Anda di halaman 1dari 24

1.

Kalender Pendidikan
Kalender Pendidikan (Kaldik) merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu tahun pembelajaran yang mencakup antara lain permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, dan juga hari libur.

Fungsi Kalender Pendidikan


1. Mendorong efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran di sekolah.
2. Menyelaraskan antara ketentuan hari efektif dengan hari libur sekolah.
3. Pedoman dalam penyusunan Program kegiatan pemelajaran, Program Tahunan (Prota), Program Semester
(Promes), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Komponen Kalender Pendidikan


1. Permulaan tahun pelajaran
2. Minggu efektif belajar
3. Waktu pembelajaran efektif
4. Waktu libur

Ketentuan Penetapan Kalender Pendidikan


Penetapan Kalender Pendidikan berdasarkan ketentuan sebagai berikut.
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama
dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten / Kota,
dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah Pusat / Provinsi / Kabupaten / Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan
pendidikan.
4. Kalender Pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan
berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tercantum dalam Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan
dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah.

Alokasi Waktu Dalam Kalender Pendidikan


1. Minggu Efektif Belajar
2. Jeda Tengah Semester
3. Jeda Antar Semester
4. Libur Akhir Tahun Pelajaran
5. Hari Libur Keagamaan
6. Hari Libur Umum/Nasional
7. Hari Libur Khusus
8. Kegiatan Khusus Sekolah/Madrasah

Langkah-langkah Penyusunan Kalender Pendidikan


Penyusunan Kalender Pendidikan dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal berikut.
1. Awal tahun pelajaran ditetapkan bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
2. Mengacu pada kalender pendidikan nasional yang diterbitkan oleh Kemendikbud dan atau Kemenag untuk
pedoman dalam menentukan kalender pendidikan pada masing-masing satuan pendidikan
3. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan
pendidikan.Menentukan minggu efektif, libur tengah semester, libur antar semester, serta libur akhir tahun
dengan acuan jumlah yang telah ditetapkan
4. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama
dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
5. Menyesuaikan kalender pendidikan dengan kondisi hari-hari libur umum maupun agama
6. Menentukan periode efektif pembelajaran dengan mempertimbangkan hari-hari yang akan tersita untuk
kegiatan-kegiatan pengembangan diri, baik ekstrakulikuler maupun bimbingan dan konseling terpadu.
7. Menentukan bobot dan alokasi hari-hari pembelajaran efektif setelah disesuaikan dengan hari efektif fakultatif
(seperti: hari-hari pembelajaran di bulan Puasa agama Islam) serta hari libur fakultatif (misal: libur awal puasa dan
libur hari raya keagamaan).
8. Melakukan rekap kalender pendidikan selama satu tahun penuh, atau dapat pula ditambah kalender
pendidikan per semester dan per bulan dengan telah diteliti secara seksama oleh tim perumus kalender
pendidikan
Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdsarkan alokasi
waktu sebagai mana tersebut pada dokumen Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dengan
memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

2. Program Tahunan

Langkah-langkah penyusunan Prota adalah sebagai berikut.


1. Mengidentifikasi jumlah Kompetensi Dasar dan Indikator dalam satu tahun;
2. Mengidentifikasi keluasan dan kedalaman Kompetensi Dasar dan Indikator;
3. Melakukan pemetaan Kompetensi Dasar untuk setiap semester; dan
4. Menentukan alokasi waktu tiap Kompetensi Dasar dengan memperhatikan minggu efektif.
Komponen Program Tahunan (Prota), meliputi
1. Identifikasi (satuan pendidikan, mata pelajaran, tahun pelajaran),
2. Kompetensi Inti,
3. Kompetensi Dasar,
4. Alokasi waktu, dan
5. Keterangan.

Cara menyusun prota


Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah berdasarkan kebutuhan tingkat satuan
pendidikan.
Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif, belajar, waktu pembelajaran
efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi:
Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu tahun dan memasukkan
dalam format matrik yang tersedia
Medistribusikan olokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran, pada setiap kd dan topik
bahasannya pada minggu efektif, sesuai ruang lingkup cakupan maeri, tingkat kesulitan dan
pentingnya materi tersebut, serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.

Kapan menyusun prota


Prota disusun sebelum tahun ajaran baru
Penentuan alokasi waktu diambil dari mana
Jumlah jam pelajaran sesuai dengn struktur kurikulum yang berlaku serta keleluasaan materi yang harus
dikuasai siswa

Fungsi prota
Sebagai pedoman dalam membuat kaldik.
Sebagai pedoman dalam menyusun promes, program suatu pelajaran dan juga sebagai persiapan
dalam mengajar agar lebih rapi dan terorganisir secara lebih matang.
Sebagai acuan dalam rangka optimalisasi, efisiensi dan efektivitas penggunaan waktu belajar efektif
yang ada

3. Program Semester
Komponen Promes adalah sebagai berikut.
SK, KD Materi Pokok
1. Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester, tahun pelajaran)
2. Format isian (materi, tema, sub tema, alokasi waktu, dan bulan yang terinci per minggu)

Cara menyusun promes


Tentukan Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai. Dalam hal ini guru
tidak perlu merumuskan sk dan kd, sebab semuanya sudah ditentukan dalam Standar Isi (SI), yakni
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah kita kenal, kecuali kalau kita memang
diharuskan merumuskan SK dan KD sendiri, misalnya dalam merumuskan Kurikulum Muatan Lokal
(Mulok).
Lihat program tahunan yang telah kita susun utnuk menentukan alokasi waktu atau jumlah jam
pelajaran setiap sk dan kd itu.
Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran kd itu akan dilaksanakan.[11]
Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang membutuhkan penjelasan[12]

Langkah-langkah penyusunan promes


Menghitung jumlah minggu kalender dalam setiap semester
Menghitung jumlah minggu tidak efektif dalam 1 smester
Menghitung jumlah minggu efektif dalam 1 semester
Menghitung jam tidak efektif dalam 1 semester
Menghitung jam efektif dalam 1 semester ( untuk semua mapel tematik )
Menjabarkan jam efektif untuk setiap komponen dasar
Mengurutkan kompetensi dasar pada setiap kompetensi
Menuangkan hasil analisis kelaman /halaman format promes

Kapan membuat promes


Dibuat sebelum awal tahun ajaran baru dan setelah membuat prota dan kaldik dari dinas
Pengaturan waktu dalam promes yaitu pengaturan minggu efektif, pengaturan waktu pembelajaran
efektif dan pengaturan libur
Fungsi
Menyederhanakan/ memudahkan tugas seorang guru dalam pembelajaran selama satu semester.
Sebagai pedoman/ acuan arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diprogramkan.
Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam
kegiatan pembelajaran.
Sebagai pedoman kerja bagi guru sekaligus bagi murid
Sebagai parameter efektivitas dalam suatu proses pembelajaran
Sebagai bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja
Menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya karena berlangsungnya program kerja yang efektif dan
efisien serta terukur.
4. Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun
secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi
dasar.
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.
1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran
2. kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan kompetensi tersebut
3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik

Fungsi umum dari silabus.


1. Silabus dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan buku siswa. Buku siswa memuat tentang materi pelajaran,
aktivitas peserta didik, dan evaluasi pembelajaran.
2. Silabus menjadi acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran, untuk semua kajian mata pelajaran, atau pun
pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian hasil pembelajaran.
3. Hasil pengembangan Silabus dalam bentuk perangkat pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk aktualisasi
kurikulum secara operasional pada tingkat satuan pendidikan, sehingga memudahkan guru melakukan
pembelajaran.

Komponen yang harus ada dalam silabus adalah sebagai berikut.


1. Identitas Mata Pelajaran
2. Identitas Sekolah
3. Kompetensi Inti (KI)
4. Kompetensi Dasar (KD)
5. Indikator pencapaian kompetensi
6. Materi Pokok
7. Pembelajaran
8. Penilaian
9. Alokasi Waktu
10. Sarana dan Sumber belajar

Prinsip Pengembangan Silabus


1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus harus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten
Silabus harus memperlihatkan adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian pada silabus cukup untuk
menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian dalam silabus memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang
terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Langkah-langkah Pengembangan Silabus


1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi materi pokok pelajaran
3. Mengembangkan Kegiatan
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar
5. Menentukan Jenis Penilaian
6. Menentukan Alokasi Waktu
7. Menentukan Sumber Belajar
5. RPP
Komponen RPP
1. Identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan.
2. Identitas mata pelajaran atau tema/sub tema.
3. Kelas dan semester.
4. Materi pokok.
5. Alokasi waktu.
6. Tujuan pembelajaran.
7. Kompetensi inti.
8. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
9. Materi pembelajaran.
10. Metode pembelajaran.
11. Media pembelajaran.
12. Sumber belajar
13. Langkah-langkah pembelajaran.
14. Penilaian hasil belajar.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 103 tahun 2014
1. Identitas, meliputi mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu waktu yang ditetapkan.
2. Kompetensi Inti (KI).
3. Kompetensi Dasar (KD).
4. Indikator Pencapaian Kompetensi.
5. Materi Pembelajaran.
6. Kegiatan Pembelajaran.
7. Penilaian, Pembelajaran, dan Remidial.
8. Media/alat. Bahan, dan Sumber Belajar

Prinsip-prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Perbedaan individual peserta didik, antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat,
motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan lingkungan peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inspirasi, inovasi,
dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut, memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remidi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan
keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi
dan kondisi.

Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


1. Menuliskan Identitas Mata Pelajaran
Penulisan identitas mata pelajaran, meliputi identitas sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, alokasi waktu, dan
materi atau tema.
2. Menuliskan Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki
peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi Dasar.
4 Kompetensi Inti mencakup empat dimensi yang mencerminkan :
a) KI sikap spiritual;
b) KI sikap sosial;
c) KI pengetahuan;
d) KI keterampilan.
3. Menuliskan Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi.
4. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan
kompetensi dasar.
Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang telah ditentukan.
6. Materi Ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk peta konsep sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7. Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian Kompetensi Dasar dan beban belajar.
8. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai Kompetensi Dasar atau indikator yang telah ditetapkan.
9. Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu
kepada standar penilaian.
10. Menentukan Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi ajar, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
11. Merumuskan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran terbagi dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar. Kegiatan pembelajaran
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik.
Di dalam kegiatan inti, peserta didik diajak untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang yang cukup bagi
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya.
c. Kegiatan Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

Komponen minimal RPP


Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar.

Fungsi
Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar;
Dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka
guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran
sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana (kunandar, 2011: 264).
Sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran)
agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien (kunandar, 2011: 264)

Prinsip penyusunan rpp


Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
Keterkaitan dan keterpaduan
Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

6. Penyusunan Kisi-kisi Soal


Ada empat langkah yang harus diperhatikan. Keempatnya saling terkait dan berkesinambungan.
Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan rumusan yang sudah diatur dalam kurikulum, kompetensi dasar memuat kemampuan
minimal yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari materi pelajaran tertentu. Berdasarkan kompetensi dasar, guru
melakukan pemetaan materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa sehingga bisa mencapai kemampuan minimal
yang diharapkan.

Materi
Materi ajar atau bahan ajar yang harus dikuasai siswa lahir dari pengembangan kompetensi dasar. Disinilah guru
memerlukan banyak sumber dan referensi sebagai dasar melakukan pendalaman dengan tujuan untuk memperkaya
materi, tentu penentuan materi atau bahan ajar yang akan diajarkan wajib disesuaikan dengan indikator yang akan
disusun.
Dengan demikian guru harus menentukan materi-materi penting yang harus dikuasai siswa, yang memiliki hubungan
dengan bidang studi lainnya, berkesinambungan atau kelanjutan dari materi jenjang sebelumnya dan jenjang
sesudahnya serta memiliki nilai terapan dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator
Indikator adalah suatu rumusan yang menggunakan kata kerja operasional biasanya mengacu pada taksonomi Blom
yang memuat perilaku siswa dan yang dapat diukur sesuai dengan uraian materi yang dipilih.
Adapun syarat indikator yang baik antara lain:
1. Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur
2. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur
3. Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih
4. Dapat dibuatkan soalnya
Soal
Soal lahir dari indikator, apabila tidak sesuai dengan indikator maka soal tersebut dapat dikatakan cacat karena sudah
pasti tidak mewakili materi, akibatnya tentu saja tidak akan mencapai standar minimal dari kompetensi dasar

Soal yang baik harus memenuhi unsur berikut :


1. Soal disusun berdasarkan indikator yang dibuat
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja

7. Langkah-langkah Penulisan Soal


Langkah-langkah Penulisan Soal
1. Menentukan Tujuan Tes/soal Evaluasi
2. Penentuan jenis dan bentuk soal
3. Menyusun Kisi-kisi
4. Penulisan Butir Soal
5. Pemantapan Butir Soal atau Validasi Soal dan Kunci Jawaban
6. Merakit Soal Menjadi Perangkat Tes

Langkah-langkah Penuysunan Soal


1. Menentukan tujuan evaluasi (formatif, sumatif, tes lisan, tugas individu/kelompok, ujian praktik,
ulangan harian, dll)
2. Menentukan kompetensi yang akan diujikan sesuai dengan tujuan evaluasi
3. Menentukan materi essensial dan hasil belajar/indikatornya
4. Menentukan jumlah butir soal yang akan diujikan (penentuan disesuaikan dengan waktu yang
tersedia)

Pedoman penulisan soal HOT


1. Menganalisis kd yang dapat digunakan untuk membuat soal hots
2. Menyusun kisi-kisi
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
4. Menulis butir soal sesuai dengan kisi-kisi

Langkah-langkah penulisan assesment


1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Analisis data
4. Interprestasi data
5. Tindak lanjut
Tingkat kognitif Contoh kata kerja operasional
C 1 : Mengingat Menyebutkan, menghafalkan, mengetahui, menuliskan, memberi label
C 2 : Memahami Membedakan, menerangkan, mengartikan, merangkum, mengelompokkan
Melaksanakan, melakukan, melatih, membiasakan, membedakan, menyelesaiakan,
C 3 : Menerapkan
menggunakan
C 4 : Menganalisis Memilih, menata, menyeleksi, mendiagnosis, mengedit, menguraikan
C 5 :Mengevaluasi Membuktikan, memisahkan, menguji, mengukur, mengkritik, memvalidasi, memonitor
Membangun, membentuk, membuat, menampilkan, memperjelas, menemukan,
C 6 : Mencipta
menyusun

8. Jenis-jenis Penilaian

Penilaian dalam bentuk Tes


Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan,
dan tes praktik atau tes kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa
pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benarsalah, dan menjodohkan. Sedangkan
tes yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian.
Penilaian dengan Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan
diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium,
tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.
Penilaian Portofolio
Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karyakarya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk
mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok
untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karyakarya atau tugastugas yang
dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio,
peserta didik dapat menentukan karyakarya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas.
Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan
baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit.
Penilaian dengan Projek/Tugas
Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan
penelitian melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek
dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
Penilaian Produk
Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk
dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaan/ proses pembuatan, dan hasil.
Penilaian Inventori
Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan
persepsi peserta didik terhadap objek psikologis.
Penilaian dengan Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan
dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara
deskriptif.
Penilaian Diri Sendiri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai
berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.
Penilaian Antar Teman/Penilaian Teman Sejawat
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan
kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur. Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan
memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik.
Penilaian Formatif
Penilaian formatif (assessment for learning) adalah proses mengumpulkan data mengenai sejauh mana kemajuan peserta
didik dalam menguasai kompetensi, menginterpretasikan data tersebut, dan memutuskan kegiatan pembelajaran yang
efektif bagi peserta didik agar dapat menguasai materi/kompetensi secara optimal.
Tujuan penilaian formatif untuk memperbaiki proses pembelajaran, tidak hanya untuk menentukan tingkat kemampuas
peserta didik
Pendidikan Sumatif
Penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang mencakup lebih dari satu pokok bahasan yang
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah ke pembelajaran berikutnya.
Fungsinya sebagai pengukur kemampuan dan pemahaman peserta didik dan sebagai sarana memberikan umpan balik
kepada peserta didik dan juga kepada staf akademik sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar
pemantauan staf akademik.

Kriteria Penilaian
1. Kesesuaian dengan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator
2. Kesesuaian dengan tujuan dan fungsi penilaian
3. Kesesuaian dengan unsur penilaian
4. Kesesuaian dengan aspek-aspek yang dinilai
5. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik
6. Kesesuaian dengan jenis dan alat penilaian

Prinsip Penilaian
1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian harus memperhatiakan dan memadukan kegiatan belajar yang dilakukan peserta
didik , baik yang menyangkut belajar pada ranah kognitif,afektif maupun psikomotorik.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses
oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun
eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
7. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Oleh karena itu,
instrumen yang digunakan perlu disusun melalui prosedur sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar
memiliki bukti kesahihan dan keandalan.
8. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus
serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
Faktor-faktor tersebut tidak relevan di dalam penilaian sehingga perlu dihindari agar tidak berpengaruh
terhadap hasil penilaian.
9. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui
oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria
penilaian kepada peserta didik. Selain itu, pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan
kriteria penilaian serta dasar penilaian yang digunakan.
10. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik. Oleh karena itu, penilaian bukan semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan
harus mencakup semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.
11. Valid yaitu bahwa penilaian harus mampu mengukur kompetensi hasil belajar sesuai dengan indikator yang
sudah ditentukan sehingga penilaian tersebut tepat sasaran
12. Andal diartikan sebagai penilaian harus dapat dipercaya dan memberikan hasil yang stabil pada engukuran yang
berulang
Langkah-langkah penilaian
Menentukan tujuan tes
Mengidentifikasi hasil belajar yang akan diukur
Membuat kisi-kisi
Menulis soal yang relevan dengan kisi-kisi

Tujuan Penilaian
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan
belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi
lulusan untuk semua mata pelajaran.
3. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu.

9. Penilaian Kinerja Guru

Kompetensi guru ( pedagogik,profesional,sosial,kepribadian)


Kompetensi inti pedagogik meliputi
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
Pemahaman terhadap peserta didik
Pengembangan kurikulum atau silabus
Perancangan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Evaluasi hasil belajar
Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
Kompetensi inti kepribadian meliputi
Bertindak sesuai norma agama , hukum, sosial, kebudayaan nasional indonesia
Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur , berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat
Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap ,stabil, dewasa, arif dan berwibawa
Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri
Menjunjung tinggi kode etik guru
Kompetensi sosial guru yaitu
Berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat
Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan, dan
orang tua wali murid
Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan
Kompetensi profesional
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
sesuai jenjang pendidikan
Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang
diampu, seperti, 1.memahami standart kompetensi mata pelajaran, 2. Memahami kompetensi dasar mata
pelajaran, 3. Memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran
Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara keratif, 1. Memilih materi mata pelajaran yang
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, 2. Mengolah meteri mata pelajaran secara integratif dan
kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan teknologi atau seni yang relevan yang secara konseptual
menaungi dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang diampu.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara RB dan PAN Nomor 16 Tahun 2009, Penilaian Kinerja Guru adalah evaluasi
yang dilaksanakan setiap poin dari aktivitas kewajiban utama guru dengan tujuan bimbingan kepangkatan, karir dan
jabatan.
Implementasi kewajiban utama guru saling berkaitan erat dengan kapabilitas guru dalam memahami dan
mempraktekan kompetensinya. Pemahaman dan praktik kompetensi sangat berpengaruh dengan kesuksesan dan
kualitas dari aktivitas bimbingan, pembelajaran dan implementasi pada siswa yang dilakukan di Sekolah.
Tujuan Penilaian Kinerja Guru
1. Memastikan level kompetensi dari guru;
2. Menambah efektivitas dan efisiensi tugas seorang guru;
3. Menampilkan dasar yang akurat untuk menentukan sistem keefektifan dari kinerja guru
4. Memberikan dasar untuk program peningkatan profesi yang berjenjang untuk guru;
5. Membantu guru agar mampu melakukan tugas dan kewajibannya serta menjaga perilaku yang positif. Ini
bertujuan agar siswa mampu meraih kualitas yang maksimal.
6. Memberikan kepastian guru tentang peningkatan karir dan naik jabatan dalam rangka untuk menyemangati
dan penghargaan.
Fungsi
Berdasarkan pengertian dan tujuan, penilaian kinerja guru atau PKG mempunyai dua fungsi, yakni:

1. Mengukur kapabilitas kerja guru dalam melaksanakan setiap kompetensi yang ada pada aktivitas bimbingan,
pembelajaran dan tugas tambahan yang sesuai dengan tujuan sekolah. Maka dari itu hasil PKG merupakan
figur kinerja guru yang bisa memberikan cermin dari keunggulan dan kelemahan guru. Figur guru juga bisa
diartikan sebagai analisis evaluasi skill agar para guru bisa mengembangkan keterampilan lain sehingga
kualitas atau proses pembelajaran semakin naik level.
2. Mengevaluasi angka kredit yang didapat guru kualitas pembelajaran, implementasi tugas dan bimbingan
tambahan yang sesuai dengan fungsi sekolah. Aktivitas penilaian kinerja dilaksanakan setiap tahun. Ini
bertujuan agar kualitas guru bisa berkembang dan aktivitas peningkatan promosi dan karir guru dalam
kepangkatan juga bisa dipertimbangkan.

Kompetensi yang biasanya dinilai dalam kinerja guru ada empat elemen yakni,
• Profesional,
• Kepribadian,
• Sosial
• Pedagogik.
Ini berlandaskan pada peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2007.
Kompetensi tersebut sudah dijelaskan pada faktor yang kudu bisa ditampilkan dan dipahami dalam berbagai
aktivitas, sikap dan tindakan ketika melakukan pembelajaran dan bimbingan.
Sementara untuk tanggung jawab tambahan yang cocok dengan fungsi sekolah. PKG dilaksanakan berlandaskan
kompetensi yang sudah ditentukan contohnya adalah sebagai kepala/wakil sekolah, pengasuh perpustakaan atau
pembimbing ekstrakurikuler.
Aspek Penilaian Kinerja Guru
Agar mendapatkan hasil penilaian yang maksimal, PKG memiliki elemen yang harus dipenuhi, yakni:
Valid
Bila faktor yang diukur benar dalam menilai elemen guru saat melakukan kegiatan bimbingan, pembelajaran
sesuai dengan tujuan dan fungsi sekolah maka sistem penilaian kinerja bisa dikatakan valid.
Reliabel
Bila pelaksanaanya memiliki kepercayaan yang tinggi dalam aktivitas yang dilaksanakan dan mampu berdampak
pada guru yang sedang dinilai maka sistem penilaian kinerja guru ini bisa dibilang reliabel.
Praktis
Jika pelaksanaannya bisa dilakukan dengan gampang dan siapapun bisa dengan level kepercayaan dan validitas
terjamin terhadap semua ketentuan. Maka sistem penilaian kinerja guru bisa dikatakan praktis.
Prinsip Penilaian Kinerja Guru
Dalam pelaksanaan PKG bisa memiliki dampak yang bisa bertanggung jawab. maka PKG dituntut untuk mempunyai
prinsip dibawah ini:

1. Sesuai ketentuan
Dalam pelaksanaanya penilaian kinerja guru dituntut untuk sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang telah
ditetapkan.
2. Berdasarkan kinerja
Faktor yang bisa dinilai dalam PKG adalah kapabilitas yang bisa dilihat dan diperhatikan sesuai dengan tanggung
jawab (tugas) guru dalam mengamalkan aktivitas bimbingan,pembelajaran dan kewajiban tambahan sehari-hari
yang berdasarkan pada fungsi dan tujuan sekolah.
3. Berlandaskan dokumen
Faktor yang berhubungan dengan aktivitas penilaian kinerja guru adalah mereka dituntut untuk menguasai
setiap ketetapan dokumen yang berhubungan dengan sistem PKG. Salah satunya adalah yang berhubungan
dengan kompetensi dan faktor kinerja serta dasar yang dipakai dalam menentukan penilaian.
4. Dilaksanakan secara konsisten
Dalam pelaksanaanya PKG dibuat secara kontinyu setiap tahun yang pada bagian pertama berupa evaluasi diri
dengan mencermati hal berikut:
a.) Obyektif
Pelaksanaan PKG berlangsung objektif, ini harus berdasar pada situasi dan fakta guru saat melakukan tugas
di lapangan (sekolah).
b.) Adil
PKG berlangsung dengan memberikan, ketentuan, syarat dan prosedur yang sama terhadap guru yang akan
dinilai.
c.) Akuntabel
d.) Bermanfaat
Keuntungan adanya PKG adalah guru bisa mengembangkan kualitas kinerjanya secara perlahan dan
bertahap dan bisa untuk meningkatkan karirnya.
e.) Transparan
Aktivitas pada saat PKG dilaksanakan setiap orang yang terlibat seperti guru, penilai dan orang lain. Bisa
mendapatkan informasi dari PKG secara bebas.
f.) Berfokus pada tujuan
PKG berfokus pada misi yang sudah ditetapkan.
g.) Berorientasi pada proses
PKG tidak hanya berfokus pada tujuan, namun harus mencermati pada bagian prosesnya. Bagian ini
merupakan hal yang harus diraih guru.
h.) Berkelanjutan
Proses PKG dilakukan secara telaten, berkesinambungan secara kontinyu selama seseorang masih
menjalankan profesi guru.
i.) Rahasia
Hasil dari PKG tidak boleh tersebar kepada orang lain yang tidak ada hubungannya dalam pelaksanaan PKG.

10. Penyusunan dalam Langkah-langkah Pembelajaran Assesment


1. Menyusun kisi-kisi (tabel spesifikasi) tes, yang memuat: materi pokok yang akan diteskan, aspek
perilaku atau tingkatan kognitif yang akan diukur, dan penentuan jumlah butir tes untuk setiap
aspeknya.
2. Menulis butir-butir soal dengan mendasarkan pada aspek-aspek yang telah tercantum pada tabel
spesifikasi (kisi-kisi) tersebut.
3. Melakukan telaah soal tes (analisis tes secara logis);
4. Melakukan uji coba soal;
5. Analisis soal secara empiris;
6. Memperbaiki atau merevisi tes;
7. Merakit tes, dengan menyiapkan komponen-komponen pendukung untuk penyelenggaraan tes,
yang meliputi: (a) buku tes; (b) lembar jawaban tes; (c) kunci jawaban tes; dan (d) pedoman
penilaian atau pedoman pemberian skor.
8. Melaksanakan tes; dan
9. Menafsirkan hasil tes.

11. Kriteria KKM


KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada
standar kompetensi lulusan.
Fungsi KKM
1. Sebagai acuan peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran
2. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran
3. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran
yang dilaksanakan di sekolah.

Komponen menetapkan KKM :


1. Karakteristik peserta didik (Intake)
2. Karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi)
3. Kondisi satuan pendidikan (daya dukung) pada proses pencapaian kompetensi

Prosedur penetapan KKM :


1. Menghitung jumlah KD setiap Ma-Pel tingkat kelas dalam 1 tahun
2. Menentukan nilai aspek karakteristik masing-masing komponen-komponen berikut:
a. Karakteristik Peserta Didik (Intake) : intake bagi peserta didik kelas VII antara lain dengan memperhatikan
rata-rata rapor SD, nilai ujian sekolah SD, nilai hasil seleksi masuk peserta didik baru di jenjang SMP ,bagi
peserta didik kelas VIII dan IX dapat memperhatikan rata-rata rapor semester sebelumnya
b. Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas): tingkat kesulitan dari masing-masing mata pelajaran dapat
ditetapkan dengan expert judgment guru mata pelajaran melalui MGMP tingkat sekolah, dengan
pertimbangan jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, dan perlu KD, kedalaman KD, keluasan KD, dan
perlu tidaknya pengetahuan prasyarat.
c. Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) : meliputi :
Kompetensi pendidik (nilai UKG)
Jumlah peserta didik dalam satu kelas
Predikat akreditasi sekolah
Kelayakan sarana prasarana sekolah
3. Menentukan KKM setiap KD dengan rumus :

Contoh kriteria dan skala penetapan KKM


Skala penilaian perlu disepakati oleh guru mata pelajaran

Contoh Lain : Rentang Nilai Pengetahuan dan Predikat

4. Menentukan KKM setiap Mata Pelajaran dengan rumus :

Penentuan Interval Nilai dan Predikat untuk KKM


Misal KKM 60

nilai maksimum-KKM 100-60


Rentang Predikat = 13.33
3 3

*Keterangan:
Angka 3 pada rumus diperoleh dari jumlah predikat selain D (A, B, dan C)/Jumlah Kelas Interval
Sehingga panjang interval untuk setiap predikat 13 atau 14. Karena rentang predikat nilainya 13 atau 14, maka rentang
predikatnya sebagai berikut.
12. Remedial dan Pengayaan
Remedial merupakan suatu bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar. Ada beberapa program yang bisa dijalankan
atau dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran remedial antara lain dalam bidang berhitung, membaca
pemahaman dan menulis

Fungsi Remedial
Fungsi korektif, fungsi korektif ini berarti bahwa melalui pengajaran remedial dapat dilakukan pembetulan atau perbaikan
terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran
Fungsi pemahaman, dengan pengajaran remedial memungkinkan guru, siswa, atau pihak-pihak lainnya akan dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi siswa
Fungsi penyesuaian, pengajaran remedial dapat membentuk siswa untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (proses belajarnya). Artinya, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk
mencapai hasil yang lebih baik semakin besar
Fungsi pengayaan, pengajaran remedial akan dapat memperkaya proses pembelajaran, sehingga materi yang tidak
disampaikan dalam pengajaran regular, akan dapat diperoleh melalui pengajaran remedial
Fungsi akselerasi, dengan pengajaran remedial akan dapat diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu
yang efektif dan efisien
Fungsi terapeutik, ini berarti bahwa secara langsung atau tidak, pengajaran remedial akan dapat membantu menyembuhkan
atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan

Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan peserta didik yang dapat
dilakukan dengan cara:
1) Pada pelaksanaan pembelajaran remedial individu kriterianya apabila kurang dari 20% Pemberian bimbingan
secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda,
sehingga memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat
kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
2) Apabila ada 20%-50%, Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran
klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
3) Pemberian pembelajaran ulang apabila lebih dari 50% peserta didik mengalami kesulitan dengan cara
penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, pemberian tes atau pertanyaan menarik secara lisan maupun
tulisan dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik
mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara
penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai KKM, baik
secara individu maupun kelompok.

Manfaat remidial
Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajar meliputi segi kekuatan, kelemahan,
jenis dan sifat kesulitan.
Memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.
Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajarnya.
Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar
yang baik.
Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya

Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta didik pada KD yang diremedial.
Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang
sampai mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran
remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut
dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta
didik yang belum mencapai KKM.

PENGAYAAN
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui KKM.
Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan
segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya
hanya diberikan sekali, tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya
tidak diakhiri dengan penilaian.

Tujuan pengayaan
Tidak membahas materi pelajaran baru.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi.
Tercapai tingkat perkembangan siswa yang optimal terkait dengan tugas belajarnya.
Memanfaatkan kelebihan waktu bagi siswa yang cepat untuk hal-hal yang positif.
Agar siswa yang tergolong cepat tidak dirugikan karena harus menunggu temannya yang lambat belajar.
Siswa yang cepat tidak mengganggu siswa yang lambat karena kelebihan waktu.

Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:


1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan tugas untuk
memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran
sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik berupa
pemecahan masalah nyata. Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah
proyek atau penelitian ilmiah.
2) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi
teman yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga
dapat dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu.

13. Metode Pengajaran


a. Jujur ; perilaku yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan ;
Tidak menyontek dalam mengerjakan ulangan/ujian
Tidak menjadi plagiat
Mengungkapkan perasaan apa adanya
Menyerahkan barang yang ditemukan kepada yang berwenang
Membuat laporan berdasarkan data/informasi apa adanya
Mengakui kesalahan/kekurangan yang dimiliki
b. Disiplin ; tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan ;
Datang tepat waktu
Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/sekolah
Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan, mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan
benar
c. Tanggung jawab ; sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik untuk diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, negara, maupun Tuhan YME.
Melakukan tugas individu denagn baik
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
Mengembalikan barang yang dipinjam
Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Menepati janji
Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan karena tindakan dirinya sendiri
Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta
d. Santun; sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun bertingka laku
Menghormati orang yang lebih tua
Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur
Tidak meludah di sembarang tempat
Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat
Mengusapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain
Memperlakukan orang lain seperti diri sendiri ingin diperlakukan.
e. Percaya diri ; suatu keyakinan atas kemajuannya sendiri untuk melakukan kegiatan/tindakan
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu
Mampu membuat keputusan dengan cepat
Tidak mudak putus asa
Tidak canggung dalam bertindak
Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
f. Peduli ; sikap/tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusahan (manusia, alam, dan
tatanan).
Membantu orang lain yang memerlukan
Tidak melakukan aktivitas yang mengganggu dan merugikan orang lain
Melakukan aktivitas sosial untuk membantu orang yang memerlukan
Memelihara lingkungan sekolah
Membuang sampah pada tempatnya
Mematikan kran air yang mengucurkan air (tidak dipakai)
Mematikan lampu yang tidak dipakai
Tidak merusak tanaman di lingkungan sekolah

14. Pendekatan dalam Pembelajaran


1. Pendekatan Kontekstual / Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen komponen pembelajaran
yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian
sebenarnya.
2. Pendekatan Kontruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada
tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa
yang didasarkan pada pengetahuan.
3. Pendekatan Deduktif
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut pembelajaran tradisional yaitu
guru memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Dalam bidang ilmu sains dijumpai upaya
mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan
rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama siswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan
pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer
informasi atau pengetahuan.
Dari penjelasan beberapa teori dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan deduktif adalah cara
berfikir dari hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus
4. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari
khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus
menuju keadaan umum.
5. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara
benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).. Konsep merupakan struktur mental
yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan
konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
6. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini
peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau
mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses
peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi
pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan
dalam bekerja dan sebagainya.
7. Pendekatan Open - Ended
Open-Ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara
atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan bukan berorientasi pada
jawaban (hasil) akhir.
8. Pendekatan Saintific
Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam
proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang
‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
tentang ‘apa’.Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia
yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
9. Pendekatan Realistik
Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa RME atau pendekatan Realistik adalah
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sehari- hari sebagai sumber inspirasi dalam
pembentukan konsep dan mengaplikasikan konsep- konsep tersebut atau bisa dikatakan suatu pembelajaran
matematika yang berdasarkan pada hal- hal nyata atau real bagi siswa dan mengacu pada konstruktivis sosial.
10. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat
(STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan proses, Inkuiri dan diskoveri serta
pendekatan lingkungan. Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains
Technology. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu
yang ada di masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang cukup
memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam
masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.
Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan konstruktivisme, yaitu peserta didik
menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya berdasarkan apa yang telah mereka ketahui.

15. Gaya Mengajar

Komando (Command). (Meningkatkan Disiplin Siswa )


Tujuannya adalah untuk mempelajari cara mengerjakan tugas dengan benar dan dalam waktu yang singkat,
mengikuti semua keputusan yang dibuat oleh guru. Dalam model ini semua aktivitas pembelajaran,
keterlaksanaannya hanya dan sangat tergantung pada guru. Dapat dikatakan peserta didik ’akan bergerak’ hanya
bila gurunya memerintahkannya untuk bergerak. Situasi demikian menyebabkan peserta didik pasif dan tidak
diperkenankan berinisiatif. Akibatnya peserta didik tidak mampu mengembangkan kreativitas, khususnya
kreativitas dalam bergerak. Hakikat: respon langsung terhadap stimulus. Penampilan harus akurat dan cepat. Model
sebelumnya direplikasi.
Latihan (Practice).
Gaya ini memberikan siswa untuk berlatih secara individu dan mandiri, serta menyediakan guru waktu untuk
memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa secara individu dan pribadi. Peserta didik mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru. Dalam model tugas, guru mendelegasikan sebagian kewenangannya pada peserta didik.
Guru memberikan tugas belajar gerak, idealnya secara tertulis berupa kartu tugas, peserta didik diberi kesempatan
dan kewenangan untuk menentukan sendiri kecepatan dan kemajuan belajarnya.

Timbal Balik (Resiprocal) (Meningkatkan Kerjasama)


Pada gaya ini, siswa bekerja dengan temannya dan memberikan umpan balik kepada temannya itu, berdasarkan
criteria yang ditentukan oleh guru. Hakikat: siswa bekerja sama dengan teman; menerima umpat balik langsung;
mengikuti kriteria yang dirancang guru; dan mengembangkan umpan balik dan keterampilan bersosialisasi.

Evaluasi Diri (Shelfcheck).


Tujuan dari gaya ini adalah untuk memahami cara mengerjakan tugas dan memeriksa atau mengevaluasi
pekerjaan sendiri. Peserta didik mengukur sendiri kinerjanya berdasar kriteria gerak yang diberikan.
Hakikat: siswa mengerjakan tugas secara individu dan mandiri, memberikan umpan balik untuk dirinya
sendiri dengan menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh guru.

Inklusi (Inclusion). (Meningkatkan Kejujuran Siswa )


Tujuan dari gaya ini adalah untuk memahami cara memilih tugas atau kegiatan yang bisa ditampilkan dan
memberikan tantangan untuk mengevaluaisi pekerjaan sendiri. Dalam hal ini penentuan tingkat kemampuan
ditentukan sendiri oleh peserta didik yang bersangkutan. Mengingat beragamnya tingkat kemampuan peserta didik
dan sebagai konsekuensi dari pemberian kebebasan bagi peserta didik untuk menentukan sendiri di tahap kesulitan
mana dia akan belajar, maka pelaksanaan model ini memerlukan kelengkapan dan kecukupan sarana dan prasarana.
Hakikat: tugas yang sama dirancang menggunakan level kesulitan yang berbeda. Siswa menentukan level terendah
tugas mereka dan berlanjut pada level berikutnya.

Penemuan Terpandu (Guided Discovery).


Tujuan dari gaya ini adalah untuk menemukan konsep dengan menjawab serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh
guru. Hakikat: dengan menanyakan serangkaian pertanyaan dengan spesifik, secara sistematik akan menuntun
siswa untuk menemukan target yang ditetapkan dan belum diketahui sebelumnya oleh siswa.

Penemuan Konvergen.
Pada gaya ini, siswa mencari solusi dari masalah dan belajar untuk mengklarifikasi isu dan menghasilkan kesimpulan
dengan menggunakan prosedur yang logis, beralasan, dan berpikir kritis. Hakikat: guru mengajukan pertanyaan.
Struktur instrinsik dari tugas atau pertanyaan membutuhkan satu jawaban tepat. Siswa terlibat dalam kegiatan
berfikir (atau kegiatan kognitif lainnya) dan berusaha mencari satu jawaban atau solusi yang tepat.

Penemuan Mandiri/Produksi (Divergen).


Tujuan gaya ini adalah untuk melibatkan siswa untuk memproduksi atau menghasilkan respon ganda terhadap satu
pertanyaan. Hakikat: siswa terlibat dalam memproduksi respon divergen terhadap atu pertanyaan. Struktur
instrinsik tugas tau pertanyaan memberikan peluang respon ganda. Respon ganda tersebut dinilai dengan prosedur
mungkin-terlihat-menarik (possible-feasible-desirable procedure), atau dengan aturan verifikasi dari disiplin yang
diberikan.

Program Rancangan Individu Siswa (Individual Programme).


Tujuan gaya ini adalah untuk merancang, mengembangkan, dan menampilkan serangkaian tugas yang disusun ke
dalam program pribadi dengan berkonsultasi dengan guru. Hakikat: siswa merancang, mengembangkan, dan
menampilkan serangkaian tugas yang disusun ke dalam program pribadi. Siswa memilih topik, mengidentifikasi
pertanyaan, mengumpulkan data, mencari jawaban, dan menyusun informasi. Siswa memilih area tema umum.

Inisiasi Siswa.
Tujuan gaya ini adalah agar siswa mampu menginisiasi atau memprakarsai pengalaman belajarnya, merancangnya,
menampilkannya, danmengevaluasinya, bersama-sama dengan guru berdasarkan kriteria yang telah disepakati
sebelumnya. Hakikat: siswa memprakarsai gaya yang ia lakukan baik satu kegiatan maupun serangkaian kegiatan.
Siswa mempunyai pilihhan untuk memilih gaya manapun di dalam spektrum. Siswa harus mengenal deretan gaya
yang terdapat dalam spektrum.

Melatih Diri (Shelf Teaching).


Gaya ini memberikan siswa kesempatan untuk membuat keputusan maksimal tentang pengalaman belajarnya tanpa
adanya campur tangan langsung guru. Gaya ini sangat jarang digunakan di sekolah. Gaya ini sangat cocok
dikembangkan sebagai hobi atau kegiatan hiburan. Hakikat: siswa memprakarsai pengalaman belajarnya sendiri,
merancangnya, menampilkannya, dan mengevaluasinya. Siswa memutuskan seberapa besar ikut campur gurunya

16. Pembelajaran Inklusi


Pendidikan inklusi adalah penerimaan anak-anak yang memiliki hambatan ke dalam kurikulum, lingkungan, interaksi
sosial, dan konsep diri (visi-misi) sekolah. Pada sekolah inklusif, setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua
diusahakan dapat dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan atau penyesuaian mulai dari
kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem pembelajaran sampai sistem penilaiannya
17. Cara Mengatasi Kesulitan Anak

Anak kurang percaya diri


1. Self motivasi : motivasi diri
2. Self over konfidence : mandiri dan penilaian diri sendiri( terlalu percaya diri)
3. Self confidence : percaya diri
4. Self fullfillingmerophecy : harapan sesuai kenyataan
5. Self afficiacy : keyakinan akan kemampuan terhadap tugas

Contoh kesulitan anak


1. Learning disosder/kekacauan pembelajaran =respon bertentangan dengan hal biasa dilakukan, contoh ahli
matematika disuruh menyanyi
2. Learning disfuntion =kesulitan pada proses belajar yang berfungsi baik walaupuntidak ada gangguan mental,
fisk ( sebenarnya bisa tp tidak bisa karena tidak dilatih )
3. Learning disabilitas = ketidakmampuan belajar yang mengacu pada gejala ketika peserta didik tidak mampu
belajar
4. Under achiever = sebenarnya iq tinggi tapi hasil belajar setara dengan iq nya rendah
5. Slow learner = belajar lambat
6. Disleksia = kesulitan membaca
7. Disgrafia = kesulitan menulis
8. Diskalkulia = kesulitan menghitung

Anak mengalami kecemasan


Anak frustasi

18. PTK
Jenis Penelitian Tindakan Kelas
Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4) PTK eksperimental (Chein,
1990). Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut.
1. PTK Diagnostik; yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan
menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi
yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani
perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.
2. PTK Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan
melaksanakan penelian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil
penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat,
selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta
berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti
halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung
dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.
3. PTK Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu
tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung.
Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan
pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.
4. PTK Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan
dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu
kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat
lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan
diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam
rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.

Pelaksanaan PTK
1. Perencanaan Tindakan (Plan)
2. Pelaksanaan Tindakan (Act)
Merupakan implementasi ( pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang
berlangsung di dalam kelas, adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah
disiapkan sebelumnya.
3. Pengamatan Tindakan (Observasi)
4. Refleksi Terhadap Tindakan
Merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang
didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis.

19. Apersepsi
Apersepsi berasal dari kata ”Apperception” berarti menyatupadukan dan mengasimilasikan suatu pengamatan dengan
pengalaman yang telah dimiliki. Atau kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah
dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas.
Apersepsi dilakukan saat Dipendahuluan Cara melakukan apersepsi => Merangsang dan membangun
motivasi belajar peserta didik
20. Syarat Siswa Naik Kelas
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang diikuti.
2. Nilai (deskripsi) sikap sekurang-kurangnya baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan satuan
pendidikan.
3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya baik.
4. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan
dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah ketuntasan belajar (kb) atau skor ketuntasan minimal
(skm). Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester gasal, nilai
akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap.
5. Tidak memiliki nilai mata pelajaran c2 dan c3 yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan
atau kompetensi keterampilannya di bawah skor ketuntasan minimal (skm)
6. Peserta didik yang dinyatakan tidak naik kelas harus mengulang seluruh mata pelajaran di kelas
tersebut sesuai dengan kompetensi keahliannya.
7. Predikat ki 1 dan ki 2 minimal baik
8. Ki 3 dan ki 4 maksimal 3 mapel mengulang

21. Rumusan 4 Unsur Pokok Tujuan Pembelajaran


4 (empat) unsur pokok yang perlu dicantumkan dalam perumusan tujuan pembelajaran
1. Audience
Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, yang dimaksud audience adalah siswa.
2. Behavior
Behavior berarti tingkah laku / aktivitas suatu proses. Dalam konteks kbm, behavior terlihat pada
aktivitas siswa dalam pembelajaran.
3. Condition
Condition berarti suatu keadaan. Dalam konteks kbm, condition adalah keadaan siswa sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan pembelajaran,
4. Degree
Degree berarti suatu perbandingan.
Contoh
Setelah melaksanakan proses pembelajaran dan menggali informasi melalui diskusi,
c
Siswa dpt menjelaskan kondisi , operasi sistem dan komponen perangkat keras secr benar
a b d

Rumusan Audince, Behavior,Condition,Degree


Indikator dirumuskan dari kd
Menggunakan kata kerja operasional ( kko ) yang dapat diukur
Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami
Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda.
Hanya mengandung satu tindakan.
Minimal terdiri dari dua aspek yaitu, tingkat kompetensi dan mata pelajaran
Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah,
masyarakat dan lingkungan daerah.

22. Pengertian
Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar menguasai cabang-cabang olahraga tertentu.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang terencana dan berjuang yang perlu dibina secara hati-hati dalam waktu
yang diperhitungkan.
Pendidikan Jasmani :

Sosialisasi atau mendidik via olahraga


Menekakkan perkembangan kepribadian menyeluruh
Menenkankan penguasaan ketrampilan dasar
Pendidikan Olahraga :

Sosialisasi atau mendidik ke dalam olahraga


Menggunakan penguasaan ketrampilan berolahraga
Menekankan penguasaan teknik dasar

Pendidikan Kesehatan sebagai "kombinasi dari pengalaman belajar yang direncanakan berdasarkan teori suara yang
memberikan individu, kelompok, dan masyarakat kesempatan untuk memperoleh informasi dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan kesehatan yang berkualitas
23. Fase Gerak Menurut Gallahue
Kemampuan dalam melakukan gerak akan terus meningkat seiring dengan peningkatan kematangan siswa.
1. Gerak Refleks
Gerak refleks merupakan gerak yang paling dasar yang ada pada perkembangan gerak manusia. Gerak refleks
ini terjadi pada masa bayi yang terjadi pada usia 0-1 tahun.
Pada masa ini seorang bayi memiliki kemampuan gerak yang terbatas. Hal ini menjadikan gerak refleks memiliki
kemampuan gerak yang terbatas. Hal ini menjadikan gerak refleks memiliki peranan penting terhadap
perkembangan seorang bayi.
Sebagai salah satu contoh gerak refleks yang terjadi pada bayi yaitu gerak menyusu dan mengepalkan tangan.
Gerak refleks didefinisikan sebagai “Involuntary, subcortically controlled movement that from the basis for the
phases of motor 22 development” (Gallahue & Ozmun 2006: 50).

2. Gerak Rudimentary / Voluntary Movement


Perkembangan gerak selanjutnya adalah gerak rudimentary atau perkembangan gerak yang terjadi seiring
dengan kematangan dari seseorang yang dalam hal ini adalah kematangan dari siswa kelompok bermain. Gerak
rudimentary merupakan gerak yang dapat dikontrol oleh anak (Voluntary).
Menurut Gallahue & Ozmun (2006: 50) “Rudimentary movement are maturationally determined and are
characterized by a highly predictable sequence of apperance”.
Gerak rudimentary (Voluntary movement) adalah gerak yang terjadi karena kematangan yang terjadi pada
siswa dan tahapan perkembangan dapat diprediksi sehingga perkekambangan gerak yang terjadi pada siswa dapat
diperkirakan. Hal ini dikarenakan perkembangan gerak yang terjadi pada setiap siswa bervariasi dan dipengaruhi
oleh faktor biologis, lingkungan dan tugas perkembangan siswa.
Gerak rudimentary (voluntary movement) yang terjadi pada manusia dikelompokan dalam tiga kategori.
Kategori dalam gerak rudimentary yaitu
1. Gerak stabilisasi,
Gerak stabilisasi merupakan gerak yang dilakukan dengan mempertahankan posisi tubuh. pada gerak
stabilisasi ini meliputi gerakan mengotrol leher, kepala, dada dan mengayunkan lengan.
2. Gerak lokomotor,
Gerak lokomotor merupakan gerak yang menyebabkan seseorang untuk berpindah seperti berjalan,
melompat, berlari, merayap dan merangkak.
3. Gerak manipulatif.
Gerak malipulatif merupakan gerak dilakukan dengan memanipulasi sesuatu benda.

3. Gerak Fundamental
Gerak fundamental merupakan fase gerak yang ketiga dalam perkembangan gerak manusia. Gerak
fundamental merupakan fase gerak dimana siswa secara aktif dalam mengeksplorasi dan mencoba terhadap
kemampuan dalam melakukan gerak dalam tubuhnya.
Kemampuan gerak fundamental siswa berkembang dikarenakan hasil belajar siswa cara untuk merespon
stimulus dalam bentuk kontrol gerak dan kemampuan dalam bergerak. Gallahue & Ozmun (2006: 52) menjelaskan
“the fundamental movement phase is the notion that these skill are maturationally determained and are little
influence by task demands and environment 24 factor”. Fase gerak fundamental mengarah kepada keterampilan
gerak yang dipengaruhi oleh kematangan dan juga dipengaruhi oleh tuntutan tugas dan faktor lingkungan.

4. Gerak Spesialisasi
Gerak spesialisasi merupakan kelanjutan dari gerak fundamental. Pada fase gerak spesialisasi seseorang sudah
dapat memiliki keterampilan gerak yang lebih baik dari fase gerak fundamental. Hal ini sebagaimana dikemukakan
oleh Gallahue & Ozmun (2006: 53) “This is a period whne fundamental stability, locomotor, and manipulatif skills
are progresiveli refined, combined, and elaborated upon for use in increasingly demanding situations”.
Berdasarkan pada fase perkembangan tersebut, siswa kelompok bermain termasuk pada fase gerak
fundamental (fase gerak dasar). Gerak fundamental merupakan fase gerak di mana siswa secara aktif dalam
mengeksplorasi dan mencoba terhadap kemampuan dalam melakukan gerak dalam tubuhnya. Siswa kelompok
bermain akan mencoba melakukan gerakan-gerakan baru sesuai dengan kemampuan gerak siswa. Kemampuan
gerak fundamental siswa berkembang dikarenakan hasil belajar siswa yaitu berupa tindakan untuk merespon
stimulus dalam bentuk kontrol gerak dan kemampuan dalam bergerak.
24. Gerak Menurut Piaget
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi 4, yaitu
1. Tahap Sensorik ( Umur 0-2 Tahun ) pertumbuhan dan perkembangan kemampuan anak tampak dari
kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana
2. Tahap Preoperasional ( Umur 2 – 7/8 ) ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada
penggunaan simbol atau bahasa, tanda dan mulai berkembangnya konsp-konsep intuitif. Tahap ini
dibagi menjadi 2 yaitu preoperasional dan intuitif.
Preoperasional ( Umur 2-4 Tahun ) anak telah mampu menggunakan bahasa dalam
mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana.
Tahap Intuitif ( Umur 4-7/8 Tahun ), anak telah memperoleh pengetahuan berdasarkan pada
kesan yang agak abstrak
3. Tahap Operasional Konkrit ( Umur 7 Atau 8-11/12 Tahun ) ciri pokok perkembangan pada tahap ini
adalah anak sudah mulai menggunakan aturan yang jelas dan logis dan ditandai dengan adanya
reversible dan kekekalan
4. Tahap Operasional Formal ( Umur 11/12-18 Tahun ). Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah
anak sudah mampu berfikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berfikir

25. Sistem Pencernaan

1. Kelenjar ludah : Disebut saliva, menghasilkan air ludah yang mengandung mukosa atau lendir, senyawa yang
berfungsi sebagai bakteri.
2. Kelenjar Parotis : Untuk melumasi mulut agar tidak kering, membantu menelan, melindungi gigi dari
bakteri, dan juga membantu pencernaan makanan.
3. Submandibulas (bawah rahang) : Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lendir (serumukosa)
4. Sublingualis : Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lendir (serumukosa)
5. Rongga mulut : Di dalam mulut terjadi pproses pencernaan dengan cara mekanik dan kimiawi. Mekanik dilakukan
oleh gigi, kimiawi oleh enzim.
6. Amandel : Berfungsi untuk pertahanan tubuh.
7. Lidah : Berfungsi untuk komunikasi, mengunyah, dan menelan makanan.
8. Esofagus (kerongkongan) : Saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung yang dapat berkontraksi
secara bergelombang seperti meremas-meremas (gerak peristaltik) yang berfungsi mendorong makanan dari
mulut menuju lambung.
9. Pankreas : Menghasilkan hormon insulin yang berfungsi mengatur proses pengubahan glukosa dalam menjadi
glikogen yang disimpan dalam hati.
10. Lambung : Menghasilkan asam klorida (hcl), enzim pepsin dan enzim renin yang berfungsi untuk membunuh
kuman yang masuk bersama makanan.
11. Saluran pankreas : Menghasilakn enzim pencernaan dan fungsi eksokrin serta fungsi endokrin.
12. Hati : Berfungsi sebagai detoksifikasi (menetralisir racun dan zat berbahaya serta mengeluarkan zat sisa berupa
empedu (ekskresi) dan menjaga keseimbangan kadar glukosa darah.
13. Kantung empedu : Menyimpan getah empedu berwarna kuning kehijauan mengandung pigmen bilirubin yang
berfungi untuk mengemulsi lemak.
14. Duodenum (usus 12 jari) : Berfungsi mengubah amilum menjadi glukosa, pepton menjadi amino, lemak menjadi
asam lemak dan gliserol.
15. Saluran empedu : Struktur yang membentuk tabung panjang, berfungsi membawa cairan empedu.
16. Kolon (usus besar) : Mengatur kadar air pada sisa makanan dan sebagai tempat proses pembusukan makanan
yang dibantu bakteri E. Coli, sehingga makanan menjadi feses.
17. Kolon transversum : Bagian dari usus besar dan terhubung langsung dengan kolon asenden.
18. Kolon ascenden : Berfungsi untuk menyerap air maupun nutrisi yang sebelumnya terlewatkan oleh usus halus.
19. Kolon descenden : Berfungsi untuk menampung feses sementara sebelum diteruskan ke rektum
20. Ileum (usus penyerapan) : Berfungsi menyerap zat-zat makanan yang telah dicerna di dua bagian usus halus
sebelumnya.
21. Sekum (usus buntu) : Terdapat umbai cacing (usus buntu). Berfungsi untuk menyerap sisa air dan garam, serta
mengendalikan jumlah makanan yang masuk ke dalam kolon.
22. Appendiks (Umbai cacing) : berfungsi sebagai rumah aman bagi bakteri-bakteri baik bagi usus dan sebagai sistem
kekebalan tubuh/bagian dari sel darah putih
23. Rektum : Berfungsi sebagai tempat penyimpanan akhir sebelum feses dikeluarkan lewat anus.
24. Anus : Berfungsi sebagai muara pengeluaran sisa pencernaan yang berupa feses.

26. Kebugaran Jasmani


Jenis Dan Cara Melatihnya
Kekuatan (Strength)
Kekuatan adalah adanya otot seseorang untuk membangkitkan tegangan dalam menerima beban pada waktu
bekerja. Beban dapat berupa anggota tubuh kita sendiri maupun dari luar.
Cara latihan angkat beban, latihan push up, latihan squat jump, latihan sit up, latihan back up dan sebagainya.
Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan merupakan keadaan atau kondisi tubuh untuk mampu bekerja dalam waktu yang lama, tanpa
kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan suatu kegiatan
Untuk melatih daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode, misalnya seperti melakukan
olahraga ringan serta melakukan lari atau jogging secara rutin dan berkala.
Kecepatan (Speed)
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan setiap gerakan dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.
Latihannya lari cepat atau sprint jarak 50, 100 dan 200 meter, latihan lari multistage atau lari naik turun tangga
secara berkala
Kelentukan (Flexibility)
Kelentukan adalah kemampuan seseorang untuk beraktifitas dengan gerakan yang luas dalam ruang gerak
sendi tanpa mengalami cedera pada persendian dan otot-otot di sekitar persendian.
Untuk melatih kelenturan tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode, misalnya seperti senam, yoga
atau latihan berenang.
Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan adalah kemampuan tubuh untuk mengendalikan suatu gerakan bebas menuju ke suatu sasaran.
Sasaran yang dimaksud baik yang berupa jarak atau suatu objek langsung yang harus dikenal
Untuk melatih ketepatan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode, misalnya seperti latihan memasukkan
bola dalam keranjang, latihan lempar botol pada tujuan dan sebagainya.
Reaksi (Reaction)
Reaksi adalah kemampuan tubuh untuk memberikan jawaban secepatnya secara kinetis terhadap suatu
rangsangan yang terjadi secara cepat.
Untuk melatih reaksi tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode, misalnya seperti lempar tangkap
bola, latihan permainan dan sebagainya.
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah kemampuan untuk tetap memelihara posisi tubuh secara tepat baik pada saat bergerak
maupun diam.
Untuk melatih keseimbangan tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode, misalnya seperti berjalan di
atas balok kayu, berdiri dengan tangan sebagai tumpuan dan sebagainya.
Daya Ledak ( Power )
Daya Ledak adalah kemampuan otot untuk berkontraksi dengan kekuatan maksimal dalam waktu yang singkat.
Kelincahan (Agility)
Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk bergerak mengubah arah posisi tubuh dengan mudah, cepat
dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.
Untuk melatih kelincahan tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode, misalnya seperti lari dengan
arah zig zag, lari naik turun tangga dan sebagainya.
Koordinasi
Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda menjadi
gerakan tunggal yang harmonis dan efektif
Untuk melatih koordinasi tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode, misalnya seperti latihan
memantulkan bola ke dinding dan lalu ditangkap kembali.
27. Macam-Macam Latihan Dalam Fitnes
A. Bicep Curl
Gerakan Menekuk (Flexi) Persendian Siku Dan Meluruskanya Kembali (Extensi), Gerakan Ini Berfungsi Untuk
Melatih Otot Lengan Depan (Bicep)

B. Rowing
Gerakan Mendayung Yang Dominan Melatih Otot Samping Badan (Latissimus)
Bagian Tubuh Yang Bekerja
Inti Tubuh Atau Tubuh Bagian Tengah, Lengan, Punggung

C. Up Right Row
Gerakan Mengangkat Tangan Dari Depan Perut Bawah Ke Arah Dada.
Fokus Otot Adalah Bahu, Punggung, Bisep, Perut

D. Chest Pres
Gerakan Mendorong Lengan Ke Depan Dada, Gerakan Ini Berguna Untuk Melatih Otot Dada (Pectoral)

E. Chest Pull
Gerakan Yang Bentuknya Sama Dengan Chest Pres, Tetapi Pada Chest Pull Aksen Gerakannya Ke Arah Dada.
F. Butterfly/Open The Window
Gerakan Membuka Dan Memnutup Lengan Nbawah Di Depann Wajah., Gerakan Ini Berguna Untuk Melatih
Otot Dada.

1. Duduklah di mesin dengan posisi punggung rata bersandar


2. Pegang handle, sandarkan lengan pada pegangan/pad. Tips bagian dalam forearms (lengan bagian bawah)
tetap berada pada bantalan pegangan/pad. Ini adalah posisi awal anda
3. Doronglah handle bersama-sama secara perlahan, squeeze otot dada anda ketika dorongn berada di
pertengahan gerakan. Buang nafas, tahan beberapa detik pada posisi ini.
4. Kembali ke psisi awal perlahan-lahan saat anda menarik nafas sampai otot dada anda sepenuhnya meregang.
5. Ulang gerakan dari awal.
G. Tricep Extention
Gerakam Meluruskan Lengan, Gerakan Ini Bertujuan Untuk Melatih Otot Lengan Belakang (Tricep)

H. Flexex
Gerakan Menekuk Dan Meluruskan Lengan , Gerakan Ini Bertujuan Untuk Melatih Otot Bahu (Deltoid)
I. Shoulder Pres Up
Gerakan Mendorong Lengan Ke Atas Yang Bertujua Nuntuk Melatih Otot Bahu (Deltoid)

J. Arm Swing
Gerakan Mengayun Lengan Baik Dalam Keadaan Lurus Atau Tertekuk, Gerakan Ini Bertujuan Untuk Melatih
Otot Bahu (Deltoid)

K. Pounching
Gerakan-Gerakan Senam Aerobik Yang Mengadop Gerakan Beladiri Seperti Jab, Uper Cut Hook.
L. Pumping
Gerakan Mendorong Kedua Lengan Ke Bawah Seperti Memompa (Berlawanan Dengan Gerakan Up Right
Row

J. Gerak High Row


28. Otot Bicep dan Triceps
Pengertian Otot Bisep dan Trisep
1. Otot biceps (Upper arm) adalah otot lengan yang besar berkepala caput dua, ini dikarenakan berorigo pada dua
tempat yang beda. Otot biceps terletah pada lengan atas kita. Kedua caput yang disebutkan diatas tadi terdiri
dari Caput longum (caput panjang) dan Caput brevis (caput pendek). Otot biceps ini posisinya dekat dengan
permukaan kulit kita sehingga cukup mudah untuk kita lihat. Biasanya otot bicep ini sering di show off
(diperlihatkan) pada event binaraga. Bicep bisa terus berkembang lebih besar lagi dengan melakukan program
latihan beban yang intens.
2. Otot triceps (Lower arm) adalah otot lengan berkepala caput tiga, ini dikarenakan otot ini terletak pada tiga
tempat yang berbeda-beda. Otot triceps berada sepanjang lengan atas manusia. Ketiga caput tadi terdiri dari
caput longum, caput medial, dan caput lateralis.
Otot triceps ini merupakan otot lengan bagian belakang. Otot ini cukup susah dibentuk dengan latihan biasa,
tetapi bisa kamu miliki dengan melakukan program latihan otot yang intensif di gym favorit kalian.
Fungsi Otot Bisep dan Trisep
1. Otot biceps mempunyai fungsi dasar melakukan gerakan menarik dan memungkinkan lenganmu untuk
direntangkan atau ditekuk. Otot bicep bisa terlihat pada pose binaraga contohnya adalah pose : Front double
biceps, back double biceps, front lat spread, side chest, dan must-muscular. Otot biceps ini adalah salah satu
jenis otot manusia yang sangat populer dilatih menjadi lebih besar dan lebih kekar. Peran otot bicep untuk
olahraga lain, otot biceps yang kuat wajib diperlukan untuk mendapatkan prestasi di cabang olahraga voli, panjat
tebing, panahan, mendayung, jiu jitsu, gulat, dan juga bowling.
2. Otot triceps memiliki fungsi untuk menahan beban pada sendi bahu dan ekstensi sendi siku manusia. Otot triceps
dan biceps mempunyai persamaan keduanya sama-sama merupakan otot lengan, sedangkan perbedaan antara
kedua otot ini terletak pada posisi / letak otot seperti yang telah dijelaskan diatas. Selauin itu, proses
pembentukan otot triceps memiliki periode waktu yang lebih lama dari toto biceps. Mengapa demikian? Karena
dalam melatih otot triceps membutuhkan teknik latihan dan latihan yang intensif di gym.

Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi


1. Gerak antagonis, contoh gerak antagonis ini merupakan kerja otot bicep dan tricep pada lengan atas dan lengan
bawahmu. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bicep berkontraksi dan otot tricep berelaksasi. Untuk
turunkan lengan bawah, otot tricep berkontraksi, dan otot bicep berelaksasi.
2. Gerak sinergis, gerak ini terjadi jika ada dua otot yang bergerak kea rah yang sama. Contohnya adalah gerak
tangan menengadah dan tangan menelungkup. Gerak ini terjadi karena kerja sama antara otot pronator
kuadratus dan otot pronator teres. Contoh lainnya adalah gerak tulang rusuk akibat kerja sama antara otot
antara tulang rusuk saat kita bernafas.

Latihan Untuk Otot Biseps


Standing Biceps Curl
Berdiri Tegak Dengan Kaki Dilebarkan Sejajar Bahu Dan Lutut Ditekuk Sedikit.
Genggam Dumbbell (Barbel) Seberat Kurang Lebih 4-5 Kg Dengan Salah Satu Tangan. Posisi Telapak
Tangan Menghadap Ke Depan Dan Posisi Lengan Lurus Di Samping
Tekuk Siku Hingga Barbel Naik Sampai Sekitar Bahu. Jaga Agar Lengan Atas Tidak Bergerak Dan
Tetap Sejajar Dengan Badan.
Kembalikan Lengan Ke Posisi Semula (Di Samping Badan).
Ulangi Gerakan Ini Pada Lengan Yang Satunya.
Lakukan Sebanyak 8-12 Kali Pada Masing-Masing Lengan. Anda Juga Bisa Melakukannya Sekaligus
Pada Kedua Lengan.

Hammer Curls
Berdiri Tegak Dengan Kaki Dilebarkan Sejajar Bahu Dan Lutut Ditekuk Sedikit.
Pegang Dumbbell Dengan Salah Satu Tangan. Telapak Tangan Menghadap Ke Paha Dan Posisi Lengan Lurus Di
Samping Badan.
Tekuk Siku Dan Ayunkan Lengan Bawah Ke Atas Hingga Barbel Naik Sampai Sekitar Bahu. Jaga Agar Lengan
Atas Tidak Bergerak Dan Tetap Sejajar Dengan Badan.
Kembalikan Lengan Ke Posisi Semula (Di Samping Badan).
Ulangi Gerakan Ini Pada Lengan Yang Satunya.
Lakukan Sebanyak 8-12 Kali Pada Masing-Masing Lengan. Anda Juga Bisa Melakukannya Sekaligus Pada Kedua
Lengan.

Latihan Untuk Otot Triseps


Lying Triceps Extension
Duduklah Dalam Posisi Tegak Lurus Di Flat Bench, Atau Pada Sisi Tempat Tidur, Lalu Berbaringlah Telentang.
Pegang Dumbbell Di Tangan Kanan Dan Posisikan Lengan Kanan Lurus Di Samping Badan.
Angkat Dumbbell Hingga Lengan Tegak Lurus Ke Atas, Kemudian Tekuk Siku Membentuk Sudut 90 Derajat,
Hingga Tangan Mendekati Dahi.
Saat Melakukan Gerakan Tersebut, Pastikan Lengan Atas (Bahu Hingga Siku) Tidak Bergerak. Bila Perlu, Tahan
Posisi Lengan Dan Siku Dengan Tangan Kiri.
Kembali Ke Posisi Awal.
Lakukan Gerakan Ini Sebanyak 8-12 Kali Pada Masing-Masing Lengan. Anda Juga Bisa Melakukannya Sekaligus
Pada Kedua Lengan.
Triceps Kickback
Letakkan Tungkai Kiri Bagian Bawah Dan Telapak Tangan Kiri Di Flat Bench, Atau Sisi Tempat Tidur, Sementara
Kaki Kanan Berpijak Ke Lantai. Jaga Agar Posisi Punggung Datar Seperti Merangkak, Dengan Posisi Paha Kiri
Dan Lengan Kiri Tegak Lurus Menahan Tubuh.
Pegang Dumbbell Dengan Tangan Kanan. Tekuk Siku Membentuk Sudut 90 Derajat, Dengan Posisi Lengan
Atas Sejajar Badan Dan Lengan Bawah Menggantung Lurus Ke Arah Lantai.
Luruskan Siku Dengan Mengayun Lengan Bawah Ke Arah Belakang Hingga Sejajar Dengan Lengan Atas.
Pastikan Hanya Siku Dan Lengan Bawah Yang Bergerak, Bukan Bahu Dan Lengan Atas.
Kembali Ke Posisi Awal.
Ulangi Gerakan Ini Pada Lengan Gunakan Tungkai Kanan Dan Tangan Kanan Untuk Menopang Badan,
Sementara Kaki Kiri Berpijak Pada Lantai.
Lakukan Sebanyak 8-12 Kali Pada Masing-Masing Le
Tidak Hanya Dengan Beberapa Latihan Di Atas, Otot Biseps Dan Triseps Juga Bisa Terbentuk Dengan Rutin
Melakukan Push-Up.

29.Hukum Newton
Hukum Newton 1 ; Bunyi Hukum Newton 1 Adalah “Setiap Benda Akan Mempertahankan Keadaan Diam Atau
Bergerak Lurus Beraturan, Kecuali Ada Gaya Yang Bekerja Untuk Mengubahnya”.
Hukum Newton 2 ; Bunyi Hukum Newton 2 Adalah “Perubahan Dari Gerak Selalu Berbanding Lurus Terhadap Gaya
Yang Dihasilkan / Bekerja, Dan Memiliki Arah Yang Sama Dengan Garis Normal Dari Titik Singgung Gaya Benda”.
Hukum Newton 3 ; Bunyi Hukum Newton 3 Adalah “Untuk Setiap Aksi Selalu Ada Reaksi Yang Sama Besar Dan
Berlawanan Arah: Atau Gaya Dari Dua Benda Pada Satu Sama Lain Selalu Sama Besar Dan Berlawanan Arah”

Implementasinya Dalam Cabang Olahraga


1. Tenis Lapangan
Newton I : Dalam Mengambil Posisi Baik Forehand Dan Backhand Pemain Tersebut Akan Diam Dan Mengamati Bola
Yang Datang, Pemain Tersebut Akan Bergerak Beraturan Sesuai Dengan Arah Bola Yang Datang Kepadanya.
Newton Ii : Perubahan Gerak Terjadi Dipengaruhi Oleh Besar Gaya Bola Yang Datang, Pemain Tenis Akan Secepat
Mungkin Mengambil Posisi Apa Yang Akan Dilakukan. Apabila Pemain Tersebut Menginginkan Suatu Pukulan Forehand
Yang Keras Maka Yang Harus Dilakukan Adalah Memperbesar Gaya Sehingga Dapat Menimbulkan Percepatan Yang
Lebih Cepat. Seorang Pemain Harus Dapat Memprediksi Saat Impac Bola Terhadap Raket.
Newton Iii : Perubahan Gerak Terjadi Dipengaruhi Oleh Besar Gaya Bola Yang Datang, Pemain Tenis Akan Secepat
Mungkin Mengambil Posisi Apa Yang Akan Dilakukan. Apabila Pemain Tersebut Menginginkan Suatu Pukulan Forehand
Yang Keras Maka Yang Harus Dilakukan Adalah Memperbesar Gaya Sehingga Dapat Menimbulkan Percepatan Yang
Lebih Cepat. Seorang Pemain Harus Dapat Memprediksi Saat Impac Bola Terhadap Raket.
Gerak Lurus : Saat Lengan Menarik Raket Ke Belakang
Gerak Parabola : Saat Bola Yang Melewati Net
Gerak Melingkar : Saat Posisi Tangan Melakukan Service

2. Atletik (Lari 100 M)


Newton I : Dalam Posisi Untuk Melakukan Start.
Newton Ii : Menambah Gaya Kecepatan Agar Menghasil Percepatan Yang Maksimal.
Newton Iii : Pada Saat Melakukan Tolakan Pada Balok Start, Gaya Yang Dilakukan Akan Menghasilkan Gaya terbalik
Pada Balok Start.
Gerak Lurus : Posisi Saat Berlari
Gerak Parabola : Posisi Tubuh Saat Kaki Melayang Diudara
Gerak Melingkar : Posisi Kaki Saat Berlari

3. Tenis Meja
Newton I : Posisi Saat Akan Menerima Service
Newton Ii : Menambah Gaya Agar Menghasilkan Pukulan Yang Maksimal.
Newton Iii : Usaha Yang Dilakukan Saat Return Service.
Gerak Lurus : Arah Pukulan Forehand Ke Depan
Gerak Parabola : Arah Bola Saat Melewati Net
Gerak Melingkar : Pengaruh Dari Jenis Pukulan Seperti Top Spin

4. Judo
Newton I : Posisi Saat Pegangan (Komikata) Untuk Melakukan Bantingan
Newton Ii : Gaya Yang Dikeluarkan Pada Saat Bantingan.
Newton Iii : Saat Melakukan Bantingan Yang Membutuhkan Tumpuan Yang Kuat.
Gerak Lurus : Posisi Saat Mengangkat Lawan Untuk Membanting Sampai Dengan Jatuh Ke Matras
Gerak Parabola : Posisi Lawan Yang Terangkat
Gerak Melingkar : Posisi Tangan Saat Membanting

5. Soft Ball
Newton I : Saat Pitcher Melakukan Lemparan
Newton Ii : Gaya Yang Dikeluarkan Pada Saat Lemparan.
Newton Iii : Saat Impac Antara Bola Dengan Stick
Gerak Lurus : Arah Lemparan Yang Bergerak Lurus
Gerak Parabola : Saat Bola Lepas Dari Tangan
Gerak Melingkar : Posisi Tangan Saat Melakukan Lemparan

Anda mungkin juga menyukai