau kelompok tertentu

DeYoung (1985)
Profesi merupakan keterkaikatan adanya 7 elemen yang memiliki dasar ilmu yang kuat,berorientasi
pada pelayanan,mempunyai otoritas,memiliki kode etik,mempunyai organisasi profesi,melakukan
penelitian secara terus menerus serta memiliki otonomi.

Ciri – Ciri Profesi


Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan okupasi (occupation) meskipun
keduanya sama – sama melakukan pekerjaan tertentu.
Profesi mempunyai cirri – cirri sebagai berikut :

1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas wilayah kerja
keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus – menerus, dan
bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara lehal melalui perundang –
undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan
dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan
pareturan – peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).
Kriteria Profesi
1. Memberi pelayanan untuk kesejahteraan manusia.
2. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dan dikembangkan secara terus –
menerus.
3. Memiliki ketelitian, kemampuan intelektual, dan rasa tanggung jawab.
4. Lulus dari pendidikan tinggi.
5. Mandiri dalam penampilan, aktivitas, dan fungsi.
6. Mwmiliki kode etik sebagai penuntun praktik.
7. Memiliki ikatan/organisasi untuk menjamin mutu pelayanan.
Wilayah Kerja Profesi
1. Pembinaaan organisasi profesi.
2. Pembinaan pendidikan dan pelatihan profesi.
3. Pembinaan pelayanan profesi.
4. Pembinaan iptek.
Keperawatan Sebagai Suatu Profesi
Menurut Prof. Ma’rifin Husin, keperawatan sebagai profesi memiliki ciri – ciri sebagai berikut.
1. Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan kaidah ilmu dan
keterampilan serta kode etik keperawatan.
2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) sehingga diharapkan
mempu untuk:
1. bersikap profesional,
2. mempunyai pengetahuan dan keterampilan profesional,
3. memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional, dan
4. menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan.
3. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikur sesuai dengan kaidah suatu profesi dalam
bidang kesehatan, yaitu:
1. Sistem pelayanan/asuhan keperawatan,
2. Pendidikan/pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut,
3. Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan
keperawatan registrasi/legislasi), dan
4. Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana dan
terarah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dean teknologi.
Dengan melihat sebagai definisi, ciri, dan kriteria profesi yang telah disebutkan di atas maka dapat
dianalisis bahwa keperawatan di Indonesia saat ini telah:

1. Memiliki badan ilmu dan telah diakui secara undang – undang oleh pemerinyah Indonesia
melalui UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesahatan.
2. Memiliki institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi, yakni AKPER/DIII Keperawatan, DIV
Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan (S1), dan Program Pasca Sarjana Keperawatan
(S2).
3. Memiliki kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik keperawatan, standar
pendidikan keperawatan, dan standar asuhan keperawatan.
4. Memiliki legislasi keperawatan (sedang diproses menjadi undang – undang).
5. Memiliki organisasi profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indinesia (PPNI).
6. Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
7. Melaksanakan riset keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA :

– A.Loedin. Pendahuluan sistem pada pelayanan kesehatan, Jakarta 1985

– Alfaro R, Aplication Of Nursing Process, A Step by Step Guide, Philadelphia : J.B

Lippincott, 1983

– Husin, Ma’rifin 1992. Profesionalisme Keperawatan . Makalah dalam Simposium

Akper Depkes, Jakarta.

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkanoleh orang lain


terhadap seseorang sesuai kedudukannyadalam suatu system.Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalammaupun dari luar dan bersifat
stabil.Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan darisesesorang pada
situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara,1995:21).

