Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

MELALUI STRATEGI REACT DALAM MATERI PECAHAN


DI SMP

Dina Martina, Sugiatno, Bistari


Pendidikan Matematika, PMIPA, FKIP, Universitas Tanjungpura
dina.martina@yahoo.com

Abstract

This study aims to analyze the ability of students' mathematical representation in


solving the problem of fractions after being taught by REACT strategy. This research
is a research action (action reseacrh) to 9 students in class VII SMP Negeri 1 Sanggau
West Kalimantan Province. Data collection used pretest and posttest methods of
mathematical representation and interview after treatment. The results of data analysis
show that the ability of mathematical representation to be better, with increasing the
potential of students' intelligence in using representational model. It can be concluded
that the students were able to solve the fractional sum problem involving
representational models in verbal form and presented back into the symbolic form
representation model.

Keyword: Mathematical Representation, REACT Strategy.

PENDAHULUAN Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas


Secara umum, pernyataan representasi (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan
merujuk pada proses pembentukkan, (SMK).
abstarksi dan pendemonstrasian pengetahuan Pencantuman representasi sebagai
matematika. Representasi konsep, prinsip dan komponen standar proses, cukup beralasan.
permasalahan yang kontekstual adalah Untuk berpikir secara matematika dan
merupakan salah satu isi dalam pembelajaran mengkomunikasikan ide-ide matematika
matematika. Sejak tahun 1980-an, isu seseorang perlu merepresentasikan dalam
mengenai representasi matematis telah berbagai cara. Komunikasi dalam matematika
menjadi bidang kajian yang banyak diteliti memerlukan representasi ekternal yang dapat
Luitel (Hudiono, 2005). Bahkan National berupa: simbol tertulis, gambar ataupun
Council of Teacher of Mathematics (NCTM, obyek fisik. Meskipun representasi telah
1989: 2000) memposisikan representasi dinyatakan sebagai salah satu standar proses
matematis sebagai satu di antara kemampuan yang harus dicapai siswa melalui
standar proses bermatematika di sekolah. pembelajaran matematika, pelaksanaannya
Demikian juga, di dalam kurikulum 2006 bukan hal sederhana. keterbatasan
disebutkan kemampuan representasi pengetahuan guru dan kebiasaan siswa
matematis termasuk ke dalam Standar belajar dikelas dengan cara konvensional
Komptensi Lulusan (SKL) dari Sekolah belum memungkinkan untuk menumbuhkan

