Anda di halaman 1dari 31

KELOMPOK 8

Nalche Kechia Rangan C051171036


Ika Alfionita Liling C051171037
Trie Saputri Tuna C051171040
Fitri Sain C051171338 Asuhan Keperawatan
Hepatitis & DHF (Dengue
Hemorrhagic Fever)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
DEFINISI
Hepatitis adalah penyakit peradangan pada organ
hati yang terjadi karena infeksi virus yang
menyerang dan menyebabkan kerusakan pada sel-
sel dan fungsi organ hati (Septiani, 2017). Penyakit
yang menyebabkan peradangan pada jaringan hati
ini juga tergolong pada penyakit menular
(Papuangan, 2018).

Hepatitis Hepatisi
akut Kronis
Infeksi Virus Alkohol

Etiologi

Obat-obatan dan Zat


Penyakit Autoimun
kimia
Patofisiologi
Virus hepatitis yang masuk ke
dalam tubuh terbawa melalui
aliran darah sampai ke hati.
Berkembang biak di dalam sel
hati. Sel pertahanan tubuh
manusia berusaha menghilangkan
ini dengan menyerang sel hati,
sehingga terjadi peradangan dan
kerusakan fungsi hati.
Manifestasi Klinis

Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C


Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Antibodi Pemeriksaan antibodi Pemeriksaan antibodi
Hepatitis B surface Hepatitis B envelope Hepatitis B envelope
(Anti-HBs) (Anti-HBe) (Anti-HBe)

Pemeriksaan Hepatitis Pemeriksaan Hepatitis Pemeriksaan antibodi


B surface Antigen B envelope Antigen Hepatitis B core (Anti-
(HBsAg) (HBeAg) HBc), berupa IgM anti HBc
Penatalaksanaan
Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah
baring selama fase akut penting dilakukan, dan diet rendah
lemak dan tinggi karbohidrat umumnya merupakan makanan
yang paling dapat dimakan oleh penderita. Pemberian
makanan secara intravena mungkin perlu diberikan selama
fase akut bila pasien terus-menerus muntah. Aktivitas fisik
biasanya perlu dibatasi hingga gejala mereda dan tes fungsi
hati kembali normal.
Komplikasi
Sirosis adalah komplikasi hepatitis yang paling
sering terjadi. Sel hati yang normalnya jika
mengalami kerusakan maka akan digantikan
oleh sel-sel sehat yang baru akan tetapi pada
kasus sirosis kerusakan sel hati akan
digantikan oleh jaringan parut ( Sikatrik ). Jika
jaringan parut yang terbentuk semakin besar
maka jumlah sel hati yang sehat akan
berkurang dan hal ini dapat menyebabkan
terjadinya penurunan sejumlah fungsi hati
(Sari, Indrawati, & Djing, 2008).
Pencegahan
Asuhan Keperawatan
DIAGNOSA NOC NIC

Keletihan b.d kekurangan glukosa dalam Daya tahan : Manajemen energi :


darah
Kriteria hasil 1.kaji status fisiologi pasien yang eneyebabkan kelelahan
seuai dnegan konsep dan perkembangannya
Batasan karakteristik : Dalam waktu 2x24 jam pasien mampu :

- Kelelahan 2. monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber


- Meningkatkan aktivitas fisik dari sangat terganggu
- Kekurangan energi nutrisi yang kuat
menjadi cukup terganggu
- Meningkatkan konsentrasi dari sangat terganggu 3. konsultasikan dengan ahli gizi mengenai cara
menjadi cukup terganggu meningkatkan asupan energi dari makanan
- Meningkatkan daya tahan otot dari sangat terganggu
4. anjurkan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuan
menjadi cukup terganggu
energy
- Mengingkatkan jumlah glukosa dalam darah dari
sangat terganggu menjadi sedikit terganggu 5. evaluasi secara bertahap kenaikan level aktifitas pasien

- Menurunkan factor kelelahan dari berat menjadi


6. instruksikan orang terdekat mengenai perawatan diri
ringan.
yang memungkinkan penggunaan energi sehemat mungkin

7. anjurkan pasien untuk memilih aktifitas yang


membangun ketahanan
Lanjutan
Nyeri akut b.d agen cedera biologis Tingkat nyeri Manajemen nyeri

