Anda di halaman 1dari 1

nopoli)

82. PE
(rodi) dan lembaga punale sanksi (poenale sanctie) yang berlangsung sampai
menjelang berakhirnya pemerintahan Hindia Belanda, yang oleh Pemerin-
tah Balatentara Jepang dihidupkan kembali dalam pelbagai bentuk kerja-
paksa.
Lembaga perhambaan dan lembaga peruluran tidak mempunyai pe-
ngaruh sedalam seperti perbudakan, kerja-paksa dan punale sanksi.
Perhambaan (pandelingschap) terjadi bila seorang pemberi gadai menye.
rahkan dirinya sendiri atau orang lain yang ia kuasai, atas pemberian pin-
jaman sejumlah uang kepada seorang penerima gadai yang mendapat hak un-
tuk minta dari orang yang digadaikan itu (hamba) agar melalaikan pekerja-
an baginya, dengan kewajiban memerdekakan kembali atau menyerahkan
kembali kepada pemberi-gadai pada waktu uang pinjaman dilunasi kepada
pemegang-gadai. Pekerjaan yang dilakukan oleh seorang hamba untuk
kepentingan orang yang meminjamkan uang itu, biasanya adalah untuk me-
lunasi hutangnya ataupun tidak untuk mencicil hutangnya itu, tetapi hanya
untuk membayar bunganya saja. Dalam hal yang terakhir ini adalah jelas,
bahwa nyatanya perhambaan ini tidak berbeda dari perbudakan. Seorang
hamba semacam ini tetap berada dalam kekuasaan pemberi-pinjaman,
karena hasil pekerjaannya menjadi hak pemberi pinjaman.
Seperti halnya dengan perbudakan yang tidak berhasil dihapuskan de
ngan Regeringsreglement tahun 1854 dan staatsblad 1855 nr 46 dan 47. per
hambaan inipun tidak dapat dihapuskan dengan suatu pasal dalam Rege
ringsreglement 1818 dan staatsblad 1822 nr 10 Proses penghapusan pe-
hambaan ini juga memerlukan waktu yang lama, yaitu kira-kira satu abad
DT
Selain
pekerja

Anda mungkin juga menyukai