1
atau mengembangkan kemampuan representasi internal seseorang itu dapat
representasi matematis siswa secara optimal. disimpulkan atau diduga berdasarkan
Meskipun representasi telah dinyatakan representasi eksternalnya dalam berbagai
sebagai salah satu standar proses yang harus kondisi, misalnya dari pengungkapannya
dicapai siswa melalui pembelajaran melalui kata-kata (lisan), melalui tulisan
matematika, pelaksanaannya bukan hal berupa simbol, gambar, grafik, tabel ataupun
sederhana. Keterbatasan pengetahuan guru melalui alat peraga (hands-on). Dengan kata
dan kebiasaan siswa belajar dikelas dengan lain terjadi hubungan timbal balik antara
cara konvensional belum memungkinkan representasi internal dan eksternal dari
untuk menumbuhkan atau mengembangkan seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu
kemampuan representasi matematis siswa masalah.
secara optimal. Sebagai contoh, disajikan Penyampaian materi dalam
gambaran pemanfaatan kemampuan pembelajaran matematika menunjukkan
representasi matematis siswa,dimana siswa terdapat permasalahan mendasar yaitu kurang
mengerjakan soal matematika yang berkaitan berkembangnya kemapuan representasi
dengan representasi sebagai berikut. matematis siswa, khususnya pada siswa
1 1 SMP. Hal ini disebabkan, selain guru
Soal 1 : + = ...
2 3
2 4 mengajarkan representasi terbatas pada yang
Soal 2 : 3+3= ... konvensional, siswa cenderung meniru
Jawaban siswa dalam lembar jawaban adalah langkah guru, siswa tidak diberikan
sebagai berikut: kesempatan untuk menghadirkan
1 1 3 2 5 representasinya sendiri yang dapat
Jawaban soal 1 : 2 + 3= 6 + 6=6
0 0 0 meningkatkan kemampuan representasinya
Jawaban soal 2 : 2 + 3=5 dalam pembelajaran matematika.
Memperhatikan jawaban dari siswa, Kemampuan representasi matematis
menunjukkan bahwa meskipun sebagian merupakan salah satu dari proses matematis
kecil siswa dapat menjawab benar, dan salah satu kunci keterampilan
namun sebagian besar lainnya masih komunikasi matematis. Secara tidak
lemah dalam memanfaatkan kemampuan langsung, hal ini mengindikasikan bahwa
proses pembelajaran yang menekankan pada
representasi yang dimilikinya khususnya
kemampuan representasi akan melatih siswa
representasi simbolik.Berpikir tentang ide dalam komunikasi matematis.
matematika yang kemudian Adapun bentuk-bentuk representasi
dikomunikasikan memerlukan representasi dalam penelitian ini digolongkan menjadi :
eksternal yang wujudnya antara lain: verbal, (1) representasi visual (gambar, diagram,
gambar dan benda konkrit. Berpikir tentang grafik, atau tabel) ; (2) representasi simbolik
ide matematika yang memungkinkan pikiran (pernyataan matematik/notasi matematik,
seseorang bekerja atas dasar ide tersebut numerik/simbol aljabar) ; dan (3) representasi
merupakan representasi internal. verbal (teks tertulis/kata-kata). Untuk lebih
Representasi internal dari seseorang sulit jelasnya, berikut ini adalah indikator dari
untuk diamati secara langsung karena masing-masing bentuk representasi
merupakan aktivitas mental dari seseorang matematis tersebut (Suryana, 2012).
dalam pikirannya (minds-on). Tetapi

2
Tabel 1
Indikator Representasi Matematis Siswa
Bentuk Representasi
No Indikator
Matematis
1) Menggunakan gambar untuk menyelesaikan
masalah.
1 Representasi visual 2) Membuat gambar pecahan.
3) Membuat gambar untuk memperjelas masalah
dan memfasilitasi penyelesaiannya.
1) Membuat persamaan atau model matematika dari
representasi lain yang diberikan.
2 Representasi simbolik 2) Membuat konjektur dari suatu pecahan.
3) Menyelesaikan masalah dengan melibatkan
ekspresi matematis.
1) Menuliskan langkah-langkah penyelesaian
masalah matematika dengan kata-kata.
2) Menyusun cerita sesuai dengan representasi yang
3 Representasi verbal
disajikan.
3) Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata
atau teks tertulis.

Marpaung (2003) menyatakan tiga Menyikapi hal tersebut, untuk


bentuk representasi yang biasa digunakan; meningkatkan kemampuan representasi
modus enaktif (perbuatan) yang matematis siswa yang ditawarkan melalui
menggunakan model-model berupa benda penelitian ini adalah pembelajaran dengan
konkrit atau berbentuk tindakan; modus strategi Relating, Experiencing, Applying,
ikonik (ikon = mata) dengan menggunakan Cooperating, Transferring (REACT) yang
gambar, grafik, skema, diagram atau tabel; dijabarkan oleh CORD (Center of
modus simbolik (bahasa) menggunakan Occupational Research and Development) di
bahasa tulis atau lisan. Amerika tahun 1999. REACT merupakan
Menurut Janvier (1987:27) akronim dari sebuah strategi pembelajaran
mengemukakan proses translasi adalah: “the dengan lima aspek yang merupakan satu
psychological processes involved in going kesatuan yaitu menghubungkan (Relating),
from one mode of representation to another, melakukan pencarian dan penyelidikan yang
for example, from an equation to a graph”. dilakukan oleh siswa secara aktif untuk
Berarti proses translasi merupakan proses menemukan makna konsep yang dipelajari
perubahan dari satu bentuk representasi ke (Experiencing), penerapan pengertian
bentuk representasi lainnya. Kemampuan matematika dalam penyelesaian masalah
representasi matematis merupakan hal yang (Applying), memberikan kesempatan kepada
sangat penting dan perlu ditingkatkan dalam siswa untuk belajar secara bekerja sama dan
pembelajaran matematika. Melalui berbagi (Cooperating), dan memberikan
representasi, pebelajar akan terlatih untuk kepada siswa memberikan transfer
menuangkan gagasan atau idenya, baik pengetahuan matematika dalam penyelesaian
secara lisan maupun tulisan. Hal ini sekaligus masalah matematika maupun di luar
dapat membantu pebelajar untuk saling matematika (Transfering).
berbagi pengetahuan dalam memahami Dengan demikian proses pembelajaran
konsep atau materi pelajaran matematika perlu melibatkan siswa secara aktif, dinamik
yang dipelajarinya. dan eksploratif agar dapat memacu

