Pengertian Keperawatan
Lokakarya Nasional Keperawatan, 1983
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek biologi,psikologi,sosial dan spiritual
yang bersifat komprehensif ditujukan kepada individu,keluarga dan masyarakat yang sehat maupun
sakit mencangkup siklus hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan optimal.
Pengertian Profesi
Wilensky (1964)
Profesi berasal dari profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan dengan
badan ilmu (body of knowledge) sebagi dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna
menghadapiu banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta
memiliki kode etik denganj focus utama pada pelayanan (altruism).
Schein E. H (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma tertentu dan
berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
Hughes
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik disbanding orang
lain (klien).
Hamid A. Y (1996)
Profesi merupakan pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk
kepentingan golongan atau kelompok tertentu
DeYoung (1985)
Profesi merupakan keterkaikatan adanya 7 elemen yang memiliki dasar ilmu yang kuat,berorientasi
pada pelayanan,mempunyai otoritas,memiliki kode etik,mempunyai organisasi profesi,melakukan
penelitian secara terus menerus serta memiliki otonomi.
1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas wilayah kerja
keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus – menerus, dan
bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara lehal melalui perundang –
undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan
dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan
pareturan – peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).
Kriteria Profesi
1. Memberi pelayanan untuk kesejahteraan manusia.
2. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dan dikembangkan secara terus –
menerus.
3. Memiliki ketelitian, kemampuan intelektual, dan rasa tanggung jawab.
4. Lulus dari pendidikan tinggi.
5. Mandiri dalam penampilan, aktivitas, dan fungsi.
6. Mwmiliki kode etik sebagai penuntun praktik.
7. Memiliki ikatan/organisasi untuk menjamin mutu pelayanan.
Wilayah Kerja Profesi
1. Pembinaaan organisasi profesi.
2. Pembinaan pendidikan dan pelatihan profesi.
3. Pembinaan pelayanan profesi.
4. Pembinaan iptek.
Keperawatan Sebagai Suatu Profesi
Menurut Prof. Ma’rifin Husin, keperawatan sebagai profesi memiliki ciri – ciri sebagai berikut.
1. Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan kaidah ilmu dan
keterampilan serta kode etik keperawatan.
2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) sehingga diharapkan
mempu untuk:
1. bersikap profesional,
2. mempunyai pengetahuan dan keterampilan profesional,
3. memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional, dan
4. menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan.
3. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikur sesuai dengan kaidah suatu profesi dalam
bidang kesehatan, yaitu:
1. Sistem pelayanan/asuhan keperawatan,
2. Pendidikan/pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut,
3. Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan
keperawatan registrasi/legislasi), dan
4. Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana dan
terarah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dean teknologi.
Dengan melihat sebagai definisi, ciri, dan kriteria profesi yang telah disebutkan di atas maka dapat
dianalisis bahwa keperawatan di Indonesia saat ini telah:
1. Memiliki badan ilmu dan telah diakui secara undang – undang oleh pemerinyah Indonesia
melalui UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesahatan.
2. Memiliki institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi, yakni AKPER/DIII Keperawatan, DIV
Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan (S1), dan Program Pasca Sarjana Keperawatan
(S2).
3. Memiliki kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik keperawatan, standar
pendidikan keperawatan, dan standar asuhan keperawatan.
4. Memiliki legislasi keperawatan (sedang diproses menjadi undang – undang).
5. Memiliki organisasi profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indinesia (PPNI).
6. Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
7. Melaksanakan riset keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA :
Lippincott, 1983
Perawat
Pemberi perawatan
Manajer kasus/koordinasi
Rehabilitator
Pemberi kenyamanan
Komunikator
Penyuluh/edukator
Kolaborator
Peneliti
Manajer Kasus Koordinator
(sincere intereset)
(respect)
Lanjutan…..
4.Berbicara dengan klien yang berorientasipada perasaan klien (
subjects the patiens
desires)
(derogatory)
1. Responsibility to God
(tanggung jawabutama terhadap Tuhannya)
1.
2.
Wajib merahasiakan segala yang diketahui s/dtugas yg dipercayakan kecuali
diperlukan scrhukum
3.
4.
5.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi
1.
2.
–
3.
4.
Bersama
–
sama membina dan memeliharamutu organisasi profesi
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Negara
1.
Melaksanakan ketentuan
–
2.
3. Pengembangan profesional
Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat
tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah :
• Caring, menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu : nilai – nilai
humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri
dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima
pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam
pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi
baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam
menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
• Sharing, artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan
kliennya.
• Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa
nyaman klien.
• Crying, artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
• Touching, artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis
yang memiliki makna (Barbara, 1994)
• Helping, artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
• Believing in Others, artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan
untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
• Learning, artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
• Respecting, artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan
menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
• Listening, artinya mau mendengar keluhan kliennya
• Felling, artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang,
frustasi dan rasa puas klien.
• Accepting, artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga atau masyarakat yang sehat maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia.
Keperawatan dapat dipandang sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge,
pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan kepada
masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki perhimpunan atau organisasi profesi,
memberlakukan kode etik keperawatan, otonomi dan motivasi bersifat altruistik.
Peran perawat profesional adalah pemberi asuhan keperawatan, pembuat keputusan klinis, pelindung
dan advokat klien, manager khusus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, kolaborator,
educator dan konsultan pembaharu.
Adapun fungsi perawat profesional adalah sebagai fungsi independen, dependen dan interdependen.
Untuk menunjang keperawatan professional maka di perlukan Peningkatan kualitas organisasi profesi
keperawatan dengan berbagai cara, pendekatan serta kiat kiat yang lebih difokuskan pada
kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan
seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan
pada klien
Saran
Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun.
Untuk terakhir kalinya kami berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan mampu menjadi perawat
profesional dibidangnya.
Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk
memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya
dalam batas-batas kewenangan yang dimilikinya. (PPNI, 1999; Chitty, 1997).
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat pada pasal 1
ayat1).
Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :
1) Sebagai pemberi asuhan keperawatan. Peran ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan
kompleks.
2) Sebagai advokat klien. Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien & kelg dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam mempertahankan &
melindungi hak-hak pasien meliputi:
Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
Hak atas informasi tentang penyakitnya
Hak atas privasi
Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian
3) Sebagai educator. Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4) Sebagai coordinator. Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan
dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5) Sebagai kolaborator. Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan.
6) Sebagai konsultan. Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
7) Sebagai pembaharu. Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang
sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
b. Fungsi Perawat
1) Fungsi Independen. Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2) Fungsi Dependen. Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan
atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya
dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
3) Fungsi Interdependen. Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
https://thefuturisticlovers.wordpress.com/2013/02/04/etika-perawat-
profesional-peran-dan-fungsi-perawat/
https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-1/standar-praktek-
keperawaan) Menurut (Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983),
keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelay
anan kesehatan yangdidasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yangkomprehensif (dikutip oleh Priharjo,
1995). Pelayanannya juga ditujukan kepada individu,keluarga, dan masyarakat,
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupanmanusia.
(Sumber : Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009).
Fundamental of Nursing.
https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-1/standar-praktek-
keperawaan) Jadi dapat disimpulkan, bahwa standar praktek keperawatan
adalah batas ukuran bakuminimal yang harus dilakukan perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.Karena keperawatan telah meningkat
kemandiriannya sebagai suatu profesi, sejumlahstandar praktek keperawatan
telah ditetapkan. Standar untuk praktek sangat penting
sebagai petunjuk yang obyektif untuk perawat memberikan perawatan dan seb
agai kriteria untukmelakukan evaluasi asuhan ketika standar telah didefinisikan
secara jelas, klien dapat
diyakinkan bahwa mereka mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas
tinggi, perawat mengetahuisecara pasti apakah yang penting dalam pemberian
askep dan staf administrasi dapat menentukanapakah asuhan yang diberikan
memenuhi standar yang berlaku
UU Praktek Keperawatan
Donabedian Model
–
2)
3)
4)
intangibles
–
–
struktur pengelolaan menjadi standar biaya / anggaran. Persyaratan awal diat
as tadi untuk menentukanhasil yang spesifik dan kaitannya dengan proses
keperawatan dan hasil yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTA
Fundamental of Nursing. Seven Edition.
c.
Menurut PPNI
2.3
Proses keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam
aspek-aspekpemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan
(Doengoes,2000). Proseskeperawatan terbagi menjadi 5 langkah yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,implementasi, dan evaluasi.
Dengan tidak di lakukannya proses keperawatan yang benar makapasien tidak
mendapat asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan
danmencegah masalah kesehatan yang baru bahkan memperlambat proses
kesembuhan daripasien tersebut.
Kecakapan intelaktual
Ilmu pengetahuan
Sarana
Komunikas
Kedisiplinan
2.4
a.
Otonomi dalam pekerjaan
b.
Bertanggung jawab, dan bertanggung gugat
c.
Pengambilan keputusan yang mandiri
d.
Kolaborasi dengan disiplin lain
e.
Pemberian pembelaan (advocacy), dan
f.
Memfasilitasi kepentingan pasien/klien
2.5
a.
Pendidikan
b.
Puskesmas
untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara
memfokuskan kegiatanatau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi
layanan kesehatan masyarakat.
c.
Rumah Sakit
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://ermatayuni64.wordpress.com/2012/11/17/standar-praktek-
keperawatan.html