Oleh :
ASEP SURYADI
NIM. 503016029879
1
2
Paraf Pembimbing
No. Judul dan Halaman Buku/Referensi
1 2
I 1. H. Ahmad Sabri, M. Pd., Strategi Belajar Mengajar
dan Micro Teaching, (Jakarta: Quantum Teaching,
2005), h.33
16. http://www.freewebs.com/hijrahsaputra/25/03/200
17. http:///www.geocities.com/heksagon
2001/pendidikankonstruktivisme/25/03/2008
2005), h.33-34
22. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya (Jakarta : Rineka Cipta, 2003),
h.2
37. Ibid, h. 10
6
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I
Penguji II
Yang Mengesahkan :
ABSTRACT
This research was aimed to know are the influence of constructivism teaching to
result of science learning activities . This research was established in Nurul
Islamiyah Islamic Elementary School at Ciseeng Bogor. Experiment was used as
the methodology of this research. There were 60 students who invaded to two
groups, experiment group and control group. The hypothesis testing using a "t"
test, and from the result of it calculation obtained "t" count was equal to 2,23
while t table at level of significant 5 % equal to 1,67. There by t-count was bigger
than t-table (t-count>t-table). This matter mean that Ho was refused and Ha was
accepted. Conclusion of this research is there are difference of mean the result of
science learning activities among student which was given the constructivism
teaching to result of learn science accepted or agreed. This matter indicate of
constructivism teaching is bring positive significant to the result of science
learning activities.
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Penulis
12
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK............................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR............................................................................... ix
B. Identifikasi Masalah..................................................... 6
A. Kerangka Teoretis
Konstruktivisme.............................................................. 11
Konstruktivisme.................................................... 18
Konstruktivisme ..................................................... 20
Mempengaruhinya ....................................................... 22
1. Hakikat Belajar................................................. 22
Siswa................................................................ 32
C. Kerangka Berpikir........................................................ 34
D. Pengajuan Hipotesis..................................................... 37
E. Variabel Penelitian....................................................... 39
A. Kesimpulan................................................................. 57
B. Saran........................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15
DAFTAR TABEL
20
39
47
48
50
51
16
DAFTAR GAMBAR
15
36
47
49
17
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lain, belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar
menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.1
Pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, adalah “Usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam hal
ini berarti dalam praktik usahanya pendidikan bertujuan untuk mewujudkan
suasana belajar yang aktif sehingga dapat meningkatkan potensi yang dimiliki
oleh peserta didik. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
anak didik dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan, pengajaran, dan
latihan atau pembiasaan yang diarahkan dalam rangka mengembangkan
kepribadian dan kemampuan peserta didik ke tingkat kedewasaan.2
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai
sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan.
Jadi pendidikan merupakan usaha sadar yang mengarah kepada tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan pendidikan merupakan target atau sasaran yang akan
dicapai dalam setiap kegiatan pendidikan. Perumusan tujuan pendidikan harus
1
H. Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005)h.33
2
Nurhasanah, Pengaruh Model Pembelajaran Remedial Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa, (UIN Jakarta, 2005 ) h. 1
19
diarahkan kepada dasar pendidikan yang ada. Dasar Pendidikan Nasional negara
kita adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Tujuan Pendidikan Nasional tertuang dalam Undang-Undang Tentang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang berbunyi :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.3
3
Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005), h.101-102
4
Depag RI, Pedoman Khusus Pengetahuan Alam Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Dirjen
Kelembagaan Agama Islam,2004), h.1
20
5
Depag RI, Standar Kompetensi Kurikulum 2004 (Jakarta:Dirjen kelembagaan Agama
Islam,2004)h.205-206
21
6
M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI (Bandung : IAIN Sunan Gunung Djati
Bandung, 2001), h. 49
7
M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI (Bandung: IAIN Sunan Gunung
Djati,2001),h.49
22
Karena penerapan model ini sangat baik dalam memotivasi siswa untuk berpikir
aktif serta mengambil tanggung jawab dalam pembelajaran dirinya.
Berkembangnya keterampilan berpikir akan berdampak pada peningkatan hasil
belajar IPA (sains).
Model konstruktivisme dalam pembelajaran adalah bahwa proses
belajar mengajar siswa sendiri yang aktif secara mental membangun
pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan
tentang belajar dan mengajar lebih berfokus pada suksesnya siswa mengorganisasi
pengalaman mereka.