Perawat

menurut PP No. 32 th 1996 ttg tenaga kesehatan- Seseorang yg telah lulus


dan mendapatkan ijazah drpendidikan kesehatan yg diakui pemerintah.-
Tenaga keperawatan adalah Perawat dan Bidan

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untukmenyatakan aktifitas perawat


dalam praktik, dimanatelah menyelesaikan pendidikan formalnya yangdiakui
dan diberi kewenangan oleh pemerintah untukmenjalankan tugas dan
tanggung jawab keperawatansecara professional sesuai dengan kode
etikprofessional.Seorang perawat profesional seharusnya dapatmenjadi sosok
perawat ideal yang senantiasa menjadirole model bagi perawat vokasional
dalammemberikan asuhan keperawatan.Hal ini dikarenakan perawat
profesional memilikipendidikan yang lebih tinggi sehingga ia lebih matangdari
segi konsep, teori, dan aplikasi.

Peran perawat profesional

Pemberi perawatan

Pelindung dan advokat klien

Manajer kasus/koordinasi

Rehabilitator

Pemberi kenyamanan

Komunikator

Penyuluh/edukator

Kolaborator

Peneliti

Pada peran ini perawat diharapkan mampu:

Memberikan pelayanan keperawatan kepadaindividu, keluarga , kelompok


atau masyarakatsesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai darimasalah yang
bersifat sederhana sampai padamasalah yang kompleks.

Memperhatikan individu dalam konteks sesuaikehidupan klien, perawat harus


memperhatikanklien berdasarkan kebutuhan significan dari klien.

Perawat menggunakan proses keperawatan untukmengidentifikasi diagnosis


keperawatan mulai darimasalah fisik sampai pada masalah psikologis
Seorang perawat profesional harusmemahami landasan teoritis dalam
melakukanpraktik keperawatan.

Landasan teoritis tersebut akan sangatberguna bagi perawat profesional


saatmenjelaskan maksud dan tujuan dari asuhankeperawatan yang diberikan
secara rasionalkepada klien

Peran sebagai pelindung

Perawat membantu mempertahankanlingkungan yang aman dan


mengambiltindakan untuk mencegah terjadinyakecelakaan

Memastikan klien tidak memiliki alergiterhadap obat dan memberi


imunisasimelawan penyakit merupakan contohperan perawat sebagai
pelindung

 Peran Sebagai Pelindung dan Advokat Klien

Peran sebagai advokat

Bertanggung jawab membantu klien dankeluarga dalam menginterpretasikan


informasidari berbagai pemberi pelayanan.

Memberikan informasi lain yang diperlukanuntuk mengambil persetujuan


(inform concern)atas tindakan keperawatan yang diberikankepadanya.

Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien

 Peran Sebagai Pelindung dan Advokat Klien

Hak-Hak Klien antara lain :

Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya

Hak atas informasi tentang penyakitnya

Hak atas privacy

Hak untuk menentukan nasibnya sendiri

Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan


Manajer Kasus Koordinator

Mengarahkan, merencanakan sertamengorganisasi pelayanan kesehatan


daritimkesehatan sehingga pemberian pelayanankesehatan dapat terarah
serta sesuaidengankebutuhan klienMengatur waktu kerja dan sumber
yangtersedia di tempat kerjanyaMengkoordinasi dan
mendelegasikantanggungjawab asuhan dan mengawasitenagakesehatan
lainnya

Manajer  Kasus Koordinator

 Tujuan Perawat sebagai koordinator adalah:Untuk memenuhi asuhan


kesehatansecaraefektif, efisien dan menguntungkan klienPengaturan waktu
dan seluruh aktifitasataupenanganan pada klien.Menggunakan keterampilan
perawat untuk:- Merencanakan- Mengoorganisasi- Mengontrol- Mengarahkan

Beberapa cara perawat mengkomunikasikantanggungjawabnya1.


Menyampaikan perhatian dan rasa hormatpadaklien

(sincere intereset) 

 2.Bila perawat terpaksa menunda pelayanan,maka perawat bersedia


memberikanpenjelasan dengan ramah kepada kliennya

(explanantion about the delay).

