Anda di halaman 1dari 30

METODELOGI PENELITIAN

KAJIAN LITERATUR

OLEH:

L.G. DWI KARYANI (1313031019)


MADE ENNY BUDI ASTUTI (1313031027)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kajian
Literatur” ini tepat pada waktunya. Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari adanya
bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga
menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dalam pembuatan suatu
makalah atau karya ilmiah. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tulisan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi rekan-
rekan semua.

Singaraja, 04 September 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Kajian Literatur dan Tujuan dari Kajian Literatur ..............................3
1.2 Pentingnya Kajian Literatur dalam Penelitian. .....................................................5
1.3 Kriteria Pemilihan Subjek Literatur ......................................................................8
1.4 Klasifikasi Kajian Literatur ................................................................................... 10
1.5 Peranan Kajian Literatur dalam Penelitian............................................................14
1.6 Peran Kepustakaan dalam Metode Penelitian Kualitatif dan Metode Penelitian
Campuran............................................................................................................ 16
1.7 Koefesienan Kajian Literatur ................................................................................16
1.8 Perolehan Sumber Literatur ..................................................................................18
1.9 Langkah-langkah Penelusuran Jurnal ...................................................................22
1.10 Jumlah Referensi yang Diperlukan......................................................................25

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................................................26
3.2 Saran.....................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang
suatu pokok persoalan atau subjek tertentu untuk menemukan atau memperbaiki fakta-fakta,
teori-teori, atau aplikasi. Pengertian penelitian ilmiah ini sejalan dengan batasan yang
dikemukakan oleh Vockell & Asher ( 1955 ). Penelitian ilmiah menurut kedua pakar tersebut
didefenisikan, “ scientific reseacrh is a diligent and systematic inquiry or investigation of a
subject to discover or revise facts, theories, or applications.”
Suatu penelitian ilmiah bukanlah suatu kegiatan atau aktifitas yang hanya
mempersoalkan kepastian, tetapi ia juga ingin mencari berbagai alternatif jawaban suatu
masalah atau fenomena apakah dalam lingkup sosial maupun masalah-masalah laboratoris.
Maka dari itu, penelitian memiliki tujuan ingin menemukan prinsip-prinsip umum atau
menafsirkan tingkah laku yang dapat digunakan untuk menerangkan dan mengendalika n
kejadian-kajadian dalam lingkup pendidikan. Dalam menyusun penelitian diperlukan
sumber-sumber pengetahuan yang dapat dikelompokkan, yaitu pengalaman, otoritas, cara
berpikir deduktif, cara berpikir induktif dan pendekatan ilmiah.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti harus melakukan survei secara sungguh-
sungguh mengenai apa yang telah diketahui orang dalam bidang yang diminatinya itu.
Peneliti harus berkecimpung dibidang penelitiannya juga harus mengetahui bagaimana
menemukan, menyusun dan menggunakan kepustakaan dalam bidang mereka.
Namun, kebanyakan peneliti kurang memahami penyusunan kajian literatur dan
terkadang peneliti mengalami kesulitan dalam menemukan kajian pustaka yang sesuai
dengan bidang yang diminatinya. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas tentang
penyusunan kajian literatur.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kajian literatur dan apa tujuan dari kajian literatur?
2. Mengapa kajian literatur penting dalam penelitian?
3. Bagaimana kriteria pemilihan subjek literatur?
4. Apa saja klasifikasi kajian literatur?
5. Apa peranan kajian literatur dalam penelitian?
6. Bagaimana peran kepustakaan dalam metode penelitian kualitatif dan metode
penelitian campuran?
7. Bagaimana koefesienan kajian literatur?
8. Darimana sumber literatur diperoleh?
9. Apa saja langkah-langkah penelusuran jurnal?
10. Berapa jumlah referensi yang diperlukan?

1.3 Tujuan
2. Mengetahui pengertian kajian literatur dan tujuan dari kajian literatur
3. Mengetahui pentingnya kajian literatur dalam penelitian.
4. Mengetahui kriteria pemilihan subjek literatur.
5. Mengetahui klasifikasi kajian literatur.
6. Mengetahui peranan kajian literatur dalam penelitian.
7. Mengetahui peran kepustakaan dalam metode penelitian kualitatif dan metode
penelitian campuran.
8. Mengetahui koefesienan kajian literatur.
9. Mengetahui perolehan sumber literatur.
10. Mengetahui langkah- langkah penelusuran jurnal.
11. Mengetahui jumlah referensi yang diperlukan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Pengertian Kajian Literatur


Kajian literatur merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang kita
lakukan. Sebuah kajian literatur merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literature
yang relevan dengan bidang atau topik tertentu. Ia memberikan tinjauan mengenai apa yang
telah dibahas atau dibicarakan, oleh peneliti atau penulis, teori-teori dan hipotesis yang
mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau ditanyakan, metode dan metodelogi
yang sesuai.
Suatu kajian literatur mungkin sepenuhnya memuat deskripsi, misalnya berupa
sebuah annotated bibliography, atau kajian ini memberikan suatu pemaparan penting tentang
literatur dalam sebuah bidang tertentu, yang menyatakan dimana kelemahan dan kesenjangan
yang ada yang membedakan dengan pandangan penulis tertentu, atau yang memunculka n
permasalahan. Kajian literatur itu tidak cukup hanya memberikan rangkuman tetapi juga
memberikan penilaian dan menunjukan hubungan antara bahan-bahan yang berbeda
sehingga memunculkan tema kunci. Bahkan sebuah kajian yang bersifat deskriptif tidak
cukup hanya menyebutkan daftar nama atau uraian kata-kata, tetapi juga menambahka n
komentar-komentar dan menghasilkan tema-tema. Sebuah kajian literatur membuat
rangkuman dan uraian secara lengkap dan mutakhir tentang topik tertentu sebagaimana
ditemukan didalam buku-buku ilmiah dan artikel jurnal. (Setyosari,Punaji. 2010)
2.2.1 Tujuan Kajian Literatur
Apabila kita ingin memberikan sumbangan pengetahuan berkenaan dengan bidang
penelitian yang kita lakukan, hal yang utama kita perhatikan adalah kajian-kajian terkait yang
telah dilakukan oleh peneliti lain. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, apakah penelitia n
yang kita lakukan itu didukung oleh kajian teori yang telah ada atau mendukung hasil
penelitian sebelumnya. Atau bahkan mungkin berbeda atau bertolak belakang dengan
penelitian sebelumnya. Pada saat ini untuk melakukan kajian literatur telah mendapatkan
kemudahan, karena berbagai sarana dan fasilitas baik itu berupa bahan-bahan cetak (hard
copies) maupun bahan-bahan lunak (soft copies) dan dalam bentuk elektronik telah tesedia
banyak.

