Anda di halaman 1dari 5

INTEGRASI SOSIAL

 Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau


keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memilki keserasian fungsi.

 Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :

1.Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan social dalam suatu sistem sosial tertentu

2.Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.

Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan
satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.

Menurut pandangan para penganut funsionalisma struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di
atas dua landasan berikut :

1.Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus (kesepakatan) di antara


sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental
(mendasar)

2.Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari
berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan
sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-
cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.

Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :

1.Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn
diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk
kelompok kami sendiri

2.Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar
dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya

3.Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan
keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.

4.Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok


minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan
kegiatan bersama

5.Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha
mencari dan mendapatkan jalan tengah
6.Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan
ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua
pihak

Pertentangan atau ketegangan adalah tingkah laku yang berdasarkan emosi. Tiga ciri situasi
pertentangan yaitu:

1. ada beberapa bagian yang ada dalam konflik

2. adanya interaksi yang menyebabkan perbedaan

3. adanya perbedaan antara kebutuhan, tujuan, nilai dll

GOLONGAN BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL

Aspek kemasyarakatan yang mempersatukannya antara lain :

1.Suku bangsa dan kebudayaannya


2. Agama
3. Bahasa,
4. Nasional Indonesia

Bentuk Integrasi Sosial

Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan


asli.

Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.

Faktor-Faktor Pendorong

A. Faktor Internal :

kesadaran diri sebagai makhluk sosial

tuntutan kebutuhan

jiwa dan semangat gotong royong

B. Faktor External :

tuntutan perkembangan zaman

persamaan kebudayaan
terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama

persaman visi, misi, dan tujuan

sikap toleransi

adanya kosensus nilai

adanya tantangan dari luar

Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial

1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan
perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.

2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang
lainnya.

Konflik/Pertentangan

Konflik/Pertentangan berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara


sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatuinteraksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam
setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di
masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang
tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Penyebab terjadinya konflik/Pertentangan dimasyarakat

1. Perbedaan Kepentingan

Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:
 

1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.

2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.

3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.

4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.

5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.

6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya.

7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.

8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.

2. Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme

a. Prasangka dan diskriminasi

Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi


masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui
proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan
dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan
biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan
agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba
mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan
sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.

b. Perbedaan Prasangka dan diskriminasi

Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam
kondisi prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial bagi suatu
individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya bertindak diskriminasi terhadap
rasa yang diprasangka.
c. Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan Diskriminatif

1. Latar belakang sejarah.

Misalnya : bangsa kita masih menganggap bangsa Belanda adalah bangsa penjajah.Ini
dilatarbelakangi karena pada masa lampau Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama kurang
lebih 3,5 abad.
2. Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional

Apabila prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antara
kelompok orang kaya dengan orang miskin.

3. Bersumber dari faktor kepribadian

Bersifat prasangka merupakan gambaran sifat seseorang. Tipe authorian personality adalah
sebagian ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif
dan tertutup.

4. Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama.

Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang
diseluruh penjuru dunia.

d. Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi

Dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan
usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan
kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari.

Anda mungkin juga menyukai