Anda di halaman 1dari 12

Pahrul Arifin, Benny Nawa Trisna, Muh.

Fajaruddin Atsnan e-ISSN 2579-3977

MENGEMBANGKAN SELF-EFFICACY MATEMATIKA


MELALUI PEMBELAJARAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 27 BANJARMASIN
TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Pahrul Arifin, Benny Nawa Trisna, Muh. Fajaruddin Atsnan


Pendidikan Matematika STKIP PGRI Banjarmasin
Pahrul09@gmail.com, benny@stkipbjm.ac.id, atsnan@stikip.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui self-efficacy siswa terhadap matematika
sebelum dan sesudah pembelajaran melalui Pendekatan Matematika Realistik. (2) Mengetahui
perkembangan self-efficacy siswa terhadap matematika sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
Pendekatan Matematika Realistik. Jenis penelitian ekperimen dengan desain penelitian one group
pretest and posttes design, dengan populasi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Banjarmasin tahun peajaran
2016/2017. sampel penelitian dipilih dengan teknik purpossive sampling, sebanyak 30 orang siswa di
kelas VII D. Teknis analisis data yang digunakan teknik analisis deskriptif dan data analisis kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan self-efficacy siswa terhadap matematika sebelum perlakuan dengan
persentase kategori rendah 40%, kategori sedang 47%, dan 13% termasuk kategori tinggi. Sedangkan
self-efficacy siswa terhadap matematika setelah pembelajaran melalui PMR, diperoleh persentase self-
efficacy siswa terhadap matematika 3% yang termasuk kategori rendah, 73% untuk kategori sedang,
dan 23% untuk kategori tinggi. Melalui uji Wilcoxon pada taraf signifikan 5% memperlihatkan nilai
Sig. Sebesar 0,000 lebih kecil dari = 0,005. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perkembangan self-
efficacy siswa terhadap matematika melalui Pendekatan Matematika Realistik lebih baik dibandingkan
pembelajaran sebelumnya. Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini sebagai alternatif untuk
mengembangkan self-efficacy siswa terhadap matematika hendaknya guru menggunakan model
pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik.

Kata kunci : self-efficacy, Pendekatan Matematika Realistik (PMR)

Matematika merupakan telaah tentang memberikan bekal kompetensi yang memadai,


pola dan hubungan saatu jalan atau pola fikir, baik untuk studi lanjut maupun untuk
suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. memasuki dunia kerja (Hendriana, Sumarno
Hakikat matematika bersifat abstrak, sehingga 2014:9).
pelajaran matematika menjadi menakutkan Sedangkan self-efficacy matematika
dan sulit bagi sebagian besar siswa. Guna sendiri adalah penilaian terhadap diri sendiri
mengubah presepsi tersebut mengembangkan terhadap kemampuan yang dimiiki dalam
minat dan rasa senang siswa terhadap pelajaran menyelesaikan masalah matematika. Self-
matematika, terutama dalam menanamkan rasa efficacy matematika memiliki kontribusi
percaya diri yang kuat ketika mempelajari atau positif serta peranan yang sangat penting
menyelesaikan masalah matematika. terhadap prestasi belajar matematika yang
Tujuannya agar pembelajaran matematika dapat dicapai oleh siswa. Self-efficacy
yang bermakna bagi siswa sehingga matematika yang tinggi akan mendorong

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 93 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017