Bertitik tolak pada uraian di atas maka dalam penelitian ini akan dikaji
lebih lanjut tentang berbagai faktor yang berhubungan dengan peningkatan
keterampilan berpikir rasional siswa melalui variasi pembelajaran yang lebih
menekankan pada pengalaman siswa sebelum siswa diajak dalam kegiatan belajar
mengajar, yang dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai ‘Pengaruh Pembelajaran Dengan Pendekatan Konstruktivisme
Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa MI. Nurul Islamiyah Ciseeng”.
B. Identifikasi Masalah
1. Pembatasan Masalah
2. Perumusan Masalah
D. Kegunaan Penelitian
BAB II
A. Kerangka Teoretis
Konsep Sains
8
Zulfiani, “Model Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme di MI/MTs”, (Seminar:strategi
Pembelajaran Sains yang Efektif di Madrasah:CEQDA UIN Jakarta)h.1
9
Depag RI, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, (Jakarta:Direktorat Jenderal
Kelembagaan Islam, 2006), h. 484. 8
26
10
Ibid, h. 484- 485
27
Perkembangan sains tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta (produk) saja,
tetapi juga timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Metode pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat sains yang dinamis
selama manusia dapat melanjutkan untuk melakukan pengamatan (observasi).
Dan penerapan metode ilmiah sains merupakan pengetahuan yang dinamis dan
berkembang, tidak statis, baik dalam prinsip maupun dalam praktik.
Kondisi yang memungkinkan membawa siswa untuk menuju ke
penguasaan terhadap pengertian struktur sains adalah dengan metode
pembelajaran konstruktivisme yang dapat dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah.
Nilai kebenaran sains bersifat relatif dan terbuka. Hukum-hukum sains
dapat diperiksa oleh siapapun. Oleh karena itu dalam melakukan metode ilmiah
harus bersifat obyektif, jujur, dan terbuka.
Hakikat sains mencakup dua aspek yaitu sains sebagai konsep (produk),
dan sains sebagai keterampilan proses (proses). Selain mampu menerapkan kedua
aspek tersebut, harus memiliki sikap dan nilai-nilai sains. Pemberian pengalaman
belajar secara langsung sangat ditekankan melalui pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan
memecahkan masalah. Keterampilan proses yang digunakan dalam pengetahuan
alam adalah : (1) Mengamati, (2) Menggolongkan, (3) Mengukur, (4)
Menggunakan alat, (5) Mengkomunikasikan hasil melalui berbagai bentuk seperti
lisan, tulisan, dan diagram, (6) Menafsirkan, (7) Memprediksi, dan (8) Melakukan
percobaan. 11
Dengan dikembangkannya keterampilan proses pada pendidikan sains,
berarti bahwa proses belajar lebih ditekankan pada keterampilan intelektual dari
pada materi pelajaran, karena materi pelajaran selalu dikaitkan dengan
keterampilan proses, maka keterampilan proses merupakan sejumlah keterampilan
yang memungkinkan siswa memproses lebih lanjut dalam mempelajari sains.
Karena siswa akan lebih berhasil bila proses belajar itu merupakan pengalaman
yang menyenangkan bagi siswa dan dengan belajar diharapkan siswa dapat
11
Kurikulum 2004, Standar Kompetensi, ( Jakarta :Depag RI Direktorat Jenderal
Kelembagaan Islam, 2004), h.210
28
12
Zulfiani, Model Pembelajaran Sains Berbasis Konstruktivisme di MI/MTs,(Seminar
Strategi Pembelajaran Sains yang Efektif Di Madrasah:CEQD, UIN Jakarta)h.1
13
Margaretha Sri Yuliariatingsih, The Development Of Interactive Teaching Model To
Enhance The Grade 3 Students Rational Thinking Skills, (Bandung : Seminar Nasional MIPA,
2004), h. 4
29
14
M. Muttaqin, Pendidikan IPA di SD/MI, Program Kerjasama Peningkatan Pendidikan
Dasar, (Bandung : Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati, 2001), h.53-54
30
15
Judy Mousley and Russel Tyttler, Constructivism Views Of Learning,(Deakin
University ,1998) p. 2
16
M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI, (Bandung : IAIN Sunan Gunung Djati,
2001), h. 52-53
31
Hal Baru
Hasil Interaksi dengan lingkungannya
(dalam pembelajaran)
SKEMATA
17
Didik P., Efektivitas Model Pembelajaran Biologi Berbasis Hands on, Seminar
nasional Pendidikan MIPA, JICA, Dibandingkan
2004, h. 2-3 dengan konsepsi awal
18
M. Muttaqin, “Pendidikan IPA di SD/MI”, (IAIN SGD, Bandung,2001),h. 51
Cocok
32
Tidak Cocok
Cocok
Jalan Buntu
( Tak Mengerti )
Mencapai
Keseimbangan
Mengerti Asimilasi
Pembelajaran Sains di MI
19
http://www. freeewebs.com./hijrahsaputra, 25/03/08
33
20
http;//www.geocities.com/heksagon2001/pendekatan konstruktivisme
34
21
opcit, h. 52 -54
22
M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI, (Bandung: IAIN SGD Bandung, 2001), h.
52-54
36
Pendekatan Konstruktivisme
Langkah/tahap-tahap
No. Uraian Kegiatan
pembelajaran
1. Menarik Perhatian Dalam tahapan ini, guru
memberikan pengertian singkat
tentang sebuah fenomena dan
23
Munas Prianto ramli, “Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan Metode
Konstruktivisme”,(Jurnal Pendidikan IPA, 2006) , h. 52- 53
37
1. Hakikat belajar
24
H. Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta: Quantum
Teaching,2005), h.33-34
25
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), h. 2
40
26
Sumadi Suryasubrata, Psikolgi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2007), h. 231
27
Ibid.231
28
Drs. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), h. 231-232
29
Syafarudin dan Irwan, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005),
h. 104
41
32
Nana Sudjana, ”Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar” (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2004), h. 46-47
43
33
Nana Sudjana, ”Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar” (Bandung : Sinar Baru
Algensindo, 2004), 47-49
47
34
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru
Algensindo, 2004), h.49-54
48
35
Drs. Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2004)h.233-
238
36
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), h.54
49
37
Ahmad Sabri, Strategi Belajar dan Micro Teaching (Jakarta : Quantum Teaching, 2005),
h. 48-49
38
Nana Sudjana, dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,
2004) h. 42-43
50
suasana belajar yang kaku, disiplin yang ketat dengan otoritas ada
pada guru.
c. Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Sering kita temukan
bahwa guru satu-satunya sumber belajar di kelas. Situasi ini kurang
menunjang kualitas pengajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai
tidak optimal.
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas pengajaran di sekolah
adalah karakteristik sekolah itu sendiri. Karakteristik sekolah berkaitan
dengan displin sekolah, perpustakaan yang ada di sekolah, letak
geografis, lingkungan sekolah,estetika dalam arti sekolah memberikan
perasaan yang nyaman, dan kepuasaan belajar, bersih dan nyaman.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur dalam
kualitas pengajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yaitu :
kompetensi guru, karakteristik kelas, dan karakteristik sekolah.
D. Kerangka Berpikir
menjadi suatu hasil nilai yang diperoleh siswa setelah selesai mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan tes.
Konstruktivisme
Eksplorasi
Pengembangan Aplikasi
52
E. Pengajuan Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
C. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V MI. Nurul Islamiyah Ciseeng
Bogor. Siswa berjumlah 60 orang, yang terdiri dari 30 orang siswa kelas VA, dan
30 orang siswa kelas VB.
D. Metode Penelitian
E. Variabel Penelitian
F. Instrumen Penelitian
Manusia
Manusia dan 22
14 13 3 30
Keterangan :
Tes dapat dilakukan baik jika tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur atau tes dapat dikatakan valid atau shahih.
Pengujian validitas tes pada penelitian ini didasarkan pada
pendekatan validitas konten, yaitu instrumen tes yang dibuat
dengan disesuaikan ruang lingkup materi yang disajikan, indikator, dan
aspek yang dikembangkan yang merupakan ranah kognitif yang meliputi
aspek ingatan, pemahaman, dan aplikasi pada pokok bahasan sistem
peredaran darah manusia.