3
Seseorang peneliti atau penulis melakukan penelusuran secara cermat dan fokus
tentang hasil awal yang menjadi perhatianya. Dimana peneliti menaruh perhatian terhadap
suatu masalah tertentu, perlu mengkajinya secara mandalam. Untuk dapat mengkaji lebih
jauh perlu adanya dukungan teoritis-konseptual dan empiris tentang hal tersebut. Dukungan
teoritis-konseptual berasal dari sumber-sumber terpercaya. Sedangkan dukungan empiris
berasal dari data lapangan. Untuk melakukan pengkajian lebih jauh, peneliti atau penulis
perlu melakukan kajian literatur. Karena kajian literatur berasal dari laporan hasil penelitia n,
jurnal ilmiah, karya ilmiah, dokumen tertulis atau karya-karya lain yang relevan.
(Setyosari,Punaji. 2010).
Terlepas dari adanya perbedaan-perbedaan makna tentang kajian literatur, alasan
secara rasional perlunya kajian literatur sangat beragam. Gall & Borg (2003) mengemukaka n
bahwa kajian literatur memiliki peranan dalam hal, yaitu sebagai berikut:
1. Membatasi masalah penelitian (delimiting the research problem). Peneliti pasti
mengalami kegagalan jika para peneliti tidak membatasi cakupan permasalahannya.
Pemilihan suatu masalah yang terbatas dan mengkajinya secara mendalam jauh lebih
baik daripa kajian suatu masalah yang luas. Dengan mnegkaji literatur kita dapat
menemukan bagaimana peneliti lain telah merumuskan alur penelitian yang berhasil
dalam suatu bidang tertentu yang lebih luas.
2. Menemukan arah baru penemuan (seeking new line of inquiry). Dalam melakukan
suatu kajian literatur kita perlu menentukan penelitian yang telah dilakuakan
berkenaan dengan bidang yang kita perhatikan. Hal yang sama pentingnya, jika kita
perlu mewaspadai terhadap kemungkinan peneliti-peneliti yang selama ini telah
dilupakan. Pengalam dan latar belakang yang kita miliki, kemungkinan kita untuk
melihat segi masalah yang tidak menjadi perhatian peneliti lain. Dengan demikian
kita melihat sisi lain dari berbagai maslah yang tidak menjadi bidang kajian peneliti
lain.
3. Menghindari pendekatan yang kurang berhasil (avoiding fruitless approaches).
Dengan mengkaji literatur, menemukan alur penelitian kita yang terbukti tidak
berhasil. Misalnya penelusuran literatur kadang-kadang mengidentifikasi kajian-
kajian sejenis yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu, yang semuanya
menggunakan pendekatan yang hampir sama dan diantaranya telah gagal untuk

4
menemukan hubungan atau perbedaan yang signifikan. Temuan seperti tersebut dapat
digunakan sebagai rujukan dan juga hal pembanding untuk temuan baru memang
ternyata berbeda.
4. Memperoleh pemahaman metodelogis (gaining methodological insights). Dalam
mengkaji laporan penelitian, kadang kala kita hanya memberikan sedikit perhatian
terhadap sesuatu selain hasil penelitian. Ini merupakan suatu kesalahan karena
informasi yang lain dalam laporan penelitian tersebut tetap memberikan kontribus i
kepada kita, misalnya berkenaan dengan rancangan penelitian kita.
5. Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian lanjutan (identifying
recommendations for further research). Para peneliti sering menyimpulkan bahwa
laporan penelitian dan diskusi permasalahan yang diajukan melalui penelitian dan
rekomendasinya ditujukan kepada penelitian lain yang mungkin akan dilakukan. Isu-
isu dan rekomendasi perlu dipertimbangkan secara seksama karena hal-hal tersebut
mempersentasikan pemahaman-pemahaman yang diperoleh oleh peneliti setelah
melakukan kajian permasalahan tertentu.
6. Mencari dukungan dari teori utama ( seeking support for grounded theory). Banyak
kajian-kajian penelitian dirancang untuk menguji suatu teori yang telah
dikembangkan untuk menjelaskan proses belajar atau fenomena pendidikan. Gleser
(1978) mengemukakan bahwa kajian-kajian peneliti dapat juga dirancang melalui
pertama kali pengumpulan data, dan kemudian mengkaji suatu teori berdasarkan data
tersebut. Teori yang dihasilkan disebut grounded theory karena hal ini dilandasi oleh
sejumlah data lapangan secara nyata (a real-world data). Gleser menyarankan kepada
para peneliti yang merancang menggunakan pendekatan grounded theory ini tidak
melakukan kajian literatur sebelumnya karena mereka memungkinkan untuk
diungkapkan oleh teori-teori yang dipakai oleh peneliti lain. Akibatnya mereka tidak
mampu mengungkap atau melihat datanya dengan suatu perspektif yang baru.
(Donald, Ary, dkk. 2010)
2.3 Pentingnya Kajian Literatur
Melakukan kajian literatur merupakan salah satu cara atau sarana untuk menunjuka n
pengetahuan penulis tentang suatu bidang kajian tertentu, yang mencakup kosa kata, metode
dan asal usulnya (Randolph, 2009). Disamping itu, sebuah kajian literatur memberika n

5
informasi kepada para pembaca tentang peneliti dan kelompok peneliti yang memilik i
pengaruh dalam suatu bidang tertentu, misalnya dalam bidang pembelajaran, evaluasi,
teknologi pembelajaran, pembelajaran ilmu pengetahuan alam atau sains dan seterusnya.
Dengan melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi. Penulisan kajian literatur atau
literatur dalam sebuah esai atau penulisan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kepada pembaca kemudahan memperoleh sebuah topik tertentu dengan
cara menyeleksi artikel-artikel atau bahan kajian yang berkualitas yang relevan,
bermakna, penting, sahih, dan merangkainya dalam suatu laporan yang lengkap.
2. Memberikan awalan yang sangat bagus bagi peneliti untuk mengawali penelitia n
dalam suatu bidang tertentu dengan cara menuntut peneliti untuk merangkum,
menilai, dan membandingkan penelitian dalam bidang tertentu.
3. Memastikan bahwa peneliti atau penulis tidak melakukan duplikasi hasil kerja yang
telah dilakukan.
4. Memberikan petunjuk kemana penelitian yang akan datang diarahkan atau
direkombinasikan.
5. Memberikan garis besar temuan kunci.
6. Mengidentifikasi ketidaksesuaian, kesenjangan dan hal yang mengandung
pertentangan dalam kajian literatur.
7. Memberikan analisis konstruktif tentang metodelogi dan pendekatan dari para
peneliti lain.
Dalam kaitan dengan kajian literatur ini, Hart (dalam Randolph, 2009) memberika n
pandangan lebih jauh tentang alasan-alasan perlunya melakukan kajian literatur, sebagai
berikut:
1. Membedakan apa yang telah dilakukan dan apa yang perlu dilakukan.
2. Menemukan variabel-variabel penting yang relevan dengan topik.
3. Menyintesis dan memperoleh suatu perspektif baru.
4. Mengidentifikasi hubungan antara gagasan dan praktik.
5. Menentukan konsteks topik atau permasalahan.
6. Merasionalisasikan pentingnya masalah
7. Meningkatkan dan menemukan kosakata subjek
8. Memahami struktur isi.