pencapaian prestasi belajar matematika siswa dalam usahanya. Dimensi ini berkaitan dengan
yang lebih baik. dimensi level, yaitu semakin tinggi taraf
Bandura (1997) mengemukakan bahwa kesulitan maka semakin lemah keyakinan yang
self-efficacy merupakan suatu faktor penentu dirasakan untuk menyelesaikan kesulitan
pilihan utama untuk pengembangan individu, tersebut.
ketekunan dalam menggunakan berbagai
3) Tingkat Generalisasi (Generality)
kesulitan, dan pemikiran memola dan reaksi-
reaksi emosional yang dialami. Self-efficacy Tingkat generalisasi (Generality)
dapat dikembangkan dari diri siswa dalam berkaitan dengan luas bidang tingkah laku
pembelajaran matematika, melalui empat yang dirasakan seseorang yakin akan
sumber, yaitu (1) pengalaman kinerja; (2) kemampuannya. Seseorang dapat merasa
pengalaman orang lain; (3) aspek dukungan yakin terhadap kemampuan dirinya. Apakah
langsung/sosial; dan (4) aspek psikologi dan terbatas pada suatu aktivitas dan situasi
afektif. tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan
Menurut Bandura (Ghufron dan situasi yang bervariasi.
Risnawita, 2010: 80), self-efficacy pada diri
Menurut Stipek dalam La Moma (2014)
seseorang akan berbeda antara satu orang
mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
dengan yang lainnya diantara:
untuk mengembangkan self-efficacy siswa
1) Tingkat Kesulitan (Magnitude/Level) antara lain:
Tingkat kesulitan (magnitude/level) 1) Ajarkan strategi spesifik. Ajari siswa
berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika strategi tertentu, seperti menyusun garis
seseorang merasa mampu untuk besar dan ringkasan, yang dapat
melakukannya. Dimensi ini memiliki meningkatkan kemampuan mereka
implikasi terhadap pemilihan tingkah laku untuk fokus pada tugas mereka.
yang akan dicoba atau dihindari. Seseorang
2) Bimbing siswa dalam menentukan
akan mencoba tingkah laku yang dirasa
tujuan. Bantu mereka membuat tujuan
mampu dilakukannya dan menghindari
jangka pendek setelah mereka membuat
tingkah laku yang dirasa tidak mampu
tujuan jangka panjang. Tujuan jangka
dilakukannya. Dimesi magnitude/level
pendek terutama membantu siswa untuk
berhubungan dengan tingkat kesulitan yang
menilai kemajuan mereka.
diyakini dapat diselesaikan oleh sesorang.
3) Pertimbangkan mastery. Beri imbalan
2) Tingkat Kekuatan (Strength)
pada kinerja siswa, imbalan yang
Tingkat kekuatan (Strength) berkaitan mengisyaratkan penghargaan
dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau penguasaan atas materi, bukan imbalan
pengharapan seseorang mengenai hanya kerena melakukan tugas.
kemampuannya. Pengharapan seseorang
4) Sediakan dukungan bagi siswa,
yang lemah mudah dirubah oleh pengalaman-
dukungan positif yang berasal dari guru,
pengalaman yang tidak menyenangkan.
orang tua dan teman sebaya.
Sebaliknya, pengharapan yang meyakinkan
akan mendorong seseorang tetap bertahan

© STKIP PGRI Banjarmasin 94 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017


Pahrul Arifin, Benny Nawa Trisna, Muh. Fajaruddin Atsnan e-ISSN 2579-3977

5) Pastikan agar siswa tidak terlalu Kenyataannya di lapangan berdasarkan


semangat atau terlalu cemas, jika siswa hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti
terlalu takut dan meragukan prestasi dengan ibu Hj Halimatus Sa’diah S.Pd., selaku
mereka maka rasa percaya diri mereka guru pengampu mata pelajaran matematika
bisa hilang. dikelas VII SMPN Negeri 27 Banjarmasin
tahun Pelajaran 2016/2017. Selama proses
6) Beri contoh positif dari orang dewasa
pembelajaran matematika berlangsung, masih
dan teman sebaya. Karakteristik tertentu
banyak siswa yang: a) ragu-ragu saat
dari model atau teladan ini bisa
mengemukakan pendapat, b) kurangnya minat
membantu siswa mengembangkan self-
terhadap matematika sehingga mereka
efficacy mereka.g
cenderung cepat menyerah saat mengerjakan
Menurut Del Siegle dan D. Betsy Mc tugas, c) lebih meyakini jawaban yang
Coach (2007) dalam Journal of Advance dikerjakan oleh temannya, dan d) hasil
Academics menyatakan instruksi-instruksi belajarnya belum sesuai harapan atau rendah.
yang dapat digunakan untuk meningkatkan
Melihat permasalahan yang ada, maka
self-efficacy siswa, diantaranya:
salah satu strategi pembelajaran inovatif yang
1) Mengulang pelajaran yang lalu, dapat diterapkan adalah Pendekatan
menyampaikan tujuan pembelajaran, Matematika Realistik (PMR). Karena dalam
memperhatikan jalannya pembelajaran PMR diupayakan materi matematika menjadi
agar tercapai tujuan pembelajaran, dan perluasan hasil penemuan siswa sendiri
mengulang tujuan pembelajaran di akhir (dengan bantuan guru), dan mengubah
pelajaran. kebiasaan dari pembelajaran yang menuntut
siswa untuk mendengar, mencatat, menghafal
2) Menyuruh siswa untuk mencatat hal-hal
rumus-rumus, dan mengerjakan soal-soal rutin
baru apa saja yang telah mereka
menjadi pembelajaran yang mengajak siswa
dapatkan hari itu atau yang istimewa.
bekerja, menemukan matematika dengan cara
3) Mendorong siswa yang kurang mampu mereka sendiri dari masalah kontekstual yang
dalam menggunakan kegagalan mereka realistik serta merefleksi proses,
untuk berusaha lebih keras. mendiskusikan proses dan hasil temuan
kelompok siswa, mengaitkan temuannya
4) Menggambarkan perhatian siswa
dengan pengetahuan sebelumnya dan
terhadap pertumbuhan mereka dan
menyajikan kesimpulannya di depan kelas.
memuji mereka atas kemampuan khusus
Maka peneiliti bermaksud untuk
mereka.
meneliti sejauh mana Pendekatan Matematika
5) Menggunakan contoh siswa sebagai Realistik mampu mengembangkan self-
orang yang sudah mampu menguasai efficacy siswa terhadap Matematika. Dengan
materi untuk menunjukkan bahwa rumusan masalah (1) Bagaimana self-efficacy
mereka telah menguasainya dan siswa siswa terhadap matematika sebelum dan
lain pun mampu menguasainya seperti sesudah pembelajaran melalui Pendekatan
mereka. Matematika Realistik. (2) Apakah
perkembangan self-efficacy siswa terhadap