Setelah melakukan penelitian di kelas eksperimen dan kelas kontrol,
instrumen berupa tes hasil belajar pada pokok bahasan Sistem Peredaran
Darah Manusia (yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya), diberikan
kepada siswa di dua kelompok ini. Tes berupa pilihan ganda berjumlah 30
soal. Setelah dilakukan hasil uji coba validitas dan reliabilitasnya hanya 19
soal saja yang dianggap telah memenuhi validitasnya.
2. Uji Reliabilitas
57
r 11 = ( n ) ( S² - Σpq )
n–1 S²
Keterangan :
Tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi tes yang menjawab benar
terhadap butir soal tersebut. Makin besar proporsi yang menjawab benar,
berarti makin rendah kesukaran butir soal itu. Yang selanjutnya berarti
bahwa butir soal itu makin mudah. Tingkat kesukaran butir soal sangat
dipengaruhi oleh tingkat kemampuan anggota kelompok peserta tes.
Dalam penelitian ini untuk mengatur taraf kesukaran digunakan
rumus sebagai berikut:40
TK = U + L
T
Keterangan :
39
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006), h.208
40
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet.ke-12, h. 119
58
41
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Rosdakarya,
2001), h.137
42
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet.ke-12, h. 120
59
4. Uji Normalitas
Uji Normalitas dimaksud untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji kenormalan yang
dikenal dengan uji Liliefors.
Lo = F ( Zi) - S(Zi)
Keterangan :
Lo/L observasi = harga mutlak terbesar
F (Zi) = peluang angka baku
S (Zi) = proporsi angka baku
Kriteria pengujian :
L hit < L tab data berdistribusi normal
L hit > L tab data berdistribusi tidak normal
5. Uji F untuk mengetahui adanya homogenitas atau variansi populasi antar
dua kelompok
Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians sampel atau dua
kelompok perlakuan dilakukan dengan menggunakan rumus :
Fh = S1² dengan S1 = S2 = N.ŽFx – (ŽFx)²
S2² N(N-1)
Keterangan :
Fh = F hitung
S1² = variasi terbesar
S2² = variasi terkecil
6. Untuk membandingkan perbedaan rata-rata antara kelompok kontrol dan
eksperimen digunakan uji “t”
Dalam mengolah data penulis menggunakan cara analisis statistik
dari data kuantitatif. Untuk melihat apakah ada pengaruh pembelajaran
pendekatan konstruktivisme, penulis menggunakan uji statistik “t”.
60
Keterangan :
X1 = rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme
X2 = rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang tidak diajar
dengan pendekatan konstruktivisme
N1 = jumlah sampel pada kelompok eksperimen
N2 = jumlah sampel pada kelompok kontrol
1 = bilangan konstan
SDX1 = standar deviasi kelompok eksperimen
SDX2 = standar deviasi kelompok kontrol
t = hasil hitung uji t
43
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), Cet.
Ke-12, h. 275.
61
BAB IV
A. Deskripsi Data
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi relatif/Persentase
Hasil Belajar Sains Siswa
Frekuensi
Nilai Titik Tengah Batas Nyata
Absolut Relatif
5 - 20 12,5 4,5 – 20,5 1 3,33
21 - 36 28,5 20,5 – 36,5 2 6,67
37 – 52 44,5 36,5 – 52,5 7 23,33
53 – 68 60,5 52,5 – 68,5 7 23,33
69 – 84 76,5 68,5 – 84,5 8 26,67
85 - 100 92,5 84,5 – 100,5 5 16,67
Jumlah 30 100
Pada tabel di atas terlihat bahwa pada kelas eksperimen jumlah siswa
yang mendapat nilai tinggi (69 – 100) lebih banyak ketimbang jumlah siswa
yang mendapat nilai (5 – 36). Pada data tertera bahwa nilai (69 – 84) adalah
nilai terbanyak yang diperoleh siswa. Sedangkan siswa yang mendapat nilai
dengan kategori sedang (37 – 68), jumlah siswa yang memperoleh nilai (37-
52) sama dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai (53 – 68). Hal ini
berarti mayoritas siswa berada pada level sedang.
Grafik 1.
Histogram Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Relatif/ Persentase Hasil Belajar Sains Siswa
Frekuensi
Nilai Titik Tengah Batas Nyata
Absolut Relatif
5 - 19 12 4,5 – 19,5 2 6,6,7
20 - 34 27 19,5 – 34,5 7 23,33
35 – 49 42 35,5 – 49,5 5 16,67
50 – 64 57 49,5 – 64,5 7 23,33
65 – 79 72 64,5 – 79,5 7 23,33
80 - 95 87,5 79,5 – 95,5 2 6,67
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada kelas kontrol siswa yang
mendapat nilai yang tinggi (65 - 95) sama dengan siswa yang
mendapatkan nilai rendah (5 – 34). Hal ini berarti perbedaan antara siswa
siswa yang pandai dengan yang kurang pandai tidak signifikan. Pada data
tertera nilai 7 adalah nilai yang terbanyak diperoleh siswa. Sedangkan
siswa yang mendapat nilai dengan kategori sedang (37 – 68), jumlah siswa
yang memperoleh nilai (50 – 64) lebih banyak dari jumlah siswa yang
memperoleh nilai (35 – 49). Hal ini berarti mayoritas siswa berada pada
level sedang berpotensi untuk ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
65
Grafik 2
Histogram Nilai Hasil Belajar Sains Siswa Kelas Kontrol
B. Analisis Data
1. Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian persyaratan analisis yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Uji Normalitas
66
Dimana :
X = ΣfX
Σf
= 1903
30
= 63,43
67
S1 = √ n ΣfX² - (ΣfX)²
N(n-1)
= √ (30x137001)-(1903)²
30(29)
= √ 4110000-3621409
870
= √ 488621
870
= 561,63
= 23,69
Dimana :
X = ΣfX
Σf
= 1508
30
= 50,27
S1 = √ n ΣfX² - (ΣfX)²
N(n-1)
= √ (30x89936)-(1508)²
30(29)
= √ 2698080-2274064
870
= √ 424016
870
= √487,38
= 22,08
= √16287,27 + 14134,38
58
= √2153,25 = 46,403
Dari data di atas, maka diperoleh nilai ttes :
Ttes = X1 - X2
Sg√(1) + (1)
n1 n2
= 63,43 – 50,27
46,403√1 - 1
30 30
= 13,16
22,9x0,258
= 13,16
5,9082
= 2,23
c. Tingkat signifikan
Menentukan tingkat signifikan dengan derajat keyakinan 95 % dan
α = 5 %.
Rumus : tα = (dk = n-2)
Maka : t = 0,05 (dk = 60 – 2)
t = (0,05;58), dengan menggunakan tabel distribusi t tidak didapat nilai
t untuk t = (0,05 ; 58), maka digunakan interpolasi sebagai berikut :
40 58 60
18 2
Dari tabel distribusi diperoleh nilai t(0,05;40) adalah 1,67 (lihat tabel
tstudent) maka :
ttabel (0,05;58) = (2 x 1,68) + (18 x 1,67)
18 + 2
= 3,36 + 30,06
20
= 33,42
20
= 1,67
72
1,67
e. Karena (thitung = 2,23) > (ttabel = 1,67), digambarkan di atas thitung
jatuh di sebelah kanan nilai ttabel sehingga Ho ditolak.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian serta interpretasi data antara yang
menggunakan pembelajaran pendekatan konstruktivisme dengan yang tidak
menggunakan pembelajaran pendekatan konstruktivisme, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Hasil belajar sains siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran
konstruktivisme lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional. Sehingga dengan demikian terdapat hubungan yang
signifikan antara yang dilakukan dengan pembelajaran pendekatan
konstruktivisme dengan yang tidak menggunakan pendekatan
pembelajaran konstruktivisme.
2. Berdasarkan perhitungan data tes hasil belajar dengan nilai α yang dipilih
adalah 5 %, maka harga t0,95 dengan dk = 58 dari perhitungan interpolasi
didapat ttabel =1,67 sehingga kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika
thitung mempunyai harga–harga lain. Karena hasil perhitungan data di atas
menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,23 yang berada di luar daerah
penerimaan Ho maka Ho ditolak. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
hasil belajar sains siswa kelas V MI. Nurul Islamiyah Ciseeng yang diajar
dengan menggunakan pembelajaran pendekatan konstruktivisme pada
taraf signifikansi 5 % lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar sains
siswa yang diajar dengan cara konvensional. Jadi dapat dikatakan bahwa
penggunaan pembelajaran pendekatan konstruktivisme membawa
pengaruh positif terhadap hasil belajar sains.
3. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran
pendekatan konstruktivisme terbukti mampu menjadikan pembelajaran di
kelas menjadi lebih aktif, lebih variatif, lebih dinamis, lebih
75
B. Saran
5. Guru bidang studi sains harus lebih meningkatkan bimbingannya dan mampu
merealisasikan materi yang terdapat di dalam kurikulum yang bermanfaat
bagi siswa dengan mengguanakan berbagai media yang dapat membantu
siswa dalam memahami suatu konsep yang diajarkan.
6. Siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar hendaknya
bersungguh-sungguh, tertib, disiplin, sesuai dengan perencanaan dan
langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar yang disarankan oleh guru di
sekolah.
7. Sekolah hendaknya dapat mengawasi keadaan, kondisi sekolah dengan
melengkapi alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan dalam menunjang
pembelajaran sains terutama dalam hal pengayaan metode/ model-model
pembelajaran sains.
8. Siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar hendaknya
bersungguh-sungguh, tertib, disiplin, sesuai dengan perencanaan dan
langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar yang disarankan oleh guru di
sekolah.
77
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin M., Pembelajaran IPA di SD/MI, Bandung : IAIN Sunan Gunung Djati
Bandung, 2001.
Mousley, J., and Tyttler, R., Constructivism and Conceptual Change View of
Learning Science, Deakin University Press 1998.
Sabri, A., Stategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta : Quantum
Teaching, 2005.
Suryabrata, S., Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Lampiran 1
SATUAN PEMBELAJARAN
Indikator :
Mengidentifikasi alat peredaran darah melalui gambar.
Mencari informasi tentang penyakit yang mempengaruhi alat peredaran
darah manusia.
Mempraktikkan kebiasaan hidup sehat untuk menghindari penyakit yang
berhubungan denganalat peredaran darah.
Pendekatan : Konstruktivisme
Metode : Ceramah, demonstrasi, eksperimen, tanya jawab, diskusi,
dan penugasan.
C. Alat dan sumber pembelajaran :
1. Alat Pembelajaran :
Lembar Kerja Siswa
Jam tangan
Bekas botol aqua 2 buah
Slang plastik panjangnya 50 cm, sebanyak 2 buah
Air
Gambar sistem peredaran darah manusia
Anatomi jantung
2. Sumber pembelajaran
Kurikulum KTSP, Buku paket Sains kelas V
Ensiklopedia sains
Buku penunjang yang sesuai
D. Langkah-langkah pembelajaran:
1. Appersepsi (mengungkapkan konsepsi awal siswa dan membangkitkan
motivasi.
2. Eksplorasi (memberiakn kesempatan siswa untuk menyelidiki dan
menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan
penginterpretasian data dalam suatu kegiauatan dan diskusi.
3. Diskusi dan penjelasan konsep.
4. Pengembangan dan aplikasi
Menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
mengaplikasikan pemahamannnya dalam bentuk evaluasi dan membuat
laporan.
81
Lampiran 2
TEKANAN DARAH
Langkah percobaan :
Genggamlah jari-jari tanganmu beberapa saat dan tanganmu menekan
pergelangan tangan kiri.
Bukalah jari-jari tangan kirimu perlahan-lahan.
Amati perubahan warna telapak tanganmu!
Ulangi percobaan ini sebaik-baiknya !
Hasil Pengamatan :
Warna telapakmu akan ................................................................................
Sebab............................................................................................................
Kemudian lepaskan tekanan pada pergelangan tanganmu, apa yang kamu
rasakan? Ualngi sebanyak 2 x !
Setelah tekanan pada tangan dihentikan, apa yang kamu
rasakan............................................................................
Berikan kesimpulanmu !
82
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA
Tekanan Darah dan Aliran Jantung
Langkah percobaan :
1. - Isilah botol berselang dengan air hingga penuh.
- Tekanlah botolnya perlahan-lahan
- Ulangi kegiatan ini sekali lagi !
Hasil pengamatanmu:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. - Ulangi kegiatan ini sekali lagi, tapi sumbatlah sebagian selangnya dengan
jari-jarimu.
- Tekan botolnya!
- Amati apa yang terjadi?
- Ulangi sekali lagi !
- Bandingkan hasil pengamatan ini dengan percobaan di atas!
Hasil pengamatanmu :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. - Ulangi kegiatan ini, tapi suruhlah temanmu menutup lubang selang dengan
jarinya.
- Tekanlah botol, amati apa yang terjadi dan bandingkan dengan kegiatan 1
dan 2 !
-Jika selang ditutup rapat, maka tekanan botol
semakin.......................................................................
-Karena.................................................................................................................
83
Lampiran 2
Lampiran 3
Nama : ..........................
Kelas : V (Lima)
Petunjuk:
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang kamu
anggap benar pada lembar jawaban yang sudah disediakan.
85
11. Kuman yang masuk ke dalam tubuh 12. Sari makanan dari dingding usus
dibasmi oleh..... diedarkan keseluruh tubuh oleh.....
a. Sel darah putih a. Plasma darah
b. Sel darah merah b. Sel darah merah
c. Plasma darah c. Keping darah
d. Keping darah d. Sel darah putih
13. Darah dapat mengikat oksigen 14. Drah dapat mengalair dalam tubuh
karena memiliki..... kita melalui.....
a. Eritrosit a. Sel kulit
b. Plasma darah b. Tulang
c. Hemoglobin c. Kelenjar
d. Trombosit d. Pembulu darah
15. Darah dapat memgikat oksigen 16. Darah dapat mengalair dalam tubuh
karena memiliki.... kita melalui.....
a. Eritrosit a. Sel kulit
b. Pasma darah b. Tulang
c. Hemoglobin c. Kelenjar
d. Trombosit d. Pembulu darah
17. Darah dari jantung diedarkan 18. Jantung kita terbagi.....
melalui..... a. Satu bilik tiga serambi
a. Pembulu darah b. Tiga bilik satu serambi
b. Pembulu vena c. Dua bilik dua serambi
c. Pembulu balik d. Empat serambi
d. Pembulu nadi
19. Jika pembulu darah dari paru-paru 20. setelah mengambil oksigen diparu-
ke jantung mengenai gangguan paru darah menuju jantung, yaitu....
akibatnya..... a. Serambi kanan
a. Paru-paru tidak berfungsi b. Bilik kanan
b. Paru-paru tidak mampu men- c. Bilik kiri
erma oksigen d. Serambi kiri
87
Lampiran 4
1. C 11. A 21. B
2. B 12. A 22. B
3. D 13. D 23. A
4. A 14. B 24. B
5. C 15. C 25. D
6. A 16. D 26. B
7. D 17. D 27. B
8. C 18. C 28. D
9. C 19. C 29. D
Lampiran 5
91
Lampiran 6
Lampiran 7
No Soal NP P= NP / 30 Keterangan
1 24 0.80 MUDAH
2 7 0.23 SUKAR
3 19 0.63 SEDANG
4 21 0.70 SEDANG
5 18 0.60 SEDANG
6 6 0.20 SUKAR
7 18 0.60 SEDANG
8 18 0.60 SEDANG
9 17 0.57 SEDANG
10 10 0.33 SEDANG
11 17 0.57 SEDANG
12 25 0.83 MUDAH
13 18 0.60 SEDANG
14 24 0.80 MUDAH
15 13 0.43 SEDANG
16 12 0.40 SEDANG
17 19 0.63 SEDANG
18 22 0.73 SEDANG
19 23 0.77 MUDAH
20 20 0.67 SEDANG
21 21 0.70 SEDANG
22 16 0.53 SEDANG
23 23 0.77 MUDAH
24 22 0.73 MUDAH
25 17 0.57 SEDANG
26 19 0.63 SEDANG
27 14 0.47 SEDANG
28 19 0.63 SEDANG
29 14 0.47 SEDANG
30 13 0.43 SEDANG
93
Lampiran 8
94
Lampiran 9
Lampiran 10
n s pq
2
r11
n 1 S2
X 2
X n
S2
n
362 2
4956
S2 30
30
4956 4368,133
S2
30
S 2 19,60
S = 4,427
19 1 19,60 4,05
r11 19 19
18 15,5
=
19 19
279,9
=
361
= 0,78
96
Lampiran 11
Lampiran 12
99
Lampiran 13
100
Lampiran 14
TABEL
NILAI-NILAI PRODUCT MOMENT
Lampiran 15
TABEL
LUAS DIBAWAH LINGKUNGAN KURVE NORMAL
DARI 0 S/D Z
102
Lampiran 16
Lampiran 17
TABEL
NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t
104
Lampiran 18
105
Lampiran 19
106