6
9. Mengkaitkan ide dan teori dengan penerapan.
Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan-gagasan dan konsep-konsep
yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapk an.
Hubungan-hubungan ini kemudian diuji dengan cara transformasi atau operasional konsep-
konsep itu ke dalam prosedur-prosedur untuk mengumpulkan data penelitian. Temuan
berdasarkan data ini kemudian diinterpretasi dan diperluas dengan cara mengubah data itu
menjadi konsep-konsep baru. Urutan atau sekuensi ini disebut juga dengan spektrum
penelitian.
Pada situasi tertentu, ide-ide dan konsep-konsep bersumber dari gagasan peneliti
sendiri, tetapi dalam situasi lain yang lebih luas hal-hal tersebut berasal dari sejumlah
kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur atau
pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi atau
landasan teoritis dalam penelitian. Referensi yang relevan dalam bidang penelitian kita ini
membantu mengungkap dan memberikan hal-hal sebagai berikut:
1. Ide-ide tentang variabel yang menyatakan penting dan tidak penting dalam kajian
tertentu.
2. Informasi tentang kegiatan yang dilakukan dan dapat diterapkan secara berarti.
3. Status kegiatan dalam hal-hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan hipotesis.
4. Kebermaknaan hubungan antara varibel-variabel yang telah dipilih dalam penelitia n
dan keinginan dalam membuat jadwal sementara.
5. Sebagai dasar untuk menetapkan konteks suatu masalah.
6. Sebagai dasar untuk menetapkan tentang pentingnya suatau masalah penelitian.
Setelah masalah penelitian dirumuskan, langkah berikutnya adalah mencari teori-teori,
konsep-konsep, atau pengetahuan yang relevan dengan masalah yang selanjutnya dapat
dijadikan sebagai dasar atau landasan teoritis bagi penelitian yang dilakukan itu. Landasan
teoritis ini penting artinya bagi seorang peneliti karena penelaahan literatur ini merupakan
bagian penting dalam proses penelitian. Proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebagian besar dituntun oleh literatur yang menunjang.
Secara garis besar, sumber bacaan ini dibedakan menjadi dua yaitu, 1) sumber acuan
umum; 2) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsep-konsep yang melandasi kajian
literatur ini umumnya dapat ditemukan dalam sumber acuan umum. Sumber acuan umum ini

7
berupa kepustakaan yang berwujud buku teks, ensiklopedia, monografi, dan sejenisnya. Di
samping itu, peneliti dapat menggunakan generalisasi-generalisasi yang didapatkan dari
hasil-hasil penelitian terdahulu. Hasil-hasil penelitian itu pada umumnya ditemukan dalam
sebuah sumber acuan khusus, misalnya : jurnal, buletin penidikan, disertasi, teisi, skripsi, dan
sumber acuan lain yang memuat hasil-hasil penelitian. Penggunaan sumber pustaka atau
sumber acuan itu harus bersifat selektif (dipilih), artinya tidak semua bahan pustaka itu
ditelaah untuk menjadi landasan dalam penelitian. (Setyosari, Punaji. 2010)

2.4 Kriteria Pemilihan Subjek Literatur


Kriteria untuk menilai penggunaan dan kehadiran kajian literatur menurut Tuckman
(1998) tersebut mencakup sebagai berikut: 1)ketepatan (adequacy); 2) kejelasan (clarity); 3)
empiris (empericalness); 4) kemutakhiran (recency); 5) relevansi (relevance); 6) organisasi
(organization); 7) menyakinkan (convince).
1. Ketepatan
Sumber literatur menjadi pijakan pembahasan yang dipilih harus memilik i
kriteria ketepatan, artinya sumber tersebut dipilih sesuai dengan derajat kesesuaian
antara masalah dengan sumber pendukungnya, atau variabel peneliti yang sedang
dikaji sesuai dengan referensi yang menjadi rujukan. Misalnya, jika dalam suatu
penelitian mempertanyakan masalah hubungan antara kecemasan dan hasil belajar,
maka sumber literatur pendukungnya terkait dengan kecemasan dan hasil belajar. Jika
seseorang peneliti ingin memverifikasi pengaruh strategi pembelajaran tertentu
dengan hasil belajar, maka referensi pendukungnya terkait dengan strategi dan hasil
belajar.
2. Kejelasan
Kejelasan sangat terkait dengan apakah anda sebagai peneliti atau penulis
dapat memahami benar hal-hal yang menjadi perhatiannya. Dalam hal ini peneliti
atau penulis memahami masalah atau variabel penelitian. Kejelasan sebagai sifat
variabel yang berhubungan “the nature of subtance” tersebut perlu dikupas secara
mendalam.

8
3. Empiris atau alamiah
Berkenaan dengan kriteria empiris ini sangat terkait dengan temuan aktual
(temuan lapangan) yang didapatkan bukan pendapat semata. Dukungan empiris yang
berasal dari lapangan secara reliabel dapat meningkatkan keakuratan kajian. Kajian
yang akurat lebih dapat dipercaya daripada sekadar pendapat awam.
4. Kemuktakhiran
Persyaratan kemutakhiran sangat penting diperhatikan baik dalam penelitia n
maupun penulisan sebuah karya ilmiah. Kemutakhiran ini terkait dengan pengutipa n
dari sumber-sumber yang terbaru, up-to-date. Sumber-sumber terbaru biasanya
berdasarkan pada hasil-hasil penelitian terkini pula. Itulah sebabnya syarat
kemutakhiran ini sangat diperlukan.
5. Relevansi
Relevansi itu terkait dengan kutipan-kutipan yang berhubungan dengan
variabel-variabel dan hipotesis-hipotesis yang sedang menjadi perhatian penelitia n.
Misalnya, variabel dan hipotesis yang diuji dalam penelitian berkenaan dengan
strategi pembelajaran kooperatif dan hasil belajar, maka kutipan atau kajian literatur
harus sesuai dengan relevan dengan kedua variabel tersebut.
6. Organisasi.
Kriteria penilaian yang terkait dengan organisasi ini berkenaan dengan
keberadaan kajian pustaka atau literatur itu disusun secara baik yang mencakup
pandahuluan, bagian, dan ringkasan. Penataan atau penyususnan tata tulis dilakukan
secara sistematis sehingga terjadi hubungan logis. Oraganisasi tulisan yang baik
membuat para pembacanya untuk mengikuti jalan pikiran secara runtun.
7. Meyakinkan
Perihal meyakinkan ini berkenaan dengan apakah kajian literatur itu
membantu peneliti atau penulis memahami benar masalahnya sehingga mampu
meyakinkan orang lain. Sumber-sumber kajian literatur memiliki kayakian tinggi
apabila memang dikerjakan oleh pakarnya.

9
2.5 Klasifikasi Kajian Literatur
Berdasarkan penggunaan dua acuan sebelumnya, yaitu sumber acuan umum dan
khusus, peneliti dapat melakukan dua penelaahan atau analiasis dalam memberikan kajian
literatur yang berkaitan. Penalaran deduktif dilakukan berdasarkan teori-teori atau konsep-
konsep umum yang ada dan penalaran induktif dilakukan berdasarkan sintesis atau pemaduan
hasil-hasil penelitian. Berkenaan dengan kriteria pemilihan literatur, Cooper (1998)
mengajukan enam kriteria penilaian kajian literatur dalam suatu taksonomi. Menurut Cooper
kajian literatur diklasifikasikan menurut fokus, tujuan, perpektif, cakupan, organisasi dan
audiens.
a. Fokus (Focus)
Ciri-ciri khusus atau karakteristik pertama adalah fokus kajian. Berkenaan
denga fokus kajian ini dipilih empat hal penting, yaitu: 1) hasil penelitian; 2) metode
penelitian; 3) teori-teori dan 4) praktik atau aplikasi. Hasil penelitian atau penelitia n
yang berorientasi pada hasil membantu kita dalam mengidentifikasi kekurangan atau
kelemahan informasi pada hasil penelitian tertentu, dengan demikian dapat
menentukan suatu kebutuahan keperluan perluna penelitian hasil yang dapat
dipertangguang jawabkan. Fokus kedua adalah metode penelitian. Metode penelitia n
dalam bidang yang dipilih bermaksud mengidentifikasi variabel-variabel utama atau
kunci, pengukuran dan metode analisis dan menginformasikan hasil-hasil penelitia n.
Disamping itu kajian metodelogi ini sangat membantu kita dalam mengidentifikas i
kekuatan dan kelemahan dalam khazanah penelitian dan membahas bagaimana
praktik-praktik tersebut berbeda dalam kelompok, waktu dan latar.
Selain itu pula, metode penelitian yang dikaitkan dengan hasil membantu kita
dalam mengidentifikasi cara-cara yang berkaitan dengan metode mana yang
menginformasikan hasil. Ketiga, adalah fokus yang berkenaan dengan kajian teori.
Teori dapat membantu kita menentukan teori-teori mana yang ada, yang berhubunga n
dengan pustaka yang ada, dan seberapa besar sumbangan teori yang ada terhadap
penelitian yang kita lakukan. Terakhir, fokus keempat yaitu berkaiatan dengan
praktek atau aplikasi. Suatu kajian literatur misalnya, memusatkan pada bagaimana
suatau upaya perlakuan (intervensi) tertentu dilakuakan atau sekelompok orang

10
(peneliti) ingin melakukan praktik tertentu (dalam penelitian tindakan) yang dalam
latar belakang keempat jenis kajian dapat menentukan praktik tetapi tidak tercapai.
b. Tujuan (Goal)
Tujuan dari berbagai macam kajian literatur adalah ingin mengitegrasikan dan
menggeneralisasikan temuan-temuan dari satuan-satuan, perlakuan, hasil-hasil dan
latar atau lingkungan dengan maksud untuk memecahkan suatu perdebatan atau
pembicaraan dalam suatau bidang atau untuk menjembatani bahasa yang dipakai
dalam berbagai bidang. Misalnya meta-analisis adalah sebuah teknik kajian yang
sering dipakai dimana tujuan utamanya adalah untuk mengintegrasikan hasil-has il
kajian secara kuantitatif. Dalam penelitian lain, kajian mungkin bertujuan untuk
menganalisis secara kritis penelitian sebelumnya, mengidentifikasi isu-isu sentral,
atau secara eksplisit menjelaskan keselarasan arguman dalam suatu bidang kajian
tertentu.
c. Perspektif (perspective)
Dalam penelitian kalitatif, kajian yang dilakukan oleh peneliti sering kali
dipakai untuk mengungkapkan subjektivitas yang dimiliki oleh peneliti dan
mendiskusikannya seberapa jauh subjektifitas itu memengaruhi kajian tau penelitia n.
Peneliti berusahan untuk mengambil posisi netral dan menyajikan temuan penelitia n
sebagai sebuah fakta. Perspektif yang diambil ini sangat tergantung pada apakah
kajian yang dilakukan termasuk kuantitatif atau kualitatif.
d. Cakupan isi (coverage)
Berkenaan denga cakupan isi, Cooper (1998) mengajukan empat hal, yaitu;
pertama, kajian menyeluruh atau lengkap (an exhaustive review), yaitu kajian yang
memberikan tempat setiap kajian pada suatu topik tertentu, baik yang dipublikas ika n
atau tidak. Nemun demikian temuan setiap penelitian menuntut tersedianya waktu
yang lebih banyak daripada waktu yang ada. Kajian secara lengkap ini adalah ingin
mendefinisikan populasi yang terlibat dalam penelitian dan sejumlah artikel yang
dapat dikaji. Cakupan kedua menurut Cooper disebut sebagai “an exhaustive review
with selective citation”, yaitu kajian secara lengkap dengan kutipan yang selektif.
Dalam hal ini, misalnya hanya kutipan yang berasal dari jurnal saja yang dijadikan

11
rujukan, sebaliknya kajian-kajian yang bersumber dari makalah-makalah pertemuan
ilmiah tidak dimasukkan.
Cakupan yang ketiga yaitu, cakupan isi yang mempertimbangkan rujukan
artikel yang diambil secara sampel representatif, a representative sampel of articles,
dan membuat kesimpulan berdasakan sampel yang dipilih dari populasi. Cakupan
pemilihan artikel yang keempat disebut sampel tujuan (purposive sampel). Dalam
pendekatan ini kajian membahas hanya artikel-artikel yang menjadi sentral kajian
suatu bidang. Kunci kajian ini adalah ingin meyakinkan kepada pembaca bahwa
artikel yang dipilih, kenyataannya merupakan kajian pokok dalam bidang.
e. Organisasi (organization)
Ada banyak format untuk mengorganisasikan sebuah karya kajian literatur.
Diantara format tersebut ada tiga yang paling umum, yaitu: 1) format historis; 2)
format konseptual; dan 3) format metodelogis. Dalam bentuk format historis, kajian
diorganisasikan menurut urutan kronologi waktu. Jelasnya format ini dipilih
manakala tekanannya pada perkembangan metode penelitian atau teori, atau
perubahan dalam praktik. Misalnya, dalam menyususn kutipan diurut menurut urutan
waktu dari yang paling lama (metode atau teori lama) menuju ke yang baru. Format
yang kedua, disusun dengan skema organisasi umum yang dibangun atau
dikembangkan dari sekitar konsep tertentu. Misalnya, kajian yang diorganisasi di
sekitar proposisi dalam rasional penelitian atau kajian yang difokuskan pada teoritis,
diorganisasikan menurut berbagai macam teori dalam literatur. Format terakhir yaitu
kajian literatur dapat diorganisasikan menurut metodologis, sebagaimana dalam
pembahasan empiris (misalnya pendahuluan, metode, hasil dan diskusi). Dalam
beberapa kasus, yang paling efektif adalah memadukan atau mempertemukan format
tersebut.
f. Audiensi (Audience)
Ciri yang terakhir menurut taksonomi Cooper (1988) adalah audiensi.
Misalnya dalam suatu kajian yang terkait dengan implementasi strategi jigsaw dalam
pembelajaran, maka audiensi yang utama adalah guru dan para siswa. Para
mahasiswa atau pihak lain merupakan audiensi kedua.

12
Tabel 1. Taksonomi Kajian Pustaka
Karakteristik Katagori

Fokus Hasil penelitian

Metode penelitian

Teori

Praktik atau pelaksanaan

Tujuan Integrasi:

a. Generalisasi

b. Penyelesaian konflik

c. Bangunan yang berkenaan dengan dialek

d. Kritik

e. Identifikasi isu-isu sentral

Perspektif Reprensentasi

Dukungan

Cakupan Kelengkapan atau kedalaman

Kelengkapan selektif

Representasi

Pusat perhatian

Organisasi Bersifat historis

Bersifat konseptual

Berkenaan dengan metodelogi

13
Audiensi Pakar dalam bidang khusus

Pakar dalam bidang umum

Praktis atau pembuat kebijakan

Masyarakat umum

Sumber: Diadaptasi dari “Organizing Knowledge Synthesis: A Taxonomy of Literature


Review”

2.6 Peranan Kajian Literatur dalam Penelitian


Penelusuran atau pencarian kepustakaan yang relevan sebaiknya dilakukan sebelum
kegiatan atau pelaksanaan penelitian tersebut berjalan. Kepustakaan atau literatur yang
dijadikan landasan dalam kajian teori ini akan memiliki arti dalam mempertimbangka n
cakupan penelitian yang sedang dikerjakan. Studi kepustakaan ini memiliki peranan atau
fungsi penting.
1 Pengetahuan tentang penelitiannya yang berkaitan memungkinkan peneliti
penetapkan batas-batas bidang penelitiannya.
Dengan menggunakan analogi, seorang penjelajah alam mungkin barkata
“kita tahu bahwa diseberang sungai ini ada tanah datar sejauh 2.000 km, ke arah barat
dan diseberang tanah datar itu terdapat pegunungan, tetapi kita belum tahu apa yang
berada dibalik pegunungan itu. Saya mengusulkan untuk menyeberangai daratan,
melewati pegunungan itu dan dari sana pergi kearah barat”. Demikian pula seorang
peneliti pun pada hakikatnya berkata, “ Penyelidikan A, B dan C mengungkapka n
persoalan sekian jauh; penyelidikan D telah menambah pengetahuan kita sekian.
penyelidikan dari D telah menambahkan sebanyak ini untuk pengetahuan kita. Saya
menyarankan untuk lebih baik lagi dari penelitian oleh D dalam langkah selanjutnya.
2 Pemahaman teori dalam suatu bidang memungkinkan peneliti tersebut menempatkan
masalah dalam perspektifnya.
Seseorang peneliti harus dapat menetapkan apakah jerih payahnya ini akan
dapat menambah pengetahuan secara berarti. Pada umumnya, study yang bertujuan
untuk menetapkan apakah hipotesis yang berasal dari suatu teori dapat dikukuhkan

14
akan lebih baik daripada studi yang sama sekali lepas dari teori. Studi yang terakhir
ini cenderung menghasilkan potongan-potongan informasi yang kegunaannya
terbatas.
3 Melaui penelaahan atau kajian literatur yang relevan, para peneliti dapat mengetahui
prosedur dan instrumen mana yang telah terbukti berguna dan mana yang tampak
kurang memberikan harapan.
Pada waktu menelaah kepustakaan yang berkaitan dan mulai mendala mi
masalahnya, peneliti mungkin segera dapat melihat cara bagaimana studi yang
dibacanya itu diperbaiki. Sudah barang tentu melihat kebelakang selalu lebih baik
daripada melihat kedepan, sehingga mungkin tidak dapat dihindarkan kalau studi
dalam suatu bidang dalam masa lalu sering tampak kasar dan tidak efektif. Hal ini
menunjukan alasan utama ditekankannya bagian kepustakaan penyelidikan di masa
lalu dapat membawa wawasan dalam merancang penyelidikan sendiri. Apabila
peneliti membangun dengan cermat di atas dasar penyelidikan-penyelidikan yang
telah lalu, kita dapat berharap bahwa pengetahuan kita mengenai pendidikan akan
semakin dalam.
4 Pengkajian atau studi yang cermat terhadap bahan pustaka yang relevan dapat
menghindarkan terjadinya pengulangan studi sebelumnya secara tak sengaja.
Sering seorang peneliti mengembangkan suatu gagasan yang baik hanya
untuk mengetahui, bahwa studi yang sangat mirip dengan itu telah dilakukan orang
sebelumnya. Dalam kasus seperti ini peneliti harus memutuskan apakah ia sengaja
mengulang studi tersebut, atau mengubah rencananya dan meneliti aspek lain dari
masalah tersebut.
5 Pengkajian pustaka yang berkaitan menempatkan peneliti pada posisi tyang lebih baik
untuk menafsirkan arti penting penelitiannya sendiri.
Semakin bertambahnya pengetahuan tentang teori dan penelitian-penelitia n
dalam suatu bidang akan memudahkan peneliti menempatkan hasil penelitiannya ke
dalm kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilapangan.

15
2.7 Peran Kepustakaan dalam Metode Penelitian Kualitatif dan Metode Penelitian
Campuran
Barney, G. Gleser adalah orang yang pertama kali, menyatakan sebuah teori yang
didasarkan pada ajaran pelopor dalam penelitian kualitatif ditulis pada tahun 1978, “dalam
pendekatan kami mengumpulkan data terlebih dahulu. Kemudian mulai menganalisanya dan
mengjenderalisasikan teori. Ketika teori tampaknya sudah memiliki dasar dan
dikembangkan, kemudian kami mempelajari literatur di dalam bidang dan menghubungka n
teori itu dengan literatur melalui integrasi ide”. Gleser menambahkan, “ini sangat penting
untuk membaca tapi dalam sebuah bidang kajian yang berbeda dari penelitian yang
dilakukan. Hal ini memaksimalkan untuk menghindari kesalahan konsep yang terbentuk
sebelumnya.
Didasarkan orientasi teori sebuah peneliti mungkin menemukan pencarian untuk
penelitian dengan descriptors dalam bidangnya seperti perilaku hewan obat atau berguna.
Dalam teori dasar, peneliti tidak akan menemukan terkait dengan literatur ilmu perilaku
manusia. Jika penelitian didasarkan pada teori yang sudah lengkap, peneliti merumuska n
teori yang menjelaskan apa yang telah diamati. Para peneliti pencarian dan sastra, atau untuk
menentukan bahwa hal itu sesuai dengan teori yang di ladang. Kemudian para peneliti
pencarian literatur untuk menentukan bahwa hal tersebut sesuai dengan teori yang ada
dilapangan.
Bidang penelitian kuantitatif lainnya mencakup kepustakaan terkait pada penelitian awal
untuk menemukan teori yang mendukung penelitian atau untuk keperluan penelitian. Pada
kasusnya metode penelitian campuran, kajian literatur dapat mengambil bentuk yang lebih
fleksibel dan dinamis. Hal tersebut mungkin menjadi tahap pencarian awal dari penelitia n
serta penjelasan pada akhir penelitian. Atau, ini akan mengambil beberapa karakteristik cara
baru untuk pertanyaan secara berulang dan teliti.( Donald, Ary, dkk. 2010)

2.8 Keefisienan Kajian Literatur


Di masa lalu, bahkan sekarang, dan kadang-kadang para ilmuwan harus pergi ke
perpustakaan untuk mencari informasi secara manual dengan topik penelitian mereka.
Melakukan pencarian secara manual membutuhkan pengetahuan bahwa pencarian anda
pertama kali memutuskan apa kata-kata kunci yang paling cocok pada topik yang tersedia.