3
peningkatan pemahaman terhadap melakukan kegiatan eksperimen (hands-on
matematika terutama dalam kemampuan activity) untuk menuangkan gagasan yang
representasi matematis. Untuk itu, penerapan dimiliki oleh siswa ditranslasi dari
Strategi Relating, Experiencing, Applying, representasi satu ke representasi lainnya.
Cooperating, Transferring (REACT) Selanjutnya ciri Applying berhubungan
diharapkan dapat membantu meningkatkan dengan Manipulative Models dan Written
kemampuan representasi matematis siswa. Symbol, siswa diminta untuk menerapkan
Hubungan keterkaitan antar strategi penjumlahan pecahan dengan representasi
pembelajaran REACT dengan jenis dalam bentuk model (benda) yang dapat
representasi matematis dapat digambarkan dimanipulasi dalam kehidupan sehari-hari,
seperti skema berikut. seperti roti, kayu, dan sebagainya, serta
ditranslasi dalam bentuk simbol. Dilanjutkan
ciri Cooperating berhubungan dengan Real
World Situation dan Spoken Language, siswa
ditopang belajar dengan berkelompok untuk
memecahkan masalah penjumlahan pecahan
dengan mengaitkan kehidupan nyata dan
ditranslasi melalui gambar dan simbol.
Kemudian ciri Transfering berhubungan
dengan Spoken Language dan Written
Symbol siswa menunjukkan kemampuan
representasi dalam penjumlahan pecahan dan
ditranslasi dalam situasi dan konteks simbol.

METODE
Penelitian ini menekankan aspek
Skema 1 kualitatif dan lebih menitikberatkan proses
Hubungan Antara Jenis Representasi alih-alih hasilnya. Artinya dalam penelitian
Matematis Melalui Pembelajaran Dengan ini yang lebih diperhatikan adalah
Strategi Pembelajaran REACT
kemampuan representasi matematis yang
digunakan siswa dalam menyelesaikan soal.
Dari skema diatas, dipaparkan beberapa
Disini, akan dikaji bagaimana langkah-
komponen, yaitu komponen hubungan antara
langkah dan strategi siswa untuk
kemampuan representasi matematis siswa
menyelesaikan soal dan mengkaji bagaimana
dengan strategi pembelajaran REACT,
hal itu dapat dijelaskan. Oleh karena itu,
diduga siswa keliru saat merepresentasi
penelitian ini dilakukan dalam (2) dua siklus
penjumlahan pecahan namun memiliki
menggunakan penelitian tindakan (action
kelebihan dalam penjumlahan bilangan bulat.
reseacrh) yang meliputi melihat (look),
Pada kelebihan tersebut diberikan treatment
berpikir (think), dan bertindak (act). Menurut
melalui pembelajaran dengan ciri Relating
Stringer (2007), penelitian tindakan disajikan
yang berhubungan dengan Manipulative
sebagai siklus berulang dengan instruksi;
Models dan Written Symbols, menghasilkan
melihat: mengumpulkan informasi; berpikir:
representasi lain untuk mengolah
merefleksi atau menganalisis informasi; dan
penjumlahan bilangan bulat yang siswa
bertindak: perencanaan, pelaksanaan dan
ketahui akan ditranslasi dengan pecahan
evaluasi belajar.
senama menggunakan gambar dan simbol.
Langkah-langkah dalam penelitian ini
Setelah tercapai, ciri Experiencing yang
mengikuti pelaksanaan pelajaran disekolah
berhubungan dengan Manipulative Models
pada umumnya, hanya saja diperlukan
dan Static Picture, siswa diajak untuk