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 95 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017

matematika sesudah diterapkan Pendekatan yang dikerjakan oleh temannya, dan d) hasil
Matematika Realistik lebih baik dibandingkan belajarnya belum sesuai harapan atau rendah.
sebelum diterapkan Pendekatan Matematika Data dalam penelitian ini ada data
Realistik. kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh melalui analisis terhadap jawaban
Metode Penelitian
siswa pada angket skala self-efficacy
Jenis Penelitian ini merupakan jenis matematika siswa. Data kualitatif diperoleh
penelitian ekperimen dengan desain penelitian melalui hasil jurnal siswa selama pelaksanaan
yang digunakan dalam penelitian Pre pembelajaran, yang kemudian dianalisis secara
Experimental Design. Penelitian ini hanya deskriptif untuk mendukung kelengkapan data
menggunakan satu kelas saja tanpa adanya kuantitatif dalam menjawab pertanyaan
kelas kontrol “One Group Pretest - Posttest penelitian. Untuk keperluan uji perbedaan
Design”. digunakan Uji peringkat bertanda Wilcoxon
(wilcoxon signed ranks test) merupakan
Tabel 1 Desain Penelitian One Group Pretest -
Posttest Design penyempurnaan dari uji tanda (signed test).
Pretest Perlakuan Posttest Digunakan untuk analisis statistik dua sampel
O1 X O2 dependen jika data yang akan dianalisis
Sumber : (Eka dan Ridwan, 2015:122). berskala ordinal atau nominal (Eka dan
Ridwan, 2015:274).
Keterangan:
X = Perlakuan (treatment) terhadap sampel.
O1 = Tingkat self-efficacy siswa Sebelum Hasil dan Pembahasan
perlakuan.
Hasil
O2 = Tingkat self-efficacy siswa Sesudah
perlakuan. 1) Data hasil Pretest Self-Efficacy Siswa

Populasi penelitian ini adalah seluruh Data hasil pretest merupakan data yang
siswa kelas VII SMP Negeri 27 Banjarmasin diperoleh melalui angket self-efficacy sebelum
semester genap tahun ajaran 2016/2017. diberi perlakuan. Pengambilan data ini
Sedangkan untuk sampel penelitian adalah bertujuan untuk mengetahui self-efficacy
siswa kelas VII D dengan jumlah siswa terhadap matematika sebelum dilakukan
sebanyak 30 orang, yang dipilih dengan teknik pembelajaran. pembelajaran yang dimaksud
Purpossive Sampling, dengan pertimbangan yaitu melalui Pendekatan Matematika
berdasarkan hasil wawancara dengan guru Realistik.
pengampu mata pelajaran matematika Ibu Hj
Halimatus sa’diah S.Pd., yang mengatakan Tabel 1 Kategori self-efficacy siswa sebelum
bahwa siswa di kelas VII D diperkirakan perlakuan
Interval Kategori F Persentase
memiliki self-efficacy yang rendah jika
X ≥ 120 Tinggi 4 13%
dibandingkan dengan kelas lainnya. Hal
80 ≤ X < 120 Sedang 14 47%
tersebut karena dikelas VII D siswa masih
X < 100 Rendah 12 40%
banyak yang: a) ragu-ragu mengemukakan
Jumlah 30 100%
pendapat, b) cenderung cepat menyerah saat
mengerjakan tugas, c) lebih meyakini jawaban

© STKIP PGRI Banjarmasin 96 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017


Pahrul Arifin, Benny Nawa Trisna, Muh. Fajaruddin Atsnan e-ISSN 2579-3977

Dari tabel 1, dilihat bahwa 4 siswa 50


dengan persentase 13% yang termasuk 40

rata-rata
kategori tinggi, 14 siswa termasuk kategori 30 Level

sedang 47%, dan jumlah siswa yang kategori 20 Strength

self-efficacy rendah berjumlah 4 siswa dengan 10 Generality


0
persentase 13%. Dimensi Self-efficacy

50
Gambar 2. Rata-rata skor berdasarkan dimensi self-
40 efficacy
Rata-rata

30 Level
3) Self-efficacy siswa terhadap matematika
20 Strength
sebelum dan sudah perlakuan
10 Generality

0 Berikut akan disjikan kategori self-


Dimensi Slef-efficacy
efficacy siswa terhadap matematika
berdasarkan hasil angket self-efficacy siswa
Gambar1. Rata-rata Self-efficacy siswa berdasarkan yang diisi sebelum dan sesudah perlakuan.
dimensi
30
2) Data Hasil Posttest Self-efficacy Siswa
25
Selanjutnya akan di analisis data hasil 20
Frekuensi

Sebelum
angket self-efficacy siswa terhadap matematika 15 Perlakuan
sesudah diberi perlakuan. 10 Sesudah
Perlakuan
5
Tabel 2. Kategori self-efficacy siswa sesudah
perlakuan 0
Tinggi Sedang Rendah
Interval Kategori F Persentase
KATEGORI
X ≥ 120 Tinggi 7 23%
80 ≤ X < 120 Sedang 22 74% Gambar 3. Kategori self-efficacy siswa
X < 100 Rendah 1 3%
Pada gambar 3 terlihat bahwa self-
Jumlah 30 100%
efficacy siswa terhadap matematika, dimana
siswa dengan kategori self-efficacy tinggi
Setelah diberi perlakuan self-efficacy sebelum perlakuan terdapat 4 siswa dan setelah
siswa terhadap matematika menjadi 1 siswa perlakuan menjadi 7 siswa, untuk siswa
dengan persentase 3% yang termasuk di dalam dengan kategori self-efficacy sedang 14 siswa
kategori rendah, 22 siswa termasuk kategori setelah perlakuan menjadi 27 siswa dengan
sedang dengan persentase 74%, dan jumlah kategori sedang, untuk siswa dengan kategori
siswa yang kategori self-efficacy tinggi self-efficacy rendah sebelum perlakuan
berjumlah 7 orang dengan persentase 23%. terdapat 12 siswa namun setelah perlakuan
hanya terdapat 1 orang siswa yang memiliki
self-efficacy terhadap matematika yang
rendah. Jika dilihat berdasarkan dimensi self-
efficacy siswa terhadap matematika liahat
diagram dibawah ini:

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 97 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017

60 baik dibandingkan sebelum diterapkan


Pendekatan Matematika Realistik.
sebelum
40
perlakuan : > :Perkembangan self-efficacy
setelah siswa terhadap matematika sesudah diterapkan
20 perlakuan Pendekatan Matematika Realistik lebih baik
0
dibandingkan sebelum diterapkan Pendekatan
Level Strength Generality Matematika Realistik.
Gambar 4. Self-efficacy siswa berdasarkan dimensi
Self-efficacy. Tabel 3. Hasil Test Statisticsb,c SPSS 16.0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa postest –


terdapat perbedaan antara pencapaian self- pretes
efficacy siswa terhadap matematika sebelum Z -4.721a
dan sesudah perlakuan. Hal ini didasarkan
pada perolehan persentase skor angket self- Asymp. Sig. (2-tailed) .000
efficacy siswa terhadap matematika sebelum Sig. .000
pembelajaran melalui Pendekatan Matematika Monte
Realistik dengan persentase kategori rendah Lower
Carlo .000
95% Bound
40%, kategori sedang 47%, dan yang termasuk Sig. (2-
Confidence
kategori tinggi 13%. Sedangkan self-efficacy tailed) Upper
Interval
.000
siswa terhadap matematika setelah penerapan Bound
pembelajaran melalui Pendekatan Matematika Lower
Realistik, diperoleh data tentang persentase .000
95% Bound
Monte
self-efficacy siswa terhadap matematika Confidence
Carlo
Interval Upper
menjadi 3% yang termasuk kategori rendah, Sig. (1- .000
Bound
74% untuk siswa yang termasuk kategori tailed)
sedang, dan 23% untuk kategori tinggi. Sig. .000
Untuk mengetahui apakah a. Based on negative ranks.
perkembangan self-efficacy siswa terhadap
matematika sesudah diterapkan Pendekatan b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Matematika Realistik lebih baik dibandingkan c. Based on 10000 sampled tables with starting seed
sebelum diterapkan Pendekatan Matematika 2000000.
Realistik. Maka data tersebut akan diuji
menggunakan uji Wilcoxon yang digunakan Output yang dilakukan melalui uji
dalam penelitian ini yaitu uji Wilcoxon dua wilcoxon untuk dua sampel yang dependen
sampel yang dependen (tetap) dengan bantuan diperoleh hasil uji SPSS Zhitung = -4.721
apkikasi SPSS 16.0 dengan taraf kepercayaan berdasarkan rank negatif. Karena pengujian
5% dengan hipotesis: yang dilakukan uji satu pihak (uji pihak kanan)
maka Pvalue yang digunakan adalah monte
: ≤ :Perkembangan self-efficacy carlo sig (1-tailed) yaitu Pvalue = 0.000
siswa terhadap matematika sesudah diterapkan sedangkan α = 0.05. karena P < α maka
Pendekatan Matematika Realistik tidak lebih Ho ditolak dan Ha diterima, dengan taraf