16
Dan kemudian melihat pada rak untuk majalah dan mereka akan menemukan tempat yang
sesuai dengan judul yang anda inginkan. Dengan menggunakan kata kunci, kemudian topik
anda. Menggunakan kata kunci untuk mencari topikmu melalui indeks majalah tersebut dan
menemukan artikel yang relevan. Pastikan bahwa catatan anda saat ini semua relevan
bibliograpi penulis, rincian judul, jurnal, nama, data, nomor, volume dan halaman. Namun,
pencarian secara manual ini akan memakan waktu dan tidak efisien. Saat ini, kebanyakan
universitas dan perguruan tinggi dan banyak perpustakaan publik dan swasta berlangga na n
untuk pengindeksan dan majalah abstrak yang dimasukkan ke dalam beberapa catatan yang
dapat dicari oleh komputer. Komputer dapat mencari banyak hal bersamaan dengan
menggabungkan mereka, menggunakan konsep yang logis dari Boolean Logic (logic sistem)
yang dirancang oleh george boolean matematikawan inggris abad ke-19. Logika dasar
boolean terletak dalam penggunaan, tiga istilah, yaitu AND, OR dan NOT yang
menggunakan komputer untuk menunjukkan bagaimana penyelidik menyetujui kajian yang
relevan dalam penelitian. Misalnya, jika anda tertarik dengan hasil adalah cara yang berbeda
untuk mengajar ejaan utama dari awal, "anda akan mulai menemukan descriptors yang sesuai
dengan instruksi dasar dalam ejaan dan grades. Jika anda menghubungkan ini dengan AND,
anda akan hanya mendapatkan dokumen yang memiliki kedua descriptors. Jika, malahan,
anda menggunakan OR, anda akan mendapatkan banjir informasi tentang ejaan instruksi di
semua kelas bersama-sama dengan informasi kedua tentang nilai utama belum tentu terbatas
untuk ajaran ejaan. Untuk tidak tenggelam dalam informasi yang tidak berguna, anda dapat
melakukan pencarian dengan descriptors sempit pada kedua sisi persamaan OR. Dengan
demikian, pengertian dari OR sebagai sebuah operasi inklusif dan dan sebagai sebuah operasi
selektif. Yang ketiga adalah NOT operasi eksklusif.
Jika anda berharap pencarian anda untuk menjadi hanya Publikasi dari U.S, anda akan
menambahkan NOT untuk negara asing. Dengan demikian, pencarian anda akan mengarah
pada instruksi ejaan AND utama NOT untuk negara asing. Dalam prakteknya, hal ini
mungkin bahwa anda akan memiliki lebih banyak deskripsi, dan anda akan memiliki waktu
untuk berpikir perlahan apakah mereka harus dihubungkan dengan AND atau OR. (Donald,
Ary, dkk. 2010)
Gambar Lingkaran dibawah menunjukkan penggunaan Boolean logic pada bentuk yang
paling sederhana, dengan hanya menggunakan dua konstruksi. Lingkaran di sebelah kiri

17
menunjukkan penggunaan AND, yang mencakup kedua lingkaran A dan lingkaran B.
Lingkaran di tengah menunjukkan penggunaan OR, yang mencakup semua dokumen-
dokumen dengan baik dari lingkaran A atau lingkaran B. Lingkaran di sebelah kanan
memasukkan dokumen dalam lingkaran A bukan lingkaran B.

Contohnya, pencarian dari ERIC DATABASE menggunakan boolean mengubah jawaban


OR menjadi jawaban AND untuk tes pilihan ganda ditambah permintaan untuk artikel sejak
2004 muncul lima artikel berurusan dengan efek mengubah menjawab dalam tes. Dalam
setiap studi, perubahan tersebut dari salah ke benar, seperti pada semua kasus penelitia n
umumnya.

2.9 Sumber-Sumber Literatur


Beberapa sumber yang dapat diperoleh oleh peneliti dalam membantu kajian
kepustakaannya dapat diperoleh dengan cara penelitian harus mengetahui:
1) Sumber dari karya sebelumnya
2) Lembaga mana yang menyimpan basis data
3) Dalam bentuk apa basis data itu tersimpan
4) Cara yang paling efisien untuk memperoleh informasi
Sumber-sumber utama kepustakaan yang menyimpan basis data dapat diperoleh dari
sumber, misalnya ERIC (Education Research Information Center), indeks-indeks lainnya,
buku, dan kantor layanan informasi ilmiah.

 ERIC (Education Resources Information Center)


ERIC adalah sebuah jaringan informasi yang berada di USA bersifat nasional sebagai
pusat informasi yang bersifat desentralisasi. Di Indonesia dikenal dengan nama Pusat Data
dan Informasi Indonesia (PDII). ERIC ini terdiri atas kumpulan dokumen tentang

18
pendidikan, utamanya tidak terpublikasikan. Disamping itu, dapat berupa kopi dukumen
dalam bentuk microfiche (film flat) atau bentuk makalah atau risalah. ERIC ini memberika n
ringkasan secara interpretatif, bibliografi, dan kajian penelitian dari topik-topik terpilih dan
disusun dalam sebuah daftar judul dan abstrak. Dengan kata lain, ERIC dapat kita katakan
sebagai sebuah kantor atau suatu tempat untuk menyimpan sejumlah koleksi tentang
berbagai hal dalam bidang pendidikan. Saat ini kita juga bisa mengakses ERIC melalui
fasilitas Internet.
1) Current Index to Journals in education (CIJE)
Jurnal bulanan Current Index to Journals in education (CIJE) disusun dari karya para
spesialis di kantor-kantor kliring ERIC. Artikel lebih dari 700 jurnal diklasifikas ika n
dan diindekskan menurut sistem yang dikembangkan dalam thesaurus ERIC.
CIJE dibagi menjadi empat bagian:
- Indeks pokok persoalan
- Indeks pengarang
- Bagian kata kepala utama (main-entry)
- Indeks isi jurnal
Seorang dapat menemukan artikel yang diinginkan dengan terlebih dahulu melihat
indeks pokok persoalan untuk mencari judul dan nomor-nomor artikel yang
diperlukan. Kemudian dengan menggunakan nomor-nomor itu mencari kata kepala
yang dikehendaki di bagian kata kepala utama. Kalau topik yang diinginkan tidak
ditemukan dalam indeks pokok persoalan, carilah sinonim dari topik tersebut.
Pembendaharaan kata Thesaurus ERIC sengaja dibatasi, agar sistem indeksnya tidak
sistematis. Indeks pengarang yang terpisah berguna bagi mereka yang ingin mencari
karya seorang peneliti tertentu.

