Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui self-efficacy siswa terhadap matematika
sebelum dan sesudah pembelajaran melalui Pendekatan Matematika Realistik. (2) Mengetahui
perkembangan self-efficacy siswa terhadap matematika sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
Pendekatan Matematika Realistik. Jenis penelitian ekperimen dengan desain penelitian one group
pretest and posttes design, dengan populasi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Banjarmasin tahun peajaran
2016/2017. sampel penelitian dipilih dengan teknik purpossive sampling, sebanyak 30 orang siswa di
kelas VII D. Teknis analisis data yang digunakan teknik analisis deskriptif dan data analisis kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan self-efficacy siswa terhadap matematika sebelum perlakuan dengan
persentase kategori rendah 40%, kategori sedang 47%, dan 13% termasuk kategori tinggi. Sedangkan
self-efficacy siswa terhadap matematika setelah pembelajaran melalui PMR, diperoleh persentase self-
efficacy siswa terhadap matematika 3% yang termasuk kategori rendah, 73% untuk kategori sedang,
dan 23% untuk kategori tinggi. Melalui uji Wilcoxon pada taraf signifikan 5% memperlihatkan nilai
Sig. Sebesar 0,000 lebih kecil dari = 0,005. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perkembangan self-
efficacy siswa terhadap matematika melalui Pendekatan Matematika Realistik lebih baik dibandingkan
pembelajaran sebelumnya. Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini sebagai alternatif untuk
mengembangkan self-efficacy siswa terhadap matematika hendaknya guru menggunakan model
pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik.
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 93 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017
pencapaian prestasi belajar matematika siswa dalam usahanya. Dimensi ini berkaitan dengan
yang lebih baik. dimensi level, yaitu semakin tinggi taraf
Bandura (1997) mengemukakan bahwa kesulitan maka semakin lemah keyakinan yang
self-efficacy merupakan suatu faktor penentu dirasakan untuk menyelesaikan kesulitan
pilihan utama untuk pengembangan individu, tersebut.
ketekunan dalam menggunakan berbagai
3) Tingkat Generalisasi (Generality)
kesulitan, dan pemikiran memola dan reaksi-
reaksi emosional yang dialami. Self-efficacy Tingkat generalisasi (Generality)
dapat dikembangkan dari diri siswa dalam berkaitan dengan luas bidang tingkah laku
pembelajaran matematika, melalui empat yang dirasakan seseorang yakin akan
sumber, yaitu (1) pengalaman kinerja; (2) kemampuannya. Seseorang dapat merasa
pengalaman orang lain; (3) aspek dukungan yakin terhadap kemampuan dirinya. Apakah
langsung/sosial; dan (4) aspek psikologi dan terbatas pada suatu aktivitas dan situasi
afektif. tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan
Menurut Bandura (Ghufron dan situasi yang bervariasi.
Risnawita, 2010: 80), self-efficacy pada diri
Menurut Stipek dalam La Moma (2014)
seseorang akan berbeda antara satu orang
mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
dengan yang lainnya diantara:
untuk mengembangkan self-efficacy siswa
1) Tingkat Kesulitan (Magnitude/Level) antara lain:
Tingkat kesulitan (magnitude/level) 1) Ajarkan strategi spesifik. Ajari siswa
berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika strategi tertentu, seperti menyusun garis
seseorang merasa mampu untuk besar dan ringkasan, yang dapat
melakukannya. Dimensi ini memiliki meningkatkan kemampuan mereka
implikasi terhadap pemilihan tingkah laku untuk fokus pada tugas mereka.
yang akan dicoba atau dihindari. Seseorang
2) Bimbing siswa dalam menentukan
akan mencoba tingkah laku yang dirasa
tujuan. Bantu mereka membuat tujuan
mampu dilakukannya dan menghindari
jangka pendek setelah mereka membuat
tingkah laku yang dirasa tidak mampu
tujuan jangka panjang. Tujuan jangka
dilakukannya. Dimesi magnitude/level
pendek terutama membantu siswa untuk
berhubungan dengan tingkat kesulitan yang
menilai kemajuan mereka.
diyakini dapat diselesaikan oleh sesorang.
3) Pertimbangkan mastery. Beri imbalan
2) Tingkat Kekuatan (Strength)
pada kinerja siswa, imbalan yang
Tingkat kekuatan (Strength) berkaitan mengisyaratkan penghargaan
dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau penguasaan atas materi, bukan imbalan
pengharapan seseorang mengenai hanya kerena melakukan tugas.
kemampuannya. Pengharapan seseorang
4) Sediakan dukungan bagi siswa,
yang lemah mudah dirubah oleh pengalaman-
dukungan positif yang berasal dari guru,
pengalaman yang tidak menyenangkan.
orang tua dan teman sebaya.
Sebaliknya, pengharapan yang meyakinkan
akan mendorong seseorang tetap bertahan
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 95 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017
matematika sesudah diterapkan Pendekatan yang dikerjakan oleh temannya, dan d) hasil
Matematika Realistik lebih baik dibandingkan belajarnya belum sesuai harapan atau rendah.
sebelum diterapkan Pendekatan Matematika Data dalam penelitian ini ada data
Realistik. kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh melalui analisis terhadap jawaban
Metode Penelitian
siswa pada angket skala self-efficacy
Jenis Penelitian ini merupakan jenis matematika siswa. Data kualitatif diperoleh
penelitian ekperimen dengan desain penelitian melalui hasil jurnal siswa selama pelaksanaan
yang digunakan dalam penelitian Pre pembelajaran, yang kemudian dianalisis secara
Experimental Design. Penelitian ini hanya deskriptif untuk mendukung kelengkapan data
menggunakan satu kelas saja tanpa adanya kuantitatif dalam menjawab pertanyaan
kelas kontrol “One Group Pretest - Posttest penelitian. Untuk keperluan uji perbedaan
Design”. digunakan Uji peringkat bertanda Wilcoxon
(wilcoxon signed ranks test) merupakan
Tabel 1 Desain Penelitian One Group Pretest -
Posttest Design penyempurnaan dari uji tanda (signed test).
Pretest Perlakuan Posttest Digunakan untuk analisis statistik dua sampel
O1 X O2 dependen jika data yang akan dianalisis
Sumber : (Eka dan Ridwan, 2015:122). berskala ordinal atau nominal (Eka dan
Ridwan, 2015:274).
Keterangan:
X = Perlakuan (treatment) terhadap sampel.
O1 = Tingkat self-efficacy siswa Sebelum Hasil dan Pembahasan
perlakuan.
Hasil
O2 = Tingkat self-efficacy siswa Sesudah
perlakuan. 1) Data hasil Pretest Self-Efficacy Siswa
Populasi penelitian ini adalah seluruh Data hasil pretest merupakan data yang
siswa kelas VII SMP Negeri 27 Banjarmasin diperoleh melalui angket self-efficacy sebelum
semester genap tahun ajaran 2016/2017. diberi perlakuan. Pengambilan data ini
Sedangkan untuk sampel penelitian adalah bertujuan untuk mengetahui self-efficacy
siswa kelas VII D dengan jumlah siswa terhadap matematika sebelum dilakukan
sebanyak 30 orang, yang dipilih dengan teknik pembelajaran. pembelajaran yang dimaksud
Purpossive Sampling, dengan pertimbangan yaitu melalui Pendekatan Matematika
berdasarkan hasil wawancara dengan guru Realistik.
pengampu mata pelajaran matematika Ibu Hj
Halimatus sa’diah S.Pd., yang mengatakan Tabel 1 Kategori self-efficacy siswa sebelum
bahwa siswa di kelas VII D diperkirakan perlakuan
Interval Kategori F Persentase
memiliki self-efficacy yang rendah jika
X ≥ 120 Tinggi 4 13%
dibandingkan dengan kelas lainnya. Hal
80 ≤ X < 120 Sedang 14 47%
tersebut karena dikelas VII D siswa masih
X < 100 Rendah 12 40%
banyak yang: a) ragu-ragu mengemukakan
Jumlah 30 100%
pendapat, b) cenderung cepat menyerah saat
mengerjakan tugas, c) lebih meyakini jawaban
rata-rata
kategori tinggi, 14 siswa termasuk kategori 30 Level
50
Gambar 2. Rata-rata skor berdasarkan dimensi self-
40 efficacy
Rata-rata
30 Level
3) Self-efficacy siswa terhadap matematika
20 Strength
sebelum dan sudah perlakuan
10 Generality
Sebelum
angket self-efficacy siswa terhadap matematika 15 Perlakuan
sesudah diberi perlakuan. 10 Sesudah
Perlakuan
5
Tabel 2. Kategori self-efficacy siswa sesudah
perlakuan 0
Tinggi Sedang Rendah
Interval Kategori F Persentase
KATEGORI
X ≥ 120 Tinggi 7 23%
80 ≤ X < 120 Sedang 22 74% Gambar 3. Kategori self-efficacy siswa
X < 100 Rendah 1 3%
Pada gambar 3 terlihat bahwa self-
Jumlah 30 100%
efficacy siswa terhadap matematika, dimana
siswa dengan kategori self-efficacy tinggi
Setelah diberi perlakuan self-efficacy sebelum perlakuan terdapat 4 siswa dan setelah
siswa terhadap matematika menjadi 1 siswa perlakuan menjadi 7 siswa, untuk siswa
dengan persentase 3% yang termasuk di dalam dengan kategori self-efficacy sedang 14 siswa
kategori rendah, 22 siswa termasuk kategori setelah perlakuan menjadi 27 siswa dengan
sedang dengan persentase 74%, dan jumlah kategori sedang, untuk siswa dengan kategori
siswa yang kategori self-efficacy tinggi self-efficacy rendah sebelum perlakuan
berjumlah 7 orang dengan persentase 23%. terdapat 12 siswa namun setelah perlakuan
hanya terdapat 1 orang siswa yang memiliki
self-efficacy terhadap matematika yang
rendah. Jika dilihat berdasarkan dimensi self-
efficacy siswa terhadap matematika liahat
diagram dibawah ini:
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 97 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017
kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan hal tersebut akan mempengaruhi self-efficacy
Perkembangan self-efficacy siswa terhadap siswa itu sendiri sehingga hal tersebut akan
matematika sesudah diterapkan Pendekatan mempengaruhi motivasinya untuk belajar.
Matematika Realistik lebih baik dibandingkan Sebaliknya, siswa yang memiliki harapan yang
sebelum diterapkan Pendekatan Matematika tinggi, akan mendorongnya untuk tetap
Realistik. bertahan dan selalu berusaha.
3) Tingkat generalisasi (generality)
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 99 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 101 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017
Guru berupaya menciptakan kegiatan tidak ada empat cara untuk menumbuhkan self-
pembelajaran dengan melalui Pendekatan efficacy, pertama, yaitu dengan memahami
Matematika Realistik yang nyaman dan betul apa yang harus dilakukan atau
menarik untuk pengembangan sumber membiasakan diri untuk menyelesaikan tugas
versuasi verbal Dalam penelitian yang dengan baik (mastery learn to do the task well).
dilakukan setiap pertemuan kelompok terbaik Kedua, dengan mencari contoh dari orang lain
diberikan hadiah sehingga siswa menjadi dan mengamati cara kerjanya (modeling and
tertarik dan berusaha agar menjadi kelompok observing others). Ketiga, dengan mencari
terbaik. Dengan mencari benda sekitar atau dukungan atau support dari orang lain atau
sesuatu yang berhubungan dengan garis dan lingkungan. Keempat, dengan melakukan
sudut di lingkungan sekolah sehingga mereka reinterpretasi terhadap stres, kerena bagaimana
merasa nyaman dan menjadi lebih senang orang yang mempunyai kepercayaan diri self-
belajar matematika. Aktivitas yang terjadi efficacy pasti pernah berkali-kali mengalami
pada kelas menunjukan bahwa saran Freedman kegagalan, tetapi selalu mengatasi rasa stress
(2012) agar siswa belajar santai dan nyaman yang diderita akibat kegagalannya.
benar-benar tercipta, sehingga kondisi tersebut Data yang diperoleh dari jurnal
dapat mengurangi kecemasan matematika mengenai pendapat siswa tentang
siswa, begitu pula dengan interaksi antar siswa pembelajaran yang dialami siswa melalui
dalam pembelajaran. Kemudian beberapa penerapan Pendekatan Matematika Realistik
siswa, tertantang dan bersemangat untuk menunjukkan kesan baik. Siswa merasa
mengerjakan soal dan tugas yang diberikan. senang dan nyaman dengan pembelajaran
Teori yang memperkuat hasil penelitian Pendekatan Matematika Realistik, pembagian
ini antara lain teori Bandura (1986), yaitu kelompok yang berbeda. Dengan instruksi
bahwa seseorang yang memiliki self-efficacy yang sama yang disesuaikan dengan
yang tinggi akan sangat mudah dalam kebutuhan siswa membuat mereka tidak
melakukan tugas-tugas yang sulit lebih baik dibeda-bedakan maupun direndahkan, siswa
sebagai sesuatu yang harus dikuasai bukan dapat mengerjakan sesuatu sesuai dengan
harus dihindari. Hal yang sama juga kemampuannya.
dikemukakan oleh Pajares & Schunk (2001),
yaitu bahwa efek positif secara konsisten akan
penilaian self-efficacy tentang kinerja. Self
efficacy mempengaruhi pilihan yang dibuat
orang dan tindakan yang mereka inginkan.
Selain itu, Bandura, (1998) mengemukakan
bahwa self-efficacy dapat dibangkitkan dari
diri siswa melalui empat sumber, yaitu (1)
pengalaman kinerja; (2) pengalaman orang
lain; (3) persuasi sosial; dan (4) keadaan
pisikologi.
Hal ini sejalan dengan dengan moma
(Hendriana 2009) yang mengataanbahwa Gambar 8. contoh potongan jurnal siswa
untuk mengembangkan self efficacy paling
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 103 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017
Mengembangkan Self-Efficacy Matematika Melalui Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas VII
D SMP Negeri 27 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016-2017