4
intervensi tindakan pembelajaran dengan satu putaran pertama, menafsirkan hasil
strategi REACT. Rangkaian tindakan dalam penerapan tindakan, menyempurnakan
setiap siklus pada penelitian adalah: (1) kekurangan dan kelemahan yang ada dan
Melihat (look) diawali dengan refleksi awal mengulang tindakan untuk putaran
sebagai upaya penjajagan untuk selanjutnya. Persiapan pembelajaran
mengumpulkan informasi tentang situasi dilakukan dengan pembuatan perencanaan
yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti pembelajaran, pembuatan instrumen (tes)
melakukan pengamatan pendahuluan untuk yang dijadikan sebagai alat untuk mengetahui
mengenali dan mengetahui situasi kemampuan translasi dan transformasi
sebenarnya. Selanjurnya, pada tahap ini representasi siswa, pembuatan pedoman
dikembangkan Rencana Pelaksanaan observasi dan wawancara untuk siswa. (2)
Pembelajaran (RPP), instrument tes untuk Pelaksanaan menginformasikan kepada siswa
mengetahui kemampuan translasi dan tentang pembelajaran yang akan
transformasi representasi, dan pedoman dilaksanakan, memberikan kerangka
observasi. Hal ini bersifat fleksibel dalam arti pembelajaran kepada siswa, memberikan
dapat diperbaiki sesuai dengan kondisi nyata kesempatan kepada siswa untuk berdikusi
yang ada dilapangan. (2) Berpikir (thing) kelompok. (3) Evaluasi belajar melakukan tes
pada tahap ini semua informasi yang kemampuan untuk mendapatkan informasi
diperoleh saat pelaksanaan dianalisis guna yang diperoleh dari proses pengumpulan dan
menyesuaikan antara kenyataan di lapangan pengolahan data dan melakukan wawancara
dengan harapan yang perlu dicapai dalam bersruktur yang digunakan untuk
penelitian. Informasi yang diperoleh menemukan permasalahan secara terbuka dan
dipelajari keterkaitannya satudengan yang meminta pendapat siswa.
lainnya termasuk keterkaitannya dengan teori
atau hasil penelitian yang telah ada/relevan. HASILPENELITIAN DAN
Hasil pelaksanaan ini digunakan untuk PEMBAHASAN
mengembangkan rencana intervensi tindakan Hasil Penelitian
pada siklus selanjutnya. (3) Bertindak (act)
Data hasil penelitian merupakan
pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang
langkah-langkah untuk menganalisis
dilakukan peneliti sebagai upaya intervensi
kemampuan translasi dan transformasi
untuk perbaikan, peningkatan atau perubahan
representasi matematis siswa melalui
yang dilaksanakan dengan berpedoman pada
pembelajaran dengan strategi REACT dalam
rencana tindakan. Tindakan yang dilakukan
menyelesaikan soal pecahan. Dari hasil
selalu berpedoman pada RPP yang telah
analisis data pretes tidak terdapat perbedaan,
ditetapkan sebelumnya. Secara operasional,
sedangkan pada hasil postes menunjukkan
tahapan inetrvensi tindakan penelitian untuk
perbedaan kemampuan representasi
masing-masing tahapan dapat diuraikan
matematis siswa setelah diberikan
sebagai berikut. (1) Perencanaan merupakan
pembelajaran dengan strategi REACT.
pengamatan dikelas; untuk menjaring lebih
Untuk mengetahui kemampuan
akurat, maka kegiatan yang dilakukan antar
representasi matematis siswa mampu
lain: mengumpulkan informasi dan data
mengekspresikan matematika dari bentuk
tentang kesulitan belajar penjumlahan
satu ke bentuk lainnya setelah pembelajaran
pecahan, memahami karakteristik materi
strategi REACT, dilakukan analisis terhadap
penjumlahan pecahan, menjalin kerja sama
hasil jawaban siswa dalam menyelesaikan
dan partisipasi, mengembangkan strategi
soal-soal yang telah diberikan. Berdasarkan
pembelajaran, mengembangkan instrumen
jawaban yang diperoleh menunjukkan siswa
untuk mengetahui penguasaan dan capaian
mampu menyajikan bentuk representasi satu
pembelajaran, menerapkan tindakan untuk

5
ke bentuk lainnya dengan memahami operasi dimanupulasi ke bentuk simbol dan 8 orang
hitung secara baik dan benar. memberikan jawaban yang salah. Soal 6, 4
orang dapat menjawab soal dengan tepat, 2
Pembahasan orang diantaranya salah berhitung dan 3
Berdasarakan hasil observasi lapangan orang lainnya tidak menajwab sesuai kriteria
ditemukan beberapa hal terkait keberadaan yang diinginkan.
siswa sebagai objek yang diteliti, diantaranya Berdasarkan pengamatan terhadap
kemampuan translasi dan transformasi aktivitas guru dalam pembelajaran melalui
representasi matematis siswa. Tidak sedikit strategi REACT, dapat disimpulkan bahwa
siswa yang merasa kurang percaya diri untuk pada saat pembelajaran berlangsung, guru
memberikan pendapat bahkan takut salah melaksanakan fungsinya dengan baik, yaitu
dalam memberikan jawaban. Hal demikian menjadi fasilitator yang mengarahkan siswa,
dapat terkikis ketika pembelajaran dilakukan mengamati serta membimbing kegiatan
dengan strategi REACT. Siswa tidak terpaku siswa, baik ketika berdiskusi dengan teman
hanya dengan pembelajaran yang monoton, satu kelompok maupun diskusi kelas.
tetapi dapat beradaptasi dan berkolaborasi Pembelajaran dilaksanakan sebanyak
dengan temannya ketika dihadapkan pada dua kali pertemuan. Setiap pertemuan setara
pemanfaatan pembelajaran strategi REACT. dengan dua jam pelajaran. Pelaksanaan
Berdasarkan deskripsi data yang pembelajaran mengikuti jadwal yang telah
diperoleh dari hasil pretes, dari indikator disusun oleh sekolah. Setiap pertemuan
yang memuat 6 soal, yakni soal 1 dan soal 2 pembelajaran menggunakan strategi REACT
menyatakan konsep penjumlahan pecahan dengan lima tahap pembelajaran yaitu (1)
dari bentuk verbal ke bentuk simbol ke Relating, (2) Experiencing, (3) Applying, (4)
bentuk gambar. Untuk soal 1 dari 9 orang Cooperating, serta (5) Transfering. Hasil
siswa hanya 3 orang dapat memahami konsep treatment dengan strategi REACT dapat
dengan tepat dan menjawab dengan benar dilihat pada grafik berikut.
yang memperoleh skor 12, dan 6 orang
lainnya belum menjawab dengan tepat. Soal
2, 1 orang menjawab dengan benar, 2 orang
menjawab kurang tepat dalam
mengekspresikan bentuk matematisnya, 4
orang tidak melakukan proses penjumlahan
pecahan dengan benar serta 2 orang lainnya
hanya membuat gambar saja. Soal 3, 6 orang
dapat menjawab dengan benar sesuai kriteria
yang diharapkan dengan menyajikan jawaban
dari bentuk cerita ke bentuk simbol, dan 3 Grafik 1
orang menjawab salah. Soal 4, 5 orang Pelaksanaan Pembelajaran Strategi REACT
memberikan jawaban yang sesuai dengan
mengekspresikan bentuk gambar ke bentuk Berdasarakan hasil observasi lapangan
simbol, 4 orang lainnya kurang tepat ditemukan beberapa hal terkait keberadaan
menentukkan bentuk simbol berdasarkan dari siswa sebagai objek yang diteliti, diantaranya
soal bentuk gambar tersebut. Pada soal 3 dan kemampuan translasi dan transformasi
4 perolehan skor yang didapat siswa sangat representasi matematis siswa. Tidak sedikit
menonjol dibanding dengan soal lainnya. siswa yang merasa kurang percaya diri untuk
Soal 5, hanya 1 orang yang menjawab memberikan pendapat bahkan takut salah
dengan tepat menyajikan soal dari bentuk dalam memberikan jawaban. Hal demikian
gambar ke bentuk cerita kemudian dapat terkikis ketika pembelajaran dilakukan

