Anda di halaman 1dari 22

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

I. PENDAHULUAN

A. PENEGRTIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.
Mata kualiah kewarganegaraan sering disebut sebagai civic education
citizenship education, dan bahkan ada yang menyebutkannya sebagai
democracy educatiaon.
Kesadaran demoktasi serta implementasinya harus senantiasa
dikembangkan dengan basis filsafat bangsa, identitas nasional, kenyataan
dan pengalaman sejarah bangsa tersebut, serta dasar dasar kemanusiaan
dan keadaban. Oleh karena itu dengan pendidikan kewarganegaraan
diharapkan intelektual Indonesia memiliki dasar keperibadian sebagai
warga negara yang demokratis, relegius, berkemanusiaan dan
berkeadaban.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.


Visi pendidikan kewarganegaraan dalam perguruan tinggi adalah
merupakan sumber nilai dan pedoman pengembangan dan
penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa
memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.
Misinya adalah membantu mahasiswa memantapkan kepribadiaanya,
agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila,
rasa kebangsaan dan cinta tanah airdalam menguasai , menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni dengan rasa
tanggung jawab dan bermoral.

B. LANDASAN ILMIAH DAN LANDASAN HUKUM

1.   Landasan Ilmiah
Bahan pendidikan kewarganegaraan meliputi hubungan antara
warganegara dan negara,serta pendidikan pendahuluan bela negara yang
semua ini berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi
bangsa. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk
sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan
filsafat bangsa Pancasila.

2.   Landasan Hukum :
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999

1
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982
4. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
5. Pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor
43/DIKTI/Kep/2006

C. LINGKUP MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Pokok bahasan :
Keputusan Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006 cakupan materi
kewarganegaraan meliputi:
1. Filsafat pancasila
2. Identitas nasional
3. Politik dan strategi
4. Demokrasi Indonesia
5. HAM dan rule of law
6. Hak dan kewajiban warga Negara
7. Geopolitik Indonesia
8. Geostrategic Indonesia

D. PARADIGMA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)


Paradigma dalam hal ini dimaksudkan merupakan kesepakatan dari suatu
komunitas tentang hal-hal yang bersifat mendasar seperti: materi pokok
keilmuan, sudut pandang atau orientasi, visi dan misi. Komunitas dalam hal
ini adalah komunitas Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
PKn (Civic Education) merupakan mata pelajaran yang bertugas
bagaimana membentuk warga negara yang baik (how a good citizen).
Warga negara yang baik adalah warga negara yang sadar akan hak –
kewajibannya. Dengan kesadaran akan hak – kewajibannya maka seorang
warga negara diharapkan menjadi kritis, partisipatif dan bertanggung
jawab. Ukuran warga negara yang baik tentunya sangat dipengaruhi oleh
ideologi nasional masing-masing negara. Bagi bangsa Indonesia ideologi
Pancasila merupakan acuan dalam membina warga negara yang baik.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai PKn versi
Indonesia memiliki fungsi memberdayakan warga negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yang sejalan dengan Pancasila (istilah PPKn
dalam Kurikulum 2004 tampaknya akan diganti antara “Kewarganegaraan”
atau “Pendidikan Kewarganegaraan). Pengertian paradigma kadang –
kadang disederhanakan sebagai cara berpikir. Jadi paradigma baru PKn
merupakan cara berpikir baru tentang PKn.

2
E. PERBANDINGAN ANTARA PKN PARADIGMA BARU DENGAN PARADIGMA
LAMA
Paradigma baru PKn antara lain memiliki struktur organisasi keilmuan yang
jelas yakni berbasis pada ilmu politik, hukum dan filsafat moral /filsafat
Pancasila dan meiliki visi yang kuat nation and character building,
citizenempowerment ( pemberdayaan warga negara), yang mampu
mengembangkan civil society (masyarakat kewargaan).
Paradigma baru ini merupakan upaya untuk menggantikan paradigma lama
PKn (PPKn), yang antara lain bercirikan struktur keilmuan yang tidak jelas,
materi disesuaiakan dengan kepentingan politik rezim (hegemoni
penguasa), memiliki visi untuk memperkuat state building ( negara
otoriter birokratis; kooptasi negara) yang bermuara pada posisi warga
negara sebagai kaula atau obyek yang sangat lemah ketika berhadapan
dengan penguasa. Akibat dari kondisi ini, PKn semakin sulit
untukmengembangkan karakter warga negara yang demokratis, sehingga
menjadi lahan subur bagi berkembangnya otoriterisme. Sebagai bahan
banding antara PKn paradigma baru dengan paradigma lama dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

II.PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAPAT BANGSA INONESIA

A. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian-
bagiannya atau unsur-unsurnya saling berkaitan, saling berhubungan,
saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan merupakan
keseluruhan yang utuh.
Pancasila adalah sebuah system karena pancasila merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Esensi seluruh sila-silanya
juga merupakan suatu kasatuan. Pancasila berasal dari kepribadian
Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa
Indonesia sejak dahulu.
Secara garis besar Pancasila adalah suatu realita yang keberadan dan
kebenaraannya tidak dapat diragukan. Nilai-nilai Pancasila seperti
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan harus
menjadi pedoman dan tolak ukur bagi seluruh kegiatan
kemasyarakatan dan kenegaraan Bangsa Indonesia.

B.   Pengertian Filsafat.
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu philosophy, adapun istilah filsafat
berasal dari Bahasa Yunani yaitu philosophia, yang terdiri atas dua kata
yaitu philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan

3
sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan,
intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan
atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam
bahasa Arab disebut failasuf
Menurut Roeslan Abdoelgani (1962), menyatakan bahwa pancasila
adalah filsafat Negara yang lahir sebagai collectionideologies dari
keseluruhan bangsa Indonesia. Filsafat Pancasial pada hakikatnya
merupakan suatu realiteit atau noodzakelijkheid bagi keutuhan
persatuan Bangsa Indonesia.
Filsafat Negara kita adalah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh
Bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup. Dengan demikian,
Pancasila harus dijadikan pedoman dalam kelakuan dan pergaulan
sehari-hari. Sebagai pandangan hidup bangsa, maka sewajarnyalah
asas-asas pancasila disampaikan kepada generasi baru melaluai
pengajaran dan pendidikan. Pancasila menunjukan terjadinya proses
ilmu pengetahuan. Validitas, dan hakikat ilmu pengetahuan (teori ilmu
pengetahuan).

C.   Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat. Sistem yang dimaksud dalam hal ini adalah satu-kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu
tujuan tertentu, lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Satu kesatuan bagian-bagian.
2.      Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3.      Saling berhubungan, saling ketergantungan.
4.      Kesemua dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
(tujuan sistem).
5.      Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan
Voich, 1974:122)

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya


merupakan suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling
berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang
satu senantiasa dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian,
Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian
bahwa bagian-bagian (sila-silanya) saling berhubungan secara erat
sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila
sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang
terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri,
dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa dan negara.

4
KenyataanPancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang obyektif,
yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari
sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda
dengan sistem-sistem filsafat yang lain misalnya: liberalisme,
materialisme, komunisme, dan aliran filsafat yang lain.

Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,


saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh
Dasar filsafat negara pancasila adalah merupakan satu kesatuan yang
bersifat majemuk tunggal.
   
      Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu
rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususan
dari sila-sila dimukanya.
      Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam
hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan
hierarkhis piramidal. Tiap-tiap sila mengandung empat sila lainnya,
dikualifikasi oleh empat sila lainnya.

D. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara


Republik Indonesia
     Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia,
mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,
kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
      Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya
merupakan suatu sumber dari hukum dasar dalam negara Indonesia. Sebagai
suatu sumber dari hukum dasar, secara objektif merupakan suatu
pandangan  hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang
luhur yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang
pada tanggal 18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan oleh para
pendiri negara menjadi  lima sila dan ditetapkan secara yuridis formal
menjadi dasar filsafat negara Republik Indonesia.

E. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia


      Unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat
dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini
merupakann kausa materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila
tersebutkemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara,

5
sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa
dan negara Indonesia.

F.  Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila


       Realisasi setiap sila atau derivasi setiap sila senantiasa, dalam hubungan
yang sistemik  dengan sila-sila lainnya. Hal ini berdasarkan pada pengertian
bahwa makna sila-sila Pancasila senantiasa dalam hubungannya sebagai
sistem filsafat.

G. Pancasila sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


     Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan
terutama dalam melaksanakan pembangunan dan pembaharuan maka harus
mendasarkan pada suatu kerangka pikir, sumber nilai serta arahan yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
      Filsafat Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan kenegaraan
adalah merupakan Identitas Nasional Indonesia. Hal ini didasarkan pada
suatu realitas bahwakausa materialis atau asal nilai-nilai Pancasila adalah
bangsa Indonesia sendiri.

III. IDENTITAS NASIONAL


A. Pegertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan.
Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan
”nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki
pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang,
kelompok atau . sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain.
 Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Kata identitas berasal
dari bahasa Inggris identiti yang memiliki pengerian harfiah ciri-ciri, tanda-
tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain. Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah
pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan
juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling
tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini
adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga
sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung
tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang mengatur
mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi
manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia. atau juga Istilah
Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

6
B. Identitas Nasional Indonesia :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Burung Garuda
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.

C. Unsur Unsur Identitas Nasinal.


Unsur - unsur Identitas nasional yaitu :
1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.
Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu
Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun
sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang
isinya adalah perangkat- perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung- pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan
benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain.
Bahasa dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk
atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana
berinteraksi antar manusia.

7
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan
pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :
- Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar
Negara, dan Ideologi Negara.-
- Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya,
Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya.
- Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.

C.  Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional


Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada
hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat
pancasila bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim
atau penguasa melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang.
Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam
sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang “panitia 9”, sidang BPUPKI kedua,
serta akhirnya disyahkan secara formal yuridis sebagai dasar filsafat negara
Republik Indonesia.

IV. DEMOKRASI INDONESIA


A.  Demokrasi dan Implementasinya
Peranan Negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari telaah tentang
demokrasi, ini karena dua alasan:
       1.  Hampir semua Negara di dunia menjadikan demokrasi sebagai asasnya
yang fundamental .
 2.  Demokrasi sebagai asas Negara secara esensial telah memberikan arah
tertinggi tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang
berbeda-beda (Rais, 1955:1).bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan Negara sebagai organisasi.
Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam system
pemerintahan, demokrasi juga melahirkan system yang bermacam-
macam seperti, sistem presidensial, sistem parlementer, sistem
referendum (meletakkan pemerintah sebagai bagian/ badan pekerja
dari parlemen). Di beberapa Negara ada yang menggunakan sistem
campuran antara presidensial dengan parlementer.

B.  Arti dan Perkembangan Demokrasi


      Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan
kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia

8
berarti suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri
atau asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.

C.  Bentuk-Bentuk Demokrasi
      Formal demokrasi menunjuk pada demokrasi dalam arti system
pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi
di berbagai Negara. Dalam suatu Negara misalnya dapat diterapkan
demokrasi dengan menerapkan system presidensial atau sistem
parlementer.
      Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemilihan
presiden secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat
secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan eksekutif
(kekuasaan menjalankan permerintahan) sepenuhnya berada di tangan
presiden.
      Sistem Parlementer : Sistem ini menerpakan model hubungan yang
menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legeslatif. Kepala eksekutif (head
of government) adalah berada di tangan seorang perdana menteri. Adapun
kepala Negara (head of state) adalah berada pada seorang ratu, misalnya di
Negara Inggris atau ada pula yang berada pada seorang presiden misalnya
di India.
      Prinsip demokrasi perwakilan liberal didasarkan pada suatu filsafat
kenegaraan bahwa manusia adalah sebagai makhluk individu yang
bebas. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi ini kebebasan individu
sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.
      Kebebasan formal berdasarkan demokrasi liberal akan menghasilkan
kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya
kapitalislah  yang menguasai negara.

D.  Demokrasi Indonesia
      Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana
meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan
politik yang demokratis dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat
budayanya.
       Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periode :
1 Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer
2. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin
3. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru
4. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi
                          
     Dalam bidang Politik & Konstitusional. Menurut UUD 1945, demokrasi
berarti menegakkan kembali asas-asas negara hukum dimana kepastian
hukum dirasakan oleh segenap warga negara. Hak-hak asasi manusia baik

9
dalam aspek kolektif maupun dalam aspek perorangan dijamin, dan
penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara intitusional.
Dalam bidang Ekonomi. Demikrasi berarti Kehidupan yang layak bagi
semua warga negara. Mencakup :
- Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan
keuangannegara
- Koperasi
- Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam
penggunaannya
- Peranan pemerintahan yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta
pelindung.

Kekuasaan pemerintahan negara ditangan rakyat mengandung pengertian


tiga hal :
1.   Pemerintah dari rakyat (government of the people)
2.   Pemerintahan oleh rakyat (government by people)
3.   Pemerintahan untuk rakyat (government for people)

Secara umum dalam sistem pemerintahan yang demokratis senantiasa


mengandung unsur yang paling penting dan mendasar, yaitu:
- Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
- Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara.
- Tingkat kebebasan  atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai
oleh warganegara.
- Suatu sistem perwakilan
- Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.

Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi adalah :


1. Kekuasaan ditangan rakyat
(a)  Pembukaan UUD alinea IV
“…Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu UUD RI yang berkedaulatan rakyat…”
(b)  Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
“Negara yang berkedaulatan rakyyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perrwakilan” (pokok pikiran III)
(c)  UUD 1945 Pasal 1 ayat (1)
“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”
(d)  UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)
“kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut undang-
undang dasar”
Jadi, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat dan realisasinya
diatur dalam UUD. Sebelum dilakukan amandemen kekuasaan
tertinggi dilakukan oleh MPR.

10
2.  Pembagian kekuasaan
Pembagian kekuasaan menurut demokrasi :
1.  Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (pasal 4 ayat (1)
UUD 1945)
2.  Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Preisiden, DPR, dan DPD
pasal 5 aya (1), pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945.
3.  Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada MA pasal  24 ayat (1)
UUD 1945.
4.  Kekuasaan Inspektif atau pengawasan didelegasikan kepada BPK dan
DPR. Dalam UUD 1945 pasal 20 ayat (1) “… DPR juga memiliki fungsi
pengawasan terhadap presiden selaku penguasa eksekutif”.
5. Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsultatif,
didelegasikan kepada DPA, pasal 16 UUD 1945. Artinya DPA
dihapuskan karena berdasarkan kenyataan pelaksanaan kekuasaan
Negara fungsinya tidak jelas.
3. Pembatasan Kekuasaan
Pembatasan kekuasaan menurt konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui
mekanisme 5 tahunan kekeuasaan:
(a)     Pasal 1 ayat (2) “kedaulatan ditangan rakyat…”
Pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.
(b)     MPR memilki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik
Presiden dan Wapres,serta melakukan impeachment terhadap
presiden jika melanggar konstitusi.
(c)      Pasal 20 A ayat (1),”DPR memiliki fungsi pengawasan.” Yang
berarti mengawasi pemerintahan selama jangka waktu 5 tahun.
(d)     Rakyat kembali mengadakan Pemilu setelah membentuk MPR dan
DPR (rangkaian kegiatan 5 tahunan sebagai periodesasi kekuasaan.

Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut :

(1) Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok Pikiran III, “… Oleh karena itu
sistem Negara yang terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas
kedaulatan rakyadan berdasarkan atas permusyawaratan/perwakilan.”
(2) Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B
ayat 7.

 Konsep Pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut :


(1) Pasal 1 ayat (2), “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan
menurut UUD.”
(2) Pasal 2 ayat (1), “MPR terdiri atas DPR dan anggota DPD”
(3) DPR senantiasa mengawasi tindakan Presiden

11
Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :
(1) Pasal 27 ayat (1), “Segala warganegara bersamaan kedudukannya didalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tiada kecualinya.”
(2) Pasal 28, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan UU.”
(3) Pasal 30 ayat (1), ”Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan Negara.”
Konsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terbuka untuk seluruh warga Negara Indonesia.
Demokrasi Indonesia mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah
sebagai unsur sentral, oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya
harus ditunjang oleh adanya orinentasi baik pada nilai-nilai yang universal
yakni rasionalisasi hukum dan perundang-undangan juga harus ditunjang
norma-norma kemasyarakatan yaitu tuntutan dan kehendak yang berkembang
dalam masyarakat.

