TRIAGE
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawata Gawat Darurat dan
Manajemen Bencana
Dosen :
Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
40614 02278081
1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
A. Pengertian
Triage adalah proses penggolongan pasien berdasarkan tipe dan tingkat kegawatan
kondisinya (Zimmerman dan Her, 2006). Triage juga diartikan sebagai suatu
tindakan penegelompokkan penderita berdasarkan pada beratnya cedera yang
diprioritaskan ada tidaknya gangguan ABCD.
B. Tujuan
Untuk mengidentifikasikan kondisi yang menyimpang jiwa, memprioritaskan pasien
menurut kondisi keakutannya, menempatkan pasien sesuai dengan keakutannya
berdasarkan pada pengkajian yang tepat dan akurat, menggali data yang lengkap
tentang keadaan pasien
C. Prinsip Triage
a. Triage harus dilakukan dengan segera dan singkat
b. Kemampuan untuk menilai dan merespons dengan cepat kemungkinan yang
dapat menyelamatkan pasien dari kondisi sakit dan cedera yang mengancam
jiwa.
c. Pengkajian harus dilakukan secara adekuat dan akurat
d. Keakuratan dan ketepatan data merupakan kunci dalam proses pengkajian
Keputusan dibuat berdasarkan pengkajian
e. Keselamatan dan kefektifan perawatan pasien dapat direncanakan jika terdapat
data dan informasi yang akurat dan adekuat.
f. Intervensi yang dilakukan berdasarkan keakutan kondisi pasien
g. Tanggungjawab yang paling utama dari proses triage yang dilakukan perawat
adalah keakutan dalam mengkaji pasien dan memberikan perawatan sesuai
prioritas pasien.
D. Klasifikasi Triage
System klasifikasi mengidentifikasi tipe pasien yang memerlukan berbagai level
perawatan.
Prioritas didasarkan pada pengetahuan, data yang tersedia, dan situasi terbaru yang
ada. Hurup atau angka sering digunakan antara lain sebagai berikut :
a. Prioritas 1 atau emergency
b. Prioritas 2 atau urgent
c. Prioritas 3 atau non urgent
a. Korban kritis / immediate diberi label merah /kegawatan yang mengancam
nyawa. (Merah/ immediate). Untuk mendeskripsikan pasien dengan luka parah
diperlukan transportasi segera ke rumah sakit. Kriteria pada pengajian adalah
seperti respirasi > 30 kali/menit, tidak ada nadi radialis, tidak ada/penurunan
kesadaran.
b. Delay / tertunda diberi label kuning/kegawatan yang mengancam nyawa dala
waktu dekat (Kuning) Untuk mendeskripsikan cedera yang tidak mengancam
nyawa dan dapat menunggu pada periode tertentu. Untuk penatalaksanaannya dan
transportasi dengan kriteria sebagai berikut Respirasi 30x/menit, nadi teraba,
status mental normal.
c. Korban terluka yang masih dapat berjalan diberi label hijau/tidak terdapat
kegawatdaruratan dapat ditunda (minor/hijau). Penolong pertama di tempat
kejadian akan memberikan instruksi verbal untuk pergi ke lokasi
E. Dokumentase Triage
Proses pencatatan triage harus jelas, singkat dan padat. Tujuan dokumentasi triage
adalah mendukung keputusan triage, sebagai alat komunikasi antar petugas tim
kesehatan di unit gawat darurat. Pencatatan dilakukan dengan segera baik computer
maupun manual. Pendokumentasian triage meliputi : waktu/jam wawancara triage,
riwayat alergi, riwayat pengobatan yang sedang dijalani, tingkat kedaruratan, TTV,
tindakan pertolongan pertama yang dilakukan, pengkajian nyeri, keluhan utama,
pemeriksaan fisik , waktu terakhir menstruasi, riwayat immunisasi termasuk imunisasi
tetanus, riwayat test diagnostic yang dianjurkan, pengobatan yang diberikan saat
triage, tanda tangan perawat yang melakukan triage, disposisi dan re-evaluasi.
No. KOMPONEN
1. Persiapan alat
Sarana non medis
1. Ruangan Triage memenuhi ketentuan
Ruangan
Wastafel dengan air mengalir
Ventilasi udara baik
Cahaya /penerangan baik
Ada stop kontak listrik
Pembersih tangan
2. Brancard
3. Meja kursi
4. Alat tulis ( ballpoin, penghapus, penggaris )
5. Rekam medic minimal
6. Tempat sampah non medis beralas plastic
7. Tempat sampah medic beralas plastic dan tertutup, tutup dapat
dibuka dengan menginjak pembuka tutup dibagian bawah tempat
sampah
2. Tahap Pre Interaksi
3. Tahap Kerja
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan
derajat kegawatannya
3. Pengelompokan pasien berdasarkan kegawatan .
4. Rujuk ke ruang tindakan.
5. Kegiatan setelah triase
6. Pencatatan dan pelaporan
Anamnesa ( lakukan dengan cepat)
1. Mencuci tangan
2. Memakai handscoon
3. Memastikan kesadaran dari korban / pasien.
Dengan cara menyentuh / menggoyangkan bahu korban denagn
lembut dan mantap untuk mencegah pergerakan yang berlebihan
sambil memanggil namanya : Pak !!! Bu !!! Mas !!!! Mbak !
4. Memeriksa ganguan jalan nafas (Airway)Lihat, Dengar, Raba
( Look, Listen, Feel ) dengan cara :
a. Mengambil posisi di sebelah kanan brancart pasien.
b. Membungkukkan badan dengan wajah kita menghadap kearah
dada pasien sambil melihat ( Look ) :
1) pergerakan dinding dada
2) kesimetrisan naik turunnya dinding dada dengan cara :
- melihat naik turunnya dinding dada kanan dan kiri
bersamaan / tidak - frekuensi cepat / pelan
- nafas dalam / dangkal
- nafas sesak / longgar
- nafas pendek / panjang
4. Tahap Terminasi
5. Sikap
1. Teliti
2. Empati
3. Memperhatikan keamanan