NIM : 1811010061
ESWL merupakan terapi non-invasif yang menggunakan gelombang kejut yang efektif
untuk memecahkan batu ginjal yang berukuran kurang dari 20 mm. ESWL pada batu ginjal yang
besar memberikan angka bebas batu yang rendah dan tidak efektif karena harus dilakukan
beberapa kali pengulangan ESWL. ESWL bekerja melalui tekanantekanan mekanik dan dinamik
pada batu seperti cavitation, shear, dan spalling.
Kontraindikasi absolut pada ESWL meliputi urosepsis yang tidak terkontrol, hipertensi
yang tidak terkontrol, obstruksi distal pada jalur keluar batu dan kehamilan, ukuran batu lebih
dari 20 mm, dan jenis batu sistin.9,10 Beberapa keadaan pasien yang mejadi faktor kurang
diminatinya pemilihan tatalaksana ESWL adalah obesitas dan anatomi ginjal yang abnormal.
Penatalaksanaan :
a. Sebelum ESWL
- pasien untuk menghentikan konsumsi obat-obatan pengencer darah satu minggu sebelum
ESWL.
- Pada ESWL yang menggunakan anestesi umum atau bius total,
- pasien dianjurkan untuk berpuasa selama 6 jam sebelum prosedur dilakukan Pasien
sebaiknya didampingi oleh keluarga atau kerabat terdekat saat melakukan ESWL, hingga
kondisinya benar-benar pulih setelah bius total.
b. Prosedur ESWL
- ESWL dilakukan tanpa sayatan atau bedah, sehingga sering diterapkan sebagai prosedur
rawat jalan atau one day care (ODC
- pasien akan diminta berbaring saja dengan nyaman di ruang tindakan.
- Bantal empuk akan diletakkan di sekitar perut atau bagian belakang ginjal
- Posisi tubuh pasien disesuaikan dengan jangkauan alat ESWL agar gelombang kejut bisa
ditargetkan dengan mudah ke daerah sekitar ginjal.
- Dokter akan memberikan obat bius (anestesi) yang disesuaikan dengan kondisi pasien,
biasanya lokal atau setengah badan
- Dokter akan menggunakan sinar Rontgen untuk menentukan lokasi batu ginjal secara
tepat.
- Dokter urologi akan memberikan 1000-2000 gelombang kejut yang difokuskan pada batu
ginjal.
c. Setelah ESWL
- Pasien akan diminta untuk beristirahat selama 1-2 jam di rumah sakit
- Dokter dapat memberikan antibiotik dan obat pereda sakit setelah ESWL.
- Pasien mengonsumsi air putih lebih banyak dapat memicu buang air kecil lebih sering,
sehingga membantu pembuangan pecahan batu ginjal melalui urine
2. Ureteroscopic Lithotripsy (URS)
merupakan prosedur tindakan pemeriksaan saluran kandung kemih yang
menggunakan suatu alat yang dimasukkan melalui saluran kemih kedalam ureter
kemudian batu dipecahkan dengan gelombang pneumatik. Pecahan batu akan keluar
bersama air seni.
Penatalaksanaan :
- pasien diposisikan lateral ekstensi atau tengkurap. Pada kedua prosedur ini diperlukan
insisi berupa luka tusuk.
- Lama prosedur URS dikerjakan sekitar 2-3 jam dengan perdarahan minimal dan skor
nyeri 3.
- Operasi pielolitotomi dan ureterolitotomi digunakan untuk mengambil batu ginjal dan
ureter. Pasien dengan teknik ini biasanya diposisikan lateral fleksi atau tengkurap.Dengan
posisi lateral fleksi maka ureter atas dan pelvis ginjal terlihat.
- Batunya akan teraba dan kemudian insisi dapat dilakukan di ureter tepat di posisi batu
berada.
- Durasi operasinya sekitar 1-2 jam dengan perdarahan yang terjadi ringan sampai sedang
dan skor nyeri 10.
Penatalaksanaan :
- pasien diposisikan lateral ekstensi atau tengkurap. Pada kedua prosedur ini diperlukan
insisi berupa luka tusuk.
- Lama prosedur PCNL dikerjakan sekitar 2-3 jam dengan perdarahan minimal dan skor
nyeri 3.
- Operasi pielolitotomi dan ureterolitotomi digunakan untuk mengambil batu ginjal dan
ureter. Pasien dengan teknik ini biasanya diposisikan lateral fleksi atau tengkurap.Dengan
posisi lateral fleksi maka ureter atas dan pelvis ginjal terlihat.
- Batunya akan teraba dan kemudian insisi dapat dilakukan di ureter tepat di posisi batu
berada.
- Durasi operasinya sekitar 1-2 jam dengan perdarahan yang terjadi ringan sampai sedang
dan skor nyeri 10.
4. Open Stone Surgery (OSS)
OSS merupakan suatu tindakan pembedahan terbuka berupa pielolitotomi atau
nefrolitotomi. Tindakan ini dilakukan dengan melakukan insisi pada kulit lalu
mengekspos ginjal sehingga memudahkan untuk proses pengangkatan batu ginjal
terutama staghorn stone.
Penatalaksanaan :
Kriteria Hasil:
Nursing outcomes classification
(NOC) : Fluid Balance
Terbebas dari edema, efusi, anasarka
Bunyi nafas bersih,tidak adanya dipsnea
Memilihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign
normal.
- Komplikasi
a. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme,
dan masukan diit berlebih.
b. Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi
produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
d. Anemia akibat penurunan eritropoitin.
e. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan
kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
f. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
g. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
h. Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
i. Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia
- Fokus Perhatian
Pengkajian yang khas pada kasus Batu Saluran Kemih adalah bisa berupa :
Kemungkinan diagnose yang muncul pada kasus Batu Saluran Kemih adalah :
1. Nyeri
pelvic umum dari ginjal atau kolik uretral), diuresis pasca obstruksi.
4. Defisiensi pengetahuan
1. Nyeri
Cara yang biasanya digunakan untuk mengatasi batu kandung kemih adalah
terapi konservatif, medikamentosa, pemecahan batu, dan operasi terbuka.
URS Litotripsi
- pasien diposisikan lateral ekstensi atau tengkurap. Pada kedua prosedur ini
diperlukan insisi berupa luka tusuk.
- Lama prosedur URS dikerjakan sekitar 2-3 jam dengan perdarahan minimal dan
skor nyeri 3.
- Batunya akan teraba dan kemudian insisi dapat dilakukan di ureter tepat di
posisi batu berada.
- Durasi operasinya sekitar 1-2 jam dengan perdarahan yang terjadi ringan sampai
sedang dan skor nyeri 10.
- Tindakan kolaborasi
Tim gizi dengan dilakukan diet, Diet yang baik dan sesuai dengan penderita
saluran kemih adalah diet yang terdiri atas buah segar, sayuran dan selada, lemak
nabati, dan susu rendah lemak. Diet yang dibatasi adalah daging, ikan, sosis
sebesar 150 gr/hari, sedangkan yang dihindari adalah lemak dan gula serta garam
yang terlalu banyak
- Pendidikan kesehatan
Edukasi yang tepat adalah mengenai perubahan gaya hidup yang mampu
mengurangi faktor resiko batu saluran kemih di kemudian hari
5. Apa evaluasi keperawatannya
Nyeri berkurang, Skala nyeri menurun, klien dapat beristirahat dan tampak
rileks
- Komplikasi
- Fokus Perhatian
TSH dan FT4 adalah pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar hormon
tiroid dalam darah dan fungsi dari kelenjar tiroid. Pada pemeriksaan laboratorium,
TSH memiliki nilai rujukan normal: 0,27-4,7mlU/L, sedangkan FT4 memiliki nilai
normal: 0,7-1,55 ng/dL. Jika TSH Anda rendah dan FT4 naik maka kondisi ini
dinamakan hipertiroid.
Untuk Hipotiroid :
Saat dilakukan trakeostomi, pasien berada dalam keadaan terbius total. Namun,
pada kondisi gawat darurat, sering kali hanya dilakukan pembiusan lokal di daerah leher
yang akan dibedah. Selama operasi berlangsung, kadar oksigen di darah dan denyut
jantung pasien akan diawasi melalui oksimeter dan EKG.
Setelah obat bius bekerja, dokter akan membuat sayatan di area bawah jakun.
Sayatan akan diteruskan sampai ke dalam, hingga bagian tulang rawan trakea terbuka dan
membentuk lubang. Setelah itu, lubang akan dipasangi tabung trakeostomi yang
terhubung langsung dengan udara luar.
Pasien kemudian akan bernapas melalui pipa ini, bukan melalui hidung atau
mulut. Jika diperlukan, pipa dapat disambungkan ke tabung oksigen atau mesin
ventilator. Lubang trakeostomi bisa bersifat sementara maupun permanen.
Untuk Hipertiroid :
Tes darah dilakukan untuk mengevaluasi fungsi kelenjar tiroid melalui jumlah
hormon tiroid di tubuh Anda. Dokter akan mengukur beberapa hormon terkait fungsi
kelenjar tiroid seperti Free T4 (FT4), T3 dan TSH (Tiroid Stimulating Hormon). Sampel
darah Anda akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut. Melalui
pemeriksaan ini, dokter bisa mendiagnosis hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid) atau
hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid). Nantinya, dokter pun akan menelusuri lebih
lanjut penyebab kelainan ini, misalnya berasal dari kelenjar tiroid atau ada organ lain
yang terlibat.
- Tindakan kolaborasi
Hipotiroid :
Hipertiroid :
1. Terapi Umum
a. Obat antitiroid
2. Farmakoterapi
c. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil), obat ini dipakai untuk mengobati
tangan gemetar dan denyut jantung yang meningkat.
- Pendidikan kesehatan
Hipotiroid :
Hipertiroid :
Hipotiroid :
a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten(klien tidak terasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
c. Tanda-tanda vital dalam rentang normal(tekanan darah, nadi, pernafasan)
Hipertiroid :
a.Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
b. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi.
c.Klien akan menunjukkan berat badan stabil.
d. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus.
e.Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi.
f. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya.
g. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
- Komplikasi
Hipotiroid :
a. Koma miksedema adalah situasi yang mengancam jiwa yang ditandai dengan
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme, termasuk hipotermia tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran yang
menyebabkan koma
b. Kematian dapat terjadi tanpa penggantian TH dan stabilisasi gejala
Hipertiroid :
a. Eksoftalmus. Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar.
b. Penyakit jantung. Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada
jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal
(aritmia) dan syok.
c. Stroma tiroid (tirotoksitosis). Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga
penanganan harus lebih khusus.
d. Krisis tiroid (thyroid storm). Akibatnya adalah pelepasan hormon tiroid dalam jumlah
yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila
tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
- Fokus Perhatian
Terjadi jika tiroid menjadi atrofi atau mengalami kerusakan sel-sel yang mensekresi
hormon atau mengalami tidak adekuatnya stimulus oleh hormon yang dilepaskan kelenjar
hipofise anterior atau hipofise
Prosedur :
INSULIN VIAL
9. Menggunakan spoit : Usap tutup vial insulin kapas alkohol, lalu ambillah udara
sejumlah insulin yang akan diberikan, lalu suntikkanlah ke dalam vial untuk
mencegah terjadi ruang vakum dalam vial.
10. Setelah insulin masuk ke dalam spuit, periksa apakah mengandung gelembung
atau tidak, kemudian periksalah dosis insulin yang ingin diinjeksikan.
11. Usap tempat penyuntikan dengan kapas alkohol.
12. Penyuntikan dilakukan pada jaringan bawah kulit (subkutan), kulit dijepit dan
jarum disuntikkan dengan bagian miring menghadap keatas membentuk sudut 45
derajat agar tidak terjadi penyuntikkan intra muskular.
13. Usap tempat penyuntikan dengan kapas alcohol
INSULIN PENA
14. buka penutup insulin pena, pasang jarum ke pena, lalu buka penutup luar dan
penutup dalam jarum.
15. Bila insulin baru pertama kali digunakan, putar ujungnya sebesar 2 unit,
kemudian ketuk dan tekan tombol dosis untuk membuang gelembung udara.
16. Putar tombol dosis sesuai yang diinginkan, pegang pena insulin dengan cara
digenggam dengan 4 jari dengan ibu jari pada tombol dosis.
17. Cubit kulit lokasi penyuntikan kemudian injeksikan ke lokasi secara tegak lurus.
18. Tekan tombol dosis dengan ibu jari hingga menunjukkan angka 0 dan tahan
selama minimal 6 detik untuk mencegah insulin keluar dari tempat penyuntikan
19. Tarik perlahan-lahan dengan posisi tetap tegak lurus.
20. Pasang penutup dalam jarum, kemudian pasang penutup insulin pena.
- Tindakan kolaborasi
a. Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan
diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk
mencapai tujuan berikut :
1) Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamindan mineral)
2) Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
3) Memenuhi kebutuhan energi
4) Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan
kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis
5) Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
b. Latihan. Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin.
c. Terapi Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka
panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia
oral tidak berhasil mengontrolnya.
- Pendidikan Kesehatan
Diabetes mellitus merupakan sakit kronis yang memerlukan perilaku penanganan
mandiri yang khusus seumur hidup. Pasien bukan hanya belajar keterampilan untuk
merawat diri sendiri guna menghindari penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah
yang mendadak, tetapi juga harus memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup untuk
menghindari komplikasi jangka panjang yang dapat ditimbulkan dari penyakit diabetes
mellitus.
b) Penyakit serebrovaskuler
c) Penyakit Ateroskerosis
- Fokus Perhatian
Dukungan dari keluarga atau family center yang dapat memberikan semangat kepada
penderita Diabetes Melitus
6. Kemungkinan etika yang muncul