Disusun Oleh:
Kelompok 2 Kelas 3B
Dosen Pembimbing :
Lusi Andriani, SST, M.Kes
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
1.1 Kesimpulan................................................................................................................12
1.2 Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal
dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa
tetapi tidak dapat juga disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai
saat laki-laki atau perempuan berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22
tahun.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat, pertambahan berat
dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
identitas sangat menonjol dan lebih suka menghabiskan waktu diluar waktu
kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik masalah kekurangan gizi atau
kelebihan gizi.
Masalah gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif pada tingkat
40%) dan IMT kurang dari batas normal atau kurus (berkisar 30%). Banyak faktor
yang bisa menyebabkan hal ini terjadi, tetapi dengan mengetahui faktor-faktor
penyebab yang mempengaruhi hal ini dapat membantu upaya
penanggulangannya.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Mengetahui peran zat gizi bagi remaja, Mengetahui pentingnya nutrisi pada
remaja, mengetahui akibat dari kelebihan dan kekurangan gizi pada usia remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu
jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung
lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang
aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah
kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur,
ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan
Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk
Nutrisi yang tepat itu sangat penting untuk menjaga kesehatan anak remaja, agar
mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan normal. Pola makan yang sehat juga
membantu para remaja untuk berpartisipasi lebih aktif disekolah dan beraktivitas
fisik. Pada beberapa tahun belakangan ini, telah terjadi penurunan status nutrisi
dan kesehatan pada remaja. Hasil survey menunjukkan bahwa setidaknya 18%
anak-anak dan remaja yang berusia 6 - 10 tahun kelebihan berat badan, dan
Ditahun 2000, lebih dari 16% populasi yang berusia dibawah 18 tahun hidup
nutrisi yang cukup. Banyak remaja yang mengkonsumsi kalori lebih dari yang
mereka butuhkan, namun tidak mendapat jumlah nutrisi harian yang cukup seperti
yang direkomendasikan. Salah satu keprihatinan utama mengenai anak dan remaja
adalah level kalsium, potassium, serat, magnesium, dan vitamin E yang kurang
Pola makan yang tidak sehat akan mengarah pada status nutrisi yang buruk dan
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan dan nutrisi pada remaja bukan
yang akan datang. Sebagai contoh, kekurangan kalsium pada usia remaja bisa
memperbesar resiko osteoporosis saat mereka dewasa. Yang terakhir, nutrisi pada
remaja itu penting karena sebagian remaja punya masalah kesehatan yang
Diabetes type 1, atau juvenile diabetes, di diagnosa pada sebanyak 13.000 anak
dalam satu tahun, seringkali selama mereka masih berusia remaja. Hal ini
membutuhkan pengontrolan faktor-faktor diet dan gaya hidup yang bisa jadi
cukup sulit untuk remaja yang sibuk. Yang mengejutkan, peningkatan dalam
obesitas berarti bahwa diabetes type 2, yang dimasa lalu hanya di alami oleh
orang dewasa, saat ini frekuensinya juga semakin meningkat pada remaja.
mengembangkan ilmu gizi dan memupuk kesadaran gizi bagi remaja. Sehingga
akan menyadari bahwa makanan yang cukup diperlukan oleh tubuh, cukup dalam
makan sehat.
Gizi berasal dari bahasa Arab yaitu algizzai yang artinya sari pati makanan. Pola
penyempurna. Pada dasarnya masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku
gizi yang salah, yaitu ketidak seimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan
atau status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi dalam jangka waktu
cukup lama.
Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal, maupun gizi lebih.
Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit
Kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi kerja dan prestasi belajar, selain
remaja:
1. Psikologis.
2. Lingkungan sekolah.
Cukup banyak masalah yang berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi
terlalu dini, terbukti menambah beban para remaja. Dalam beberapa hal masalah
gizi remaja serupa, atau merupakan kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak,
yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekuranga berat badan. Masalah ini
sebagian besar remaja wanita tidak mencukupi kebutuhan harian yang dianjurkan.
Di Negara yag sedang berkembang, ekitar 27% remaja laki-laki dan 26% remaja
wanita menderita anemia; sementara di Negara maju angka tersebut hanya berada
pada bilangan 5% dan 7%. Secara garis besar, sebanyak 44% wanita di Negara
kekurangan besi.
Salah satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah konsumsi makanan
olahan, seperti yang ditayangkan di iklan televisi, secara berlebihan. Makanan ini,
meski dalam iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu banyak
gula serta lemak, di samping zat aditif. Konsumsi makanan sejenis ini secara
berlebihan dapat berakibat kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada makanan
olahan yang mengandung zat ini menyebabkan remaja mengalami perubahan
meningkatkan kebutuhan energy dan zat gizi, di samping itu tidak sedikit remaja
Hampir 50% remaja (Daniel, 1977) terutama remaja yang lebih tua, tidak sarapan.
Penelitian lain membuktikan masih banyak remaja (89%) yang meyakini jika
sarapan memang penting. Namun, mereka yang sarapan secara teratur hanya 60%.
Remaja putri malah melewatkan dua kali waktu makan, dan lebih memilih
kudapan. Sebagian besar kudapan bukan hanya kalori, tetapi sedikit sekali
“Makanan Sampah” (junk food) kini semakin digemari oleh remaja, baik hanya
sebagai kudapan maupun “makan besar”. Disebut makanan sampah karena sangat
sedikit (bahkan ada yang tidak sama sekali) mengandung kalsium, besi,
kolesterol, dan natrium tinggi. Proporsi lemak sebagai penyedia kalori lebih dari
pada umumnya diderita oleh remaja putri, terbanyak pada usia 14 dan 18, karena
meningkat terus dari tahun ke tahun. Gambaran khasnya ialah kehilangan nafsu
makan yang berat dan parah yang disertai oleh amenore kronis. Anoreksia terkait
Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada
konsumsi remaja kurang dari jumlah yang dianjurkan, tidak berarti kebutuhannya
belum tercukupi. Status gizi remaja harus dinilai secara perorangan, berdasarkan
data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimiawi, antropometris, diet, serta
psikososial.
Banyaknya energy yang dibutuhkan remaja dapat diacu pada table RDA. Secara
garis besar, remaja putra memerlukan lebih banyak energy ketimbang remaja
putri. Pada usia 16 tahun remaja putera membutuhkan sekitar 3.470 kkal per hari,
dan menurun menjadi 2.900 pada usia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri
memuncak pada usai 12 tahun (2.550 kkal), kemudian menurun menjadi 2.200
kkal pada usia 18 tahun. Perhitungan ini didasarkan pada stadium perkembangan
fisiologis, bukan usia kronologis. Wait dkk. Menganjurkan penggunaan kkal per
cm tinggi badan sebagai penentu kebutuhan akan energy yang lebih baik.
Perkiraan energy untuk remaja putera berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm,
sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkal/cm.
bukan usia kronologis. Untuk remaja putera, kisaran besarnya kebutuhan ini ialah
0.29-0.32 g/cm tinggi badan. Sementara remaja putri hanya 0.27-0.29 g/cm.
Kebutuhan akan semua jenis mineral juga meningkat. Penigkatan kebutuhan akan
besi dan kalsium paling mencolok karena kedua mineral ini merupakan komponen
penting pembentuk tulang dan otot. Asupan kalsium yang dianjurkan sebesar 800
vitamin di atas kebutuhan semasa bayi dan anak. Asupan thiamin, riboflavin, dan
niacin harus ditambah sejajar dengan pertambahan energy. Vitamin ini diketahui
jaringan mengisyaratkan pertambahan asupan vitamin B6, B12 dan asam folat.
Ketiga jenis vitamin ini berperan dalam sintesis RNA dan DNA. Untuk menjaga
agar sel dan jaringan baru tidak cepat rusak, asupan vitamin A, C, dan E juga
pembentukan tulang. Kadar vitamin C dalam serum remaja cukup rendah (Dep.
Perranian AS, Guenter dkk, 1986), terutama mereka yang mematangkan sayur dan
Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh
kembang yang kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan yang salah,
pengaruh dari lingkungan pergaulan (ingin langsing). Remaja putri yang kurang
gizi tidak dapat mencapai status gizi yang optimal (kurus, pendek dan
pertumbuhan tulang tidak proporsional). Kurang zat besi dan gizi lain yang
penting untuk tumbuh kembang (zinc), sering sakit-sakitan. Dari kedua masalah
status gizi remaja putri tersebut, diperlukan upaya peningkatan status gizinya,
karena remaja putri membutuhkan zat gizi untuk tumbuh kembang yang optimal
dan remaja putri perlu suplementasi gizi guna meningkatkan status gizi dan
kesehatannya.
Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya lebih banyak ditemukan pada
remaja perempuan. “Kurus itu indah”, kata mereka dan sering merupakan moto
bagi remaja perempuan. Body image kurus itu indah dan cantik, merupakan salah
satu penyebab anorexia nervosa dan bulimia (keduanya merupakan keadaan buruk
akibat ingin kurus, sehingga menolak makan atau memuntahkan kembali makanan
Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone pada remaja serta hormon
testosteron pada remaja pria terjadi dengan pesat pada masa ini. Jika tidak
diimbangi dengan perawatan tubuh yang baik, terutama kebersihan badan dan
asupan nutrisi yang baik, peningkatan kadar hormon tersebut bisa mengakibatkan
munculnya jerawat yang sering kali mengganggu penampilan. Hal ini terjadi
kaya serat. Remaja yang tak memperoleh cukup gizi yang biasa didapati pada
buah-buahan dan ikan lebih rentan terhadap kondisi paru-paru yang dibawah
normal, sakit asma, batuk dan sesak nafas. Remaja dengan asupan dan terutama
dengan yang lain. Remaja yang kurang mengkonsumsi vitamin E, yang terdapat
pada minyak nabati dan kacang, lebih mungkin untuk terserang asma. Remaja
yang mengkonsumsi kurang banyak buah dan lebih sedikit asam lemak omega-3
lebih mungkin untuk terserang asma dan gangguan pernafasan seperti tersengal-
sengal.
Salah satu masalah gizi remaja yang berkaitan langsung dengan AKI adalah
anemia gizi. Anemia, dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-
hari yang kurang mengandung zat besi, selain faktor infeksi sebagai pemicunya.
Anemia, terjadi pula karena peningkatan kebutuhan pada tubuh seseorang seperti
pada saat menstruasi, kehamilan, melahirkan, sementara zat besi yang masuk
sedikit.
Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada keadaan yang biasa
terjadi. Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan ke
Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan
vitamin A.
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan makanan dengan
tujuan agar masyarakat terhindar dari defisiensi (kekurangan) zat gizi tersebut.
Biasanya, zat gizi yang ditambahkan adalah zat gizi mikro yang masih menjadi
masalah di Negara bersangkutan atau berisiko untuk menjadi masalah jika tidak
Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat dan iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada
tepung.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang lebih, karena pada saat tersebut terjadi
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun, kebutuhan
gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan
meningkat pada masa remaja adalah energi, protein, kalsium, besi, dan zinc.
1.2 Saran
Suatu tim interdisiplin akan lebih berhasil untuk menyelesaikan masalah remaja di
http://lingkupanilmu.blogspot.com/2016/09/makalah-gizi-remaja.html
https://www.google.co.id/search?
q=latar+belakang+makalah+gizi+pada+remaja&oq=latar+belakang+makalah+gizi
+pada+remaja&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://rentinasmawati.wordpress.com/2016/06/12/gizi-seimbang-pada-remaja/