6
dengan strategi REACT. Siswa tidak terpaku menjawab atau mempresentasikan hasil
hanya dengan pembelajaran yang monoton, kelompoknya di kelas. Pada fase penutup
tetapi dapat beradaptasi dan berkolaborasi semua berjalan lancar.
dengan temannya ketika dihadapkan pada Agar pembelajaran efektif, guru perlu
pemanfaatan pembelajaran strategi REACT. merencanakan dan mempersiapkan dengan
Hal lain yang muncul berdasarkan matang, terutama menyangkut sajian bahan
kenyataan dilapangan bahwa pembelajaran ajar dan bentuk pertanyaan alternatif yang
dengan strategi REACT mampu mengajak diberikan kepada siswa ketika siswa
siswa turut berperan serta untuk belajar menemui kesulitan. Bentuk pertanyaan-
secara berkelompok atau mandiri, sehingga pertanyaan yang diberikan kepada siswa
guru/peneliti hanya melakukan pengarahan harus lebih sederhana dan yang lebih
dan memberi petunjuk belajar yang efektif mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi
kepada siswanya. Pembelajaran dengan konsep. Bentuk bantuan yang diberikan oleh
startegi REACT dikelas VIID SMP Negeri 1 guru tersebut merupakan lanjutan dari
Sanggau membuktikan bahwa pemahaman pengajuan petanyaan-pertanyaan yang
matematika siswa menjadi lebih baik, dapat dituangkan melalui LAS. Bantuan yang
meningkatkan potensi kecerdasan siswa diberikan guru bukan untuk individu
melalui proses translasi dari berbagai model melainkan untuk kelompok. Bila terdapat
representasi. Selain skor nilai, akibat siswa yang menemui kesulitan, maka
pembelajaran yang berbeda dapat diamati didiskusikan terlebih dahulu dalam
dari jawaban-jawaban siswa yang bervariasi kelompoknya.
menggunakan berbagai representasi. Berdasarkan hasil dari postest, lebih
Hasil pretest menunjukkan dominan baik dibandingkan pretest, sesuai dengan
hasil skor yang didapat kurang maksimal indikator yang diharapan. Terlihat dari skor
karena sebagian besar siswa tidak dapat maksimal lebih banyak diperoleh siswa pada
menjawab pertanyaan dengan benar dan hasil postest, soal yang mendominasinya
melakukan kesalahan dalam menjawab soal. yakni nomor 2, 3, 4 dan 6. Sayangnya, 2
Namun beberapa siswa dapat menjawab orang siswa tidak dapat mengikuti posttest
pertanyaan dengan benar. Pembahasan dari dengan maksimal, dikarenakan hambatan
tahap awal ini, beberapa siswa masih kurang acara keagamaan, sementara salah seorang
paham dengan materi penjumlahan pecahan, siswa memang kurang pemahamannya dalam
sehingga perlu adanya pembelajaran dengan menyelesaikan soal tersebut. Hasil
strategi REACT pada tahap selanjutnya untuk pengamatan menyimpulkan bahwa
memudahkan siswa memahami pelajaran pelaksanakan dalam pembelajaran telah
penjumlahan pecahan. berlangsung sesuai rencana, berdasarkan
Hasil treatment dengan strategi REACT pembelajaran dengan strategi REACT.
menunjukkan pada bagian pendahuluan siswa Keberhasilan pembelajaran dengan
merespon dan membuka pelajaran dengan strategi REACT dalam meningkatkan
tertib dan sesuai jadwal (terlampir). kemampuan representasi matematis siswa
Walaupun ada sebagian kecil yang tidak terjadi karena pada pembelajaran dengan
sesuai, karena terdapat beberapa fase yang strategi REACT siswa terstimulus secara
tidak dilakukan (data terlampir). Pada fase aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga
Relating, pelaksanaan dianggap baik begitu kemampuan matematika siswa berkembang
pula pada fase Experiencing, Applying, dan dan meningkat. Temuan ini sesuai dengan
Cooperating, semua berjalan baik, kecuali pernyataan Crawford (2001) yang
fase Transferring terdapat sebagian kecil menyatakan bahwa strategi REACT memiliki
kurang baik, karena pada fase ini beberapa kelebihan diantaranya dapat memperdalam
siswa cenderung pasif dan tidak berani utuk

