Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : Angkatan 114
Nama Mata Pelatihan : Kebijakan Pengembangan SDM Aparatur dan Nilai-Nilai ASN
Nama Peserta : Nevriyani Pasaribu, S.Pd
Nomor Daftar Hadir : 04
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : LPP AGRO NUSANTARA WILAYAH MEDAN
A. Pokok pikiran
Dalam beberapa hal Aparatur Sipil Negara (ASN) harus benar-benar memiliki postur ASN yang
yang handal, profesional, dan bermanfaat. ASN yang Handal dimaksudkan bahwa ASN memiliki
Knowledge (Ilmu Pengetahuan), yang menunjukkan intelegensi, penguasaan terhadap science dan
technology baik dalam bidang pendidikan (education), art (seni), engineering, dan math.
ASN yang profesional dimaksudkan adalah ASN yang memiliki skill atau kecapakan dan
kompetensi. Ada 3 (tiga) kompetensi yang harus dimiliki oleh ASN yaitu:
1. Kompetensi Teknis.
Kompetensi Teknis dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan
pengalaman secara teknis. Kompetensi ini merupakan syarat yang pada umumnya digunakan
pada perekrutan ASN.
2. Kompetensi Manajerial.
Kompetensi manajerial diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan
pangalam kepemimpinan.
3. Kompetensi Sosial Kultural
Kompetensi Sosial Kultural diukur dari pengalaman kerja yang berkaitan dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
Kemudian ASN harus bermanfaat yaitu ASN yang memiliki mental yang menyangkut
semangat juang tidak hanya sebatas baik dan buruk saja, siap menghadapai era transparansi dan
keterbukaan. Namun aspek mental sering sekali terabaikan oleh ASN. Padahal ketika menyanyikan
lagu Indonesia Raya jelas tertuang apda lirik nya “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya”. Apa yang
bisa kita ambil dari lirik tersebut adalah bahawa kemerdekaan Indonesia hingga sampai 75 tahun ini
dibangun dengan dua kekuatan yaitu kekuatan jiwanya dan kekuatan badannya. Dimana
mental/attitude (semangat juang) merupakan aspek jiwa sedangkan knowledge dan skill merupakan
bagian dari aspek badannya. Maka dua potensi tersebut haruslah menjadi perhatian bagi setiap ASN.
Adapun mental/attitude yang harus dimiliki oleh ASN adalah:
1. Etika, yang merupakan prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kejujuran dan integritas
3. Bertanggung jawab
4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat
5. Hormat pada aturan & hukum masyarakat
6. Hormat pada hak orang/warga lain
7. Cinta pada pekerjaan
8. Berusaha keras untuk menabung & investasi
9. Mau bekerja keras
10. Disiplin waktu
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bapak H. Asren Nasutin, M.A melalui kunjungan
beliau ke beberapa negara, mental inilah yang merupakan prinsip dasar kehidupan masyarakat maju.
Ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA) dari suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya
atau miskin. Misalnya, Jepang mempunyai area yang sangat terbatas yang daratannya 80% berupa
pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian dan peternakan. Tetapi, saat ini Jepang
menjadi raksaa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana negara “industri terapung” yang besar
sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya.
Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi bisa menjadi negara pembuat coklat terbaik
di dunia. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratan yang bisa ditanami. Swiss juga mengolah susu
dengan kualitas terbaik, Nestle adalah salaah satu perusahaan makanan terbesar dunia. Swiss juga
tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas dan ketertiban, tetapi saat ini bank-bank
di Swiss menjadi bank yang sangat diminati oleh dunia.
Disisi lain Singapura, Kanada, Australia dan New Zealand yang merupakan negara yang
umumnya kurang dari 150 tahun dalam membangun yang saat ini mereka adalah bagian dari negara
maju dunia, dan penduduknya tidak lagi miskin.
Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara
terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasaan
meliankan dalam hal mental/attitude yang menyebabkan suatu negara tersebut menjadi terbelakang.
Oleh sebab itu mental/attitude merupan prinsip dasar kehidupan yang harus diadopsi oleh ASN karena
ASN merupan tombak kemajuan Negara Republik Inonesia.
Tokoh yang menurut saya yang menjadi inspirasi dalam penerapan nilai-nilai ASN adalah
Baharuddin Lopa. Mantan Jaksa agung yang dikenal sebagai jaksa agung yang kelewat jujur dan
sederhana. Ada banyak cerita yang menggambarkan bagaiamana baharuddin lopa memegang teguh
profesional, skill, dan attitude dalam melaksanakan tugasnya. Ketika baru diangkat sebagai Kajati
Sulawesi Selatan, Lopa ingatkan publik melalui surat kabar, “Jangan berikan uang kepada para jaksa.
Jangan coba-coba menyuap para penegak hukum, apapun alasannya!” Menurut Wakil Presiden Jusuf
Kalla, yang dulunya berbisnis mobil, Lopa bukan tipe pejabat yang suka menerima upeti. Dia tidak suka
memeras. Selain itu contoh kecil yang menggambarkan bagaimana Baharuddin Lopa menghindari
konflik kepentingan adalah telepon dinas di rumahnya selalu dikuncinya. Lopa melarang siapapun di
rumahnya memakainya. Untuk itu, Lopa sampai memasang telepon koin di rumah jabatannya, agar
tidak campur aduk kepentingan pribadi dan dinas. Lopa melakukan itu bukan karena dia melarat.
Tetapi dia berusaha keras untuk menanbung dan investasi. Setidaknya, Lopa pernah mencatatkan
kekayaan pribadinya senilai Rp1,9 miliar dan simpanan $20 ribu. Namun, Lopa hanya ingin hidup
sederhana. Tak hanya sederhana, Lopa rupanya tak ingin memakai barang milik negara juga.
Dari pemaparan tersebut terlihat bagaiamana bapak Baharuddin Lopa menerapkan prinsip-
prinsip dasar kehidupan masyarakat maju/attitude seorang ASN sebagai seorang pemimpin yang
memiliki komitmen yang tinggi, membuat tidak hanya masyarakat percaya, tetapi para petinggi-
petinggi negara dimana beliau dipercaya memegang jabatan-jabatan strategis mulai dari bupati sampai
ketua kejaksaan agung. Sebagai orang hokum tentunya beliu sangat menjunjung tinggi kewajiban dan
kepatuhan hukum, memegang teguh bahwa ada konsekuensi hasil dari suatu tindakan, dalam wujud
perorangan maupun institusi. Dan terakhir menghindari konflik kepentingan baik yang menyangkut
keuangan dan non keuangan.
B. Penerapan
Sebagai seorang guru, penerapan nilai-nilai ASN dapat dilakukan ketika melaksanakan
pembelajaran. Di dalam kelas kita sebagai guru harus handal, prosional dan bermanfaat bagi siswa. Di
dalam kelas kita juga merangkap sebagai pimpinan yang menerapkan prinsip memberikan tauladan di
depan, ditengah membangun semangat juang dan memberikan dorongan dari belakang. Pada aspek
transparansi atau keterbukaan informasi, di akhir semester kita memaparkan nilai capaian hasil belajar
siswa yeng merupakan akumulasi dari nilai tugas, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester, siswa
diberikan waktu untuk melakukan koreksi, perbaikan/remedial terhadap nilai yang mereka dapatkan.
Diawal pertemuan saya memaparkan tujuan pembelajarn yang mengacu kepada Kompetensi Dasar dan
Indikator Penialain kognitif, psikomotorik dan afektif, sehingga ketika ada siswa yang melakukan
pelanggaran maka akan saya tindak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada kelas saya menerapkan
pembagian tugas kelompok dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap anggota kelompok
memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk menyelesaikan tugas proyek yang saya
berikan.
Selain itu pada saat pemberian nilai siswa. Dengan tidak membeda-bedakan antara siswa satu
dengan yang lainnya selain dari hasil dari tugas ujian akhir semester, ujian tengah semester dan proses
pembelajaran. Selain dalam kelas, penerapan nilai-nilai ASN juga saya terapkan ketika dipercaya
menjadi pelatih pada beberapa kegiatan lomba yang ada di unit kerja saya. Saya melaksanakan tugas
sesuai dengan SOP yang diberikan, bertanggung jawab untuk menyukseskan suatu kegiatan dan
mempertanggungjawabkan apa yang telah dilaksanakan dalam rangka menyukseskan suatu kegiatan.
Dan berusaha semaksimal mungkin menghindari konflik kepentingan terutama dalam melaksanakan
tugas sebagai wali kelas di sekolah..

Anda mungkin juga menyukai