3. Menunjukan kepada klien sikap menghargai

(respect)

yang ditunjukkan dengan perilakuperawat

Lanjutan…..
 4.Berbicara dengan klien yang berorientasipada perasaan klien (

subjects the patiens

desires)

bukan pada kepentingan ataukeinginan perawat

5. Tidak mendiskusikan klien lain di depanpasien dengan maksud menghina

(derogatory)

6. Menerima sikap kritis klien dan mencobamemahami klien dalam sudut


pandangklien

(see the patient point of view) 

Jenis Tanggung Jawab Perawat

1. Responsibility to God

(tanggung jawabutama terhadap Tuhannya)

2. Responsibility to Client and Society

(tanggung jawab terhadap klien danmasyarakat)

3. Responsibility to Colleague andSupervisor

(tanggung jawab terhadaprekan sejawat dan atasan)4. Tanggung


Jawab Perawat terhadap tugas5. Tanggung jawab perawat terhadap profesi

Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas

1.

Memelihara mutu pelayanan disertai kejujuranprofesional

2.
Wajib merahasiakan segala yang diketahui s/dtugas yg dipercayakan kecuali
diperlukan scrhukum

3.

Tidak menggunakan ilmu kep utk tujuan ygbertentangan dg norma kesusilaan

4.

Tidak membedakan pelayanan kepada stpmanusia (SARA)

5.

Mengutamakan perlindungan dan keselamatanpasien/klien dan menjadi


manusia yang matangsaat menjalankan tugasnya

Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi

1.

Berupaya meningkatkan kemampuanprofesionalnya

2.

Menjunjung tinggi nama baik profesikeperawatan dg berperilaku dan sifat

 –

 sifatpribadi yang luhur

3.

Berperan dalam menentukan pembakuanpendidikan dan pelayanan kep


sertamenerapkannya dalam pendidikan danpelayanan kep

4.

Bersama

 –
 sama membina dan memeliharamutu organisasi profesi

Tanggung Jawab Perawat Terhadap Negara

1.

Melaksanakan ketentuan

 –

 ketentuansbg kebijakan yang telah digariskanpemerintah

2.

Berperan aktif dalammenyumbangkan pemikiran demipeningktan pelayanan


keperawatankepada masyarakat

c. Melaksanakan praktek secara legal

Praktik sesuai dengan peraturanperundangan-undangan dalam


bidangkeperawatanPraktik sesuai dengan kebijakan lokal
dannasionalMengenal praktik yang tidak aman danberespon secara tepat
untuk keselamatanklien2.

Pemberian dan pengelolaan asuhankeperawatan

Dengan menggunakan proses asuhan

3. Pengembangan profesional

a. Terlibat dalam program pendidikan berkelanjutanatau peningkatan diri

Mempertahankan pengetahuan terkait isu-isu tentangkesehatanMelakukan


publikasi ilmiah

b. Meningkatkan profesionalisme keperawatan


Meningkatkan dan mempertahankan citra perawatMemberikan kontribusi
terhadap pendidikan danperkembangan profesional mahasiswa dan
perawatMelakukan peran sebagai role model dalam beresponsterhadap
masalah kesehatan

c.Meningkatkan mutu pelayanan asuhankeperawatanMengenal dan menilai


perkembangan praktekprofesionalMelakukan telaah ulang terhadap
praktekyang telah dilakukanMenggunakan bukti yang absah
dalammengevaluasi mutu praktik keperawatan.
A.    Pengertian
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan perundang undangan yang berlaku. ( PERMENKES RI NO.1239 Tahun 2001
tentang Registrasi dan Praktek perawat)
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga atau masyarakat yang sehat maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia.
( Seminar Nasional Keperawatan 1983 )
Perawat profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang memberikan
pelayanan keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai
dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).