7
pemahaman siswa serta membuat belajar Saran
menyeluruh dan menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka peneliti menyarankan :
KESIMPULAN DAN SARAN Dalam pembelajaran hendaknya melibatkan
Kesimpulan siswa secara aktif agar siswa merasa lebih
Berdasarkan uraian hasil penelitian dihargai dan diperhatikan sehingga akan
tentang pengembangan kemampuan meningkatkan perilaku belajar yang baik.
representasi matematis siswa melalui strategi Dalam penerapan strategi pembelajaran
REACT yang telah dipaparkan pada bab IV, REACT, diharapkan guru melakukan
dapat disimpulkan beberapa hal sesuai persiapan secara matang agar pembelajaran
dengan tujuan penelitian, yakni: (1) dapat berjalan lancar dengan
Kemampuan translasi representasi yang mempertimbangkan pengalokasian waktu
digunakan siswa dalam menyelesaikan soal pada setiap langkah-langkah pembelajaran.
penjumlahan pecahan setelah diajarkan Dalam tahapan cooperting, hendaknya guru
dengan strategi REACT, siswa dapat tidak hanya mengelompokkan siswa dan
menyelesaikan soal yang melibatkan membiarkan siswa bekerjasama tetapi juga
representasi bentuk verbal dan disajikan harus mendorong semua siswa di setiap
kembali ke dalam bentuk simbolik. Kendala kelompok untuk berpartisipasi dalam
yang dihadapi siswa berupa sajian aktivitas kelompok dan menumbuhkan
representasi bentuk simbolik. (2) tanggung jawab di setiap diri siswa.
Kemampuan transformasi representasi yang Hendaknya guru mengarahkan siswa dalam
digunakan siswa dalam menyelesaikan soal mengkonstruki konsep dengan bahasa yang
pecahan setelah diajarkan dengan REACT, sederhana dan mudah dimengerti siswa. Perlu
siswa masih kesulitan memanipulasi adanya penelitian lebih lanjut mengenai
representasi bentuk simbol, yang disebabkan strategi pembelajaran REACT, agar
gagal dalam mengingat fakta perkalian dan pembelajaran matematika di sekolah dapat
pembagian. berkembang dan dapat diketahui faktor-
faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar
matematika siswa.

DAFTAR RUJUKAN Disetasi UPI Bandung: tidak


CORD. (1999). Teaching diterbitkan.
MathematicsContextually. [Online]. Janivier, Claude. (1987). Problems Of
Tersedia: Representation In Teaching And
http://www.cord.org/uploadedfiles/T Learning Of
eaching_Math_Contextually. [09 Mathematics. New Jersey: Lawrence
Desember 2015]. Erlbaum Associates.
Crawford. (2001). Teaching Marpaung, Y. (2003). Masalah
Contextually. Texas: CCI PembelajaranMatematika.
Publishing, Inc. (LapPenelitian). Yogyakarta:
Hudiono, Bambang. (2005). Univ. Sanata Darma.
PeranPembelajaran Diskursus Multi National Council of Teachers ofMathematics.
Representasi Terhadap (2000).Principlesand
Pengembangan Kemampuan Standars for School
Matematik dan Daya Mathematics. Reston VA:
RepresentasiPada Siswa SLTP. TheNational Council of Teachers of
Mathematics Inc.

8
Suryana, Andri. (2012). Kemampuan Jurusan PendidikanMatematika
Berfikir Matematis Tingkat Lanjut FMIPA UNYpada tanggal 10
(Advanced Mathematical November 2012,
Thinking) Dalam Mata Kuliah h. 40.
Statistika Matematika I, Stringer, E. (2008). Action Research In
Disampaikan dalamseminar Education (2nd ed). Upper Saddle
nasional matematika dan River, NJ: Pearson.
pendidikan matematika,

Anda mungkin juga menyukai