NIM : 061930320516
ZAKAT
A. Pengertian dan Hukum Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, zakat mempunyai beberapa arti yakni Al-
Barakah (keberkahan), An-Namaa (pertumbuhan), At-Thoharatu (kesucian)
dan As-Shalaahu (keberesan). Sedangkan secara istilah, meskipun para ‘ulama
mengemukakannya lewat redaksi yang agak berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat adalah
bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang Allah SWT. wajibkan
kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya
dengan persyaratan tertentu pula1.
Zakat sering dikemukakan untuk makna thaharah (suci), seperti
dalam firman Allah SWT. dalam QS.Asy-Syams ayat 9 :
Maksud kata zakka dalam ayat tersebut ialah menyucikan dari kotoran. Arti
yang sama (suci) juga terlihat dalam QS. Al-A’la ayat 14 :
1
Didin Hafidhudin. 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta : Gema Insani Press. Hal. 7
1
Adapun para ‘ulama madzhab mendefinisikan zakat sebagai
berikut :
1. Madzhab Maliki mendefinisikan zakat dengan, “mengeluarkan sebagian
yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nisab (batas
kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak
menerimanya (mustahiq) dengan catatan kepemilikian itu penuh dengan
mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian”.
2. Madzhab Hanafi mendefinisikan zakat dengan, “menjadikan sebagian
harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang
khusus, yang ditentukan oleh syari’at karena Allah SWT.”.
3. Madzhab Syafi’i mendefinisikan zakat dengan, “sebuah ungkapan untuk
keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan cara khusus”.
4. Madzhab Hanbali mendefinisikan zakat dengan, “hak yang wajib
(dikeluarkan) dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula”2.
2
Wahbah Al-Zuhayly. 2008. Zakat : Kajian Berbagai Madzhab. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Hal. 83-84
3
Abdul Al-Hamid Mahmud. 2006. Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan
Syari’ah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Hal. 4
4
Wahbah Al-Zuhayly. Op.cit., Hal. 89
2
B. Syarat Wajib Zakat
3
Harta yang dizakati disyaratkan produktif, yakni berkembang. Sebab salah
satu makna zakat adalah berkembang dan produktivitas, tidak dihasilkan
kecuali dari barang-barang produktif.
e. Harta yang dizakati telah mencapai nisab.
Maksudnya ialah nisab yang ditentukan oleh syara’ sebagai tanda kayanya
seseorang dan kadar-kadar yang mewajibkannya.
f. Harta yang dizakati adalah milik penuh.
g. Kepemilikan harta telah mencapai setahun (haul), menurut hitungan
tahun qomariyah5.
5
Wahbah Al-Zuhayly. Op.cit., Hal. 98-106
4
NAMA : ALFRI PRIHARTADI.M.S
NIM : 061930320052
1. Zakat Fitrah
Artinya :
“Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fithri sebanyak satu
6
Mursyidi. 2003. Akuntansi Zakat Kontemporer. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hal. 78
7
Nur Fathoni. 2015. Fikih Zakat Indonesia. Semarang : CV Karya Abadi Jaya, cet. Ke-1. Hal. 49
5
shaa’ kurma atau satu shaa’ gandum. Kewajiban itu dikenakan kepada
budak, orang merdeka, lelaki wanita, anak kecil, dan orang tua dari
kalangan umat Islam. Dan beliau memerintahkan agar zakat fithri itu
ditunaikan sebelum keluarnya orang-orang menuju shalat (‘Id)“
(HR. Bukhari No. 1503; Muslim No. 984)
Dalam sebuah buku yang berjudul Fiqh Islam (2017 : 207)
dijelaskan bahwa satu shaa’ setara dengan 3,1 liter. Apabila seseorang
ingin menggantinya dengan uang, maka disesuaikan dengan harga barang
pokok tersebut.
Dari hadits tersebut dapat kita simpulkan bahwa zakat fitrah wajib
bagi setiap muslim, baik wanita maupun pria, anak kecil maupun dewasa
atau orang tua, baik budak maupun orang yang merdeka. Adapun bagi
budak, yang wajib membayarnya ialah tuannya, dan untuk anak kecil yang
membayar ialah walinya atau yang memberi nafkah padanya.
a. Islam, orang yang tidak beragama Islam tidak wajib membayar zakat
fitrah.
b. Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan
Ramadhan. Anak yang lahir setelah terbenam matahari tidak wajib
membayar zakat fitrah.
c. Dia mempunyai lebihan harta dari keperluan makanan untuk
dirinya sendiri dan untuk yang wajib dinafkahinya, baik manusia
maupun binatang, pada malam hari raya dan siang harinya. Orang yang
tidak mempunyai lebihan harta, tidak wajib membayar zakat fitrah8.
2. Zakat Maal
8
Sulaiman Rasjid. 2017. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap). Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Cetakan ke-78. Hal. 208
6
Zakat maal yaitu zakat yang berkaitan dengan kepemilikan harta
tertentu dan memenuhi syarat tertentu 9. Adapun syarat wajib dari zakat
maal ialah yang sudah disebutkan pada “point B” di atas. Zakat ini terbagi
sesuai macam-macam harta yang wajib dizakati, yaitu sebagai berikut :
a. Zakat harta simpanan, yang termasuk dalam zakat ini ialah uang
simpanan, emas dan perak.
b. Zakat barang tambang dan temuan.
c. Zakat perdagangan.
d. Tumbuh-tumbuhan.
e. Zakat profesi.