 Abstrak (Abtract)
Abstrak adalah hasil ringkasan suatu peneliti atau kajian dalam bidang tertentu, misalnya
dalam bidang pendidikan psikologi, sosiologi, ekonomi, dan sebagainya. American
Psychological Association (APA) (1994), memberikan pedoman bahwa untuk menulis
sebuah abstrak dari laporan penelitian ilmiah membuat antara 100-200 kata, yang mencakup
masalah, subjek, metode, temuan, dan simpulan. Sedangkan untuk kajian artikel teoritis atau

19
konseptual memuat antara 75-100 kata, yang mencakup topik, tujuan, sumber, yang
digunakan dan simpulan. Kumpulan abstrak dalam bidang tertentu juga dapat kita temukan
dalam ERIC. Kumpulan tersebut, misalnya The Council for Exceptional Children of Reston,
Virginia telah menerbitkan Exceptional Child Education Abstracts. Lembaga ini
menyediakan abstrak berbagai artikel dari lebih 200 jurnal yang dipilih berkenaan dengan
pendidikan anak luar biasa. Beberapa abstrak yang kita kenal, misalnya:
1 Psyhological Abstracts (Washington, DC: American Psychological Association
(APA), 1927)
2 Sociological Abstract (New York: Sociological Abstracts, Inc:1954)
3 Child Development Abstracts International (Ann arbor, MI: Univers ity
Microfilms, 1938)

 Indeks (Indexes)
Sebuah indeks (indexes) dapat memberikan judul-judul yang dikatalogisasikan menurut
atau berdasarkan judul utama atau diskriptor tetapi tidak memberikan abstrak atau deskripsi
apapun tentang dokumen. Contoh-contoh indeks dapat kita temukan, misalnya:
1 The Education Index (New York : H.W. Wilton Co. 1929) yang terbit bulanan
dan terdiri atas sejumlah headings (Children), exceptional) subheadings
(education) dan sub-subheadings (Massachusetts). Penulisan Headings,
misalnya:
Mainstreaming; symposium, il Today`s Educ
75: 18-29 Mr`86
Menunjukan nama artikel dan ilustrasi pada halaman 18-29 terbit pada bulan
Maret 1986, Volume 75 dari majalah Today`s education.
2 Current Index to Journals in Education (Phoenix, AZ: The Oryx Press, 1969)
lebih dikenal dengan CIJE.
3 Social Science Citation Index (Philadelphia: Institute for Scientific Informatio n,
1973) atau dikenal juga dengan Citation Index,
4 Dissertation Abstracts International (DATRIX) yang dapat ditemukan dalam
Xerox`s Comprehensive Index.

20
Cara yang efisien untuk mencari disertasi yang berkaitan adalah dengan menggunaka n
jasa DATRIX II dari University Microfilms. Para pengguna DATRIX II harus mengis i
blangko permohonan dengan menyebutkan dimensi yang relevan dengan masalah mereka.
Keterangan yang diisikan ke dalam balngko tersebut memungkinkan University Microfilms
mengetahui dan memberikan abstaks semua disertasi yang diperlukan melalui konputer.
Lebih dari 125.000 disertasi kini dapat diperoleh dengan pencarian lewat komputer. Biaya
penggunaannya tidak begitu mahal, terutama dibandingkan dengan waktu yang diperlukan
untuk mencari sendiri dalam Dissertatin Abstract Internation. Kelemahan dari pengguna
sumber ini adalah adanya jarak waktu dua tahun antara saat diserahkannya disertasi dan saat
kemunculannya dari Disertation Abstract International. (Furchan, Arief. 2010)

 Reviews
Reviews atau kajian adalah judul-judul artikel atau tulisan yang melaporkan dan
menyintesis beberapa hasil karya dalam suatu bidang dalam suatu periode waktu. Orang yang
melakukan reviews (reviewers) menempatkan artikel-artikel yang relevan dengan tipok-
topiknya, dan mengorganisasi topik tersebut berdasarkan isinya, mendeskripsikan dan
membandingkan serta sering kali mengkritik hasil temuan-temuan tersebut, kemudian
diakhiri dengan kesimpulan. Review jurnal-jurnal dalam bidang pendidikan dapat kita temui,
misalnya:
1 Review of Education Research (washington DC : American Educational Research
Assocation (AERA) 1931).
2 Annual Review of Psychology (Palo Alto, CA: Annual Reviews, Inc :1950)
3 Handbook og Research on Teaching (Chicago: Rand-McNally 1973)

 Jurnal atau Buku


Jurnal atau buku merupakan sumber utama dalam penelitian pendidikan. Jurnal dan
buku ini terdiri atas hasil kerja orisinal atau merupakan “raw materials” untuk sumber-
sumber sekunder seperti reviews. Para peneliti perlu mengadakan konsultasi dengan sumber -
sumber primer yang didalamnya juga terdapat abstrak dan reviews.
Jurnal-jurnal penelitian berisi laporan-laporan tentang kajian penelitian, yang
memuat secara mendalam tentang metodelogi dan hasil. Jurnal-jurnal ini menjadi acuan,

21
sebelum diterbitkan artikel-artikel ini dikaji dan diberikan kritik oleh peneliti lain dalam
bidang yang sama.

2.10 Langkah-langkah Penelusuran jurnal


Melakukan penelusuran kajian pustaka, sebagaimana dikemukakan didepan menjadi hal
yang sangat penting. Penelusuran suatu pustaka meliputi, 1) melihat bidang dan deskriptor
yang sesuai dengan minat; 2) menelusuri judul-judul dan abstrak yang relevan dan 3)
menempatkan dokumen sumber-sumber primer yang sangat penting.
Penelusuran literatur atau pustaka memerlukan suatu arahan dan fokus. Langkah pertama
adalah mengidentifikasi bidang kajian yang sesuai dan sekaligus termasuk deskriptornya.
Langkah berikutnya adalah menelusuri judul-judul dan abstrak yang relevan. Penelusura n
yang baik mencakup tiga katagori dokumen, yaitu:
a) Artikel-artikel yang diterbitkan
b) Artikel-artikel yang tidak diterbitkan
c) Disertasi atau tesis
Menempatkan dokumen sumber-sumber primer menjadi pertimbangan kita dalam
menelusuri bahan pustaka. Judul-judul dan bastrak-abstrak memberikan informasi terbatas
tentang hasil kerja penelitian terdahulu. ERIC memberikan judul-judul dan abstrak-abtrak
yang sangat ringkas (sering hanya terdiri atas satu kalimat saja). Sedangkan DETRIX hanya
memberikan judul-judul saja.
Pemilihan bahna pustaka harus selektif, karena memilih artikel-artikel yang akan
dijadikan referensi harus memiliki relevansi dengan hal yang akan diteliti terutama untuk
keperluan dalam pembahasan hasil penelitian. Dengan cara melakukan konsultsasi sumber -
sumber rujukan, kajian dan pembahasan hasil penelitian menjadi lebih mantap. Perlu
diperhatikan bagi peneliti atau calon peneliti, bahwa rujukan yang dipakai harus dicantumka n
dalam daftar rujukannya karena disamping menjadi dukungan acuuan dan hal ini merupakan
objektivitas peneliti sebagai seorang ilmuwan. Objektivitas inilah sebagai salah satu ciri
metode ilmiah.
Diantar tiga dokumen penting, yaitu artikel-artikel jurnal, disetasi atau tesis, dan
laporan tak dipublikasikan (laporan penelitian), artikel-artikel jurnal adalah paling ringkas
dan secara teknis paling baik karena adanya tuntutan yang amat tinggi dari jurnal yang akan

22
diterbitkan. Dalam mengkaji bahan pustaka kita dapat melakukan dengan cara
mengidentifikasi sumber atau bahan yang relevan dari hasil penelitian, menyusun bahan
ustaka mana yang paling sesuai untuk mendukung penelitian, menuliskan bagian kajian
literatur, dan menyusun bahan acuan secara ringkas urutan atau proses dalam mengkaji
bahan pustaka atau literatur menurut Tuckman (1988) dipresentasikan pada gambar berikut:

Identifikasi deskriptor yang relevan dengan kata


kunci

Identifikasi judul yang relevan dengan cara menelusuri: melalui tinjauan


artikel, ERIC, CIJE, DATRIK dan sebagainya

Memilah sumber-sumber yang paling relevan melalui kajia abstrak misalnya


disertasi, tesis, skripsi, laporan hasil penelitian.

Menetukan dan mendapatkan kopi dokumen yang paling relevan misalnya


jurnal, ERIC,laporan penelitian dan sebagainya

Menulis bagian kajian literature

Menyiapkan daftar referensi

Gambar 1:
Proses dalam Mengkaji Bahan Pustaka

23
Sebelum memulai suatu kajian literatur, dalam penelitian biasanya diawali denga
rumusan masalah. Setelah rumusan masalah penelitian diajukan, langkah berikutnya adalah
melakukan kajian literatur. Langkah-langkah tersebut menurut Gall & Borg (2003)
mencakup empat langkah utama. Keempat langkat tersebut adalah: 1) mencari sumber -
sumber dari penelitian pendahuluan; 2) menggunakan sumber-sumber sekunder; 3)
memahami sumber-sumber utama; dan 4) menyintesis literatur.
Mencari sumber penelitian pendahuluan. Kegiatan ini yaitu dilakukan dengan
mengidentifikasi buku-buku, artikel-artikel, makalah-makalh profesional, dan hasil
penerbitan-penerbitan lain yang relevan dengan ungkapan masalah. Sumber-sumber
sebelumnya, yang berupaya indeks dari khazanah literatur, merupakan suatu sarana yang
sangat penting dalam kegiatan ini. Dengan melihat indeks subjeks untuk topik tertentu
(misalnya, teknologi pembelajaran), kita dapat menentukan buku-buku yang ada
diperpustakaan yang mendukung topik penelitian tersebut.
Menggunakan sumber sekunder dalam kaitannya dengan sumber penelitia n
terdahulu, kita dapat menggunakan hasil-hasil temuan peneliti, misalnya berupa bahwa
kajian tertulis (laporan atau jurnal) yang relevan dengan rumusan masalah kita. Sumber
sekunder itu berupa suatu dokumen tertulis yang dihasilkan oleh sesorang yang tidak terlibat
dalam penelitian, mengembangankan teori, atau mengungkapkan pandangan-panda nga n
yang disintesis atau diramu dalam kajian literatur.
Mamahami sumber primer. Sumber primer dan sekunder atau hasil kajian pustaka
dan seterusnya disusun dalam indeks atau riview kajian penelitian, tapi tidak mendalam.
Untuk itu, kita perlu menemukan dan mengkaji laporan penelitian yang lebih lengkap atau
setidak-tidaknya kajian-kajian yang menjadi pusat perhatian kita. Laporan asli itu kita sebut
sebagai sumber primer. Sebuah sumber primer adalah suatu dukomen (artikel jurnal atau
disetai, tesis, skripsi) yang ditulis oelh sesorang yang melakukan penelitian, atau yang telah
memformulasikan teorinya atau pandangan-pandangannya dan dipaparkankan dalam suatu
dukumen.
Menyintesis kajian literatur. Setelah kita membaca sumber-sumber primer dan
sekunder, kita kemudian menuliskan atau menyintesiskan dalam suatu kajian. Tujuan kajian
ini adalah ingin menginformasikan kepada para pembaca tentang hal yang telah diketahui,
atau hal yang belum diketahui berkenaan dengan masalah-masalah atau pertanyan-pertanya n

24
yang ingin kita kaji. Disamping itu kita ingin menjelaskan bagaiman penelitian yang kita
ajukan itu berkaitan dengan sumber-sumber tersebut, dan mendasarkan pengetahuan yang
telah ada sebelumnya sebagaimana yang disajikan dalam kajian pustaka.
2.11 Jumlah Referensi yang Diperlukan
Tentang berapa jumlah acuan dalam kajian pustaka kadang ditanyakan oleh para
peneliti muda atau mahasiswa yang baru pertama kali mempunyai tugas menyusun studi
literature dari sumber-sumber pustaka yang ada dan menghubungkan dengan permasalaha n
penelitian. Tidak ada batasan pasti tentang berapa jumlah buku yang harus digunakan sebagai
acuan, tetapi ada petunjuk yang memberikan arah bahwa semakin banyak buku dan sumber -
sumber informasi mendukung kegiatan eksplorasi kajian pustaka, semakin baik dan
menguntungkan untuk para peneliti.
Jika ternyata jumlah referensi yang ada sangat terbatas, peneliti dianjurkan untuk
mencari sumber yang berhubungan erat misalnya tentang sejarah atau asal-usul tentang
permasalahan yang hendak dipecahkan. Disamping itu peneliti juga diwajibkan melakukan
eksplorasi lapangan, dengan menggunakan metode observasi dan wawancara kepada
narasumber.
Suatu kelengkapan yang perlu ada dalam eksplorasi pustaka adalah kemampuan
menulis dan merangkai ide yang hendak dituangkan dalam kajian pustaka dengan inti
permasalahan dan sumber-sumber yang relevan. (Sukardi, 2003)

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kajian literatur merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang kita lakukan.
Melakukan kajian literatur merupakan salah satu cara atau sarana untuk menunjuka n
pengetahuan penulis tentang suatu bidang kajian tertentu, yang mencakup kosa kata, metode
dan asal usulnya. Menurut Cooper kajian literatur diklasifikasikan menurut fokus, tujuan,
perpektif, cakupan, organisasi dan audiens. Penelusuran atau pencarian kepustakaan yang
relevan sebaiknya dilakukan sebelum kegiatan atau pelaksanaan penelitian tersebut berjalan.
Sumber-sumber utama kepustakaan yang menyimpan basis data dapat diperoleh dari
sumber, misalnya ERIC (Education Research Information Center), indeks-indeks lainnya,
buku, dan kantor layanan informasi ilmiah. Penelusuran suatu literatur meliputi, 1) melihat
bidang dan deskriptor yang sesuai dengan minat; 2) menelusuri judul-judul dan abstrak yang
relevan dan 3) menempatkan dokumen sumber-sumber primer yang sangat penting. Tidak
ada batasan pasti tentang berapa jumlah buku yang harus digunakan sebagai acuan, tetapi ada
petunjuk yang memberikan arah bahwa semakin banyak buku dan sumber-sumber infor mas i
mendukung kegiatan eksplorasi kajian literatur, semakin baik dan menguntungkan untuk
para peneliti.

3.2 Saran

Sebaiknya dalam membuat kajian literatur harus terlebih dahulu memahami hal-hal
yang telah disampaikan dalam makalah ini.

26
DAFTAR PUSTAKA

Setyosari, Punaji. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi Kedua.
Jakarta: Kencana
Donald, Ary, dkk. 2010. Introductions to Research in Education. Canada: Wadsworth
Cengage Learning.
Cooper, H.M. 1988. The Structure of Knowledge Synthesis, Knowledge in Society.
Vol.1,pp.104-126.
Furchan, Arief. 2010. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Jogyakarta: Pustaka Pelajar
Brog,W.R. & Gall, M.D. 1983. Educational Research.An Introduction. White Plain, New
York: Longman,Inc.
Tuckman, B.W. 1999. Conducting Educational Research. Orlando FL: Harcourt, Brace
jovanovich, Piblishers
Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi
Aksara

27

Anda mungkin juga menyukai