Kriteria hasil: 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang


Batasan karakteristik :
meliputi lokasi, karakteristik, onset atau duasi,
- Bukti nyeri menggunakan skala Dalam waktu 2x24 jam, pasien mampu
frekuensi, kualitas, intensitas atau berat nyeri dan
- Ekspresi wajah nyeri
- Nyeri yang dilaporkan menjadi ringan faktor penentu
- Keluhan tentang intensitas, karakteristik menggunakanskala
- Ekspresi nyeri wajah ringan 2. Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yng dapat
- Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan
- Mengerang dan menangis tidak ada mencetuskan atau meningkatkan nyeri (misalnya:
standar instrument nyerti
- Kehilangan nafsu makan tidak ada ketakutan, kelelahan)
- Frekuensi napas normal 3. Gali penggunaan metode farmakologi yang
dipakai pasien saat ini untuk menurunkan nyeri
4. Libatkan keluarga dalam modalitas penurunan
nyeri jika memungkinkan
5. Dukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri
Lanjutan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh b.d Status nutrisi Manajemen nutrisi
ketidakmampuan makan Kriteria Hasil : - Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien
Dalam waktu 2x24 jam pasien mampu : untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Batasan karakteristik : - Meningkatkan asupan gizi dari banyak - Monitor kalori dan asupan makanan
- Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal menyimpang dari rentang normal menjadi - Anjurkan pasien untuk memantau kalori dan intake
- Gangguan sensasi rasa sedikit menyimpang dari rentang normal makananBerikan arahan jika diperlukan
- Kram abdomen - Asupan makanan meningkat dari banyak - Tawarkan makanan ringan padat gizi
- Nyeri abdomen menyimpang dari rentang normal menjadi - Beri obat-obatan sebelum makan misalnya antiemetik
edikit menyimpang dari rentang normal
- Asupan cairan meningkat dari banyak Manajemen gangguan makan
menyimpang dari rentang normal menjadi - monitor intake atau asupan dan asupan cairan secara
sedikit menyimpang dari rentang normal tepat
- monitor berat badan klien sesuai secara rutin
- sediakan program latihan dibawah observasi jika
diperlukan
- kolaborasi dengan tim kesehatan lain untu
mengembangkan rencana perawatan dengan
melibatkan klien dan orang terdekatnya dengan tepat
Lanjutan
Ketidakefektifan pola napas b.d posisi tubuh yang Status pernafasan Monitor pernapasan :
menghambat ekspansi paru
Kriteria Hasil - Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan
kesulitan bernafas
Batasan Karakteristik: Dalam waktu 2x24 jam :
- Monitor pola napas
1. Penggunaan otot bantu pernafasan
- Frekuensi pernafasan normal - Monitor keluhan sesak nafas pasien serta aktivitas
2. Pnurunan ventilasi semenit
- Irama pernafasan normal yang memperburuk sesak.
3. Pernafasan bibir
- Kepatenan jalan nafas - Auskultasi suara nafas, catat aea dimana terjadi
- Suara nafas tambahan tidak ada penurunan atauada tidaknya ventilasi dan
keberadaan suara napas tambahan
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Berikan bantuan terapi napas jika diperlukan
Defenisi
Definisi DHF (Dengue Hemorrhagic
Fever)
Demam Dengue (dengue fever/ DF)
atau demam berdarah/ DBD adalah
penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypi, penyakit ini
terjadi pada anak, remaja atau orang
dewasa.
Klasifikasi derajat DBD menurut WHO

Derajat 1 Demam disetai gejalah tidak khas dan satu-


satunya manifestasi perdarahan adalah uji
torniquet positif
Derajat 2 Derajat 1 disertai perdarahan spontan dikulit atau
perdarahan lain
Derajat 3 Ditemukan nya tanda dan gejalah kegagalan
sirklasi yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi
menurun (≤20 mmHg) atau hipootensi disertai
kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah
Derajat 4 Syok berat, nadi tak teraba dan

tekanan darah tak dpat diukur


Etiologi
Infeksi dengue disebabkan oleh virus dengue yang
berdasarkan etiologinya termsuk golongan
arbovirusatau virus yang di tularkan oleh
artropoda yaitu nyamuk Aedes aegepty atau
Aedes albopictus.
Famili : Flaviviridae
Genus : Flavivirus
Spesies : Dengue Virus
Serotipe : DEN-1,DEN-2, DEN-3, DEN-4
Virus dengue terdapat 4 serotip virus yaitu DEN-
1,DEN-2,DEN-3,DEN-4. Keempatnya ditemukan di
indonesia dengan DEN serotipe terbanyak
Manifestasi klinis
• Perdarahan pada kulit atau
petechie,echimosis, hematom.
Kriteria klinis DBD menurut WHO ( dalam Irwan,
• Perdarahan lain seperti epistaksis,
2019) adalah :
hematemesis, hematuria dan melena
• Demam akut yang tinggi selama 2-7 hari,
Selain demam dan perdarahan yang merupakan
kemudian turun secara lisis. Demam disetai
ciri khas DBD, gambaran klinis lain yang tidak
gejala tidak spesifik
dijumpai pada penderita DBD adalah :
• Manifestasi perdarahan
• Keluhan pada saluran pernafasan seperti
Your Content Here
• Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa icterus
batuk, pilek, sakit pada waktu menelan.
• Kenaikan nilai hematocrit.
• Keluhan pada saluran pencernaan: mual,
muntah, anoreksia, diare, konstipasi.
• Keluhan sistem tubuh yang lain
Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan trombositopenia Pemeriksaan radiologi,
 Hemokonsentrasi atau Pemeriksaan USG : pada USG
peningkatan hematocrit didapatkan hematomegali dan
 Pemeriksaan hemoglobin splenomegaly dan pada foto thorax
 Pemeriksaan Serum Glutamic- dijumpai efusi pleura yang
Oxaloacetic Transminase merupakan salah satu tanda
(SGOT) dan Serum Glutamic kebocoran plasma pada DBD
Pyruvic Transminase (SGPT)
 Pemeriksaan serologi
Penatalaksanaan
a. Terapi suportif
b. Terapi simptomatik terbagi menjadi :
.
1 Terapi antipiretik

2 Terapi antasida dan antiulcer

c. Terapi Non farmakologis


.
Minum air yang banyak
1

2 Istirahat yang cukup

3 Tirah baring

d. Pengobatan tradisional
.
Komplikasi

Komplikasi demam berdarah dengue (DBD)


biasanya terkait dengan syok yang dapat
mengarah pada asidosis metabolic,
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC),
hingga kegagalan multi organ. Apabila terjadi
kelebihan cairan dalam penatalaksanaan
DBD, dapat terjadi edema pulmonary, gagal
jantung akut, gangguan elektrolit dan
ensefalopati.
Prognosis

Renjatan yang terjadi pada saat demam,


prognosisnya buruk. Dengan sifatnya yang
self-limiting disease, angka kematian
(mortality rate) DF kurang dari 1%. Angka
kematian untuk kasus DHF yang tertangani
medis adalah 2-5%. Bila DHF tidak diobati,
angka kematiannya meningkat sampai 50%.
Pencegahan
A. Pengendalian secara lingkungan B. Pemberantasan secara biologis

• Program 3 M (Menguras, Menutup


dan Mengubur) C. Pengendalian secara kimiawi
• Mengganti air yang ada pada vas
bunga atau tempat minum di
sarang burung (bila ada)
setikdanya seminggu sekali.
• Membersihkan saluran air yang
tergenang
Asuhan Keperawatan DHF

Pengkajian Fokus
 Identitas pasien
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit yang pernah diderita
 Riwayat imunisasi
 Riwayat gizi
 Kondisi lingkungan
 Pola kebiasaan Your Content Here

 Pemeriksaan fisik
 Sistem integumen
Diagnosa keperawatan Outcome Intervensi
Kekurangan volume cairan b.d Keseimbangan cairanSetelah diberikan perawatan selama Manajemen elektrolit/cairan
kegagalan mekanisme regulasi 2 x 24 jam pasien dapat memenihi kriteria hasil : Aktivitas-aktivitas:
(Domain 2. Nutrisi, kelas 5. Hidrasi) o Tekanan darah tidak terganggu
 Pantau kadar serum serum elektrolit yang abnormal.
Batasan karakteristik: o Keseimbangan intake dan output tidak terganggu
 Pantau adanya tanda dan gejala overhidrasi yang memburuk atau
o Berat badan stabil tidak terganggu
- Kelemahan dehidrasi (misalnya ronkhi basah, di lapangan paru terdengar,
o Turgor kulit tidak terganggu
- Penurunan tekanan nadi polyuria atau oliguria, perubahan perilaku, kejang, mata cekung
o Hematokrit dari sangat terganggu menjadi sedikit
- Penurunan tekanan darah atau edema, napas dangkal dan cepat).
terganggu
- Penurunan turgor kulit  Dapatkan specimen laboratorium untuk pemantauan perubahan
o Kelemahan ototdari sangat terganggu menjadi sedikit
- Peningkatan suhu tubuh cairan atau elektrolit (misalnya hematocrit, BUN, protein, natrium,
terganggu
NANDA hlm. 193 dan kadar kalium).
o Keseimbangan Cairan dari sangat terganggu menjadi
 Timbang berat badan harian dan pantau gejala.
sedikit terganggu
 Tingkatkan intake/asupan cairan per oral (misalnya memberikan
o Hidrasi dari sangat terganggu menjadi sedikit
cairan oral dan tempatkan di tempat yang mudah dijangkau oleh
terganggu
pasien, memberikan sedotan dan menyediakan air segar).
 Monitor status hemodinamik, termasuk CVP, MAP, PAP, dan tingkat
( NOC, hlm.192)
PCWP, jika ada.
 Jaga pencatatan intake/asupan dan output yang akurat.
 Pantau jika ada tanda dan gejala retensi cairan.
 Monitor TTV
Diagnosa keperawatan Outcome Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi : Status Nutrisi Manajemen gangguan makan:
kurang dari kebutuhan tubuh Setelah diberikan perawatan  Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan klien ( dan orang terdekat klien
b.d kurang asupan makanan selama 2 x 24 jam pasien dapat dengan tepat).
(Domain 2. Nutrisi, kelas 1. memenuhi kriteria hasil:  Dorong klien untuk mendiskusikan makanan yang disukai bersama dengan ahli gizi.
Makan) o Asupan makanan secara  Monitor intake/asupan dan asupan cairan secara tepat.
Batasan karakteristik: peroral sepenuhnya adekuat  Observasi klien selama dan setelah pemberian makan untuk meyakinkan bahwa intake/
o Asupan cairan secara peroral asupan makanan yang cukup tercapai dan dipertahankan.
- Berat badan 20% atau
sepenuhnya adekuat  Beri kesempatan untuk membatasi pilihan makanan dan latihan untuk meningkatkan
lebih dibawah
o Asupan cairan intravena berat badan sebagaiman berat badan meningkat sesuai sikap yang diinginkan.
rentang berat badan
sepenuhnya adekuat  Bantu klien untuk mengkaji dan memecahkan masalah personal yang berkontribusi
ideal
o Asupan nutrisi parenteral terhadap gangguan makan.
- Membran mukosa
sepenuhnya adekuat  Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengembangkan rencana perawatan
pucat
(NOC hlm.551) dengan melibatkan klien dan orang-orang terdekatnya dengan tepat.
- Kurang minat pada
 Rundingkan dengan ahli gizi dalam menentukan asupan kalori harian yang diperlukan
makanan
untuk mempertahankan berat badan yang sudah ditentukan .
- Ketidakmampuan
 Monitor berat badan klien secara rutin.
memakan makanan
- Nyeri abdomen
(NANDA hlm. 177)
Diagnosa keperawatan Outcome Intervensi
Hipertermia b.d penyakit Termoregulasi a) Perawatan Demam
(Domain 11. Setelah diberikan perawatan selama 2  Pantau suhu dan tanda tanda vital lainnya.