ص َد َقاتُ ِإنَّمَا ِ وَ ِفي ُقلُوبُ ُه ْم وَ ا ْلم َُؤلَّ َف ِة عَ لَ ْي َها وَ ا ْلعَا ِم ِلينَ وَ ا ْل َمسَا ِك
َّ ين ِل ْل ُف َقرَ ا ِء ال
7
2. Miskin, yaitu orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan
kekurangan walaupun dalam kondisi kekurangan mereka tidak mengemis
dan tidak pula meminta belas kasihan orang lain.
3. Amil zakat, yaitu orang-orang yang ditunjuk untuk mengurusi masalah
zakat, termasuk para pengumpul, para penyimpan, para penjaga keamanan,
para penulis, serta para penghitung yang bertugas untuk menghitung
berapa kadar zakat yang harus dibayarkan dan kepada siapa saja akan
dibagikan.
4. Muallaf, yaitu orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang
baru masuk Islam yang imannya masih lemah namun mempunyai
pendirian kuat ditengah keluarganya yang masih kafir.
5. Riqab, yaitu budak belian yang diberi kesempatan oleh tuannya uuntuk
mengumpulkan uang guna penebus dirinya, agar dia mendapat status
sebagai manusia merdeka10.
6. Gharim, yaitu orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang
bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang
berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu
dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.
7. Fii Sabilillah, yaitu seorang yang berjuang untuk keperluan pertahanan
Islam dan kaum muslimin. di antara ulama’ ada yang berpendapat bahwa
fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum yang tujuan
untuk berbuat kebajikan seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-
lain.
8. Ibnu Sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan keluar dari
daerahnya yang bukan tujuan maksiat mengalami kesengsaraan dan
kehabisan bekal dalam perjalanannya.
Hikmah Zakat
10
Zakiah Daradjat. 1993. Zakat : Pembersih Harta dan Jiwa. Jakarta : Yayasan Pendidikan Islam
Ruhama. Hal. 81
8
Hikmah dari zakat sangatlah penting dalam lingkungan
masyarakat. Berikut hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari pelaksanaan
zakat :
1. Menolong orang yang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan
kewajibannya terhadap Allah dan terhadap makhluq Allah
(masyarakat).
2. Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlaq yang tercela, serta
mendidik diri agar bersifat mulia dan pemurah dengan membiasakn
membayarkan amanat kepada orang yang berhak dan berkepentingan,
seperti dalam Firman Allah SWT. QS.At taubah : 103.
3. Sebagai ucapan syukur dan terimakasih atas nikmat kekayaan yang
diberikan kepadanya.
4. Menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si miskin dan yang
susah.
5. Mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta-mencintai antara si
miskin dan si kaya.11
11
Sulaiman Rasjid. Op.cit., Hal. 217-218
12
Ahmad Rofiq. 2004. Fiqih Kontekstual : dari Normatif ke Pemaknaan Sosial. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar. Hal. 259
9
sukarela tanpa dibatasi waktu dan jumlah (haul dan nisbah) sebagai
kebaikan dengan mengharap ridho Allah13
Sama seperti halnya shadaqah, infaq juga mempunyai manfaat
yang sangat besar untuk mustahiq. Infaq berasal dari kata “anfaqa” yang
berarti mengeluarkan sesuatu untuk kepentingan sesuatu. Sementara
menurut syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan
agama islam. Jika pada nisabnya, maka infaq dan shadaqah terbebas dari
nisab. Infaq bisa dilakukan oleh siapapun baik yang berpenghasilan rendah
maupun sempit14.
Berikut perbedaan secara jelas antara zakat, shadaqah dan infaq :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
M. Irfan El-Firdausy. 2009. Dahsyatnya Sedekah Meraih Berkah Dari Sedekah. Yogyakarta :
Cemerlang Publishing. Hal. 14
14
Muhamad Sanusi. 2009. The Power of Sedekah. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani. Hal. 12
10
1. Zakat adalah hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan pada harta
tertentu yang dikhususkan untuk orang tertentu dan pada waktu yang telah
ditentukan. Hukum zakat ialah wajib, karena dalam Al-Qur’an Allah
menganggandengkan perintah zakat dengan perintah shalat. Begitupun
dalam rukun Islam, zakat merupakan rukun Islam yang ketiga.
2. Syarat wajib zakat :
a. Merdeka
b. Islam
c. Baligh dan berakal
d. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati
e. Harta yang dizakati telah mencapai nisab
f. Harta yang dizakati adalah milik penuh
g. Kepemilikan harta telah mencapai setahun (haul), menurut hitungan
tahun qomariyah
3. Zakat terbagi menjadi macam, yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Adapun
yang termasuk zakat maal adalah : zakat harta simpanan, zakat barang
tambang dan temuan, zakat perdagangan, tumbuh-tumbuhan, zakat
profesi. Adapun orang yang berhak menerima zakat ialah (8) : fakir,
miskin, alim zakat, muallaf, riqab, gharim, fii sabilillah, ibnu sabil.
4. Hikmah zakat ialah :
a. Menolong orang yang lemah dan susah
b. Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlaq yang tercela
c. Sebagai ucapan syukur
d. Menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul
e. Mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta-mencintai
3.
11
Daftar Pustaka
Al-Hamid Mahmud, Abdul. 2006. Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian Moneter dan
Keuangan Syari’ah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Daradjat, Zakiah. 1993. Zakat : Pembersih Harta dan Jiwa. Jakarta : Yayasan
Pendidikan Islam Ruhama
Fathoni, Nur. 2015. Fikih Zakat Indonesia. Semarang : CV Karya Abadi Jaya, cet.
Ke-1
Rasjid, Sulaiman. 2017. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap). Bandung : Sinar Baru
Algensindo. Cetakan ke-78
12