Kalender Pendidikan
Kalender Pendidikan (Kaldik) merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu tahun pembelajaran yang mencakup antara lain permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, dan juga hari libur.
2. Program Tahunan
Fungsi prota
Sebagai pedoman dalam membuat kaldik.
Sebagai pedoman dalam menyusun promes, program suatu pelajaran dan juga sebagai persiapan
dalam mengajar agar lebih rapi dan terorganisir secara lebih matang.
Sebagai acuan dalam rangka optimalisasi, efisiensi dan efektivitas penggunaan waktu belajar efektif
yang ada
3. Program Semester
Komponen Promes adalah sebagai berikut.
SK, KD Materi Pokok
1. Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester, tahun pelajaran)
2. Format isian (materi, tema, sub tema, alokasi waktu, dan bulan yang terinci per minggu)
1. Perbedaan individual peserta didik, antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat,
motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan lingkungan peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inspirasi, inovasi,
dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut, memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remidi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan
keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi
dan kondisi.
Fungsi
Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar;
Dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka
guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran
sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana (kunandar, 2011: 264).
Sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran)
agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien (kunandar, 2011: 264)
Materi
Materi ajar atau bahan ajar yang harus dikuasai siswa lahir dari pengembangan kompetensi dasar. Disinilah guru
memerlukan banyak sumber dan referensi sebagai dasar melakukan pendalaman dengan tujuan untuk memperkaya
materi, tentu penentuan materi atau bahan ajar yang akan diajarkan wajib disesuaikan dengan indikator yang akan
disusun.
Dengan demikian guru harus menentukan materi-materi penting yang harus dikuasai siswa, yang memiliki hubungan
dengan bidang studi lainnya, berkesinambungan atau kelanjutan dari materi jenjang sebelumnya dan jenjang
sesudahnya serta memiliki nilai terapan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
Indikator adalah suatu rumusan yang menggunakan kata kerja operasional biasanya mengacu pada taksonomi Blom
yang memuat perilaku siswa dan yang dapat diukur sesuai dengan uraian materi yang dipilih.
Adapun syarat indikator yang baik antara lain:
1. Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur
2. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur
3. Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih
4. Dapat dibuatkan soalnya
Soal
Soal lahir dari indikator, apabila tidak sesuai dengan indikator maka soal tersebut dapat dikatakan cacat karena sudah
pasti tidak mewakili materi, akibatnya tentu saja tidak akan mencapai standar minimal dari kompetensi dasar
8. Jenis-jenis Penilaian
Kriteria Penilaian
1. Kesesuaian dengan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator
2. Kesesuaian dengan tujuan dan fungsi penilaian
3. Kesesuaian dengan unsur penilaian
4. Kesesuaian dengan aspek-aspek yang dinilai
5. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik
6. Kesesuaian dengan jenis dan alat penilaian
Prinsip Penilaian
1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian harus memperhatiakan dan memadukan kegiatan belajar yang dilakukan peserta
didik , baik yang menyangkut belajar pada ranah kognitif,afektif maupun psikomotorik.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses
oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun
eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
7. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Oleh karena itu,
instrumen yang digunakan perlu disusun melalui prosedur sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar
memiliki bukti kesahihan dan keandalan.
8. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus
serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
Faktor-faktor tersebut tidak relevan di dalam penilaian sehingga perlu dihindari agar tidak berpengaruh
terhadap hasil penilaian.
9. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui
oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria
penilaian kepada peserta didik. Selain itu, pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan
kriteria penilaian serta dasar penilaian yang digunakan.
10. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik. Oleh karena itu, penilaian bukan semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan
harus mencakup semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.
11. Valid yaitu bahwa penilaian harus mampu mengukur kompetensi hasil belajar sesuai dengan indikator yang
sudah ditentukan sehingga penilaian tersebut tepat sasaran
12. Andal diartikan sebagai penilaian harus dapat dipercaya dan memberikan hasil yang stabil pada engukuran yang
berulang
Langkah-langkah penilaian
Menentukan tujuan tes
Mengidentifikasi hasil belajar yang akan diukur
Membuat kisi-kisi
Menulis soal yang relevan dengan kisi-kisi
Tujuan Penilaian
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan
belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi
lulusan untuk semua mata pelajaran.
3. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara RB dan PAN Nomor 16 Tahun 2009, Penilaian Kinerja Guru adalah evaluasi
yang dilaksanakan setiap poin dari aktivitas kewajiban utama guru dengan tujuan bimbingan kepangkatan, karir dan
jabatan.
Implementasi kewajiban utama guru saling berkaitan erat dengan kapabilitas guru dalam memahami dan
mempraktekan kompetensinya. Pemahaman dan praktik kompetensi sangat berpengaruh dengan kesuksesan dan
kualitas dari aktivitas bimbingan, pembelajaran dan implementasi pada siswa yang dilakukan di Sekolah.
Tujuan Penilaian Kinerja Guru
1. Memastikan level kompetensi dari guru;
2. Menambah efektivitas dan efisiensi tugas seorang guru;
3. Menampilkan dasar yang akurat untuk menentukan sistem keefektifan dari kinerja guru
4. Memberikan dasar untuk program peningkatan profesi yang berjenjang untuk guru;
5. Membantu guru agar mampu melakukan tugas dan kewajibannya serta menjaga perilaku yang positif. Ini
bertujuan agar siswa mampu meraih kualitas yang maksimal.
6. Memberikan kepastian guru tentang peningkatan karir dan naik jabatan dalam rangka untuk menyemangati
dan penghargaan.
Fungsi
Berdasarkan pengertian dan tujuan, penilaian kinerja guru atau PKG mempunyai dua fungsi, yakni:
1. Mengukur kapabilitas kerja guru dalam melaksanakan setiap kompetensi yang ada pada aktivitas bimbingan,
pembelajaran dan tugas tambahan yang sesuai dengan tujuan sekolah. Maka dari itu hasil PKG merupakan
figur kinerja guru yang bisa memberikan cermin dari keunggulan dan kelemahan guru. Figur guru juga bisa
diartikan sebagai analisis evaluasi skill agar para guru bisa mengembangkan keterampilan lain sehingga
kualitas atau proses pembelajaran semakin naik level.
2. Mengevaluasi angka kredit yang didapat guru kualitas pembelajaran, implementasi tugas dan bimbingan
tambahan yang sesuai dengan fungsi sekolah. Aktivitas penilaian kinerja dilaksanakan setiap tahun. Ini
bertujuan agar kualitas guru bisa berkembang dan aktivitas peningkatan promosi dan karir guru dalam
kepangkatan juga bisa dipertimbangkan.
Kompetensi yang biasanya dinilai dalam kinerja guru ada empat elemen yakni,
• Profesional,
• Kepribadian,
• Sosial
• Pedagogik.
Ini berlandaskan pada peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2007.
Kompetensi tersebut sudah dijelaskan pada faktor yang kudu bisa ditampilkan dan dipahami dalam berbagai
aktivitas, sikap dan tindakan ketika melakukan pembelajaran dan bimbingan.
Sementara untuk tanggung jawab tambahan yang cocok dengan fungsi sekolah. PKG dilaksanakan berlandaskan
kompetensi yang sudah ditentukan contohnya adalah sebagai kepala/wakil sekolah, pengasuh perpustakaan atau
pembimbing ekstrakurikuler.
Aspek Penilaian Kinerja Guru
Agar mendapatkan hasil penilaian yang maksimal, PKG memiliki elemen yang harus dipenuhi, yakni:
Valid
Bila faktor yang diukur benar dalam menilai elemen guru saat melakukan kegiatan bimbingan, pembelajaran
sesuai dengan tujuan dan fungsi sekolah maka sistem penilaian kinerja bisa dikatakan valid.
Reliabel
Bila pelaksanaanya memiliki kepercayaan yang tinggi dalam aktivitas yang dilaksanakan dan mampu berdampak
pada guru yang sedang dinilai maka sistem penilaian kinerja guru ini bisa dibilang reliabel.
Praktis
Jika pelaksanaannya bisa dilakukan dengan gampang dan siapapun bisa dengan level kepercayaan dan validitas
terjamin terhadap semua ketentuan. Maka sistem penilaian kinerja guru bisa dikatakan praktis.
Prinsip Penilaian Kinerja Guru
Dalam pelaksanaan PKG bisa memiliki dampak yang bisa bertanggung jawab. maka PKG dituntut untuk mempunyai
prinsip dibawah ini:
1. Sesuai ketentuan
Dalam pelaksanaanya penilaian kinerja guru dituntut untuk sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang telah
ditetapkan.
2. Berdasarkan kinerja
Faktor yang bisa dinilai dalam PKG adalah kapabilitas yang bisa dilihat dan diperhatikan sesuai dengan tanggung
jawab (tugas) guru dalam mengamalkan aktivitas bimbingan,pembelajaran dan kewajiban tambahan sehari-hari
yang berdasarkan pada fungsi dan tujuan sekolah.
3. Berlandaskan dokumen
Faktor yang berhubungan dengan aktivitas penilaian kinerja guru adalah mereka dituntut untuk menguasai
setiap ketetapan dokumen yang berhubungan dengan sistem PKG. Salah satunya adalah yang berhubungan
dengan kompetensi dan faktor kinerja serta dasar yang dipakai dalam menentukan penilaian.
4. Dilaksanakan secara konsisten
Dalam pelaksanaanya PKG dibuat secara kontinyu setiap tahun yang pada bagian pertama berupa evaluasi diri
dengan mencermati hal berikut:
a.) Obyektif
Pelaksanaan PKG berlangsung objektif, ini harus berdasar pada situasi dan fakta guru saat melakukan tugas
di lapangan (sekolah).
b.) Adil
PKG berlangsung dengan memberikan, ketentuan, syarat dan prosedur yang sama terhadap guru yang akan
dinilai.
c.) Akuntabel
d.) Bermanfaat
Keuntungan adanya PKG adalah guru bisa mengembangkan kualitas kinerjanya secara perlahan dan
bertahap dan bisa untuk meningkatkan karirnya.
e.) Transparan
Aktivitas pada saat PKG dilaksanakan setiap orang yang terlibat seperti guru, penilai dan orang lain. Bisa
mendapatkan informasi dari PKG secara bebas.
f.) Berfokus pada tujuan
PKG berfokus pada misi yang sudah ditetapkan.
g.) Berorientasi pada proses
PKG tidak hanya berfokus pada tujuan, namun harus mencermati pada bagian prosesnya. Bagian ini
merupakan hal yang harus diraih guru.
h.) Berkelanjutan
Proses PKG dilakukan secara telaten, berkesinambungan secara kontinyu selama seseorang masih
menjalankan profesi guru.
i.) Rahasia
Hasil dari PKG tidak boleh tersebar kepada orang lain yang tidak ada hubungannya dalam pelaksanaan PKG.
*Keterangan:
Angka 3 pada rumus diperoleh dari jumlah predikat selain D (A, B, dan C)/Jumlah Kelas Interval
Sehingga panjang interval untuk setiap predikat 13 atau 14. Karena rentang predikat nilainya 13 atau 14, maka rentang
predikatnya sebagai berikut.
12. Remedial dan Pengayaan
Remedial merupakan suatu bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar. Ada beberapa program yang bisa dijalankan
atau dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran remedial antara lain dalam bidang berhitung, membaca
pemahaman dan menulis
Fungsi Remedial
Fungsi korektif, fungsi korektif ini berarti bahwa melalui pengajaran remedial dapat dilakukan pembetulan atau perbaikan
terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran
Fungsi pemahaman, dengan pengajaran remedial memungkinkan guru, siswa, atau pihak-pihak lainnya akan dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi siswa
Fungsi penyesuaian, pengajaran remedial dapat membentuk siswa untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (proses belajarnya). Artinya, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk
mencapai hasil yang lebih baik semakin besar
Fungsi pengayaan, pengajaran remedial akan dapat memperkaya proses pembelajaran, sehingga materi yang tidak
disampaikan dalam pengajaran regular, akan dapat diperoleh melalui pengajaran remedial
Fungsi akselerasi, dengan pengajaran remedial akan dapat diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu
yang efektif dan efisien
Fungsi terapeutik, ini berarti bahwa secara langsung atau tidak, pengajaran remedial akan dapat membantu menyembuhkan
atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan peserta didik yang dapat
dilakukan dengan cara:
1) Pada pelaksanaan pembelajaran remedial individu kriterianya apabila kurang dari 20% Pemberian bimbingan
secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda,
sehingga memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat
kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
2) Apabila ada 20%-50%, Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran
klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
3) Pemberian pembelajaran ulang apabila lebih dari 50% peserta didik mengalami kesulitan dengan cara
penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, pemberian tes atau pertanyaan menarik secara lisan maupun
tulisan dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik
mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara
penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai KKM, baik
secara individu maupun kelompok.
Manfaat remidial
Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajar meliputi segi kekuatan, kelemahan,
jenis dan sifat kesulitan.
Memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.
Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajarnya.
Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar
yang baik.
Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta didik pada KD yang diremedial.
Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang
sampai mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran
remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut
dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta
didik yang belum mencapai KKM.
PENGAYAAN
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui KKM.
Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan
segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya
hanya diberikan sekali, tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya
tidak diakhiri dengan penilaian.
Tujuan pengayaan
Tidak membahas materi pelajaran baru.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi.
Tercapai tingkat perkembangan siswa yang optimal terkait dengan tugas belajarnya.
Memanfaatkan kelebihan waktu bagi siswa yang cepat untuk hal-hal yang positif.
Agar siswa yang tergolong cepat tidak dirugikan karena harus menunggu temannya yang lambat belajar.
Siswa yang cepat tidak mengganggu siswa yang lambat karena kelebihan waktu.
Penemuan Konvergen.
Pada gaya ini, siswa mencari solusi dari masalah dan belajar untuk mengklarifikasi isu dan menghasilkan kesimpulan
dengan menggunakan prosedur yang logis, beralasan, dan berpikir kritis. Hakikat: guru mengajukan pertanyaan.
Struktur instrinsik dari tugas atau pertanyaan membutuhkan satu jawaban tepat. Siswa terlibat dalam kegiatan
berfikir (atau kegiatan kognitif lainnya) dan berusaha mencari satu jawaban atau solusi yang tepat.
Inisiasi Siswa.
Tujuan gaya ini adalah agar siswa mampu menginisiasi atau memprakarsai pengalaman belajarnya, merancangnya,
menampilkannya, danmengevaluasinya, bersama-sama dengan guru berdasarkan kriteria yang telah disepakati
sebelumnya. Hakikat: siswa memprakarsai gaya yang ia lakukan baik satu kegiatan maupun serangkaian kegiatan.
Siswa mempunyai pilihhan untuk memilih gaya manapun di dalam spektrum. Siswa harus mengenal deretan gaya
yang terdapat dalam spektrum.
18. PTK
Jenis Penelitian Tindakan Kelas
Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4) PTK eksperimental (Chein,
1990). Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut.
1. PTK Diagnostik; yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan
menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi
yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani
perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.
2. PTK Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan
melaksanakan penelian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil
penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat,
selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta
berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti
halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung
dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.
3. PTK Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu
tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung.
Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan
pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.
4. PTK Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan
dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu
kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat
lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan
diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam
rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.
Pelaksanaan PTK
1. Perencanaan Tindakan (Plan)
2. Pelaksanaan Tindakan (Act)
Merupakan implementasi ( pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang
berlangsung di dalam kelas, adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah
disiapkan sebelumnya.
3. Pengamatan Tindakan (Observasi)
4. Refleksi Terhadap Tindakan
Merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang
didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis.
19. Apersepsi
Apersepsi berasal dari kata ”Apperception” berarti menyatupadukan dan mengasimilasikan suatu pengamatan dengan
pengalaman yang telah dimiliki. Atau kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah
dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas.
Apersepsi dilakukan saat Dipendahuluan Cara melakukan apersepsi => Merangsang dan membangun
motivasi belajar peserta didik
20. Syarat Siswa Naik Kelas
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang diikuti.
2. Nilai (deskripsi) sikap sekurang-kurangnya baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan satuan
pendidikan.
3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya baik.
4. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan
dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah ketuntasan belajar (kb) atau skor ketuntasan minimal
(skm). Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester gasal, nilai
akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap.
5. Tidak memiliki nilai mata pelajaran c2 dan c3 yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan
atau kompetensi keterampilannya di bawah skor ketuntasan minimal (skm)
6. Peserta didik yang dinyatakan tidak naik kelas harus mengulang seluruh mata pelajaran di kelas
tersebut sesuai dengan kompetensi keahliannya.
7. Predikat ki 1 dan ki 2 minimal baik
8. Ki 3 dan ki 4 maksimal 3 mapel mengulang
22. Pengertian
Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar menguasai cabang-cabang olahraga tertentu.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang terencana dan berjuang yang perlu dibina secara hati-hati dalam waktu
yang diperhitungkan.
Pendidikan Jasmani :
Pendidikan Kesehatan sebagai "kombinasi dari pengalaman belajar yang direncanakan berdasarkan teori suara yang
memberikan individu, kelompok, dan masyarakat kesempatan untuk memperoleh informasi dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan kesehatan yang berkualitas
23. Fase Gerak Menurut Gallahue
Kemampuan dalam melakukan gerak akan terus meningkat seiring dengan peningkatan kematangan siswa.
1. Gerak Refleks
Gerak refleks merupakan gerak yang paling dasar yang ada pada perkembangan gerak manusia. Gerak refleks
ini terjadi pada masa bayi yang terjadi pada usia 0-1 tahun.
Pada masa ini seorang bayi memiliki kemampuan gerak yang terbatas. Hal ini menjadikan gerak refleks memiliki
kemampuan gerak yang terbatas. Hal ini menjadikan gerak refleks memiliki peranan penting terhadap
perkembangan seorang bayi.
Sebagai salah satu contoh gerak refleks yang terjadi pada bayi yaitu gerak menyusu dan mengepalkan tangan.
Gerak refleks didefinisikan sebagai “Involuntary, subcortically controlled movement that from the basis for the
phases of motor 22 development” (Gallahue & Ozmun 2006: 50).
3. Gerak Fundamental
Gerak fundamental merupakan fase gerak yang ketiga dalam perkembangan gerak manusia. Gerak
fundamental merupakan fase gerak dimana siswa secara aktif dalam mengeksplorasi dan mencoba terhadap
kemampuan dalam melakukan gerak dalam tubuhnya.
Kemampuan gerak fundamental siswa berkembang dikarenakan hasil belajar siswa cara untuk merespon
stimulus dalam bentuk kontrol gerak dan kemampuan dalam bergerak. Gallahue & Ozmun (2006: 52) menjelaskan
“the fundamental movement phase is the notion that these skill are maturationally determained and are little
influence by task demands and environment 24 factor”. Fase gerak fundamental mengarah kepada keterampilan
gerak yang dipengaruhi oleh kematangan dan juga dipengaruhi oleh tuntutan tugas dan faktor lingkungan.
4. Gerak Spesialisasi
Gerak spesialisasi merupakan kelanjutan dari gerak fundamental. Pada fase gerak spesialisasi seseorang sudah
dapat memiliki keterampilan gerak yang lebih baik dari fase gerak fundamental. Hal ini sebagaimana dikemukakan
oleh Gallahue & Ozmun (2006: 53) “This is a period whne fundamental stability, locomotor, and manipulatif skills
are progresiveli refined, combined, and elaborated upon for use in increasingly demanding situations”.
Berdasarkan pada fase perkembangan tersebut, siswa kelompok bermain termasuk pada fase gerak
fundamental (fase gerak dasar). Gerak fundamental merupakan fase gerak di mana siswa secara aktif dalam
mengeksplorasi dan mencoba terhadap kemampuan dalam melakukan gerak dalam tubuhnya. Siswa kelompok
bermain akan mencoba melakukan gerakan-gerakan baru sesuai dengan kemampuan gerak siswa. Kemampuan
gerak fundamental siswa berkembang dikarenakan hasil belajar siswa yaitu berupa tindakan untuk merespon
stimulus dalam bentuk kontrol gerak dan kemampuan dalam bergerak.
24. Gerak Menurut Piaget
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi 4, yaitu
1. Tahap Sensorik ( Umur 0-2 Tahun ) pertumbuhan dan perkembangan kemampuan anak tampak dari
kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana
2. Tahap Preoperasional ( Umur 2 – 7/8 ) ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada
penggunaan simbol atau bahasa, tanda dan mulai berkembangnya konsp-konsep intuitif. Tahap ini
dibagi menjadi 2 yaitu preoperasional dan intuitif.
Preoperasional ( Umur 2-4 Tahun ) anak telah mampu menggunakan bahasa dalam
mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana.
Tahap Intuitif ( Umur 4-7/8 Tahun ), anak telah memperoleh pengetahuan berdasarkan pada
kesan yang agak abstrak
3. Tahap Operasional Konkrit ( Umur 7 Atau 8-11/12 Tahun ) ciri pokok perkembangan pada tahap ini
adalah anak sudah mulai menggunakan aturan yang jelas dan logis dan ditandai dengan adanya
reversible dan kekekalan
4. Tahap Operasional Formal ( Umur 11/12-18 Tahun ). Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah
anak sudah mampu berfikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berfikir
1. Kelenjar ludah : Disebut saliva, menghasilkan air ludah yang mengandung mukosa atau lendir, senyawa yang
berfungsi sebagai bakteri.
2. Kelenjar Parotis : Untuk melumasi mulut agar tidak kering, membantu menelan, melindungi gigi dari
bakteri, dan juga membantu pencernaan makanan.
3. Submandibulas (bawah rahang) : Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lendir (serumukosa)
4. Sublingualis : Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lendir (serumukosa)
5. Rongga mulut : Di dalam mulut terjadi pproses pencernaan dengan cara mekanik dan kimiawi. Mekanik dilakukan
oleh gigi, kimiawi oleh enzim.
6. Amandel : Berfungsi untuk pertahanan tubuh.
7. Lidah : Berfungsi untuk komunikasi, mengunyah, dan menelan makanan.
8. Esofagus (kerongkongan) : Saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung yang dapat berkontraksi
secara bergelombang seperti meremas-meremas (gerak peristaltik) yang berfungsi mendorong makanan dari
mulut menuju lambung.
9. Pankreas : Menghasilkan hormon insulin yang berfungsi mengatur proses pengubahan glukosa dalam menjadi
glikogen yang disimpan dalam hati.
10. Lambung : Menghasilkan asam klorida (hcl), enzim pepsin dan enzim renin yang berfungsi untuk membunuh
kuman yang masuk bersama makanan.
11. Saluran pankreas : Menghasilakn enzim pencernaan dan fungsi eksokrin serta fungsi endokrin.
12. Hati : Berfungsi sebagai detoksifikasi (menetralisir racun dan zat berbahaya serta mengeluarkan zat sisa berupa
empedu (ekskresi) dan menjaga keseimbangan kadar glukosa darah.
13. Kantung empedu : Menyimpan getah empedu berwarna kuning kehijauan mengandung pigmen bilirubin yang
berfungi untuk mengemulsi lemak.
14. Duodenum (usus 12 jari) : Berfungsi mengubah amilum menjadi glukosa, pepton menjadi amino, lemak menjadi
asam lemak dan gliserol.
15. Saluran empedu : Struktur yang membentuk tabung panjang, berfungsi membawa cairan empedu.
16. Kolon (usus besar) : Mengatur kadar air pada sisa makanan dan sebagai tempat proses pembusukan makanan
yang dibantu bakteri E. Coli, sehingga makanan menjadi feses.
17. Kolon transversum : Bagian dari usus besar dan terhubung langsung dengan kolon asenden.
18. Kolon ascenden : Berfungsi untuk menyerap air maupun nutrisi yang sebelumnya terlewatkan oleh usus halus.
19. Kolon descenden : Berfungsi untuk menampung feses sementara sebelum diteruskan ke rektum
20. Ileum (usus penyerapan) : Berfungsi menyerap zat-zat makanan yang telah dicerna di dua bagian usus halus
sebelumnya.
21. Sekum (usus buntu) : Terdapat umbai cacing (usus buntu). Berfungsi untuk menyerap sisa air dan garam, serta
mengendalikan jumlah makanan yang masuk ke dalam kolon.
22. Appendiks (Umbai cacing) : berfungsi sebagai rumah aman bagi bakteri-bakteri baik bagi usus dan sebagai sistem
kekebalan tubuh/bagian dari sel darah putih
23. Rektum : Berfungsi sebagai tempat penyimpanan akhir sebelum feses dikeluarkan lewat anus.
24. Anus : Berfungsi sebagai muara pengeluaran sisa pencernaan yang berupa feses.
B. Rowing
Gerakan Mendayung Yang Dominan Melatih Otot Samping Badan (Latissimus)
Bagian Tubuh Yang Bekerja
Inti Tubuh Atau Tubuh Bagian Tengah, Lengan, Punggung
C. Up Right Row
Gerakan Mengangkat Tangan Dari Depan Perut Bawah Ke Arah Dada.
Fokus Otot Adalah Bahu, Punggung, Bisep, Perut
D. Chest Pres
Gerakan Mendorong Lengan Ke Depan Dada, Gerakan Ini Berguna Untuk Melatih Otot Dada (Pectoral)
E. Chest Pull
Gerakan Yang Bentuknya Sama Dengan Chest Pres, Tetapi Pada Chest Pull Aksen Gerakannya Ke Arah Dada.
F. Butterfly/Open The Window
Gerakan Membuka Dan Memnutup Lengan Nbawah Di Depann Wajah., Gerakan Ini Berguna Untuk Melatih
Otot Dada.
H. Flexex
Gerakan Menekuk Dan Meluruskan Lengan , Gerakan Ini Bertujuan Untuk Melatih Otot Bahu (Deltoid)
I. Shoulder Pres Up
Gerakan Mendorong Lengan Ke Atas Yang Bertujua Nuntuk Melatih Otot Bahu (Deltoid)
J. Arm Swing
Gerakan Mengayun Lengan Baik Dalam Keadaan Lurus Atau Tertekuk, Gerakan Ini Bertujuan Untuk Melatih
Otot Bahu (Deltoid)
K. Pounching
Gerakan-Gerakan Senam Aerobik Yang Mengadop Gerakan Beladiri Seperti Jab, Uper Cut Hook.
L. Pumping
Gerakan Mendorong Kedua Lengan Ke Bawah Seperti Memompa (Berlawanan Dengan Gerakan Up Right
Row
Hammer Curls
Berdiri Tegak Dengan Kaki Dilebarkan Sejajar Bahu Dan Lutut Ditekuk Sedikit.
Pegang Dumbbell Dengan Salah Satu Tangan. Telapak Tangan Menghadap Ke Paha Dan Posisi Lengan Lurus Di
Samping Badan.
Tekuk Siku Dan Ayunkan Lengan Bawah Ke Atas Hingga Barbel Naik Sampai Sekitar Bahu. Jaga Agar Lengan
Atas Tidak Bergerak Dan Tetap Sejajar Dengan Badan.
Kembalikan Lengan Ke Posisi Semula (Di Samping Badan).
Ulangi Gerakan Ini Pada Lengan Yang Satunya.
Lakukan Sebanyak 8-12 Kali Pada Masing-Masing Lengan. Anda Juga Bisa Melakukannya Sekaligus Pada Kedua
Lengan.
29.Hukum Newton
Hukum Newton 1 ; Bunyi Hukum Newton 1 Adalah “Setiap Benda Akan Mempertahankan Keadaan Diam Atau
Bergerak Lurus Beraturan, Kecuali Ada Gaya Yang Bekerja Untuk Mengubahnya”.
Hukum Newton 2 ; Bunyi Hukum Newton 2 Adalah “Perubahan Dari Gerak Selalu Berbanding Lurus Terhadap Gaya
Yang Dihasilkan / Bekerja, Dan Memiliki Arah Yang Sama Dengan Garis Normal Dari Titik Singgung Gaya Benda”.
Hukum Newton 3 ; Bunyi Hukum Newton 3 Adalah “Untuk Setiap Aksi Selalu Ada Reaksi Yang Sama Besar Dan
Berlawanan Arah: Atau Gaya Dari Dua Benda Pada Satu Sama Lain Selalu Sama Besar Dan Berlawanan Arah”
3. Tenis Meja
Newton I : Posisi Saat Akan Menerima Service
Newton Ii : Menambah Gaya Agar Menghasilkan Pukulan Yang Maksimal.
Newton Iii : Usaha Yang Dilakukan Saat Return Service.
Gerak Lurus : Arah Pukulan Forehand Ke Depan
Gerak Parabola : Arah Bola Saat Melewati Net
Gerak Melingkar : Pengaruh Dari Jenis Pukulan Seperti Top Spin
4. Judo
Newton I : Posisi Saat Pegangan (Komikata) Untuk Melakukan Bantingan
Newton Ii : Gaya Yang Dikeluarkan Pada Saat Bantingan.
Newton Iii : Saat Melakukan Bantingan Yang Membutuhkan Tumpuan Yang Kuat.
Gerak Lurus : Posisi Saat Mengangkat Lawan Untuk Membanting Sampai Dengan Jatuh Ke Matras
Gerak Parabola : Posisi Lawan Yang Terangkat
Gerak Melingkar : Posisi Tangan Saat Membanting
5. Soft Ball
Newton I : Saat Pitcher Melakukan Lemparan
Newton Ii : Gaya Yang Dikeluarkan Pada Saat Lemparan.
Newton Iii : Saat Impac Antara Bola Dengan Stick
Gerak Lurus : Arah Lemparan Yang Bergerak Lurus
Gerak Parabola : Saat Bola Lepas Dari Tangan
Gerak Melingkar : Posisi Tangan Saat Melakukan Lemparan