Keamanan/Perlindungan Kelas 6. x 24 jam pasien dapat memenuhi  Monitor warna kulit dan suhu.
Termoregulasi) kriteria hasil:  Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan kehilangan
Batasan karakteristik: o Tingkat Pernapasan normal cairan yang tak dirasakan.
o Hipertermia tidak di temukan  Beri obat atau cairan IV( misalnya antipiretik, agen anti bakteri,
- Gelisah
o Tidak ada akit kepala dan agen anti menggigil).
- Kulit kemerahan
o Perubahan warna kulit menjadi  Jangan beri aspirin untuk anak-anak.
- Takikardi
normal  Dorong konsumsi cairan.
- Takhipnea
o Tidak ada peningkatan suhu  Pantau komplikasi komplikasi yang berhubungan dengan
- Kulit terasa hangat
tubuh demam serta tanda dan gejala kondisi penyebab demam
o Tidak ada dehidrasi (misalnya, kejang, penurunan tingkat kesadaran, status
NANDA, hlm.457
(NOC, hlm. 564) elektrolit abnormal, ketidakseimbangan asam basa, aritmia
jantung, dan perubahan abnormalitas sel).
Diagnosa keperawatan Outcome Intervensi
Risiko syok Keparahan Syok: Hipovolemik Pencegahan Syok:
(Domain 11. Keamanan/Perlindungan. Setelah diberikan perawatan selama 2 x 24  Monitor terhadap adanya respon kompensasi awal syok( misalnya,
Kelas 2. Cedera Fisik) jam pasien dapat memenuhi kriteria hasil: tekanan darah normal, tekanan nadi melemah, hipotensi ortostatik
Faktor Resiko : o Penurunan tekanan nadi perifer ringan, (15 sampai 25 mmHg), perlambatan pengisian kapiler,
Hipovolemia o Lesu pucat/dingin pada kulit atau kulit kemerahan, takipnea ringan, mual dan
o Menigkatnya laju jantung muntah, peningkatan rasa haus, dan kelemahan).
NANDA, hlm.424 o Penurunan tingkat kesadaran  Monitor terhadap adanya tanda tanda respon sindroma inflamasi
sistemik (misalnya, peningkatan suhu , takikardi, takipnea, hipokarbia,
(NOC, hlm.161) leukositosis, leukopenia).
 Monitor terhadap adanya tanda awal dari penurunan fungsi jantung (
misalnya, penurunan CO dan urine output, peningkatan SVR dan
PCWP, bunyi crackles pada paru,bunyi jantung dan takikardia.
 Monitor status sirkulasi (misalnya, tekanan darah , warna kulit,
temperatur kulit, bunyi jantung, nadi dan irama, kekuatan dan kualitas
nadi perifer, dan pengisian kapiler.
 Monitor suhu dan status respirasi.
 Monitor EKG:
 Anjurkan pasien dan keluarga mengenai faktor-faktor pemicu syok.
 Anjurkan pasien dan keluarga mengenai langkah langkah yang harus
dilakukan terhadap timbulnya gejala syok.
Diagnosa keperawatan Outcome Intervensi
Risiko perdarahan Keparahan Kehilangan Darah a) Pencegahan perdarahan:
(Domain 11. Keamanan/Perlindungan Setelah diberikan perawatan selama 2 x 24  Monitor dengan ketat risiko terjadinya perdarahan pada pasien.
Kelas 2. Cedera Fisik ) jam pasien dapat memenuhi kriteria hasil:  Catat nilai hemoglobin atau hematokrit sebelum dan setelah pasien
Faktor Resiko : 1. Keparahan kehilangan darah dari kehilangan darah sesuai indikasi.
- Aneurisme cukup berat menjadi ringan  Monitor tanda dan gejala perdarahan menetap.
2. Status sirkulasi dari deviasi cukup  Monitor komponen koagulasi darah (termasuk protrombin time), Partial
NANDA, hlm. 408 berat dari kisaran normal menjadi Thromboplastin Time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin, dan trombosit
deviasi ringan dari kisaran normal. hitung dengan cara yang tepat.
3. Keparahan Kehilangan darah dari  Monitor tanda tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah.
cukup berat menjadi ringan  Instruksi pasien dan keluarga untuk memonitor tanda-tanda
4. Tidak ada hematemesis perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan
5. Tidak ada hematuria (misalnya, lapor kepada perawat).
(NOC, hlm.148)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai