Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KONSEP DASAR APLIKASI SISTEM INFORMASI

KEPERAWATAN PADA LAYANAN PRAKTIK DI RUMAH SAKIT

MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

DOSEN : Vitaria Wahyu Astuti, S. Kep., Ns., M. Kep

Disusun oleh :

Adhelfia Mczeka W. (01.2.19.00680)

Anastasia Wahyu N. (01.2.19.00682)

Christina Vika B. (01.2.19.00684)

Esy Widya K. (01.2.19.00786)

Fery Kristyanto (01.2.19.00688)

Ike Natania S. (01.2.19.00690)

Isabella Paradi (01.2.19.00692)

Juliansya Britney E. S. (01.2.19.00694)

Maria Susure (01.2.19.00696)

Nando Widyas U. (01.2.19.00698)

Priskila Rosalina E. (01.2.19.00700)

Reka Diah A. (01.2.19.00702)

Rycho Luchas P. N. (01.2.19.00704)

Thalia Rossalinda (01.2.19.00706)

Widya Setia P. (01.2.19.00708)

Yunita Kristiani (01.2.19.00710)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena dengan
kasih dan kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Dasar Aplikasi Sistem Informasi Keperawatan pada Layanan Praktik di Rumah
Sakit” dengan baik.

Pada kesempatan kali ini juga kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu
Vitaria Wahyu Astuti, S. Kep., Ns., M. Kep yang telah banyak membantu kami dalam
pembuatan makalah. Serta, teman-teman seangkatan kami yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu kami menyelesaikan makalah ini sehingga
dapat selesai tepat waktu.

Walaupun kami telah mengumpulkan beberapa refrensi untuk menunjang


penyusunan makalah ini, namun kami merasa masih banyak kekurangan yang
terdapat pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan
yang dapat memberi manfaat bagi kami di tugas-tugas yang akan datang.

Dan kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca, sehingga pembaca dapat memahami materi konsep dasar aplikasi sistem
informasi keperawatan pada layanan praktik di rumah sakit.

Kediri, 13 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

D. Manfaat Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Manajemen Informasi Kesehatan................................3

B. Sistem Informasi Rumah Sakit..................................................................3

C. Konsep Dasar Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)..............................4

D. Rekam Medik............................................................................................7

E. Sistem Informasi Perumahsakitan di Indonesia.........................................9

BAB III REVIEW JURNAL

A. Review Jurnal............................................................................................12

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

LAMPIRAN....................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam segala hal juga terjadi
di dunia pelayanan kesehatan. Hal ini semata-mata karena sektor pelayanan
kesehatan merupakan bagian dari sistem yang lebih luas dalam masyarakat
dan pemerintahan dalam suatu Negara, bahkan lebih jauh dari sistem yang
lebih global. Perubahan di Negara lain dalam berbagai sektor mempunyai
dampak terhadap sistem pelayanan kesehatan.
Dalam era seperti ini, begitu banyak sektor kehidupan yang tidak
terlepas dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer, terkhususnya
pada bidang-bidang dan lingkup pekerjaan. Semakin hari , kemajuan
teknologi komputer, baik di bidang piranti lunak maupun perangkat keras
berkembangn dengan sangat pesat, disisi lain juga berkembang kearah yang
sangat mudah dari segi pengaplikasian dan murah dalam biaya. Solusi untuk
bidang kerja apapun aka nada cara untuk dapat dilakukan melalui media
komputer, dengan catatan bahwa pengguna juga harus terus belajar untuk
mengiringi kemajuan teknologinya. Sehingga pada akhirnya, solusi apapun
teknologi yang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya manusia
yang menggunakannya.
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi
untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau
upaya kesehatan penunjang, yang dapat juga digunakan untuk kepentingan
pendidikan dan pelatihan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan. Undang-undang Tentang Kesehatan juga
mengharuskan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit
harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi mutu dan perkembangan ilmu
kedokteran terkini. Dalam mencapai itu peran manajemen sangat penting
disamping sumber daya pendukung.
Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan
dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, analisa dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit bertugas menyiapkan
informasi untuk kepentingan pelayanan rumah sakit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu menejemen sistem informasi kesehatan?
2. Apa itu sistem informasi rumah sakit?
3. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar sistem informasi rumah sakit
(SIRS)?
4. Apa yang dimaksud Rekam Medik?
5. Bagaimana Sistem Informasi Perumahsakitan Di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi menejemen sistem informasi kesehatan.
2. Mengidentifikasi sistem informasi rumah sakit.
3. Mengidentifikasi konsep dasar sistem informasi rumah sakit (SIRS).
4. Mengidentifikasi rekam medik.
5. Mengidentifikasi sistem informasi perumahsakitan di Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang konsep
dasar aplikasi sistem informasi keperawatan pada layanan praktik di rumah
sakit bagi penyusun dan pembaca. Sehingga pembaca dapat memiliki
wawasan yang cukup tentang konsep dasar aplikasi sistem informasi
keperawatan pada layanan praktik di rumah sakit. Juga makalah ini kami
harap dapat memenuhi nilai tugas semester satu kelompok kami.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MENEJEMEN SISTEM INFORMASI KESEHATAN


Harold Koontz, seorang pakar manajemen, menyatakan bahwa
manajemen itu dapat didekati dari berbagai sudut, yaitu
1. Sudut proses : Dari sudut ini dikatakan bahwa “manajemen adalah proses
mengupayakan agar segala sesuatu dapat dilaksanakan oleh orang-orang
yang bekerja dalam suatu organisasi”.
2. Sudut empiris : dikatakan bahwa “manajemen adalah proses
mengupayakan agar segala sesuatu dapat dilaksanakan oleh orang-orang
yang bekerja dalam suatu organisasi”.
3. Sudut perilaku manusia : dikatakan bahwa “manajemen bersangkut paut
dengan manusia, maka inti dari manajemen adalah hubungan pribadi
antar manusia”.
4. Sudut sistem sosial : dikatakan bahwa “manajemen harus memperhatikan
antar berbagai budaya yang dibawa oleh anggota-anggota organisasi”.
5. Sudut keputusan : dikatakan bahwa “gerak dari manajemen ditentukan
oleh kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan-keputusan”.
6. Sudut sistematik. : “pengambilan keputusan dapat didukung dengan
model-model matematik seperti riset operasi, dll”.
Selanjutnya, Harold Koontz menyatakan bahwa sebagai suatu proses,
manajemen terdiri atas kegiatan-kegiatan perncanaan, pengorganisasian,
pengembangan tenaga, bimbingan dan pengarahan, pengedalian. Hal ini
berlaku pula pada Manajemen Sistem Informasi Kesehatan.
B. SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi
untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau
upaya kesehatan penunjang, yang dapat juga digunakan untuk kepentingan
pendidikan dan pelatihan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan.
Undang-undang Tentang Kesehatan juga mengharuskan bahwa
pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit harus dapat
dipertanggungjawabkan dari segi mutu dan perkembangan ilmu kedokteran
terkini. Dalam mencapai itu peran manajemen sangat penting disamping
sumber daya pendukung.
Dengan pelayanan yang semakin kompleks diharapkan rumah sakit
menyediakan informasi yang adekuat dalam mendukung terciptanya
manajemen pelayanan dan administrasi yang bermutu untuk meningkatkan
kinerja rumah sakit. Disinilah peran Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
dikatakan penting, sebagai tulang punggung manajemen rumah sakit.
C. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT (SIRS)
1. Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan
dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, analisa
dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan
untuk kegiatan rumah sakit.
Sistem informasi rumah sakit bertugas menyiapkan informasi untuk
kepentingan pelayanan rumah sakit. Subsistemnya antara lain : subsistem
pengembangan dan subsistem operasional.
Menurut Wandaningsih (1995), ada beberapa aspek penting dari
sistem informasi rumah sakit yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Aspek kualitas
Kualitas suatu aspek informasi tergantung pada tiga (3) hal, seperti
keakuratan, ketepatan waktu, dan manfaat informasi bagi rumah sakit.
b. Aspek dimensi
Terdapat 6 (enam) dimensi informasi yang menunjukkan besar
kecilnya suatu informasi, yaitu : sistem informasi, jenis informasi,
metode pengukuran yang dipakai, waktu kebutuhan informasi, tempat
pengambilan keputusan yang membutuhkan informasi, penggunaan
informasi oleh pengambil keputusan
2. Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit
Menurut Austin (1983), secara umum sistem informasi rumah sakit
dapat digolongkan menjadi :
a. Sistem informasi klinik atau medic
Sistem ini dirancang untuk membantu proses audit medis yang dapat
menjamin agar standar mutu pelayanan selalu dipenuhi.
b. Sistem informasi administrasi
Sistem ini dirancang untuk membantu memantau kegiatan
pendayagunaan sumber-sumber untuk pelayanan medis, seperti sistem
informasi akuntansi, sistem informasi logistik dan sistem informasi
ketenagaan.
c. Sistem informasi manajemen perencanaan dan pengawasan
Sistem informasi ini ditujukan untuk perencanaan evaluasi penampilan
rumah sakit dan juga untuk menilai dampak pelayanan di masyarakat.
3. Tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit
Menurut Siregar (1986), administrasi rumah sakit, anggota dewan
rumah sakit dan staf medis menggunakan sistem informasi untuk
mendukung hal-hal berikut:
a. Jaminan oleh kualitas pelayanan
Informasi klinik dari catatan medis penderita bagi proses kesehatan
untuk menilai pelaksanaan diagnostik dan pengobatan di rumah sakit.
Sistem Informasi rumah sakit yang menggunakan komputer dapat
menelusuri data seperti ini untuk penilaian tindakan perbaikan.
b. Perbaikan biaya dan peningkatan produksi
Sistem informasi dengan komputer sangat baik untuk melakukan
analisa biaya dan laporan produksi yang dapat digunakan untuk
administrasi rumah sakit untuk memperbaiki efektifitas kegiatan.
Sistem ini dapat mengintegrasi informasi klinik dan keuangan.
c. Analisa penggunaan dan penaksiran permintaan
Sistem informasi rumah sakit yang lengkap dapat menyajikan
penggunaan pelayanan rumah sakit baik sekarang maupun masa lalu.
Informasi ini berguna untuk analisa efektifitas penggunaan sumber
daya dan merupakan dasar bagi peramalan permintaan masyarakat.
d. Perencanaan program dan evaluasi
Informasi yang digunakan untuk ketiga tujuan diatas merupakan
masukan utama untuk menilai pelayanan saat ini. Bila digabung
dengan proyeksi tentang perubahan penduduk yang dilayani maka
sistem ini membantu peramalan program mana yang akan datang.
e. Penyederhanaan laporan internal dan eksternal
Setiap rumah sakit memerlukan pencatatan yang akurat mengenai
informasi medis dan keuangan.
f. Penelitian klinik
Terutama bagi rumah sakit yang beraliansi dengan institusi
pendidikan. Dengan sistem informasi yang baik maka ini dapat
menyajikan informasi bagi kebutuhan studi longitudinal dan
perbandingan.
g. Pendidikan
Sistem informasi yang baik dapat membantu dalam penalaran atau
latihan kedokteran atau profesi kesehatan lain dengan menyajikan data
medis masa lalu dan sekarang untuk kepentingan pendidikan.
4. Outsourcing dalam Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah
Sakit
Secara garis besar, rancang bangun sistem informasi rumah sakit dapat
menggunakan dua cara, yaitu dengan dilakukan sendiri (insourcing) dan
dilakukan oleh pihak lain yang memiliki kompetensi dibidang tersebut
(outsourcing). Pada dasarnya outsourcing di bidang IT adalah suatu
perusahaan atau lembaga diluar rumah sakit yang memiliki kemampuan
untuk membuat sistem informasi di Rumah Sakit. Pada umumnya mereka
terdiri dari tiga bagian yaitu Programmer, System Analyst, dan Technical
Support.
Menurut The 2001 Outsourcing World Summit, ada 6 alasan utama
untuk Outsourcing :

a. Reduce Cost / Mengurangi biaya (36%)


b. Focus on Core / Fokus pada inti (36%)
c. Improve Quality /  Meningkatkan kualitas (13%)
d. Increase speed to market / Meningkatkan kecepatan ke pasar (10%)
e. Foster Innovation / Membantu inovasi (4%)
f. Conserver Capital / Menghemat modal (1%)
Dari data di atas, yang paling menjadi alasan utama untuk
outsourcing adalah karena dapat mengurangi biaya dan fokus pada inti
(fokus pada apa yang dikuasai). Namun demikian selain adanya
keuntungan dari outsourcing, ada pula beberapa kelemahan, diantaranya
adalah bahwa dengan outsourcing data kita menjadi mudah dibuka oleh
pihak luar.
Dalam pelaksanaan rancang bangun sistem informasi rumah sakit
pada dasarnya digunakan 4 pertanyaan sederhana sebagai berikut:
a. Apa fungsi/tugas utama dari rumah sakit ?
b. Apa objek/sasaran dari fungsi/tugas utama rumah sakit ?
c. Dukungan operasional apa saja yang diperlukan oleh rumah sakit ?
d. Sistem apa yang dibutuhkan untuk mengelola rumah sakit tersebut ?
Untuk menjawab secara umum, outsourcing IT akan dapat
memberikan jawaban dengan mudah, namun demikian untuk
mendapatkan jawaban yang spesifik sesuai dengan pelayanan di rumah
sakit yang terkait, dibutuhkan masukan dan kerjasama antara pihak rumah
sakit dengan outsourcing IT nya sehingga dapat dihasilkan bisnis proses
yang baik sebagai landasan pembuatan program IT rumah sakit tersebut.
Karena berdasarkan pertanyaan diatas, sesungguhnya dapat menjadi
penjabaran sistem informasi rumah sakit sebagai berikut:

a. Subsistem Layanan Kesehatan, yang mengelola kegiatan layanan


kesehatan.
b. Subsistem Rekam Medis, yang mengelola data pasien.
c. Subsistem Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas tenaga
medis maupun tenaga administratif rumah sakit.
d. Subsistem Keuangan, yang mengelola data-data dan transaksi
keuangan.
e. Subsistem Sarana/Prasarana, yang mengelola sarana dan prasarana
yang ada di dalam rumah sakit tersebut, termasuk peralatan medis,
persediaan obat-obatan dan bahan habis pakai lainnya.
f. Subsistem Manajemen Rumah Sakit, yang mengelola aktivitas yang
ada didalam rumah sakit tersebut, termasuk pengelolaan data untuk
perencaan jangka panjang, jangka pendek, pengambilan keputusan dan
untuk layanan pihak luar.
D. REKAM MEDIK
1. Pengertian Rekam Medik
Rekam Medis merupakan catatan yang berisikan semua informasi
tentang identitas dan riwayat seorang pasien selama menerima pelayanan
medik di sebuah organisasi kesehatan, dan disajikan secara kronologis
sesuai dengan kejadiannya sampai dengan pemeriksaan, tindakan dan
pengobatan serta diagnosa akhir.
2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang
baik dan benar, mustahil tertib administrasi rumah sakit akan berhasil
sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan
salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan
dirumah sakit. Tujuan rekam medis secara rinci akan terlihat dan analog
dengan kegunaan rekam medis itu sendiri.
Kegunaan Rekam Medis dapat dilihat dari beberapa aspek
a. Aspek Administrasi (Administration)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan
kesechatan.
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis karena rekam medis
dipakai sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan terhadap
seorang pasien.
c. Aspek Hukum (Legal)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya
mengandung jaminan hukum atas dasar keadilan dalam rangka usaha
menegakkan hukum dan penyediaan tanda bukti untuk penegak
keadilan.
d. Aspek Keuangan (Financial)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena dapat
dijadikan penetapan berapa biaya yang harus dibayar saat menerima
pelayanan.
e. Aspek Penelitian (Research)
Suatu berkas rekam medis dapat dijadikan bahan penelitian karena
didalamnya berisikan informasi data medis untuk pengembangan ilmu
kesehatan.
f. Aspek Pendidikan (Education)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isinya
disajikan secara kronologis sesuai dengan kejadiannya mulai dari
pemeriksaan, tindakan, pengobatan dan diagnosa akhir, sehingga dapat
dijadikan bahan referensi pendidikan di bidang profesinya.
g. Aspek Dokumentasi (Documentation)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena isinya
menjadi sumber ingatan yang harus disimpan sebagai bahan
pertanggungjawaban laporan rumah sakit.

Dari beberapa aspek kegunaan rekam medis di atas, terlihat bahwa


rekam medis tidak hanya menyangkut pasien dan pemberi pelayanan saja
melainkan mempunyai kepentingan dan kegunaan yang luas yang secara
umum dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang
ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan pengobatan dan
perawatan kepada pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/ perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/ dirawat di rumah
sakit.
d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
g. Sebagai dasar idalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik
terhadap pasien.
h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan.
3. Perkembangan Rekam Medis di Indonesia
Rekam Medis di Indonesia telah dikenal semenjak masa pra
kemerdekaan, hanya saja masih belum dilaksanakan dengan baik,
penataan atau mengikuti sistem informasi yang benar tetapi dibuat/
dilaksanakan sesuai selera pimpinana rumah sakit tersebut. Dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1960, kepada semua
petugas kesehatan diwajibkan untuk menyimpan rahasia kedokteran,
termasuk berkas rekam medis. Kemudian pada tahun 1972 dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 034/Birhup/1972, ada kejelasan
bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan
medical record. Bab I pasal 3 menyatakan bahwa guna menunjang
terselenggaranya rencana induk (master plan) yang baik, maka setiap
rumah sakit
a) Mempunyai dan merawat statistik yang up to date
b) Membuat medical record yang berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan

Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar di


institusi pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit, penyelenggaraan
rekam medis dapat berjalan dengan baik. Diharapkan dengan
diberlakukannya Permenkes No. 749a tahun 1989 tentang Rekam Medis/
Medical Record yang merupakan landasan hukum, semua tenaga medis
dan paramedis di rumah sakit yang terlibat dalam penyelenggaraan rekam
medis dapat melaksanakannya. Dalam pasal 22 disebutkan bahwa hal-hal
teknis yang belum diatur dan petunjuk pelaksanaan peraturan akan
ditetapkan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan bidang tugas masing-
masıng.

E. SISTEM INFORMASI PERUMAHSAKTAN DI INDONESIA


Sistem Informasi Perumahsakitan di Indonesia sudah dikembangkan
sejak tahun 1972, dengan ditetapkannya Sistem Pelaporan Rumah Sakit
melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 651/XI-AU/PK/72 tanggal 27
Nopember 1972.
Sistem pelaporan Rumah Sakit tersebut telah beberapa kali mengalami
revisi, dan revisi yang terakhir dilakukan adalah revisi ketiga dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 691A/Menkes/SK/XII/84, disertai
beberapa perubahan dengan adanya SKB Direktur Jenderal Pelayanan Medik
dan Direktur Jenderal PPM & PLP No. 68)/Yanmed/Info/SK/IV/1987 dan No.
280-I/EI/01.01.01 sebagai tindak lanjut rapat konsultasi survailans nasional
yang diadakan di Ball bulan Maret 1987, dimana telah dicapai suatu
konsensus untuk mengadakan integrasi pengumpulan data survailans
epidemiologi dari rumah sakit dalam rangka efisiensi sistem informasi.
Melalui keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.HK.00.05.
1.4.5482 tanggal 2 Januari 1997, dilakukan penyempurnaan dari isi
(substansi) laporan. Pembakuan dari Sistem Pelaporan Rumah Sakit
merupakan landasan di dalam upaya memantapkan sistem informasi
perumahsakitan, karena salah satu modal utama untuk menunjang kelancaran
informasi adalah tersedianya data dasar yang didapatkan dari unit pelapor.
Disamping itu tidak kalah pentingnya adalah proses tindak lanjut berupa
pengolahan serta penyajian.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat
SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses
dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam
bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari
Sistem Informasi Kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nonor
82 Tahun 2013 dijelaskan bahwa Setiap Rumah Sakit wajib
menyelenggarakan SIMRS atau Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Aplikasi penyelenggaraan SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit harus
memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
1. Persyaratan
Salah satu persyaratan adalah arsitektur. Arsitektur SIMRS paling
sedikit terdiri atas: kegiatan pelayanan utama (front office); kegiatan
administratif (back office); dan komunikasi dan kolaborasi. Selain itu 
Rumah Sakit dapat mengembangkan SIMRS dengan menambahkan
arsitektur pendukung yang berupa Picture Archiver System (PACS),
Sistem Manajemen Dokumen (Document Management System), Sistem
Antar Muka Peralatan Klinik, serta Data Warehouse dan Bussines
Intelegence.
2. Fungsi Pelayanan
Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi,
visi, misi dan strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit
(menurut WHO tahun 1957), memberikan pelayanan kesehatan lengkap
kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output
layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah
Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk
penelitian biososial. Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan
rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama
menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitasipasien).
3. Proses Bisnis
Dengan demikian secara umum sistem informasi Rumah Sakit
harus selaras dengan bisnis utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu
sendiri, terutama untuk informasi riwayat kesehatan pasien atau rekam
medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang diberikan kepada pasien), informasi kegiatan
operasional (termasuk informasi sumber daya manusia, material, alat
kesehatan, penelitian serta bank data.
Keberhasilan implementasi sistem informasi bukan hanya
ditentukan oleh teknologi informasi tetapi juga oleh faktor lain, seperti
proses bisnis, perubahan manajemen, tata kelola IT dan lain-lainnya.
Karena itu bukan hanya teknologi tetapi juga kerangka kerja secara
komprehensif sistem informasi Rumah Sakit.
Rumah Sakit Krakatau Medika telah melaksanakan amanah regulasi
tentang SIMRS tersebut dengan instalasi SITMAPAS singkatan dari
Sistem Informasi Manajemen Pasien. SITMAPAS memilki kemampuan
pengelolaan pasien mulai dari entri (masuk) pendaftaran, baik itu di IGD
(Instalasi Gawat Darurat), Rawat Jalan, dll, pengelolaan selama
perawatan sampai dengan kesembuhan atau keluar (exit) dari Rumah
Sakit.
Kini sedang disiapkan New KHS (Krakatau Hospital System);
bekerja sama dengan PT. Krakaau Information Technology membangun
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berbasis web yang terintegrasi
dengan bisnis proses lainnya yang ada di Rumah Sakit. Diharapkan New
KHS ini menjadi Aplikasi SIMRS yang juga berlaku sebagai Software
ERP (Enterprise Resource Planning) di Rumah Sakit.
4. Ruang Lingkup
Penyelenggaraan SIMRS dapat menggunakan aplikasi dengan kode
sumber terbuka (open source) yang disediakan oleh Kementerian
Kesehatan atau menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Rumah Sakit.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) harus meliputi hal
hal sebagai berikut:
a. Strategi
b. Proses Bisnis
c. Arsitektur Infrastruktur
d. Arsitektur Data
e. Arsitektur Aplikasi
f. Keamanan Sistem Informasi
g. Interoperabilitas
h. Tata Kelola
BAB III

REVIEW JURNAL

KE EFEKTIFAN PENGGUNAAN SIMRS DI RUMAH SAKIT DI


YOGYAKARTA

Judul Penggunaan Sistem Informasil Manajemen Rumah Sakit


(SIMRS) di DIY
Jurnal Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia
Volume & Halaman 2013 & 428-434
Tahun 2013
Penulis Evy Hariana, Guardian Yoki Sanjaya, Annisa Ristya
Rahmanti, Berti Murtiningsih, Eko Nugroho

Reviewer Kelompok Ganjil


Tanggal 13 Oktober 2020

Tujuan Penelitian Penelitian diadakan untuk mendeskripsikan sejauh mana


SIMRS digunakan untuk mendukung pelayanan pasien.

Subjek Penelitian 66 rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta namun yang


mengisi kuisoner hanya 57 rumah sakit.

Metode Penelitian Penelitan ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif


kuantitatif. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi
dari EMRAMtool Healthcare Information and
Management Systems Society (HIMSS). Penggunaan sistem
informasi diukur dengan sejumlah variabel menggunakan
skala ordinal 1 sampai 5. Total skor variabel akan
dikategorikan menjadi tinggi dan rendah berdasarkan
standar cut off point dari skor yang didapatkan. Analisis uji
hubungan menggunakan chi squaremdikarenakan data tidak
terdistribusi secara normal. Analisis fisher exact test
digunakan untuk data yang memiliki expected value < 5.

Langkah Penelitian 1. Mengundang pengelola sistem informasi di 66 rumah


sakit di DIY untuk menghadiri pertemuan yang
diselenggarakan di Dinas Kesehatan DIY
  2. Kuesioner juga dikirimkan ke rumah sakit yang tidak
hadir dalam pertemuan tersebut.
  3. Pengukuran menggunakan skala ordinal 1 samapi 5 untuk
mengetahu penggunaan sistem informasi dengan sejumlah
variabel
  4. Total skor variabel akan dikategorikan menjadi tinggi dan
rendah berdasarkan standar cut off point dari

  skor yang didapatkan.

Hasil Penelitian Dari Penelitian ini ada 5 variabel atau aspek yang
digunakan untuk mengetahui level adopsi sistem informasi
manajemen rumah sakit (SIMRS) di rumah sakit yang
diteliti.

  1. Variabel pertama adalah karaktersitik rumah sakit dari


data yang telah di ambil sebanyak 82% 57 rumah sakit telah
menerapkan SIMRS sisanya belum mengadopsi SIMRS.
  2. Variabel kedua adalah fungsi administrasi dan fungsi
klinis sitem informasi, dari 48 rumah sakit yang telah
melaksanakan SIMRS. Dari Data pengadopsian sistem
informasi komunikasi masih berfokus pada fungsi
administrasi, namun di beberapa rumah sakit juga telah
mengarah pada menggunakan SIMRS untuk pelayanan
klinis seperti dokumentasi medis dan keperawatan
(52,33%), juga sistem informasi laboratorium (39,58%)
  3. Aspek ketiga merupakan penggunaan standar kodefikasi
dan terminologi medis. Standar kodefikasi yang paling
banyak digunakan yang paling banyak digunakan adalah
standar kodefikasi diagnosis. Namun sayangnya masih
banyak yang belum menerapkan beberapa standar
kodefikasi dan terminologi yang penting di rumah sakit
mereka.
  4. Aspek keempat adalah pertukaran data elektronik, dari 48
rumah sakit yang menggunakan sistem informasi
manajemen rumah sakit hanya 18,75% yang mampu
melakukan pertukaran data elektronik. Sisanya tidak mampu
melakukan pertukaran data elektronik karena kurangnya
penggunaan standar terminologi.
  5. Aspek pentingnya ketersedian tenaga TI Di rumah sakit,
ketersediaan infrastruktur,
keorganisasian, dukungan manajemen dan pendanaan,
kebijakan nasional dan ketersediaan sumber daya
manusia. SDM yang berasal dari tenaga TI Sangat
mempengaruhi keberhasilan penerapan SIMRS DI rumah
sakit.
Kekuatan Penelitian Data yang tampilkan oleh peneliti nyata, dan terstruktur dan
dituliskan dengan baik

Kelemahan Masih terdapat kesalahan penulisan, seperti tidak diberinya


Penelitian tanda spasi pada beberapa kalimat sistem informasi, dan
beberapa kesalahan lainnya.

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif maka dapat


disimpulkan bahwa penggunaan sistem informasi
manajemen rumah sakit sudah diimplementasikan di 48
rumah sakit di DIY. Penggunaan sistem ini masih terfokus
pada fungsi administrasi walaupun sudah mengarah pada
fungsi klinis. Peran organisasi (ketersediaan unit sistem
informasi) dan sumber daya manusia dengan latar belakang
TI sangat mendukung terhadap pengembangan dan
keberlangsungan SIMRS.

Tujuan Penelitian Penelitian diadakan untuk mendeskripsikan sejauh mana


SIMRS digunakan untuk mendukung pelayanan pasien.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Rumah sakit sarana kesehatan berfungsi untuk upaya kesehatan
dasar/kesehatan rujukan/kesehatan penunjang, yang dapat digunakan untuk
kepentingan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang kesehatan dan terciptanya manajemen pelayanan dan
administrasi yang bermutu untuk meningkatkan kinerja rumah sakit.
Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan
dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, analisa dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan rumah sakit. Bertugas menyiapkan informasi untuk kepentingan
pelayanan rumah sakit. Subsistemnya antara lain : subsistem pengembangan
dan subsistem operasional.
Jenis Sistem informasi rumah sakit yaitu: sistem informasi
klinik/medic, sistem informasi adminitrasi, dan sistem informasi manajemen
perencanaan dan pengawasan. Sedangkan tugas informasi rumah sakit adalah
jaminan oleh kualitas pelayanan, perbaikan biaya dan kenaikan produksi,
analisa penggunaan dan analisa penggunaan dan penaksiran permintaan,
perencanaan program dan evaluasi, penyederhanaan laporan internal dan
eksternal, penelitian klinik, pendidikan
Rekam Medis adalah catatan yang berisi informasi tentang identitas
dan riwayat seorang pasien selama menerima pelayanan medik di sebuah
organisasi kesehatan, dan disajikan secara kronologis sesuai dengan
kejadiannya sampai dengan pemeriksaan, tindakan dan pengobatan serta
diagnosa akhir. Tujuannya untuk menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Hariana, Evy, dkk. 2013. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah


Sakit (SIMRS) di DIY. Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia,( 2013), 428-
434.
Kunariadi, Didik Sugeng. 2020. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS). https://krakataumedika.com/info-media/artikel/sistem-informasi-
manajemen-rumah-sakit-simrs (diakses pada tanggal 11 Oktober 2020 pukul 17.00
WIB)

Loekito, Ronny. 2014. Outsourcing Sistem Informasi Rumah Sakit.


http://www.rent-at-soft.com/index.php/article/it-articles/sistem-informasi-
manajemen-rumah-sakit-simrs-berbasis-web-based/2-uncategorised (diakses pada
tanggal 11 Oktober 2020 pukul 17.30 WIB)

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai