NIM : PO713211181069 Kelas : III B / D III Kebidanan
Tugas UTS Asuhan Kebidanan Komunitas
1. Sebagai seorang Bidan di komunitas, langkah-langkah apa yang saudara lakukan untuk mewujudkan program pemerintah terkait KIA di komunitas ? Jawab : a. Pemberi pelayanan kesehatan (provider) : Bidan dapat memberikan pelayanan KIA baik secara langsung maupun tidak langsung. b. Pendidik : Bidan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga beresiko tinggi dan kader kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan KIA c. Pengelola : Bidan dapat mengelola (merencanakan, mengorganisasi,menggerakkan, dan mengevaluasi) pelayanan KIA baik secara langsung maupun tidak langsung. d. Konselor : Bidan berperan dalam memberikan konseling atau bimbingan tentang kesehatan ibu dan anak kepada keluarga, kader, maupun masyarakat. e. Advokat : Bidan memberikan informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik. f. Kolaborasi/koordinasi : Bidan berkolaborasi dan berkoordinasi dengan disiplin ilmu lain dalam meningkat KIA. g. Perencana : Merencanakan pelayanan kebidanan dan berpartisipasi dalam perencanaan program pemerintah ataupun program di masyarakat. h. Peneliti : Bidan melakukan penelitian untuk mengembangkan pelayanan terhadap kesehatan ibu dan anak
2. Bagaimana menggali peran serta masyarakat dalam pemberian asuhan kebidanan di
komunitas ? Jawab : Yakni dengan pembinaan dukun dan peran kader kesehatan dalam pelayanan kebidanan komunitas. Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang diberikan kepada dukun bayi oleh tenaga kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan dukun yang bersangkutan, terutama dalam hal higiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat–alat persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan kehamilan, deteksi dini terhadap risiko tinggi pada ibu dan bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y., 2009). Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat. Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sedarhana. 3. Peran sector sangat berpengaruh dan juga dapat mendukung dalam pemberian asuhan keidanan di komunitas, sebagai seorang bidan upaya apa yang dapat dilakukan untuk dapat melibatkan peran serta sektoral ? Jawab : a. Mengorganisir masyarakat. Dengan cara melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, kunjungan atau tatap muka untuk menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan kegiatan asuhan komunitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. b. Mengajar masyarakat seperti perilaku hidup sehat. Sebagai bidan yang berperan sebagi pendidik, seyogyanya menerapkan tindakan preventif dan promotif, salah satunya adalah bagaimana menginformasikan perilaku hidup sehat pada individu maupun kelompok. Sebagai contoh adalah memberikan penyuluhan tentang pentingnya cuci tangan sebelum makan. c. Membentuk jaringan kerja. Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas antara lain Puskesmas, Polindes, Posyandu, BPM, dasawisma, kunjungan rumah pasien (Syahlan, 1996). Di masyarakat banyak tenaga kesehatan maupun non kesehatan, seperti PKK, kelompok ibu-ibu pengajian, dukun beranak, kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter, pekerja sosial, dll. Untuk itu bekerjasama dalam tim menjadi sangat penting. Dengan demikian bidan sebagai pimpinan tim diharapkan mampu sebagai pengelola dan sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas, sehimgga diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor. Tujuannya adalah meningkatkan koordinasi dan komunikasi serta meningkatkan kemampuan bersama dalam menanggulangi masalah kesehatan dan memaksimalkan manfaat semua pihak. Jaringan kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu instansi misalnya imunisasi, pemberian tablet FE, vitamin A, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan sebagainya. Sedangkan kerjasama lintas sektor (yang melibatkan intitusi luar) misalnya melalui BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), PAUD dan sebagainya. d. Memberdayakan pihak lain. Pemberdayaan pihak lain adalah pemanfaatan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat untuk diberdayakan, seperti potensi sumber daya alam, potensi desa, dan sumber daya manusia atau kader kesehatan. Contohnya adalah bila di suatu desa ditemukan lahan industri maka pabrik atau instansi terkait terlibat untuk memberikan fasilitas kesehatan yang sifatnya umum yaitu didirikan tempat Mandi Cuci Kakus (MCK) bagi warga yang tidak memiliki sumber air bersih dan pembuangan hajat di rumahnya. e. Membicarakan masalah secara terbuka. Melakukan dialog terbuka atau pertemuan secara formal kepada tokoh masyarakat untuk menyampikan hasil pendataan tentang status kesehatan berdasarkan data primer atau data seukunder. Hal ini bertujuan agar masyarakat dan tokoh terkait mau tahu dan mampu mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong. Contohnya adalah hasil pendataan tentang masih banyaknya remaja yang putus sekolah pada usia sekolah.