V. NEGARA DAN KONSTITUSI


A.  Pengertian negara
Nicollo Machiavelli yang merumuskan Negara sebagai Negara kekuasaan.
Teori Negara menurut Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi
yang kuat dari filsuf lain separti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke
(1632-1704) dan Rousseau (1712-1778). Mereka mengartikan Negara
sebagai suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat secara
bersama. Menurut mereka, manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-
hak asasinya seperti hak untuk hidup, hak milik serta hak kemerdekaan.
Konsep pengertian Negara modern yang dikemukakan oleh para tokoh lain
antara lain :
1. Roger H. Soltau, mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai
alat agency atau wewenang / authority yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan besama atas nama masyarakat.
2. Menurut Harold J. Lasky bahwa Negara adalah merupakan suatu
masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang
bersifat sah lebih agung dari pada individu atau sekelompok.
3. Mc. Iver bahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan
penertiban suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan
system hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah maksud
tersebut diberi kekuasaan memaksa.
4. Miriam Budiardjo bahwa Negara adalah suatu daerah territorial yang
rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil
menuntut dr warga Negaranya ketaatan pada perundang-undangannya
melalui penguasaan (control) monopolitis dari kekuasaan yang sah.

12
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serta para
sarjana tentang negara, maka dapat disimpulkan bahwa semua Negara
memiliki unsur-unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur Negara
meliputi :
   1.      Wilayah
   2.      Rakyat
   3.      Pemerintahan
    
 Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya
kesatuan nasib, yaitubersama-sama dalam suatu penderitaan dibawah
penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu
yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah unsur-unsur etnis yang
membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latar belakang
budaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya.
Prinsip-prinsip Negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea I,II,III & IV.

B.   Konstitusionalisme
Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisasi
secara efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Basis
pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan
(consensus) diantara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang
diidealkan berkaitan dengan negara.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme pada umumnya
dipahami berdasarkan pada :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama
2. Kesepakatan tentang the rule of law
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur
ketatanegaraan
Kesepakatan pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang
sangat menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu
Negara.
Kesepakatan kedua , adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan
didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi.
Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan (a) bangunan organ
Negara dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan, (b)
hubungan-hubungan antar organ Negara itu satu sama lain, serta (c)
hubungan antar organ-organ Negara itu dengan warga Negara .
Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya  menyangkut prinsip pengaturan
dan pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka sebenarnya
prinsip konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip pembatasan
kekuasaan atau yang lazim disebut sebagai prinsip limited
government. Konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling

13
berkaitan satu sama lain, yaitu: Pertama, hubungan antara pemerintahan
dengan warga Negara; dan Kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan
yang satu dengan lainnya.

C.   Konstitusi Indonesia
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak
tahun 1999, dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan
tambahan dan perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian
amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000, amandemen ketiga
dilakukan pada tahun 2001 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Penegertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis
dan hukum dasar tidak tertulis. Oleh karena itu sifatnya yang tertulis, maka
Undang-Undang Dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.
Undang-Undang Dasar menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah
yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-
badan tersebut.
 Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Undang-
Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki
37 pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan
tambahan.
Sifat-sifat UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1.      Rumusannya jelas
2.      Bersifat singkat dan supel
3.      Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang
dapat dan harus dilaksanakan secara konstitusional
4.      Peraturan hukum positif yang tinggi

Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan


dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara meskipun sifatnya tidak tertulis.
Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
(1)  Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara.
(2)   Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.
(3)   Diterima oleh semua rakyat.
(4)   Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-
aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
         Jadi convensi bilamana dikehendaki untuk menjadi suatu  aturan dasar
yang tertulis, tidak secara otomatis setingkat dengan UUD, melainkan
sebagai suatu ketetapan MPR.

14
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian UUD,
karena pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu
masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD.
Sistem pemerintahan negara Indonesia dibagi atas tujuh :
1.  Indonesia adalah negara  yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat)
2.  Sistem konstitusional
3.  Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat
4.  Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi
disamping MPR dan DPR
5.  Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
6.  Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak
bertanggung jawab kepada DPR
7.  Kekuasaan kepala negara tidak tak-terbatas
    Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara hukum,
Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas
kekuasaan. Sifat Negara hukum hanya dapat ditunjukkan jikalau alat-alat 
perlengkapanya bertindak menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang
ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasai untuk
mengadakan aturan-aturan itu.

Ciri-ciri suatu Negara Hukum adalah :


a.   Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan
kebudayaan.
b.    Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain
dan tidak memihak.
c.    Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya
dapat dipahami dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.

Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia benar-benar ingin


mengembalikan peranan hukum, aparat penegak hukum beserta seluruh
sistem peraturan perundang-undangan akan dikembalikan pada dasar-dasar
Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hasil
amandemen 2002 yang mengemban amanat demokrasi dan perlindungan
hak-hak asasi manusia.

VI. RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA

A.  Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum


    Baik rechtsstaat maupun rule of law Menurut Friedman, antara pengertian
negara hukum atau rechtstaat dan rule of the law sebenarnya saling
mengisi. Oleh karena itu berdasarkan bentuknya sebenarnya rule of the
law adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal.

15
Prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut
prinsip-prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat. Hukum tidak boleh dibuat,
ditetapkan, ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan besi berdasarkan
kekuasaan belaka. Prinsip Negara hukum tidak boleh ditegakkan dengan
mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi yang diatur dalam UUD. Karena itu
perlu ditegaskan pula bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat yang
dilakukan menurut UUD atau constitutional democracy  yang diimbangi
dengan penegasan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum yang
berkedaulatan rakyat atau demokratis.
Menurut Albert Venn Dicey, istilah the rule of law diartikan sederhana
sebagai suatu keteraturan hukum.
 law, pada prinsipnya memiliki kesamaan yang fundamental serta saling
mengisi. Dalam prinsip Negara ini unsur penting pengakuan adanya
pembatasan kekuasaan yang dilakukan secara konstitusional. Oleh
karena itu, terlepas dari adanya pemikiran dan praktek konsep Negara hukum
yang berbeda, konsep Negara hukum dan rule of lawadalah suatu realitas dari
cita-cita sebuah Negara bangsa, termasuk Negara Indonesia.

B. Hak Asasi Manusia


    Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala ditandatangani Magna
Charta (1215), oleh raja John Lackland. Kemudian juga
penandatanganan petition of right pada tahun 1628 oleh raja Charles I.
Dalam  hubungan ini raja berhadapan dengan utusan rakyat. Dalam hubungan
inilah maka perkembangan hak asasi manusia itu sangat erat hubungannya
dengan perkembangan demokrasi. Puncak perkembangan perjuangan hak-hak
asasi manusia yaitu ketika ’human right’ untuk pertama kalinya dirumuskan
secara resmi dalam ‘declaration of independence’ Amerika Serikat pada
tahun 1776.
    Doktrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini sudah diterima secara
universal sebagai ‘a moral, political, legal framework and as a guideline’
dalam membangun dunia yang lebih damai dan bebas dari ketakutan dan
penindasan serta penaklukan yang tidak adil.

C. Penjabaran Hak-Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945


    Dalam rentangan berdirinya bangsa dan Negara Indonesia, secara resmi
deklarasi pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 telah lebih dahulu
merumuskan hak-hak asasi manusia dari pada Deklarasi Universal Hak-Hak
Asasi Manusia PBB. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pembukaan UUD
1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945,
sedangkan Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948.
    Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002, telah memberikan jaminan secara
ekplisit tentang hak-hak asasi manusia yang tertuang dalam BAB XA, pasal
28A sampai pasal 28J

16
D. Hak dan Kewajiban warga Negara
Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat
tertentu dalam hubungannya dengan Negara. Dalam hubungan antara
warganegara dan Negara, warganegara mempunyai kewajiban-kewajiban
terhadap Negara dan sebaliknya.
Asas-asas kewarganegaraan adalah :
1.  Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli
2.  Bipatride dan apatride
 Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara
mencakup pasal-pasal 27,28,29,30,33 dan 34.
    Pembelaan Negara atau bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga
negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
Kesadaran perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah
air dan untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.
    Ada beberapa dasar  sebagai motivasi setiap warga untuk ikut serta membela
Negara Indonesia :
1.   Pengalaman sejarah perjuangan RI
2.   Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3.   Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4.   Kekayaan sumber daya alam
5.   Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan
6.    Kemungkinan timbulnya bencana perang

VII. GEOPOLITIK INDONESIA


A.    Pengertian
Geopolitik di artikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam
wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang di dorong aspirasi nasional
geografik suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik suatu negara.
Sebaliknya politik nrgara itu secara langsungGeopolitik bertumpu pada
geografi sosial, mengenai  situasi, kondisi dan segala sesuatu yang di
anggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.
Manusia melaksanakan tugas dan kegiatan bergerak dalam dua  bidang,
yaitu universal filosofis dan social politis. Bidang universal filosofis bersifat
transenden dan idealistik, misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman
hidup dan pandangan hidup bangsa. Sedangkan bidang social politis bersifat
imanen dan realistic yang bersifat lebih nyata dan dapat di rasakan,
misalnya aturan hokum atau perundangan yang berlaku dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagai produk politik.
Indonesia adalah Negara kepulauan dan masyarakat yang beraneka ragam,
oleh karena itu Indonesia memiliki kekuatan dan kelemahan . Kekuatannya
yaitu terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya

17
sumber daya alam. Sedangkan kelemahannya terletak pada wujud kepulauan
dan keanekargaman masyarakat yang harus di satukan dalam satu bangsa.
Salah satu pedoman bangsa Indonesia agar tidak terombang ambing dalam
memperjuangkan kepentingan nasional adalah wawasan nasional yang
berpijak pada wujud wilayah nusantara.

B.   Pengertian Wawasan Nusantara


Istilah wawasan berasal dari kata”wawas” yang berarti pandangan,
tinjauan, atau penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata
“mawas” yang berarti memandang  atau melihat. Sedangkan wawasan
berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara melihat. Sedangkan ‘nusa’
berarti pulau, dan ‘antara’ berarti diapit di antara dua benua yaitu
Asia dan benua Australia.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang
diri dan lingkungannya yang di jabarkan dari dasar falsafah dan sejarah
bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk
mencapai tujuan nasional. Sedangkan wawasan nusantara mempunyai arti
cara pandang bangsa Indonesia.

C.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara


Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau
tersebut selaludalam satu kesatuan yang utuh, sementara perairan atau
lautan antara pulau-pulau berfungsi sebagai unsur penghubung dan
bukan unsur pemisah.
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan
Nederlandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda
yang kemudian menjadi wilayah Negara Republik Indonesia.
Sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17-8-1945, Indonesia menjadi nama
resmi Negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang.
Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa
konsepsi mengenai pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai
berikut :
1)     Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2)     Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat
dunia itu tidak dapat dimiliki oleh masing-masing Negara.
3)      Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk
semua bangsa.
4)    Mare Clausum (The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan
bahwa hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu
Negara sejauh yang dapat dikuasai dari darat.
5)    Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan
dasar dalam Konvensi PBB tentang hukum laut.

18
Sesuai dengan Hukum Laut Internasional, secara garis besar Indonesia
sebagai Negara kepulauan memiliki laut territorial, Perairan
Pedalaman, Zone Ekonomi Ekslusif, dan Landas Kontinen. Masing-
masing dapat di jelaskan sebagai berikut:

1) Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri dari satu
atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
2) Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12
mil laut di ukur dari garis pangkal.
3) Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah
dalam garis pangkal.
4) Zone Ekonomi Ekslusif tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis
pangkal.
5)  Landas Kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di
bawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan
kelanjutan alamiah wilayah daratannya.

Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai


berikut:
Utara               : 60 08 LU
Selatan            : 110 15 LS
Barat               : 940 45 BB
Timur              : 1410 05 BT
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km 2, yang terdiri
dari daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan 3.166.163 km2.

      1. Geopolitik dan Geostrategi


Ilmu bumi politik (Political Geography) mempelajari fenomena geografi
dari aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik
dari aspek geografi.

      2. Pandangan Ratzel dan Kjellen


      Federich Ratzel pada akhir abad ke 19 mengembangkan kajian geografi
politik dengan dasar pandangan bahwa Negara adalah mirip organisme
(makhluk hidup). Jika bangsa dan Negara ingin tetap eksis dan
berkembang, maka harus diberlakukan hokum
Rudolf kjellen berpendapat bahwa Negara adalah organism yang harus
memiliki intelektual ekspansi (pemekaran wilayah).
Kjellen juga mengajukan paham ekspansionisme dalam rangka untuk
mempertahankan Negara dan mengembangkannya.
Pandangan Ratzel dan Kjellen hamper sama, mereka memandang
pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organism.

19
      3. Pandangan Haushofer
Pemikiran Haushofer di samping berisi paham ekspansionisme juga
mengandung aliran rasialisme, yang menyatakan bahwa ras Jerman
adalah ras paling unggul yang harus dapat mengusai dunia.
Pokok-pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut:

a)    Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak


terlepas dari hukum alam.
b)   Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar
kekuasaan Imperium maritim untuk mengusai pengawasan di lautan.
c)   Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan mengusai
Eropa.
d)    Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan.
 
      4. Geopolitik Bangsa Indonesia
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang di dasarkan pada nilai-nilai
Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang
di dalam Pembukaan UUD 1945.
Bangsa Indonesia juga menolak paham realisme, karena semua manusia
mempunyai martabat yang sama, dan semua bangsa memiliki hak dan
kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan dan
Kemanusiaan yang universal.

      5. Geostrategi
Strategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana
mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan
politik.
Posisi silang Indonesia dapat dirinci sebagai berikut:
1)   Geografi : Wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan
Australia, serta di antara dua samudera Pasifik dan samudera Hindia.
2)   Demografi : penduduk Indnonesia terletak di antara penduduk jarang
di Selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)
3)  Ideologi : ideologi Indonesia (pancasila) terletak di antara liberalisme
di selatan (Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara .
4)  Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di
selatan dan demokrasi rakyat (diktatur proletar) di utara.
5)  Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi kapitalis dan
selatan Sosialis di utara.
6)  Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat
individualisme di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.
7)  Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan
dan budaya timur di utara.

20
8)  Hankam : Geopolitik dan geostrategi Hankam (pertahanan dan
keamanan) Indonesia terletak di antara wawasan kekuatan maritime di
selatan dan wawasan kekuatan kontinental di utara .

6. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya


Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah
bekas Hindia Belanda berdasarkan ketentuan dalam “tahun 1939 tentang
batas wilayah laut territorial Indonesia.
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang
dinyatakan sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan
sebagai berikut:
1)  Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang utuh dan bulat.
2)  Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia di sesuaikan dengan
asas Negara kepulauan.
3)  Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keselamatan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang


No.4/Prp/1960 tanggal 18 Februari 1960.
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan peraturan
pemerintah No. 8 tahun 1962 tentang lalu lintas damaidi perairan
pedalaman Indonesia yang meliputi:
a)     Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia.
b)     Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas.
c)     Semua pelayaran dari dank e laut bebas dengan melintasi
perairanIndonesia.

Asas-asas pokok yang termuat di dalam deklarasi tentang landasan kontinen


adalah sebagai berikut:
1)    Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan kontinen
Indonesia adalah milik ekslusif Negara RI.
2)    Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landasan
kontinen dengan Negara tetangga melalui perundingan.
3)    Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen suatu garis yang di
tarik di tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah
terluar Negara tetangga.
4)   Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas
landas kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.
Alasan-alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan ZEE adalah:
1)      Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2)      Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.
3)      ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional .

21
  
D.  Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara sebagai wadah meliputi tiga kompunen:
a)    Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah Nusantara di tentukan oleh lautan yang di
dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling di hubungkan
oleh dalamnya perairan.
Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik,
ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan.
b)    Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organnisasi Negara didasarkan pada UUD
1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan Negara, kekuasaan
pemerintahan, sistem pemerintahan dan sistem perwakilan. Negara
Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik.
Kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilaksanakan menurut
undang-undang.
c) Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan
kesadaran bernegara yang harus dimilki oleh seluruh rakyat yang
mencakup partai politik, golongan dan organisasi masyarakat kalangan
pers serta seluruh apatur Negara.
1)  Satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan, perairan
dan dirgantara secara terpadu.
2)  Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya
serta satu ideology dan identitas nasional.
3) Satu kesatuan social budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat
Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, satu tertib social dan satu
tertib hukum.

Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan


Lahiriah
a.  Tata laku batiniah berlandaskan falsafah bangsa yang membentuk
sikap mental bangsa yang memilki kekuatan batin.
b.  Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti
kemanunggalan kata dan karya, keterpaduan pembicaraan dan
perbuatan.

E.  Implementasi Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila.


      Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang
sesuai dengan aspirasinya.

22

Anda mungkin juga menyukai