© STKIP PGRI Banjarmasin 98 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017


Pahrul Arifin, Benny Nawa Trisna, Muh. Fajaruddin Atsnan e-ISSN 2579-3977

kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan hal tersebut akan mempengaruhi self-efficacy
Perkembangan self-efficacy siswa terhadap siswa itu sendiri sehingga hal tersebut akan
matematika sesudah diterapkan Pendekatan mempengaruhi motivasinya untuk belajar.
Matematika Realistik lebih baik dibandingkan Sebaliknya, siswa yang memiliki harapan yang
sebelum diterapkan Pendekatan Matematika tinggi, akan mendorongnya untuk tetap
Realistik. bertahan dan selalu berusaha.
3) Tingkat generalisasi (generality)

Pembahasan Dengan skor rata-rata 30. Pada dimensi


ini self-efficacy dipandang sebagai keyakinan
1) Tingkat kesulitan (magnitude/level) seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk
Berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan
ketika seseorang merasa mampu untuk untuk menyelesaikan soal atau permasalahan
melakukannya. Dengan rata-rata skor skor yang melibatkan kemampuan siswa itu sendiri
sebelum perlakuan yaitu 26 merupakan skor sehungga berhasil. Sehingga pada dimensi ini
terendah dibanding dimensi lainnya. Hal itu bagaimana respon mereka terhadap mata
bearti dikelas VII D SMP Negeri 27 pelajaran matematika baik itu kesiapan belajar
Banjarmasin ketika mereka menghadapi atau keaktifan mereka saat pembelajaran, hal
masalah maka setiap orang akan berbeda ini mempengaruhi hasil belajar siswa dan
memandang masalah tersebut, ada yang keyakinan mereka. Siswa dengan self-efficacy
merasa masalah tersebut sulit bagi dirinya dan yang tinggi memiliki kualitas strategi belajar
ada yang merasa masalah tersebut mudah atau yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki
sedang bagi dirinya. Hal ini mengakibatkan self-efficacy rendah sehingga siswa yang
ketika mereka dihadapkan pada soal atau memiliki self-efficacy yang positif terhadap
masalah yang lebih sulit, mereka hanya akan matematika akan mempengaruhi siswa dalam
mencoba yang menurut mereka mampu pengambilan keputusan dan mempengaruhi
dilakukannya dan menghindari tingkah laku tindakan yang akan dilakukannya. Makin
yang dirasa tidak mampu dilakukannya. tinggi self-efficacy seseorang, makin besar
Dengan demikian, siswa dengan self-efficacy upaya, ketekunan yang dilakukan.
rendah terhadap tugas tertentu lebih berpikir Melalui pengamatan terhadap proses
tentang kekurangan pribadi mereka daripada pembelajaran yang dilakukan dengan
berpikir tentang menyelesaikan tugas, pendekatan metematika realistik, siswa dapat
sehingga akan menghambat kinerja mengumpulkan informasi yang diperlukan
keberhasilan menyelesaikan tugas. untuk membuat pertimbangan tentang
2) Tingkat kekuatan (strength) kemampuan dirinya sendiri. Melalui
pengalaman orang lain, ia dapat belajar dan
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat dapat membuat keputusan bagaimana
kekuatan dari self-efficacy mereka mengenai sebaiknya ia bertindak untuk situasi yang
kemampuannya sendiri. Misalnya seorang sedang ia hadapi, sedangkan pengelaman
siswa mempunyai harapan yang lemah atau sendiri jika pengalaman itu berupa pengalaman
rendah, ketika siswa mengalami kegagalan tentang keberhasilan, maka ia dapat
terhadap tugas matematika sebelumnya, maka

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 99 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017

menggunakan pengalaman itu untuk situasi Pada gambar 4 sumber mastery


yang sedang ia hadapi. Bila pengalaman experiences diperoleh siswa dari
tentang kegagalan, maka ia dapat membuat pengalamannya mengerjakan soal pada
keputusan untuk tidak melakukan hal yang Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa yang
sama. Pendekatan sosial atau verbal digunakan menguasai cara penyelesaian rutin dan berhasil
untuk meyakinkan seseorang bahwa ia memecahkan masalah dalam LKS merasakan
memiliki kemampuan untuk melakukan adanya perkembangan self-efficacy terhadap
sesuatu. Perlu diingat bahwa, pernyataan matematika pada dirinya. Setelah
negatif tentang kompetensi siswa dalam pembelajaran siswa yang gagal menyelesaikan
pembelajaran matematika dapat berakibat LKS dan menganggap soal yang diberikan
buruk terhadap siswa yang sudah kehilangan cukup sulit cenderung menghasilkan dua
keyakinan diri. Maka perlu hanya sebagai reaksi, yaitu pantang menyerah dan langsung
seorang guru kita memberikan dorongan serta putus asa. Saat diberikan tugas yang berkaitan
penguatan kepada siswa hal itu akan dengan kehidupan mereka maka peluang siswa
berdampak positif bagi perkembangan self- saling mencontek sedikit karena mereka fokus
efficacy siswa itu sendiri. pada pengamatan atau pengalaman yang
mereka alami. Semua siswa hampir
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas
mengerjakan soal-soal sendiri, minimal hanya
siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan
bekerja sama dengan teman sekelompok saja
matematika realistik, yakni pengungkapan ide
karena tugas mereka yang sama ha ini akan
ini merupakan salah satu wujud pengalaman
mengembangkan kondisi pisikologis siswa
sendiri, proses penyajian hasil kerja kelompok,
dalam menilai kemampuan yang mereka miliki
merupakan salah satu pengalaman orang lain,
untuk mnyelesaikan tugas yang diberikan.
proses dalam diskusi kelompok merupakan
salah satu wujud membentuk aspek sosial dan
aspek psikologis. Gambar berikut bagaimana
siswa beraktivitas dalam pembelajaran yang
dapat memicu berkembangnya kemampuan
self-efficacy siswa di dalam kelas.

Gambar 5. perwakilan siswa menyampaikan hasil


kerja kelompoknya

Pada gambar 5 di atas menujukan


pengembangan vicarious experiences yang
Gambar 4. Perwakilan siswa menuliskan hasil kerja bersumber dari guru dan teman sebaya. Hal itu
kelompoknya dapat dilihat pada gambar 5 terlihat seorang

© STKIP PGRI Banjarmasin 100 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017


Pahrul Arifin, Benny Nawa Trisna, Muh. Fajaruddin Atsnan e-ISSN 2579-3977

siswa mempresentasikan hasil kerja


kelompoknya di depan kelas. Tampilan siswa
ini merupakan wujud dari rasa percaya diri
dalam menyampaikan hasil kerja kelompok di
hadapan siswa lain dan dia memiliki
kemampuan berkomunikasi secara efektif.
Selain itu juga menghargai pendapat orang lain
bila ada pertanyaan atau saran yang
disampaikan oleh siswa dari kelompok lain.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru sebagai
model bagi siswa dalam memberi saran
Gambar 6. Guru membimbing untuk mengerjakan
perintah serta arahan dalam menyelasikan masalah yang diberikan
maslah yang diberikan. Sementara siswa
secara berkelompok dalam belajar, sehingga Gambar 3 menunjukan sumber verbal
siswa secara langsung melihat pengalaman persuasion berupa pertanyaan-pertanyaan
siswa lainnya dalam menyelesaikan masalah yang membimbing siswa. Hal ini menjadikan
yang diberikan, hal ini dapat menumbuhkan petunjuk diri bagi siswa dalam menyelesaikan
self-efficacy siswa terhadap matematika. soal yang dihadapinya, sehingga semakin
Sehingga siswa yang memiliki rasa percaya sering siswa melakukan atau menanyakan hal
diri, kerja keras, berani tampil dalam yang belum dipahaminya semakin siswa yakin
menguraikan gagasannya, kreatif dan kritis untuk memahami setiap tahapan pemecahan
dalam berbagai pemecahan masalah yang ia masalahnya sehingga pisikologis siswa dalam
hadapi, dan tidak mudah menyerah, maka hal menilai kempuannya dapat dikembangkan.
itu akan menumbuhkan serta mngembangkan Sehingga diharapkan pengungkapan ide-ide
keyakinan mereka terhadap kemampuan yang siswa itu dapat mnumbuhkan kemampuan
mereka miliki. komunikasi yang efektif, kerja keras, dan rasa
Dari hasil pengamatan pula terlihat percaya diri yang tinggi sehingga ide-ide yang
bahwa saat bekerja secara berkelompok sering baik itu bisa diwujudkan dalam bentuk
terjadi debat pengetahuan dalam pertanyaan, ataupun saran.
menyelesaikan masalah. Terjadi interaksi antar
kelompok, saling mengajarkan dan
bekerjasama satu sama lain. Siswa merasa
mampu mengerjakan hampir semua tugas yang
diberikan, dan dapat menyelesaikan masalah
sendiri. Namun masih ada siswa yang
mendapatkan temannya yang hanya
menantikan hasil penyelesaian dari temannya,
dalam arti tidak berpartisipasi aktif dalam
kelompok.
Gambar7. perwakilan dari kelompok terbaik
menerima penghargaan

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 101 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017

Guru berupaya menciptakan kegiatan tidak ada empat cara untuk menumbuhkan self-
pembelajaran dengan melalui Pendekatan efficacy, pertama, yaitu dengan memahami
Matematika Realistik yang nyaman dan betul apa yang harus dilakukan atau
menarik untuk pengembangan sumber membiasakan diri untuk menyelesaikan tugas
versuasi verbal Dalam penelitian yang dengan baik (mastery learn to do the task well).
dilakukan setiap pertemuan kelompok terbaik Kedua, dengan mencari contoh dari orang lain
diberikan hadiah sehingga siswa menjadi dan mengamati cara kerjanya (modeling and
tertarik dan berusaha agar menjadi kelompok observing others). Ketiga, dengan mencari
terbaik. Dengan mencari benda sekitar atau dukungan atau support dari orang lain atau
sesuatu yang berhubungan dengan garis dan lingkungan. Keempat, dengan melakukan
sudut di lingkungan sekolah sehingga mereka reinterpretasi terhadap stres, kerena bagaimana
merasa nyaman dan menjadi lebih senang orang yang mempunyai kepercayaan diri self-
belajar matematika. Aktivitas yang terjadi efficacy pasti pernah berkali-kali mengalami
pada kelas menunjukan bahwa saran Freedman kegagalan, tetapi selalu mengatasi rasa stress
(2012) agar siswa belajar santai dan nyaman yang diderita akibat kegagalannya.
benar-benar tercipta, sehingga kondisi tersebut Data yang diperoleh dari jurnal
dapat mengurangi kecemasan matematika mengenai pendapat siswa tentang
siswa, begitu pula dengan interaksi antar siswa pembelajaran yang dialami siswa melalui
dalam pembelajaran. Kemudian beberapa penerapan Pendekatan Matematika Realistik
siswa, tertantang dan bersemangat untuk menunjukkan kesan baik. Siswa merasa
mengerjakan soal dan tugas yang diberikan. senang dan nyaman dengan pembelajaran
Teori yang memperkuat hasil penelitian Pendekatan Matematika Realistik, pembagian
ini antara lain teori Bandura (1986), yaitu kelompok yang berbeda. Dengan instruksi
bahwa seseorang yang memiliki self-efficacy yang sama yang disesuaikan dengan
yang tinggi akan sangat mudah dalam kebutuhan siswa membuat mereka tidak
melakukan tugas-tugas yang sulit lebih baik dibeda-bedakan maupun direndahkan, siswa
sebagai sesuatu yang harus dikuasai bukan dapat mengerjakan sesuatu sesuai dengan
harus dihindari. Hal yang sama juga kemampuannya.
dikemukakan oleh Pajares & Schunk (2001),
yaitu bahwa efek positif secara konsisten akan
penilaian self-efficacy tentang kinerja. Self
efficacy mempengaruhi pilihan yang dibuat
orang dan tindakan yang mereka inginkan.
Selain itu, Bandura, (1998) mengemukakan
bahwa self-efficacy dapat dibangkitkan dari
diri siswa melalui empat sumber, yaitu (1)
pengalaman kinerja; (2) pengalaman orang
lain; (3) persuasi sosial; dan (4) keadaan
pisikologi.
Hal ini sejalan dengan dengan moma
(Hendriana 2009) yang mengataanbahwa Gambar 8. contoh potongan jurnal siswa
untuk mengembangkan self efficacy paling

© STKIP PGRI Banjarmasin 102 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017


Pahrul Arifin, Benny Nawa Trisna, Muh. Fajaruddin Atsnan e-ISSN 2579-3977

Dalam paparan siswa melalui jurnal pembelajaran melalui Pendekatan


terungkap bahwa, siswa tidak lagi merasa Matematika Realistik, diperoleh data
takut, ragu atau malu untuk mengajukan tentang persentase self-efficacy siswa
pendapat maupun bertanya. Hal ini mereka terhadap matematika menjadi 3% yang
sampaikan dalam jurnal atau catatan yang termasuk kategori rendah, 74% untuk
mereka buat. Bahkan ada yang menuliskan siswa yang termasuk kategori sedang, dan
bahwa pembelajaran yang mereka rasakan 23% untuk kategori tinggi.
membuat mereka yang awalnya kurang suka 2) Berdasarkan hasil uji Wilcoxon
dengan pelajaran matematika menjadi mulai menunjukan bahwa pengujian yang
suka dengan pelajaran matematika, yang dilakukan uji satu pihak (uji pihak kanan)
awalnya menganggap matematika itu sulit, sehingga Pvalue yang digunakan adalah
atau menakutkan menjadi lebih baik dan dapat monte carlo sig (1-tailed) maka nilai Pvalue
menerima sedikit demi sedikit perasaan = 0.000 sedangkan α = 0.05. karena
tersebut hilang. P < α maka Ho ditolak dan Ha
Tidak sedikit siswa yang memiliki diterima, dengan taraf kepercayaan 95%.
harapan dan semangat untuk lebih baik lagi Maka maka disimpulkan bahwa
dalam pelajaran matematika, karena seberapa perkembangan self-efficacy siswa
besar atau kecil kemampuan mereka, melalui terhadap matematika sesudah diterapkan
pembelajaran Pendekatan Matematika Pendekatan Matematika Realistik lebih
Realistik ini siswa yakin bisa lebih baik dibandingkan sebelum diterapkan
berkembang lagi. Berdasarkan jurnal siswa Pendekatan Matematika Realistik.
tentang pembelajaran Pendekatan Matematika
Realistik dapat disimpulkan bahwa, siswa
Saran
mempunyai respon yang positif terhadap
pembelajaran Pendekatan Matematika Saran dalam Penelitian ini diharapkan
Realistik dan pengembangan self efficacy dapat guru, pihak sekolah maupun peneliti
mereka lebih baik. lainnya agar dapat melakukan penelitian
dengan menggunakan variabel-variabel lain
Simpulan dan Saran serta memperhatikan faktor-faktor yang
Simpulan mempengaruhi pembelajaran selain self-
Berdasarkan hasil penelitian dan efficacy siswa, seperti self-estem dan self-
pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan regulated learning
self-efficacy siswa terhadap mata pelajaran
matematika sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
1) self-efficacy siswa terhadap matematika
sebelum pembelajaran melalui Anwar, Astrid, I. D. (2009). Hubungan Antara
Pendekatan Matematika Realistik dengan Self-efficacy dengan Kecemasan
persentase kategori rendah 40%, kategori Berbicacra di Depan Umum Pada
sedang 47%, dan yang termasuk kategori Mahasiswa Fakultas Pisikologi
tinggi 13%. Sedangkan self-efficacy siswa Universitas Sumatera Utara. Skripsi.
terhadap matematika setelah penerapan [Online]. Tersedia:

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 103 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017

http://repostory.usu.ic. Diunduh 24 Moma La. 2014. Self-Efficacy Matematik


Desember 2016. Pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
Bandura, A. 1998. Social Learning Theory. Matematika Volume 3, Nomor 2, Mei
New York: General Learning Press. 2014.
[Online].Tersedia: Nursilawati. 2010. Hubungan slef-efficacy
http://www.learningtheories.com/social- matematika dengan kecemasan
learning-theory-bandura-html. Diunduh menghadapi pelajaran matematika, UIN
29 Maret 2017. Syarif Hidayatullah. diakses
Bandura, A. 1986. Self-efficacy. [Online] http://repostory.uinjkt.ac.id pada 30
Tersedia: November 2016.
http://www.des.emory.edumfp/banEncy Siegle, Del, and D. Betsy McCoach.
:html. Diunduh 24 Maret 2016. "Increasing Student Mathematics Self
Eka dan Ridwan. 2015. Penelitian Pendidikan Efficacy Through Teacher Training."
Matematika. Bandung: PT Refika Journal of Advance Academics Vol.18
Aditama. No.2, 2007: 27.
Faturrohman, Muhammad. 2015. Model-
model Pembelajaran Inovatif.
Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
Ghufron M. Nur dan Risnawati Rini S. 2010.
Teori-Teori Psikologi.Jogjakarta:Ar-
Ruzz Media.
Hendriana dan Sumarno. 2014. Penilaian
Pembelajran Matematika. Cimahi: PT
Refika Aditama.
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar
Matematika. Jakarta: P2LPTK.
Laili, Lutfia Nur (2015). Meningkatkan Self-
Efficay Pelajaran Matematika
Menggunakan Layanan Penguasaan
Konten Dengan Tenik Modeling
Simbolik. Undergruadate thesis, UIN
Sunan Ampel Surabaya.
http://digilip.uin.ac.id/2474/ pdf diakses
24 November 2016.
Lestyanto, T. (2012). Hubungan Antara
Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Pati. Jurnal Pendidikan Nomor 2.
Muchid Abdul. 2009. Self-Eficacy Perspektif
Teori Kognitif Sosial dan Implikasinya
terhadap Pendidikan. Tadrîs. Volume 4.
Nomor 1. 2009.

© STKIP PGRI Banjarmasin 104 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai