Anda di halaman 1dari 6

MODUL 2

HAKIKAT PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Makna dan Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi ABK

1. Kegiatan pelayanan (service) merupakan suatu jasa yang diberikan kepada seseorang atau
lembaga untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,pelayanan :

a. Perihal/cara melayani

b. Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan

uang

c. kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau

jasa

Di dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang mengumumkan. Bahwa tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran. Pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan undang- undang no 20 tentang
system pendidikan nasional ( UUSPN ).

 Dalam undang – undang tersebut dikemukakan hal- hal yang erat hubungan dengan pendidikan
bagi anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus sebagai berikut ;

 Bab 1( pasal 1 ayat 18 ) Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti
oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah

 Bab II ( pasal 4 ayat 1 ) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis berdasarkan HAM,


agama, kultural, dan kemajemukan bangsa.

 Bab IV ( pasal 5 ayat 1 ) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu baik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual atau
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

 Bab V bagian 11 Pendidikan khusus ( pasal 32 ayat 1 ) Pendidikan khusus bagi peserta yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial atau memiliki potensi kecerdasan.
B. Sejarah Perkembangan

Layanan Pendidikan Khusus

Pendidikan khusus tumbuh dari satu kesadaran awal bahwa beberapa anak membutuhkan
sejenis pendidikan yang berbeda dari pendidikan biasa agar dapat mengembangkan potensi mereka.
Akar dari kesadaran ini dapat ditelusuri di Eropa pada tahun 1700-an ketika para pionir tertentu mulai
membuat upaya-upaya terpisah untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus.

Salah satu upaya tersebut dengan mendirikan lembaga-lembaga residensial yang didirikan di Amerika
Serikat untuk mengajar penyandang cacat terbanyak di awal 1800-an. Hal ini membuat Amerika Serikat
menjadi negara yang memimpin negara-negara lain dalam pengembangan pendidikan khusus di seluruh
dunia.

 Dewasa ini, peran lembaga pendidikan sangat menunjang tumbuh kembang dalam mengolah
system maupun cara bergaul dengan orang lain. Selain itu lembaga pendidikan tidak hanya
sebatas untuk system bekal ilmu pengetahuan, namun juga memberi skil hidup yang diharapkan
bermanfaat di masyarakat.

 Lembaga pendidikan tidak hanya ditunjukkan kepada anak yang normal saja, tapi juga anak-anak
keterbelakangan mental.

 B. Sejarah Perkembangan Layanan pendidikan Khusus di Indonesia

 Di Indonesia dimulai ketika Belanda masuk ke Indonesia (1596-1942), dimana dengan


memperkenalkan system persekolahan dengan orientasi barat, untuk pendidikan bagi anak
penyandang cacat dibuka lembaga-lembaga khusus. Lembaga pertama untuk anak tunanetra,
tunagrahita tahun 1927 dan untuk tunarungu tahun 1930 yang ketiganya terletak di Kota
Bandung.

 Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan, Pemerintah RI mengundang-undangkan tentang


pendidikan. Undang-undang tersebut menyebutkan pendidikan dan pengajaran luar biasa
diberikan dengan khusus untuk mereka yang membutuhkan (pasal 6 ayat 2) dan untuk itu anak-
anak tersebut berhak dan diwajibkan belajar di sekolah sedikitnya 6 tahun (pasal 8).

 Dengan ini dapat dinyatakan berlakunya undang-undang tersebut maka sekolah-sekolah baru
yang khusus bagi anak-anak penyandang cacat, termasuk untuk anak tunadaksa dan tunalaras
yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB).

 Sekolah Luar Biasa

 Berdasarkan urutan berdirinya SLB pertama untuk masing-masing kategori kecacatan SLB
dikelompokkan menjadi:

1.      SLB A untuk anak tunanetra


2.      SLB B untuk anak tunarungu

3.      SLB C untuk anak tunagrahita

4.      SLB D untuk anak tunadaksa

5.      SLB E untuk anak tunalaras

6.      SLB F untuk anak tunaganda

 Jumlah Sekolah dan Siswa Berkebutuhan Khusus di Indonesia (93-94 dan 1998-1999)

Berbagai Bentuk dan Jenis Layanan

Bagi ABK

MACAM-MACAM PENDIDIKAN LUAR BIASA

A. System Pendidikan Segregasi

System pendidikan dimana anak berkelainan terpisah dari system pendidikan anak normal.
Penyelenggaraan system pendidikan segregasi dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari
penyelenggaran pendidikan untuk anak normal.

Ø Keuntungan system pendidikan segregasi

- Rasa ketenangan pada anak luar biasa

- Komunikasi yang mudah dan lancar

- Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak

- Guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa

- Sarana dan prasarana yang sesuai

Ø Kelemahan system pendidikan segregasi

- Sosialisasi terbatas

- Penyelenggaraan pendidikan yang relative mahal

B.System Pendidikan Integrasi

Pengertian :
 Sistem Pendidikan Integrasi adalah sistem pendidikan luar biasa yang bertujuan memberikan
pendidikan yang memungkinkan anak luar biasa memperoleh kesempatan mengikuti proses
pendidikan bersama dengan siswa normal agar dapat mengembangkan diri secara optimal.

 Keuntungan System Integrasi

 Merasa diakui haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh pendidikan

 Dapat mengembangkan bakat ,minat dan kemampuan secara optimal

 Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal

 Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

 Harga diri anak luar biasa meningkat

 c. Pendidikan Inklusi

 Pendidikan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Pendidikan inklusi adalah termasuk hal yang
baru di Indonesia .

Pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang dididik bersama-
sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

Di DKI Jakarta tahun 2015 sudah menyatakan bahwa seluruh sekolah negeri menerima
pelayanan thd ABK

 lanjutan

 Salah satu kelompok yang paling tereksklusi dalam memperoleh pendidikan adalah siswa
penyandang cacat. Tapi ini bukanlah kelompok yang homogen. Sekolah dan layanan pendidikan
lainnya harus fleksibel dan akomodatif untuk memenuhi keberagaman kebutuhan siswa.
Mereka juga diharapkan dapat mencari anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan

 Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

 Pengelompokan anak berkebutuhan khusus dan jenis pelayanannya, sesuai dengan Program
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Tahun 2006 dan Pembinaan Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Pendidikan
adalah sebagai berikut :

1) Tuna Netra

2) Tuna Rungu

3) Tuna Grahita: (a.l. Down Syndrome)


4) Tuna Grahita Ringan (IQ = 50-70)

5) Tuna Grahita Sedang (IQ = 25-50)

6) Tuna Grahita Berat (IQ 125 ) J. Talented : Potensi bakat istimewa (MultipleIntelligences :
Language, Logico mathematic, Visuo-spatial, Bodily-kinesthetic, Musical, Interpersonal, Intrapersonal,
Natural, Spiritual).

7) Kesulitan Belajar (a.l. Hyperaktif, ADD/ADHD, Dyslexia/Baca, Dysgraphia/Tulis,


Dyscalculia/Hitung, Dysphasia/Bicara, Dyspraxia/ Motorik)

8) Lambat Belajar ( IQ = 70 –90 )

9) Autis

10)Korban Penyalahgunaan Narkoba

11)Indigo

Gagagasan pendidikan inklusi Sekolah inklusi adalah sekolah reguler yang mengkoordinasi dan
mengintegrasikan siswa reguler dan siswa penyandang cacat dalam program yang sama, dari satu jalan
untuk menyiapkan pendidikan bagi anak penyandang cacat adalah pentingnya pendidikan inklusi, tidak
hanya memenuhi target

 B. Jenis Pelayanan Pendidikan Khusus

1. Layanan di sekolah biasa

2. Sekolah Biasa dengan guru konsultan

3. Sekolah Biasa dengan guru kunjung

4. Model Ruang sumber

5. Model Kelas Khusus

6.Model sekolah khusus siang hari

7. Model sekolah dalam panti asuhan/rumah sakit

 C. Pendekatan Kolaboratif Dalam Pelayanan


Pendidikan ABK

 Pelayanan Pendidikan tidak dapat dilakukan satu orang tetapi melibatkan banyak pihak

 Anggota team mencakup para pakar sbb:

- guru sekolah biasa - ahli terapi fisik


- Guru Pendidikan khusus - Guru bina wicara

- Kepala sekolah - Pekerja sosial

- Pengawas sekolah - Guru penjas

- orang tua ABK - ABK sendiri

- Psikolog sekolah

- dokter dari beberapa spesialis

- perawat sekolah

 Apa yang perlu dilakukan Guru dalam tim ?

 Memberikan supervisi kepada orang tua untuk membantu pend anaknya

 Menilai kemajuan siswa

 Bekerja sama dengan orang tua siswa dalam menangani abk

 Berkonsultasi dengan orang tua siswa tentang situasi sekolah dan rumah yg mungkin
mempengaruhi anak

 Guru bertindak sebagai orang tua anak ABK

 HYMNE GURU

 TERPUJILAH WAHAI ENGKAU IBU BAPAK GURU

 NAMAMU AKAN SELALU HIDUP DALAM SANUBARIKU

 SEMUA BAKTIMU AKAN KUUKIR DI DALAM HATIKU

 SBAGAI PRASASTI TRIMA KASIHKU TUK PENGABDIANMU

 ENGKAU SEBAGAI PELITA DALAM KEGELAPAN

 ENGKAU LAKSANA EMBUN PENYEJUK DALAM KEHAUSAN

Anda mungkin juga menyukai