B.    Peran perawat profesional


Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada
situasi sosial tertentu.
    1.   Pemberi Asuhan Keperawatan
      Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali
kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan
kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan
sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan
energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan,
perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan
yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang
kompleks.
2.   Pembuat Keputusan Klinis      
      Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan perawatan
yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum
mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan
mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik
bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam
setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pemberi perawatan
kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).
3.   Pelindung dan Advokat Klien
     Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan
mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan
efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran
perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan
memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat,
perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam
menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi
klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat
juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan
yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga
dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi
dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti
rugi akibat kelalaian.
4.   Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan
lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan
perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan perawat kesempatan untuk
membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya. 
Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan
keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990).
Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan
mengawasi tenaga kesehatan lainnya.
5.   Rehabilitator
     Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit,
kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami
gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai
rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut.
6.   Pemberi Kenyamanan
     Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan pada
manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan
emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan
kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk
mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.
7.   Komunikator
     Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama perawat dan
profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan yang
efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi
yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan
individu, keluarga dan komunitas.
8.   Penyuluh
     Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan,
mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal
yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode
pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber
yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9.   Kolaborator
     Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan
yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan
selanjutnya.
10.   Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan,
gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang
tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

C.    Fungsi perawat


Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi
dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya, perawat akan
melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:

1.   Fungsi Independen


Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis
(pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan
kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan
kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri.
2.   Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat
lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh
perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3.   Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara satu dengan
yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam
pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang
mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan
juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan
bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.

D. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat 


1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1
keperawatan pertama kali dibuka di UI,  sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan (standart, bentuk praktik keperawatan, lisensi).
E. Solusi Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat
1. Pengembangan pendidikan keperawatan
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional,
pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan
berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan
tenaga perawatan professional dibidang keperawatan.

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional


Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik
keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional dalam
memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan
konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta kemampuan
mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.
Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi
profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan
harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara mandiri
ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya
pelayanan keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi praktik keperawatan dapat di
kelompokkan dalam :
1.    Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap masyarakat
memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a.    Beneficience
selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak
merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b.    Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dan
sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan
yang dimiliki.
c.    Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati janji,
memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual
klien.
3.    Otonomi, Kendali dan Tanggung Gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara mandiri. Hak
otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa perawat memiliki
kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian, kesedian mengambil resiko dan
tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya sendiribegitupula sebagai pengatur dan
penentu diri sendiri. Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu
atau seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan untuk mengendalikan praktik,
menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab anggota profesi. Tanggung gugat berarti perawat
bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang dilakukannya terhadap klien. 
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan
pendekatan antara lain :
1.    Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui penetapan kriteria dari berbagai aspek
kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta
keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.
2.    Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari
tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan berkelanjutan bagi
para anggotanya.
3.    Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan yang
sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.
4.    Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat berbicara
banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan atau sector swasta.
5.    Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri, bukan
anya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang berpotensi
untuk dikembangkan.

Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat
tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah :
•    Caring, menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu : nilai – nilai
humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri
dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima
pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam
pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi
baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam
menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
•    Sharing, artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan
kliennya.
•    Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa
nyaman klien.
•    Crying, artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
•    Touching, artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis
yang memiliki makna (Barbara, 1994)
•    Helping, artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
•    Believing in Others, artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan
untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
•    Learning, artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
•    Respecting, artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan
menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
•    Listening, artinya mau mendengar keluhan kliennya
•    Felling, artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang,
frustasi dan rasa puas klien.
•    Accepting, artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga atau masyarakat yang sehat maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia.
Keperawatan dapat dipandang sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge,
pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan kepada
masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki perhimpunan atau organisasi profesi,
memberlakukan kode etik keperawatan, otonomi dan motivasi bersifat altruistik.

Peran perawat profesional adalah pemberi asuhan keperawatan, pembuat keputusan klinis, pelindung
dan advokat klien, manager khusus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, kolaborator,
educator dan konsultan pembaharu.
Adapun fungsi perawat profesional adalah sebagai fungsi independen, dependen dan interdependen.
Untuk menunjang keperawatan professional maka di perlukan Peningkatan kualitas organisasi profesi
keperawatan dengan berbagai cara, pendekatan serta kiat kiat yang lebih difokuskan pada
kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan
seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan
pada klien

Saran
Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun.
Untuk terakhir kalinya kami berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan mampu menjadi perawat
profesional dibidangnya.

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk
memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya
dalam batas-batas kewenangan yang dimilikinya.  (PPNI, 1999; Chitty, 1997).

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat pada pasal 1
ayat1).

Praktik keperawatan profesional adalah tindakan keperawatan profesional menggunakan


pengetahuan teoritis yang mantap dan kukuh dari berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu
keperawatan selain berbagai ilmu dasar,ilmu sosial sebagai landasan untuk melakukan asuhan
keperawatan (KDIK;1992).

Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :

1)      Sebagai pemberi asuhan keperawatan. Peran ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan
kompleks.
2)    Sebagai advokat klien. Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien & kelg dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam mempertahankan &
melindungi hak-hak pasien meliputi:
 Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
 Hak atas informasi tentang penyakitnya
 Hak atas privasi
 Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
 Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian
3)     Sebagai educator. Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4)    Sebagai coordinator. Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan
dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5)    Sebagai kolaborator. Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan.
6)    Sebagai konsultan. Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
7)     Sebagai pembaharu. Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang
sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
b.    Fungsi Perawat
1)      Fungsi Independen. Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2)    Fungsi Dependen. Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan
atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya
dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
3)     Fungsi Interdependen. Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.

https://thefuturisticlovers.wordpress.com/2013/02/04/etika-perawat-
profesional-peran-dan-fungsi-perawat/

Menurut (Gillies, 1989,h.121), standar adalah suatu pernyataan diskriptif


yangmenguraikan penampilan kerja yang dapat diukur melalui kualitas
struktur, proses dan hasil.Sedangkan menurut (ANA,1992,hl.1), standar
merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang
mengarah kepada praktek keperawatan profesional. (Sumber : Khotimah,

Standar Praktek Keperawatan

https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-1/standar-praktek-
keperawaan) Menurut (Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983),
keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelay
anan kesehatan yangdidasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yangkomprehensif (dikutip oleh Priharjo,
1995). Pelayanannya juga ditujukan kepada individu,keluarga, dan masyarakat,
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupanmanusia.
(Sumber : Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009).

  Fundamental of Nursing. 

Menurut ( Gillies, 1989, h. 121), standar praktek keperawatan adalah suatu


pernyataan yangmenguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikanuntuk klien. (Sumber : . (Sumber :
Khotimah,

Standar Praktek Keperawatan

https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-1/standar-praktek-
keperawaan) Jadi dapat disimpulkan, bahwa standar praktek keperawatan
adalah batas ukuran bakuminimal yang harus dilakukan perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.Karena keperawatan telah meningkat
kemandiriannya sebagai suatu profesi, sejumlahstandar praktek keperawatan
telah ditetapkan. Standar untuk praktek sangat penting
sebagai petunjuk yang obyektif untuk perawat memberikan perawatan dan seb
agai kriteria untukmelakukan evaluasi asuhan ketika standar telah didefinisikan
secara jelas, klien dapat
diyakinkan bahwa mereka mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas 
tinggi, perawat mengetahuisecara pasti apakah yang penting dalam pemberian
askep dan staf administrasi dapat menentukanapakah asuhan yang diberikan
memenuhi standar yang berlaku

Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran


dan ilmukeperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan.Isi
undang-undang tersebut, dapat diartikan bahwa lisensi sangat diperlukan oleh
perawat profesional dalam melakukan kegiatan praktik secara brtanggung jawa
b. Pengertian lisensiadalah kegiatan administrasi yang dilakukan oleh profesi
atau departemen kesehatan
berupa penerbitan surat ijin praktek bagi perawat profesional diberbagai tatan
an layanan kesehatan.Lisensi diberikan bagi perawat sesuai keputusan menteri
kesehatan RI No.647/Menkes/SK/IV/2000 tentang registrsi dan praktik
perawat.Whasington State Nursing Practice Act(

The State Nurses Association


) menyatakan bahwa orangyang terdaftar secara langsung bertanggung gugat
dan bertanggung jawab terhadap individuuntuk memberikan pelayanan
keperawatan yang berkualitas.

  American nurse Association

(ANA)membuat pernyataan yang sama dalam undang-undang lisensi


institusional menjadi lisensiindividual, keperawatan secara konsisten dapat
mempertahankan:1)

Asuhan keperawatan yang berkualitas, baik sesuai tanggung jawab maupun


tanggung gugat perawat yang merupakan bagian dari lisensi profesi.2)

Bila perawat meyakini bahwa profesi serta kontribusinya terhadap asuhan


kesehatan adalah penting, maka mereka akan tampil dengan percaya diri dan
penuh tanggung jawab.

UU Praktek Keperawatan

 Setiap negara bagian dan provinsi mendefinisikan sendiri cakupan praktek


keperawatan, tetapisebagian besar memiliki aturan yang serupa. Definisi
tentang praktek keperawatandipublikasikan oleh ANA pada tahun 1955
mencakup beberapa definisi yang mewakili
cakupan praktek keperawatan sebagaimana didefinisikan dalam sebagian besa
r negara bagian dan provinsi. Namun demikian pada dekade terakhir beberapa 
negara bagian merevisi UU praktekkeperawatan mereka untuk
menggambarkan pertumbuhan otonomi dan meluasnya perankeperawatan
dalam praktek keperawatan.

H. Pengembangan Standar Keperawatan

 Dalam menata standar dibutuhkan pertimbangan-perimbangan kerangka kerja


yang akandigunakan dan berbagai komponen agar standar terpenuhi,
selanjutnya dipertimbangkan siapayang menata standar dan bagaimana proses
tersebut dikoordinasikan.Kerangka kerja yang lazim dalam penataan standar,
yaitu :1)
 

Donabedian Model

 – 

 Struktur, proses, hasil

2)

Proses model “crossby”

 3)

Model kualitas enam dimensi “Maxwell

 4)

Model “Criteria Listing”(Crossby, 1989 dan Maxwell, 1984).

 Standar keperawatan secara luas menggunakan dan mengadopsi kerangka


kerja ModelDonabedian yang dipadukan dengan berbagai konsep
keperawatan.Standar harus tersedia diberbagai tatanan dengan bermacam-
macam pengertian dan persyaratan,namun essensial bagi setiap operasional
pelayanan kesehatan. Keperawatan profesi yang palingresponsive dalam
menata standar karena banyak hal-hal yang berperan penting dalam
asuhan pasien yang tidak disentuh (

intangibles

). Oleh karena itu dalam pengembangan standarkeperawatan membutuhkan


pengertian yang sangat mendasar tentang hakekat keperawatansebagai
persyaratan awal, harus diidentifikasi dengan jelas pengertian multifokal
tujuankeperawatan. Selanjutnya perlu diidentifikasi hasil asuhan pasien / klien
 – 

 hasil yang diharapkanmenjadi standar asuhan, kemudian performance kinerja


perawat professional berorientasi pada proses keperawatan

 – 

 menjadi stanar praktek dan berpotensial tidak merugikan

 – 

 struktur pengelolaan menjadi standar biaya / anggaran. Persyaratan awal diat
as tadi untuk menentukanhasil yang spesifik dan kaitannya dengan proses
keperawatan dan hasil yang diharapkan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan


tanggung jawabPPNI karena tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap
kualitas asuhan keperawatan makintinggi. Pengertian standar sangat luas
namun harus dapat diterima dan dicapai. Dalam pengembangan standar
dibutuhkan sumber-sumber pengembangan standar keperawatan.

Tujuan dan manfaat standar keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas


asuhankinerja perawat dan efektifitas menejemen organisasi. Dalam
pengembangan standarmenggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang
lazim sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan
standar bagaimana proses pengembangan tersebut.Berbagai jenis
keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi dan
pendekatanyang saling mendukung. Standar asuhan berfokus pada hasil
pasien, standar praktik
berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses 
keperawatan. Standar finansial juga harus dikembangkan dalam pengelolaan k
eperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan
organisasi pelayanan.

B. Saran

 Penulis menyarankan kepada pembaca supaya mempelajari dan menelaah


makalah ini sebagaireferensi dalam belajar. Untuk teman-teman mahasiswa
supaya lebih giat dalam belajar.

DAFTAR PUSTA

Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009).

  Fundamental of Nursing. Seven Edition.

(Terj. AndrinaFerderika). Jakarta: Salemba Medika

c.

 Menurut PPNI

Menurut Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia


(DPPPPNI) tahun 1999, standar praktik keperawatan merupakan komitmen
professi keperawatandalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang
dilakukan oleh anggota profesi.

Di dalamnya terdapat penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat


yangdianggap baik, tepat, dan benar, yang digunakan sebagai pedoman dalam
pemberianpelayanan kepeawatan diantarannya sebagai berikut.
 

Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memberikan perhatian


padaupayadan peningkatan kinerja perawat terhadap target pencapaian
tujuan.

Meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat bagi klien


sehinggadapatmenekan biaya perawatan.

Menjaga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dimasyarakat,


komunitas,kelompok dan keluarga.

2.3

Faktor-faktor yang mempengaruhi SPK

Proses keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam
aspek-aspekpemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan
(Doengoes,2000). Proseskeperawatan terbagi menjadi 5 langkah yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,implementasi, dan evaluasi.
Dengan tidak di lakukannya proses keperawatan yang benar makapasien tidak
mendapat asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan
danmencegah masalah kesehatan yang baru bahkan memperlambat proses
kesembuhan daripasien tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi standar praktek keperawatan antara lain

Kecakapan intelaktual

 
Ilmu pengetahuan

Percaya diri perawat

Sarana

Komunikas 

Pengalaman kerja perawat

Motivasi pasien untuk sembuh 

Kedisiplinan

2.4

Ciri-Ciri Standar Praktek Keperawatan

 a.

 Otonomi dalam pekerjaan

 b.

 Bertanggung jawab, dan bertanggung gugat

 c.

 Pengambilan keputusan yang mandiri

 d.

 Kolaborasi dengan disiplin lain

 e.

 Pemberian pembelaan (advocacy), dan
 f.

 Memfasilitasi kepentingan pasien/klien

2.5

Kegunaan Standar Praktek Keperawatan

Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk


mengidentifikasi ukurandan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar
dapat meningkatkan dan memfasilitasiperbaikan dan pencapaian kualitas
asuhan keperawatan.

 a.

 Pendidikan

Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan


kerja mahasiswa.

 b.

 Puskesmas

Dapat digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain


sehingga dapatsaling menghormati dan bekerja sama secara baik dalam
menjalankan pekerjaan sesuaiprofesinya dan meningkatkan pelayanan
tentunya.

 
untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara
memfokuskan kegiatanatau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi
layanan kesehatan masyarakat.

 c.

 Rumah Sakit

Dengan penggunaan standar praktek keperawatan ini tentunya akan


meningkatkan efisiensiserta juga efektifitas pelayanan keperawatan dan ini
akan berefek kepada penurunan lamarawat pasien di rumah sakit.

BAB III

KESIMPULAN

Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan


suatu kualitasyang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan
untuk klien.

Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan untuk


mengetahuiproses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam
upaya mencapai pelayanankeperawatan.

Standar praktik keperawatan merupakan acuan untuk praktik


keperawatan yang harusdicapai oleh seorang perawat dan dikembangkan
untuk membantu perawat melakukan validasimutu dan mengembangkan
keperawatan.

Menurut ANA memiliki 6 poin jenis praktek keperawatan yaitu Pengkajian,


Diagnosakeperawatan, Identifikasi hasil, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi

Menurut DEPKES memiliki 8 standar keperawatan dan menurut PPNI standar


praktikkeperawatan merupakan komitmen
professi keperawatan dalam melindungi masyarakatterhadap
praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.

Kegunaan standar praktek keperawatan yaitu bisa digunakan sebagai


acuanpencapaian dibidang pendidikan, puskesmas dan rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA 

http://ermatayuni64.wordpress.com/2012/11/17/standar-praktek-
keperawatan.html  

Anda mungkin juga menyukai